66 Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman
kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata yang dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu
menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung.
Adapun hal-hal yang termasuk didalamnya ialah : a.
Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata outstanding.
b. Membuat Standar Prosedur Operasi SPO untuk pelaksanaan
kegiatan di lapangan. c.
Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan
material lokal. d.
Memperioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa.
e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang
benar. f.
Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.
D. Konsep Dasar Ecotourism
Ada lima prinsip yang menjadi konsep dasar dalam pengembangan ecotorusimekowisata, yaitu :
a. Nature based Berbasis alam
Universitas Sumatera Utara
67 Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam
dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b.
Ecologically sustainable Berkelanjutan secara ekologis Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara
keseluruhan dan
dapat membuat
ekologi yang
berkesinambungan. c.
Environmentally educative Pendidikan Lingkungan Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan
atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
d. Locally beneficial Manfaat bagi Masyarakat Lokal
Pengembangan ecotourism
harus dapat
menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan
harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya
dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan.
e. Generates tourist satisfaction Menghasilkan kepuasan
wisatawan Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan
pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan.
Selama lima prinsip diatas, dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk
Universitas Sumatera Utara
68 memperhatikan aspek legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan
internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.
E. Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati
Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Aspek Pencegahan
Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara: Pemilihan lokasi yang tepat menggunakan pendekatan tata ruang
Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.
Rancangan atraksikegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.
Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme tour operator serta wisatawan
itu sendiri. Memilih Segmen Pasar yang sesuai.
2. Aspek Penanggulangan
Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan control of
visitor.
Universitas Sumatera Utara
69 Menentukan waktu kunjungan
Mengembangkan pengelolaan kawasan rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas melalui pengembangan sumber daya manusia,
peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas. 3.
Aspek Pemulihan Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk
pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan. Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa
ekowisata. Usulan Konsep Rancangan GEOPARK KALDERA TOBA:
1.
Konservasi menjaga dan melindungi warisan alam geosite,
warisan budaya menjadi sesuatu yang outstanding akan menjadi goal utama pada
kasus ini. 2.
Revitalisasi memvitalkan kembali perkampungan tradisional batak
dengan mengangkat unsur-unsur tradisional Batak Toba tahap ini dimasukkan konsep utama ecotourism atau ekowisasta
dengan memberdayakan unsur lokal. Salah satunya dengan membuat hunian bersifat homestay, sehingga turis pengunjung bisa
menikmati dan merasakan gaya hidup, budaya dan adat istiadat, kuliner serta kebiasaan masyarakat lokal.
Universitas Sumatera Utara
70 3.
Relokasi penghancuran bangunan-bangunan atau fungsi-fungsi
tambahan yang dinilai merusak citra lokal dan memindahkannya ke tempat yang lebih sesuai
misalnya pada bibir pantai danau toba di kawasan parbaba, pondok-pondok atau bangunan liar melanggar GSB yang
difungsikan sebagai area penjualan souvenir dan area penjualan makananminuman akan dihancurkan dan pantai akan dirancang
bebas dari bangunan dengan lebar minimal 20 meter. Sehingga pantai dapat difungsikan sebagai area olahraga, area santairekreasi
dan area edukasi. 4.
Edukasi pemanfaatan alam menjadi sebuah sarana pendidikan
Pembagian menjadi beberapa Kluster sebisa mungkin pada setiap spotpotensi di kawasan akan mempermudah penataan dan
perancangan masterplan. a.
Usulan konsep MAKRO pada kawasan :
1. Rencana Penataan Kawasan [secara umum]
2. Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman
3. Rencana Penataan Kawasan Akomodasi Wisata [Jembatan, Jalan,
Pelabuhan, Parkir, dll] 4.
Rencana Penaataan Geosite
5. Rencana Penataan Kawasan Drop Off Tracking
Universitas Sumatera Utara
71 6.
Rencana Penataan Kawasan Perkampungan Tradisional Batak Toba 7.
Rencana Penataan Pengembangan Natural Hot Spring
b. Usulan konsep MESO pada kawasan Pangururan :
1. Konsep Zona Inti
o Meningkatkan citra kawasan sebagai Obyek Daya Tarik
Wisata Khusus [GEOPARK] o
Meningkatkan image Natural Hot Spring dan balai seni tradisional batak Toba
o Meningkatkan pelayanan kawasan untuk fungsi
permukiman; perdagangan dan jasa; dan pariwisata
2. Konsep Zona Pendukung
o Meningkatkan fungsi kawasan sebagai zona perlindungan
dan pemeliharaan [konservasi] o
Meningkatkan citra kawasan dengan pengembangan spot view dan jalur alternatif
3. Konsep Zona Pengembangan
o Meningkatkan image kawasan sebagai obyek wisata khusus
o Meningkatkan fungsi kawasan untuk mendukung zona inti
o Meningkatkan pelayanan kawasan untuk fungsi
permukiman dan pariwisata
Universitas Sumatera Utara
72
Gambar 3.9.Usulan Konsep Makro
Setelah mengusulkan perencanaan dalam bentuk makro dan meso kami selanjutnya beralih ke usulan mikro. Dimana usulan-usulan yang diajukan akan
dirancang dan ditata mengikuti keadaan kota pangururan. Adapun usulan- usulannya yaitu signage, tong sampah, gerbang tano ponggol, penataan sungai tano
ponggol, souvenir shoplocal craftsmanship, gantole, beachsports, penataan hotspring, dermaga, homestay, peltakan toilet umum, shelter di area kebun raya
samosir, pasar tradisional, gallery geopark, taman kota, shelter hiking, jogging dan bicycling track, agricultural field, area pemancingan, museum sejarah dan budaya,
bangunan riset dan edukasi, area kuliner, green walk, dan rekreasi air. Fungsi-fungsi tersebut dirancang dan ditata tersebar diseluruh kawasan pangururan dan
sekitarnya. Pada pengerejaan mikro kami membagi usulan-usulan fungsi yang
disebutkan diatas kepada seluruh anggota kelompok untuk mulai menata dan
Universitas Sumatera Utara
73 merancangnya. Saya mendapatkan bagian pengerjaan yaitu Fishing zone, Toilet,
Taman Kota, Jogging track, bycicle track, Shelter and climber, Revitalisasi Pasar, Gallery Geopark. Kami merancang usulan-usulan fungsi kami dengan sebuah acuan
Needs, Context, And Form, dengan berdasarkan tema Ecotourism.
Universitas Sumatera Utara
74
1. Fishing Zone Needs
USERS ACTIVITY
SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara Memarkirkan kendaraan,
Memancing, Menyewa
alat, Latihan memancing, Membayar
hasil pancingan, KmWc.
Area Memancing
Pengelolah Memarkirkan kendaraan,
Mengelolah Pemancingan, Menyewa
dan menjual kebutuhan memancing, KmWc
Area Pelatihan Memancing
Petugas Kebersihan Memarkirkan kendaraan,
Membersihkan lokasi,
KmWc Kantor
Pengelolah
Pelatih Memancing Memarkirkan kendaraan,
Melatih memancing. Tempat
Penyewaan Alat Pancing
Tempat Pejualan
Parking Zone
Universitas Sumatera Utara
75
Table 3.1.Needs Fishing Zone
Area memancing yang terletak di Geopark kami ini merupakan sebuah wadahtempat menyalurkan hobi bagi para turis ataupun pengunjung yang suka
memancing. KmWc
Universitas Sumatera Utara
76
Context
Potensi yang begitu banyak dan luar biasa dari Danau Toba selayaknya dapat mensejahterakan masyarakat Pangururan apabila mereka mau memanfaatkan
serta menjaga dan merawatnya
Gambar 3.10.Site Fishing zone
Gambar 3.11.Foto Eksisting site Fishing zone
Universitas Sumatera Utara
77
Form
Mass Concept
Gambar 3.12.Bentukan massa Fishing zone
Masterplan
Gambar 3.13.Masterplan Fishing zone
Table 3.2. Legenda masterplan
Legenda
A. Pusat informasi, Kantor
Pengelolah B.
Parking Zone C.
Sirkulasi D.
Tempat Penyewaan dan Penjualan
E. Service
F. Area Memancing
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 3.14.Sketsa Suasana Fishing zone
Universitas Sumatera Utara
79
2. JOGGING TRACK BICYCLE TRACK Needs
Tujuan diadakan usulan fungsi Jogging Track dan Bycicle Track yaitu sebagai fasilitas penunjang untuk para wistawan yang berkunjung. Jogging
Track dan Bycicle Track ditata sebaik mungkin agar para pengguna fasilitas dapat nyaman menggunakannya.
Table 3.3 Needs Jogging Track Bike Track
USERS ACTIVITY
SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara Memarkirka Kendaraan,
Berjalan kaki, Jogging, Bersepeda, Istirahat
Jalur Kendaraan
bermotor
Pengelolah Menjaga
dan membersihkan
track, KMWC
Jogging Track
Bycicle Track KmWc
Universitas Sumatera Utara
80
Context
Danau Toba merupakan view terbaik dari pangururan, dengan memanfaatkan view tersebut jogging track dan bycicle track didesain di wilayah
yang dekat dengan Danau Toba.
Gambar 3.15.Site Jogging Track and Bike Track
Gambar 3.16. Foto Eksisting Site Jogging Track and Bike Track
Universitas Sumatera Utara
81
Form
Masterplan
Table 3.4. Legenda Masterplan
Gambar 3.17.Masterplan Jogging Track and Bike Track
Gambar 3.18. Sketsa Suasana Track and Bike Track Legenda
A. Jogging Track 3 M
B. Bycicle Track 4 M
C. Jalur Kendaraan
Bermotor 6 M D.
Vegetasi 75 CM
A
B C
D
Universitas Sumatera Utara
82
3. SHELTER CLIMBER Needs
Area penampung bagi para pendaki, suatu zona dimana digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi para pendaki. Shelter climber juga dapat menjadi ttitk
acuan bagi para pendaki untuk berjumpa dan juga berkumpul diatas gunung.
USERS ACTIVITY
SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara
Berjalan kaki untuk mendaki keatas, buang air besar air
kecil, Tidur,
Makan, Menikmati
Pemandangan, Pulang
Tempat Penampunga
Pendaki
Pengelolah Mengelolah
Penampungan bagi
para pendaki
Memenejemen, Menjaga,
dan Membersihkan,
KMWC Track Mendaki
Tim SAR Berjalan kali untuk mendaki
keatas, buang air besar air kecil, Tidur, Makan, Mencari
pendaki yang hilang, Pulang Kantor
Pengelolah
KmWc
Table 3.5. Needs Shelter Climber
Universitas Sumatera Utara
83
Context
Pusuk Buhit gunung yang berada di daerah Pangurura menjadi lokasi dimana para pendaki dapat menyalurkan hobinya di daerah pangururan.
Gambar 3.19. Site Shelter Climber
Gambar 3.20. Foto Eksisting Site Shelter Climber
Universitas Sumatera Utara
84
Form
Mass Concept
Gambar 3.21.Bentukan massa Shelter
Universitas Sumatera Utara
85 Masterplan
Table 3.6. Legenda Masterplan
Gambar 3.22.Masterplan Shelter Climber
Stage Pusat berfungsi sebagai tempat berkumpul para pendaki Sirkulasi sebagai sirkulasi jalan antar Shelter
Shelter sebagai tempat istirahat para pendaki
Gambar 3.23.Sketsa Suasana Shelter Climber Legenda
A. Stage pusat
B. Sirkulasi
C. Shelter
A B
C
Universitas Sumatera Utara
86
4. TOILET Needs
Toilet merupakan sesuatu yang sangat penting bagi para wisatawan. Namun adapun permasalahan yang ada di Pangururan yaitu tidak terdapatnya Toilet umum
bagi para wisatawan.
Table 3.7. NeedsToilet
USERS ACTIVITY
SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara Kamar Mandi
Perempuan
Pengelolah Kamar Mandi
Laki-Laki
Universitas Sumatera Utara
87
Context
Untuk penerapan awal site yang diambil untuk kamar mandi umum yaitu jalan menuju Danau Sidihoni, Pantai Pasir Putih Parbaba, dan Gunung Pusuk Buhit
Gambar 3.24. Site Toilet
Gambar 3.25. Foto Eksisting Site Toilet
Universitas Sumatera Utara
88
Form
Mass Concept
Gambar 3.26. Bentukan Massa Toilet
Tampak Depan Toilet
Gambar 3.27. Tampak Depan Toilet
Gambar 3.28.Sketsa Suasana Toilet
Universitas Sumatera Utara
89
5. REVITALISASI PASAR Needs
Pasar tradisional yang menjadi salah satu tradisi di indonesia juga terdapat di Kec. Pangururan. Pasar tersebut menjadi satu satunya pasar yang sangat inti bagi
Kecamatan Pangururan. Tidak hanya masyarakat lokal saja yang datang kepasar tersebut namun para turis dan wisatawan juga selalu berkunjung. Sayangnya
keadaan sekarang cukup memprihatinkan dimana pasar tersebut sangat jorok dan sangat tidak teratur
Table 3.8. Needs Revitalisasi Pasar
USERS SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara Pusat Pasar
Pedagang Kantor
Pengelolah Pengelolah
KMWC
Universitas Sumatera Utara
90
Context
Pusat pasar pada daerah pangururan sangat memiliki potensi yang luar biasa dimana selalu ramai dikunjungi masyarakat lokal maupun turis namun pasarnya
sendiri sangat tidak teruurus dan sangat jorok.
Gambar 3.29.Site Revitalisasi Pasar
Gambar 3.30.Foto Eksisting Site Revitalisasi Pasar
Universitas Sumatera Utara
91
Form
Gambar 3.31.Master Plan Revitalisasi Pasar
Gambar 3.32.Sketsa Suasana Revitalisasi Pasar
Universitas Sumatera Utara
92
6. GARDENPARK Needs
Taman Kota merupakan publlic space yang disediakan oleh pemerintah sekitar. Begitu juga dipangururan terdapat sebuah taman kota, berlokasi dipusat
kota pangururan, namun sangat disayangkan msyarakat yang sama sekali tidak peduli atas taman itu dan sekarang taman itu menjadi tidak terurus
Table 3.9. Needs GardenPark
USERS SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara Public Space
Pengelolah
Universitas Sumatera Utara
93
Context
Terletak di pusat kota panguruan. Site yang berbentuk segita ini di keliling oleh jalan raya pangururan
Gambar 3.33.Site GardenPark
Gambar 3.34. Foto Eksisting Site GardenPark
Universitas Sumatera Utara
94
Form
Konsep yang diterapkan pada City
Park ini berbentuk seperti atap rumah
batak.
Gambar 3.35. Master Plan GardenPark
Gambar 3.36. Sketsa Suasana GardenPark
Universitas Sumatera Utara
95
7. GALLERY GEOPARK Needs
Gallery Geopark merupakan sebuah tempat dimana dipanjang batu batu yang berasal dari lepengan gunung toba. Gallery Geopark Kaldera Toba ini kami
usulkan tidak hanya sebagai tempat wisata namun juga sebagai tempat studi bagi para pelajar dan juga para mahasiswa kedepannya.
USERS ACTIVITY
SPACE
PengunjungTuris -
Lokal IndividuKelompok
- Mancanegara
Datang ke Museum, Memarkir kendaraan, Membeli tiket dan
menitipkan barang, Masuk ke Museum, Mencari informasi,
Melihat koleksi-koleksi tetap, Melihat
koleksi-koleksi sementara, Menerima ilmu
mengenai koleksi-koleksi pada Museum,
Istirahatmakan siang,
Mengobrol dan
bersantai, Membeli oleh-oleh, KMWC
Ruang Utama
Ruang pameran
tetap, ruang
pameran kontemporer,
ruang auditorium,
ruang edukasi,
perpustakaan.
Pengelolah Memarkirkan
kendaraan, Masuk
Kantor, Menerima
tamu, Mendata
koleksi, Melakukan perawatan koleksi,
Ruang pengelola
Pintu masuk
khusus service utama, Ruang
kantoradministrasi,
Universitas Sumatera Utara
96 Menjelaskan
koleksi, Menyimpan koleksi, KMWC
Ruang Transit Koleksi, Ruang
penyimpanan koleksi,
Ruang transit
koleksi, Ruang kantor
Petugas Kebersihan Memarkirkan
kendaraan, Membersihkan dan merapikan
Gallery, KMWC
Ruang Penunjang
Ruang penjualan tiket dan penitipan barang, Pintu
masuk Main Entrance, Lobi,
Perpustakaan, Taman, Ruang cendramata
Security Memarkirkan
kendaraan, Menjaga Gallery, KMWC
Ruang Service
Tempat parkir,
Lobi, Toilet,
Pintu masuk
khusus service utama, Ruang
penyimpanan koleksi,
Ruang transit
koleksi, Pos jaga
Table 3.10. Needs Gallery Geopark
Universitas Sumatera Utara
97
Context
Danau di atas danau yaitu Danau Sidihoni, merupakan site yang dipilih untuk fungsi Gallery Geopark hal ini dilandaska atas potensi danau sidihoni yang sangat
luar biasa.
Gambar 3.37. Site Gallery Geopark
Universitas Sumatera Utara
98
Gambar 3.38. Foto Eksisting Site Gallery Geopark Form
Mass Concept
Gambar 3.39. Bentukan Massa Gallery Geopark
Universitas Sumatera Utara
99 Masterplan Gallery Geopark
Gambar 3.40. Master Plan Gallery Geopark
Table 3.11. Legenda Master Plan
Legenda
A. Gallery Geopark
B. Parking Zone
C. Sirkulasi
D. Danau Sidihani
A
B C
D
Universitas Sumatera Utara
100 Tampak Depan Gallery Geopark
Gambar 3.41. Tampak Depan Gallery Geopark
Gambar 3.42. Sketsa Suasana Gallery Geopark
Universitas Sumatera Utara
101 Dengan batas waktu pengerjaan kami yang terbatas. Kami hanya bisa
melakukan semaksimal dengan mengerjakan bahan bahan diatas. Sampailah hari dimana Preview 2 dimualai. Walaupun semua anggota tim belum ada istirahat sama
sekali kami tetap semangat untuk menjalankan Preview 2. Setelah Presentasi kami berjalan ternyata apa yang kerjakan mendapat
kritikan keras. Bahan yang kami presentasikan sama sekali tidak dapat memuasakan para dosen penguji. Walaupun sudah ada beberapa perbaikan dari kesalahan yang
kami lakukan saat preview satu namun kesalah yang kami buat pada preview dua jauh lebih banyak.
Kritikan yang paling ditegaskan oleh para dosen penguji yaitu semua rancangan, semua desaign tidak memiliki dasar yang kuat. Sebuah
rancangan harus memiliki latar belakang yang kuat yang layak untuk dipresentasikan, namun yang kami kerjakan ternyata tidak sesuai. Lalu ada juga
dipertanyakan paket pariwisata yang dijadikan sebuah saran disaat preview satu, kenapa tidak ada. Beberapa desaign dipuji bagus, indah namun tetap saja desaign
tersebut apabila dipindahkan ke area dan lokasi manapun hal itu sangat mungkin terjadi sebab latar belakang yang di minta diawal tidak ada dan nilai Danau toba itu
sendiri tidak ada. Persiapan yang kami kerjakan mulai dari survey, pengerjaan dengan batas
waktu yang minim semuanya menuju tempat yang salah. Nilai Geopark yang kami kembangkan sama sekali tidak memiliki nilai apapun, hal ini pada dasarnya juga
disebabkan oleh pemahaman kami sendiri yang masi sedikit mengenai Geopark itu sendiri. Proses yang panjang dan melelahkan ini yang pada akhirnya mengarahkan
kami ke sebuah jurang yang menyesatkan inilah yang mencerminkan judul bab ini yaitu “Bersakit-sakit Bersama”.
Universitas Sumatera Utara
102
BAB IV LUKA YANG DIOBATI
Setelah melewati sidang Preview 2 seharusnya sudah mulai mengerjakan projek dan skripsi secara individu. Namun karena pada saat preview 2 masi terlalu
banyak kesalahan yang kami perbuat. Maka dosen pembimbing kami menganjurkan kami masih dalam bentuk kelompok selama 1satu minggu kedepan
dan menyelesaikan semua kesalahan kami dalam bentuk buku. Buku yang berisi mengenai semua rangkuman yang kami kerjakan tentang Geopark Kaldera Toba
dari awal sebelum Preview 1 sampai dengan Preview 2. Buku yang menjelaskan tentang Geopark Kaldera Toba. Buku tersebut
mencakup mulai dari penjelasan tentang Geopark, penjelasan mengenai Danau Toba ,data potensi-potensi yang kami cari untuk persiapan Preview 1, pembahasan
mengenai tema ecotourism, penjelasan mengenai master plan makro, sampai revisi yang kami kerjakan mengingat saat preview 2 terlalu banyak kesalahan pada bahan
kami. Revisi-revisi tersebut mencakup analisa mengenai usulan perfungsi yang menjelaskan tujuan dan alasan mengapa bentuk dari fungsi-fungsi yang diusulkan.
Juga terdapat mengenai skenario pariwisata yang dosen penguji kami minta saat sidang Preview 2.
Beberapa revisi yang dilakukan dan dicantumkan kedalam buku Geopark Kaldera Toba. Terdapat juga pengerjaan skenario wisata yang dikerjakan kelompok
sesuai dengan permintaan dosen penguji. Berikut akan saya lampirkan mengenai skenario wisata pada Geopark Kaldera Toba.
Universitas Sumatera Utara
103
Table 4.1. Trip 1 hari A Table 4.2. Trip 1 hari B
Table 4.3. Trip 1 hari C Table 4.4. Trip 1 hari D
Universitas Sumatera Utara
104
Table 4.5. Trip 2 hari A
Table 4.6. Trip 2 hari B
Universitas Sumatera Utara
105
Table 4.7. Trip 3 hari
Universitas Sumatera Utara
106 Setelah pengerjaan buku mengenai Geopark Kaldera Toba. Pada akhirnya
kami memasuki pengerjaan secara individu. Dimana wilayah yang dipilih berdasarkan sistem overlayer yaitu Kecamatan Pangururan. Wilayah tersebut
dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria Geopark dan juga pengerjaanya harus berdasarkan analisa seperti komentar yang diberikan dosen penguji pada saat sidang
Preview 2. Sebelum memulai pengerjaan secara individu kami berdiskusi mengenai pembagian pengembangan yang akan kami kerjakan. Setelah melakukan diskusi
akhirnya kami mendapatkan keputusan dimana Bp Nababan mengerjakan area Gunung Pusuk Buhit dan Tano Ponggol, Herlmilio M.E.N mengerjakan area Pantai
Pasir Putih Parbaba, Fairuz Wardhana mengerjakan area Danau Sidihoni, dan saya M. Habib Wiyandra mengerjakan area Kota Pangururan. Pencarian data,
menganalisa, mencari studi banding dan studi literatur adalah pengerjaan yang harus kami mulai terlebih dahulu, juga dengan berbekal data yang sudah kami
kerjakan sebelumnya agar mendapatkan konsep dan rancangan yang sesuai pada hasil akhir nantinya.
Berdasarkan pembagian wilayah pengerjaan Kec. Pangururan tersebut. Saya yang medapatkan pengembangan pada wilayah Kota Pangururan mulai
mengerjakan perencanaan Geopark. Pada awalnya saya berpikir apabila saya langsung merancang maka pada akhirnya kesalahan yang kami buat pada saat
preview 2 terulang kembali. Maka saya memutuskan pengerjaan dimulai dari awal yaitu analisa. Saya mulai mengumpulkan data mengenai Kota Pangururan dari yang
sudah kami kerjakan dan ada juga beberapa yang saya cari kembali. setelah mengumpulkan data saya membuat rencana pangerjaan yaitu bermula dari Analisa,
Studi banding dan literatur, Konsep, dan yang terakhir adalah Design.
Universitas Sumatera Utara
107
ANALISA MAKRO A.
Data Eksisting Topografi
Gambar 4.1. Peta Negara Indonesia Gambar 4.2. Peta Sumatera
Utara
Gambar 4.3. Kabupaten Samosir Gambar 4.4. Kota Pangururan
Pengembangan Geopark Kaldera Toba bermula dari Kec. Pangururan, Kab. Samosir, Sumatera Utara. Site saya sendiri lebih berfokus pada Kota Pangururan.
1. Luas Wilayah :
121,43 KM2 2.
Batas-batas Wilayah :
Utara : Danau Toba
Barat :
Kec. Simanindo
Timur : Kec. Palipi
Selatan :
Kec. Sianjur Mula-mula
Universitas Sumatera Utara
108
Gambar 4.5. 3D Kota Pangururan
Rata-rata kondisi tanah pada Kota Pangururan relatif datar. Pada jalanan kotanya sendiri memiliki lebar 6m. Namun pada pedestrian dan vegetasi di badan
jalan dapat dikatakan hampir tidak ada. Hal ini menimbulkan ketidak nyamanan para pejalan kaki.
Rekomendasi Perancangan :
a Memperbaiki serta menambahkan pedestrian dan memperbanyak
vegetasi pada bagian badan jalan. b
Agar dapat menarik banyak wisatawan, maka dapat ditambahkan fasilitas berupa Jogging Track dan Bycicle Track guna
memanfaatkan badan jalan.
Universitas Sumatera Utara
109
B. Analisa Iklim
Kota pangururan yang terletak pada Kab. Samosir dan berlokasi diatas Danau Toba ini memiliki iklim sedang.
Iklim Wilayah :
Suhu :
20-29 C
Kelembapan :
65-93
Kecepatan Angin :
10 KmJam
a. Pembayangan
Gambar 4.6. Pembayangan 09.00 Gambar 4.7. Pembayangan 11.00
Gambar 4.8. Pembayangan 13.00 Gambar 4.9. Pembayangan 15.00
Gambar 4.10. Pembayangan 17.00
Sempel pembayangan diambil pada gambar di atas terjadi pada Bulan Mei dari jam 09.00, 11.00, 13.00, 15.00, dan 17.00. Dari gambar diatas dapat
disimpulkan kondisi kota pangururan siang hari cukup panas. Rekomendasi perancangan
: Semakin luas area yang terkena sinar matahari maka hal tersebut dapat
menurunkan kenyamanan Thermal para pengunjung. Oleh karena itu :
Universitas Sumatera Utara
110 a
Melakukan penataan dan memperbanyak vegetasi pada tatanan kota. b
Merevitalisasikan taman kota yang sudah ada namun sudah tidak difungsikan lagi pada saat ini.
b. Arah angin
Tidak adanya bangunan tinggi di Kota Pangururan maka angin didaerah ini cukup banyak dan juga tidak terpecah oleh bangunan tinggi
tersebut. Bangunan pada kota pangururan tidak terlalu rapat dan masi terdapat
jarak diantara bangunannya. Hal ini membuat angin dapat tersalur secara menyeluruh keseluruh kota. Sedangkan pada sore hari kota ini termasuk
sejuk sehingga banyak para wisatawan yang beraktifitas pada sore hari. Rekomendasi perancangan
: a
Memperbanyak fasilitas yang dapat dilakukan pada sore hari demi menunjang kepuasan dan kenyamanan para wisatawan :
Fishingzone Water recreation
b Lebih memperbanyak area terbuka seperti sitting outdoor.
Universitas Sumatera Utara
111
C. Analisa Sosial dan Budaya
Kota Pangururan memiliki ragam budaya yang sangat luar biasa. Salah satu budaya masyarakatnya yaitu menenun ulos. Budaya ini
sudah sangat lama berkembang di wilayah pangururan. Menenun ulos juga sudah membuat komunitasnya sendiri yang terletak di desa
lumbini yang berjarak 4 Km dari Kota Pangururan.
Gambar 4.11. Budaya Tenun Ulos
Grafik Kependudukan
Gambar 4.12. Bedasarkan Jenis Kelamin Gambar 4.12. Bedasarkan Agama
Gambar 4.13. Bedasarkan Usia Gambar 4.14. Bedasarkan Suku
Universitas Sumatera Utara
112 a.
Kesimpulan Penduduk Pangururan mayoritas beragama Kristen. Untuk klasifikasi
berdasarkan usia mayoritas adalah dewasa. Suku terbanyak dikota ini yaitu Suku Batak, terutama Batak Toba.
b. Rekomendasi Perancangan
Memperkenalkan dan mengajarkan para wisatawan pada budaya Tenun
Ulos
Memperbanyak lapangan pekerjaan pada masyarakat pangururan mengingat usia dewasa yang terbanyak di kota tersebut.
D. Analisa Sejarah