19
a. Krka National Park
Krka National Park adalah tempat wisata alam yang terdapat di negara Kroasia, yang berlokasi di sungai Krka. Pada sungai Krka terdapat 7tujuh air
terjun yang tercipta dari bukit batu kapur. Yang paling terkenal dari ketujuh tersebut adalah Skradinski Buk dengan tinggi 44m dan Roski dengan jauhnya yang bermil-
mil dan juga deras airnya. Salah satu keindahan yang luar biasa dari tempat wisata ini adalah pulau kecilnya Visovac yang terletak di tengah danau tersebut. Didalam
pulau kecil yang indah tersebut ada biara terkenal sebagai pusat monument yang bersejarah. Skradinski Buk adalah salah satu bagian yang paling menarik dari Krka
River National Park. Hal ini jelas airnya yang jernih dengan air terjun yang paling tinggi diantara lainnya. karena kekayaan dan berbagai bentuk geomorfologi,
vegetasi, dan berbagai efek yang disebabkan oleh cahaya pada pusaran air. Pada taman nasional ini terdapat beragam biodiversity yang dijaga
kelestariannya dan manusia tetap bisa berinteraksi secara langsung. Contohnya akses disekitar air terjun yang disediakan agar pengunjung dapat melihat formasi
Travertine dibagian atas sungai, dapat berinteraksi langsung dengan mikrokosmos yang unik, serta pengunjung juga dapat mendengar suara burung dan melihat-lihat
binatang-binatang liar berkeliaran.
Universitas Sumatera Utara
20
Gambar 2.1. Peta Kawasan Krka National Park
Gambar 2.2. Suasana Krka National Park
Universitas Sumatera Utara
21
b. Hongkong Global Geopark Of China
Hongkong Geopark salah satu Geopark yang terkenal di Negara China. Geopark tersebut melakukan penataan geowisata yang menarik dan tetap
menyediakan fasilitas edukasi bagi pengunjung juga penggunanya. Hongkong Global Geopark juga membagi kawasannya menjadi 8delapan geo-area yang bisa
dikunjungi wisatawan. Masing-masing spot dijaga agar tidak terlalu banyak terkontaminasi oleh manusia. Salah satunya dengan menerapkan system Boat-tour
hal itu dilakukan agar dengan fasilitas ini pengunjung dapat menikmati pemandangan dan tanpa disadari telah meminimalisir dampak langsung manusia
terhadap lingkungan sekaligus tetap menjaga keselamatan pengunjung. Agar mendorong partisipai masyarakat lokal maka Geoparknya sendiri
bekerja memfasilitasi untuk membantu restoran lokal hal ini berguna untuk membuat hidangan geologi bagi pengunjung. Point ini sangat penting karena
dengan adanya hal tersebut membuat daya tarik tersendiri bagi para turis, juga sangat menguntungkan bagi pengelola Geopark dan juga masyarkat lokalnya. Para
pengunjung juga dapat bergabung dengan mengikuti persyaratan yang telah ditentukan oleh pengelolah.
Pada geopark ini juga diusung wisata edukasi yang mendukung prinsip Ecotourism. Seluruh kegiatan konservasi, museum, maupun fasilitas-fasilitas di
kawasan Geopark ini merupakan sarana edukasi bagi para pengunjungnya. Wisatawan diajak untuk berperan langsung dalam menjaga warisan alam yang telah
ada. Kemudian disediakan juga fasilitas seperti Rock Classroom yang bertujuan
Universitas Sumatera Utara
22 mengedukasi anak-anak tentang bebatuan dan geo-konservasi. Kelas ini
bekerjasama dengan sekolah-sekolah yang berada disekitar wilayah Hongkong geopark.
Gambar 2.3. Hongkong Global Geopark Of China
Universitas Sumatera Utara
23
Persiapan Preview 1
Sejak awal dimulainya Studio Perancangan Arsitektur 6 kami dibagi menjadi sebuah kelompok. Yang mana kelompok kami harus menyiapkan data
untuk preview 1. Seperti yang dijelaskan di dalam gambaran umum, yaitu terdapat 7tujuh
kabupaten yang berada tepat digaris lepengan akibat letusan gunung toba. ketujuh kabupaten itu yaitu ; Samosir, Tobasa, Tapanuli Utara, Humbahas, Dairi, Tanah
Karo, dan Simalungun. Persiapan preview satu kami lebih mengarah ke pada mencari data dimana semua letak, potensi, budaya, sampai pada akses transpotasi
bagi semua kabupatennya.
Gambar 2.4. Peta Tujuh Kabupaten Kaldera Toba
Universitas Sumatera Utara
24
Kab. Samosir A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : Pangururan Luas
: 254.715 Ha Kabupaten ini berada diketinggian 700 sd 1.995 meter di atas permukaan
lautJumlah Kecamatan : 1.
Kec. Harian 6.
Kec. Ronggur Nihuta 2.
Kec. Nainggalon 7.
Kec. Sianjur Mulamula 3.
Kec. Onan Runggu 8.
Kec. Simanindo 4.
Kec. Palipi 9.
Kec. Sitiotio 5.
Kec. Pangururan
Gambar 2.5. Peta Kabupaten Samosir
Universitas Sumatera Utara
25
B. Potensi-Potensi
Gambar 2.6. Ragam Potensi Kab. Samosir
Universitas Sumatera Utara
26
Kab. Tobasa A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : Balige Luas
: 2.021,81 km2 Kab. Tobasa berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan, ketinggian 300-2.200 m dpl.
Jumlah Kecamatan: 1.
Kecamatan Balige 9.
Kecamatan Porsea 2.
Kecamatan Tampahan 10.
Kecamatan Pintu Pohan Meranti 3.
Kecamatan Laguboti 11.
Kecamatan Siantar Narumonda 4.
Kecamatan Habinsaran 12.
Kecamatan Parmaksian 5.
Kecamatan Borbor 13.
Kecamatan Lumban Julu 6.
Kecamatan Nassau 14.
Kecamatan Uluan 7.
Kecamatan Silaen 15.
Kecamatan Ajibata 8.
Kecamatan Sigumpar 16.
Kecamatan Bonatua Lunasi
Gambar 2.7. Peta Kabupaten Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara
27
B. Potensi-Potensi
Gambar 2.8. Ragam Potensi Kab. Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara
28
Kab. Tapanuli Utara A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : Tarutung
Luas : 3.800,31 Km2
- Luas dataran 3.793,71 Km2
- Luas perairan Danau Toba 6,60 Km2
Ketinggian : 300-1500 m dpl Jumlah Kabupaten :
1. Muara
9. Tarutung
2. Siborongborong
10. Siatas Barita
3. Pagaran
11. Pahae Julu
4. Parmonangan
12. Pahae Jae
5. Sipahutar
13. Adiankoting
6. Pangaribuan
14. Simangunban
7. Garoga
15. Purbatua
Gambar 2.9. Peta Kabupaten Tapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara
29
B. Potensi-Potensi
Gambar 2.10. Ragam Potensi Kab. Tapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara
30
Kab. Humbahas A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : Dolok Sanggul Luas
: 2.335,33 km
2
Jumlah Kecamatan: 1.
Baktiraja 6.
Paranginan 2.
Dolok Sanggul 7.
Parlilitan 3.
Lintong Nihuta 8.
Pollung 4.
Onan Ganjang 9.
Sijama Polang 5.
Pakkat 10.
Tarabintang
Gambar 2.11. Peta Kabupaten Humbahas
Universitas Sumatera Utara
31
B. Potensi-Potensi
Gambar 2.12. Ragam Potensi Kab. Humbahas
Universitas Sumatera Utara
32
Kabupaten. Dairi A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : Sidikalang
Luas : 1927,8 km
2
Jumlah Kecamatan : 1.
Kec. Berampu 2.
Kec. Gunung Sitember 3.
Kec. Lae Parira 4.
Kec. Parbluuan 5.
Kec. Pegagan Hilir 6.
Kec. Sidikalang 7.
Kec. Siempat Nempu 8.
Kec. Siempat Nempu Hilir 9.
Kec. Siempat Nempu Hulu 10.
Kec. Silahisabungan 11.
Kec. Silima Pungga-pungga 12.
Kec. Sitinjo 13.
Kec. Sumbul 14.
Kec. Tanah Pinem 15.
Kec. Tigalingga
Universitas Sumatera Utara
33
Gambar 2.13. Peta Kabupaten Dairi B.
Potensi-Potensi
Gambar 2.14. Ragam Potensi Kab. Dairi
Universitas Sumatera Utara
34
Kab. Tanah Karo A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : Kabanjahe
Luas : 2127,25 km
2
Jumlah Kecamatan :
1. Kec. Barusjahe
10. Kec. Merek
2. Kec. Berastagi
11. Kec. Munthe
3. Kec. Dolat Rayat
12. Kec. Naman Teran
4. Kec. Juhar
13. Kec. Payung
5. Kec. Kabanjahe
14. Kec. Simpang Empat
6. Kec. Kuta Buluh
15. Kec. Tigabinanga
7. Kec. Laubalen
16. Kec. Tiganderket
8. Kec. Mardingding
17. Kec. Tigapanah
9. Kec. Merdeka
Gambar 2.14. Peta Kabupaten Tanah Karo
Universitas Sumatera Utara
35
B. Potensi-Potensi
Gambar 2.15. Ragam Potensi Kab. Tanah Karo
Universitas Sumatera Utara
36
Kab. Simalungun A.
Gambaran Umum
Ibu Kota : KECAMATAN RAYA
Luas : 4.386,60 Km2 Jumlah Kabupaten : 31 Kecamatan
1. Bandar 14. Huta Bayu Raja
2. Bandar Huluan 15. Jawa Maraja Bah Jambi
3. Bandar Masilam 16. Jorlang Hataran
4. Bosar Maligas 17. Panei
5. Dolok Batunanggar 18. Panombeian Panei
6. Dolok Panribuan 19. Pematang Bandar
7. Dolok Pardamean 20. Pematang Sidamanik
8. Dolok Silau 21. Pematang Silima Huta
9. Girsang Sipangan Bolon 22. Purba
10. Gunung Malela 23. Raya
11. Gunung Maligas 24. Raya Kahean
12. Haranggaol Horison 25. Siantar
13. Hatonduhan 26. Sidamanik
Universitas Sumatera Utara
37 27. Silau Kahean
30. Tapian Dolok 28. Silimakuta
31. Ujung Padang 29. Tanah Jawa
Gambar 2.16. Peta Kabupaten Simalungun B.
Potensi-Potensi
Gambar 2.17. Ragam Potensi Kab. Simalungun
Universitas Sumatera Utara
38
MATRIKS Kab. Samosir
Tabel 2.1. Matriks Kab. Samosir
Universitas Sumatera Utara
39
Kab. Samosir
Tabel 2.2. Matriks Kab. Samosir
Universitas Sumatera Utara
40
Kab. Toba Samosir
Tabel 2.3. Matriks Kab. Tobasa
Universitas Sumatera Utara
41
Kab. Tapanuli Utara
Tabel 2.4. Matriks Kab. Tapanuli Utara
Universitas Sumatera Utara
42
Kab. Humbahas
Tabel 2.5. Matriks Kab. Humbahas
Universitas Sumatera Utara
43
Kab. Dairi
Tabel 2.6. Matriks Kab. Dairi
Universitas Sumatera Utara
44
Kab. Tanah Karo
Tabel 2.7. Matriks Kab. Tanah Karo
Universitas Sumatera Utara
45
Kab. Simalungun
Tabel 2.8. Matriks Kab. Simalungun
Tabel 2.9. Legenda
Universitas Sumatera Utara
46
LAMPIRAN
Data yang kami kumpulkan dan setelah pengerjaan matriksnya, maka didapat beberapa titik yang memiliki potensi potensi terbanyak dan yang terbaik.
Gambar 2.18. Potensi-Potensi 1
Terdapat beberapa titik yang diusulkan dan keterangan mengenai potensi- potensi apa saja pada titik-titik tersebut. Setelah melakukan diskusi dan mengulas
kembali data data yang ada akhirnya titik-titik tersebut lebih terselektif.
Universitas Sumatera Utara
47
Gambar 2.19. Potensi-Potensi 2
Terdapat 4empat titik akhir yang menjadi usulan kami dalam menghadapi Preview 1. Adapun titik-titik tersebut adalah Pantai Pasir Putih Parbaba, G. Pusuk
Buhit, Air terjun Sipiso-piso, dan terakhir Danau Sidihoni. Pada pencapaian akhir sebelum kami memasuki preview 1 kami membuat
penzoningan usulan fungsi pada keempat titik tersebut.
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 2.20. Pengembangan 1
Gambar 2.21. Pengembangan 2
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 2.22. Pengembangan 3
Gambar 2.23. Pengembangan 4
Universitas Sumatera Utara
50
Preview 1
Persiapan preview 1 sudah selesai. Pada saat itu persiapan kami dari mulai mencari data mengenai potensi potensi apa saja yang di punyai 7tujuh kabupaten
lalu merangkumnya dalam sebuah matriks, sampai menentukan dan mengusulkan usulan fungsi pada titik akhir yang kami pilih sebelum preview 1.
Sampailah dihari preview 1 dimana kami mempresentasikan data dan menjelaskan mengenai bagaimana usulan kami mengenai 4 titik yang menjadi
usulan untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba kami. Setelah presentasi kami mendapatkan beberapa kritik dan saran dari dosen penguji.
A. Kritik
Pada presentasi dari awal kami tidak ada menjelaskan apa itu Geopark, bagaimana dia berfungsi, dan bagaimana kaitannya dengan Tema Sustainable dan
Sybiosiss.
B. Saran
Kelompok kami mendapatkan saran yang sangat penting dan sangat bagus. Seperti halnya pada perancanaan Geopark, mungkin pada akhirnya kami tidak perlu
mengeluarkan design namun lebih kepenataan dan pengembangan bagaimana menghasilkan Geopark Kaldera Toba tersebut menjadi tempat yang dapat
mengembangkan potensi luar biasa pada Danau Toba. Hal ini bisa berupa bagaimana wisatawan dapat nyaman dan dapat menikmati semua fasilitas yang
diusulkan namun tetap dapat merasakan suasana Danau Toba itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
51 Paket perjalanan bagi pengunjung yang ingin wisata maupun bagi mereka
yang tujuannya untuk edukasi. Hal tersebut juga berupa saran yang diberikan dosen penguji kami dikarenakan bagai mana para pengunjung yang ingin datang melalui
jalur travel. Pada kebanyakan travel biasanya menawarkan berbagai paket wisata pada para wisatawan sehingga menjadi daya tarik sendiri.
Pengembangan dari sebuah tema besar yaitu Sustainable and symbiosiss. Pengembangan tema besar ini juga harus di perkuat lagi bahkan juga bisa berupa
menimbulkan sebuah tema yang lebih spesifik lagi. Tujuannya agar benang merah akan timbul pada setiap rancangan kami kedepannya.
Saran terakhir yang kami terima yaitu bagai mana data yang sudah ada dapat kami olah dengan baik. Menurut saya ini selayaknya para penyair lagu yang
menggunakan ribuan kata-kata di dunia agar menjadi rangkaian kata yang menciptakan lagu yang harmonis untuk didengar.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB III BERSAKIT-SAKIT BERSAMA
Pada Bab III dimana berjudul Bersakit-sakit Bersama sebenarnya adalah rasa yang kami alami selama pengerjaan PA 6 setelah Preview 1. Bab ini mencakup
bagaimana kami; revisi Preview 1, survey, menyiapkan bahan untuk Preview 2, dan Preview 2 itu sendiri. Bab ini juga mengakhir pengerjaan kelompok berdasarkan
agenda yang diberikan pertama kali oleh mantan dosen koordinator Perancangan Arsitektur 6 kami.
Setelah melewati preview 1 kami menemukan sebuah tembok besar didepan kelompok Geopark, yaitu sebuah kebingungan. Kami merasa bingung saat ingin
melanjutkan proses pengerjaan, hal membingungkan itu adalah saran dari dosen penguji kami yang berupa kemungkinan kami tidak menghasilkan sebuah design
pada akhir tugasnya namun lebih kepada penataan. Kamipun akhirnya melakukan diskusi pada salah satu dosen penguji kami dimana akhirnya beliau mengatakan
nilai perancangan kami mungkin bukan dari design tapi dari apa yang ada dibelakang pekerjaan kami tersebut.
Dengan berdasarka hal tersebut kami mulai melanjutkan pekerjaan Geopark Kaldera Toba. Dengan berbekal keempat titik pada sebelumnya kami kembali
mengolah data tersebut dan beberapa kali kami mendiskusikan dengan dosen pembimbing kami, sampai pada dosen pembimbing kami mengusulkan untuk
mencoba sebuah metode yang di sebut Over Layer. Dimana semua data yang awalnya sudah ada ditumpukkan menjadi satu dan dengan hal tersebut dapat terlihat
Universitas Sumatera Utara
53 bagian mana yang menghitam paling pekatlah yang memiliki potensi terbanyak
sebagai titik pengembangan awal. Kami mencoba menerapkan sistem Over Layer tersebut. Kami membagi
hal-hal tersebut menjadi 5 jenis potensi yaiitu ; kesenian, budaya, air, alam, dan geologinya.
Gambar 3.1. Over Layer 5 Jenis Potensi
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 3.2. Titik Over Layer yang Ditentukan
Setelah melakukan sistem over layer kami mendapatkan 5lima kecamatan yang meiliki banyak potensi. Kec. Simanindo, Kec. Pangururan, Kec. Sianjur
mulamula, Kec. Baktiraja, Kec. Muara kecamatan-kecamatan inilah yang merupakan hasil dari over layer. Sampai pada titik akhir dimana kami memutuskan
mengambil satu titik lokasi sebagai pengembangan awal yaitu Kec. Pangururan, hal ini berdasarkan kecamatan yang memiliki titik paling banyak potensi untuk
dikembangkan. Setelah kami mendapatkan lokasi untuk pengembangen Geopark Kaldera
toba kami mengumpulkan data mengenai Kec. Pangururan. Data yang kami dapat masi kurang untuk bahan pengembangan Geopark kami dan kami juga
mendapatkan dari dosen pembimbing kami untuk melakukan survey pada site yang sudah ditentukan. Kami kembali mendiskusikan bagaimana saran dari dosen kami
Universitas Sumatera Utara
55 untuk survey mengingat waktu tinggal 2 minggu lagi sebelum tanggal untuk
Preview 2, sampai akhirnya kami memutuskan untuk berangkat survey lokasi. Sampailah pada hari dimana kami melakukan survey. Kami memutuskan
untuk berangkat malam pada pukul 12.00 tujuannya agar kami tidak terjebak kemacetan dijalan dan pada niatan awal kami, kami hanya ingin memanfaatkan satu
harian penuh untuk survey lokasi dan langsung kembali lagi kemedan. Perjalanan survey pun dimulai perjalanan panjang yang menghabiskan waktu 5 jam
diperjalanan. Setelah kami sampai di Kota Pangururan kami mengetari wilayah Tanoponggol, Kota Pangururan, Danau Sidihoni, dan Gunung Pusuk Buhit, dan
juga Pantai Parbaba. Kami memiliki tim yang bekerja pada bagian pengukuran lahan, juga ada yang memfoto lokasi-lokasi yang ditentukan, ada yang sebagai
driver. Bermula pada pagi hari sampai hampir sore hari kami melakukan survey lokasi, pengalaman susah bersama, bertengkar, tertawa semua kami alami saat
survey dan pada akhir survey sebelum melakukan perjalanan kembali kemedan kami menutup perjalanan dengan makan bersama. Survey lokasi pada saat itu
sangat berkesan dan sangat membantu mempererat hubungan tim Geopark Kaldera Toba kami.
Universitas Sumatera Utara
56
Lampiran Foto-Foto Hasil Survey
Berikut akan saya lampirkan beberapa hasil foto kami dari survey lokasi di Kec.pangururan untuk pengembangan Geopark Kaldera Toba.
Gambar 3.3. Danau Sidihoni Gambar 3.4. Area Pasar
Gambar 3.5. Jalan Raya Gambar 3.6. Area Dermaga
Gambar 3.7. Area Tepi Sungai Gambar 3.8. Pantai Parbaba
Universitas Sumatera Utara
57 Setelah kembali dari menjalankan survey keesokan harinya kami
menyiapkan bahan untuk menghadapi Preview 2dua. Kami mendiskusikan kembali bagaimana pengembangan Geopark kami ini lalu kami mendapatkan
usulan dari dosen pembimbing kami untuk mengangkat sub tema yaitu Ecotourism dimana tema ini sangat dekat kaitannya dengan Sustainable dan Symbiosiss
Architecture. Lalu kami menerima usulan tersebut dan menjadikannya sebagai tema pada perencanaan Geopark ini.
A. Pengertian Ecotourism
Istilah Ecotourism pertama kali ditemukan oleh Hector Ceballos- Lascurai pada tahun1987 dengan pengertian sebagai berikut :
”Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the spesific
objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestations both past
and present found in the areas.” ”Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat
alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi tercemari dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati
pemandangan, tumbuhan-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun
masa kini.”
Lalu pada tahun 1990 istilah ini juga disempurnakan oleh The International Ecotourism Society TIES yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
58 ”Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the
environment and improves the welfare of local people.” ”Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat
yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.”
Western dalam Fendeli 1998 mendefinisikan ekowisata sebagai perjalanan bertanggung jawab ke wilayah-wilayah alami yang melindungi
lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempatnya. Fenell
1999 mendefinisikan
ekowisata sebagai
bentuk berkelanjutan berbasis sumber daya alam pariwisata yang berfokus pada
mengalami dan belajar tentang alam, dan yang berhasil etis dampak rendah, non-konsimtif dan berorientasi lokal kontrol, manfaat dan keuntungan dan
skala. Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang
berkelanjutan sustainable development. Ecotourism merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan
peluang ekonomi kepada mesyarakat yang ada disekitarnya. Konsep yang memanfaatkan kecendrungan pasar back to nature ini
merupakan usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang
perlu dilindungi dengan industri pariwisata. Maka pengertian Ecotourism itu sendiri adalah gabungan antara
konservasi dan pariwisata di mana pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi
Universitas Sumatera Utara
59 untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan
sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.
B. Pengelolaan Ecotourism
Ekowisata merupakan bentuk dari sebuah wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi. Apabila ekowisata pengelolaan alam dan
budaya masyarakat yang menjamin kelestarian dan kesejahteraan, sementara konservasi sendiri merupakan upaya menjaga kelangsungan
pemanfaatan sumberdaya alam untuk waktu saat ini dan masa mendatang. Hal ini sesuai dengan definisi yang dibuat oleh The International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources 1980, bahwa konservasi adalah usaha manusia untuk memanfaatkan biosphere dengan
berusaha memberikan hasil yang besar dan lestari untuk generasi kini dan mendatang.
Sementara itu destinasi yang diminati wisatawan ecotour adalah daerah yang masih alami dan belum terlalu banyak dicampuri oleh tangan
manusia. Kawasan konservasi sebagai obyek daya tarik wisata dapat berupa Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Cagar Alam, Suaka Margasatwa,
Taman Wisata,dan Taman Buru. Tetapi kawasan hutan yang lain seperti hutan lindung dan hutan produksi bila memiliki objek alam sebagai daya
tarik ekowisata dapat dipergunakan pula untuk pengembangan ekowisata. Area alami suatu ekosistem sungai, danau, rawa, gambut, di daerah hulu
atau muara sungai dapat pula dipergunakan untuk ekowisata.
Universitas Sumatera Utara
60 Pendekatan yang harus dilaksanakan adalah tetap menjaga area tersebut
tetap lestari sebagai areal alam. Pendekatan lain bahwa ekowisata harus dapat menjamin kelestarian lingkungan. Maksud dari menjamin kelestarian
ini seperti halnya tujuan konservasi UNEP, 1980 sebagai berikut: a.
Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung
sistem kehidupan; b.
Melindungi keanekaragaman hayati; c.
Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya. Di dalam pemanfaatan areal alam untuk ekowisata mempergunakan
pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan menitikberatkan pelestarian dibanding pemanfaatan.
Pendekatan ini jangan justru dibalik. Kemudian pendekatan lainnya adalah pendekatan kepada
masyarakat setempat agar mampu mempertahankan budaya lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraannya. Bahkan Eplerwood 1999
memberikan konsep dalam hal ini adalah “Urgent need to generate funding and human resonrces for the management of protected areas in ways that
meet the needs of local rural populations”. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mengatur conservation tax untuk membiayai secara langsung
kebutuhan kawasan dan masyarakat lokal.
Universitas Sumatera Utara
61
C. Pengembangan Ecotourism
Dilihat dari sudut pandnag Konseptual, ecotourism merupakan suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk
mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan mau itu alam ataupun budayanya dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sehingga memberimanfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. a.
Prinsip Konservasi
Pengembangan ecotourism harus mampu memelihara, melindungi dan atau berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki
kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya, melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang
bertanggung jawab dan ekonomi berkelanjutan. Prinsip Konservasi juga dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Prinsip Konservasi Alam
Prinsip ini memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam serta pembangunan harus mengikuti kaidah
ekologis. Adapun kriteria konservasi alam antara lain:
Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui zonasi.
Mengelola jumlah pengunjung, sarana fasilitas sesuai dengan daya dukung lingkungan daerah tujuan.
Universitas Sumatera Utara
62 Meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap
lingkungan alam dan budaya. Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam
penyelenggaraan kegiatan ecotourism. Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat
ramah lingkungan. Mengelola usaha secara sehat.
2. Prinsip Konservasi Budaya
Prinsip ini mengharuskan bagaimana masyarkat setempat juga pengunjung lebih menghargai dan menghormati ragam budaya
maupun kepercayaan daerah yang dinyatakan sebagai daerah ekowisata.
Kriteria konservasi budaya antara lain: Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan
pelaku usaha ekowisata. Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya multi
stakeholders dalam menyusun kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha ekowisata.
Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari tokohpemuka masyarakat setempat pada tingkat
paling awal sebelum memulai langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisata.
Universitas Sumatera Utara
63 Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial
budaya masyarakat setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanan dan pengelolaan ekoswisata.
b. Prinsip Partisipasi Masyarakat
Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta dapat menghormati dan menghargai nilai-
nilai dari budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat disekitar kawasan.
Adapun kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut : a.
Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan ekowisata.
b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat
dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata. c.
Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan ekowisata.
d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima
atau menolak pengembangan ekowisata. e.
Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan ekowisata.
f. Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh
pihak yang terlibat multi-stakeholders dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata.
Universitas Sumatera Utara
64 g.
Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya
peraturan yang berlaku. c.
Prinsip Ekonomi
Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di
wilayahnya untuk memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat melakukan pengembangan pembangunan yang berimbang balance
development antara kebutuhan pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangna ekowisata harus mampu memberikan
manfaat yang optimal kepada masyarakat setempat dan berkelanjutan. Kriteria :
a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk
membuka usaha ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara aktif maupun pasif.
b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha
ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat. c.
Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang- bidang yang berkaitan dan menunjang pengembangan
ekowisata. d.
Menakan tingkat kebocoran pendapatan leakage serendah- rendahnya.
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
65 d.
Prinsip Edukasi Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan
untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian
lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah
dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait.
Pengembangan produk ekowisata meliputi: a.
Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata.
b. Memafaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional
berbasis pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalam kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai
nilai tambah. c.
Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk ekowisata.
d. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi
pengunjung. e.
Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan inovatif.
e. Prinsip Ekowisata
Universitas Sumatera Utara
66 Prinsip ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman
kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata yang dapat berkelanjutan. Selain itu pengembangan ekowisata juga harus mampu
menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung.
Adapun hal-hal yang termasuk didalamnya ialah : a.
Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata outstanding.
b. Membuat Standar Prosedur Operasi SPO untuk pelaksanaan
kegiatan di lapangan. c.
Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung, kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan
material lokal. d.
Memperioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan, baik fasilitas maupun jasa.
e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang
benar. f.
Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.
D. Konsep Dasar Ecotourism
Ada lima prinsip yang menjadi konsep dasar dalam pengembangan ecotorusimekowisata, yaitu :
a. Nature based Berbasis alam
Universitas Sumatera Utara
67 Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam
dengan fokus pada lingkungan biologi, fisik dan budaya. b.
Ecologically sustainable Berkelanjutan secara ekologis Ecotourism dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara
keseluruhan dan
dapat membuat
ekologi yang
berkesinambungan. c.
Environmentally educative Pendidikan Lingkungan Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan
atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
d. Locally beneficial Manfaat bagi Masyarakat Lokal
Pengembangan ecotourism
harus dapat
menciptakan keuntungan yang nyata bagi masyarakat sekitar. Pengembangan
harus didasarkan atas musyawarah dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai social budaya
dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar kawasan.
e. Generates tourist satisfaction Menghasilkan kepuasan
wisatawan Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan
pengalaman kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan.
Selama lima prinsip diatas, dalam penerapan pengembangan ekowisata, juga diharuskan bagi para pengelola dan pengembang untuk
Universitas Sumatera Utara
68 memperhatikan aspek legalitas di tingkat lokal, regional, nasional dan
internasional, serta mengembangkan pola kemitraan antar pihak.
E. Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati
Dalam rangka pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Aspek Pencegahan
Menguragi dampak negatif dari kegiatan ekowisata dengan cara: Pemilihan lokasi yang tepat menggunakan pendekatan tata ruang
Rancangan pengembangan lokasi yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.
Rancangan atraksikegiatan yang sesuai denan daya dukung kawasan dan kerentanan.
Merubah sikap dan perilaku stakeholder, mulai dari pengelola kawasan, penyelenggara ekoturisme tour operator serta wisatawan
itu sendiri. Memilih Segmen Pasar yang sesuai.
2. Aspek Penanggulangan
Menyeleksi pengunjung termasuk jumlah pengunjung yang diperkenankan dan minat kegiatan yang diperkenankan control of
visitor.
Universitas Sumatera Utara
69 Menentukan waktu kunjungan
Mengembangkan pengelolaan kawasan rancangan, peruntukan, penyediaan fasilitas melalui pengembangan sumber daya manusia,
peningkatan nilai estitika serta kemudahan akses kepada fasilitas. 3.
Aspek Pemulihan Menjamin mekanisme pengembalian keuntungan ekowisata untuk
pemeliharaan fasilitas dan rehabilitasi kerusakan lingkungan. Peningkatan kesadaran pengunjung, pengelola dan penyedia jasa
ekowisata. Usulan Konsep Rancangan GEOPARK KALDERA TOBA:
1.
Konservasi menjaga dan melindungi warisan alam geosite,
warisan budaya menjadi sesuatu yang outstanding akan menjadi goal utama pada
kasus ini. 2.
Revitalisasi memvitalkan kembali perkampungan tradisional batak
dengan mengangkat unsur-unsur tradisional Batak Toba tahap ini dimasukkan konsep utama ecotourism atau ekowisasta
dengan memberdayakan unsur lokal. Salah satunya dengan membuat hunian bersifat homestay, sehingga turis pengunjung bisa
menikmati dan merasakan gaya hidup, budaya dan adat istiadat, kuliner serta kebiasaan masyarakat lokal.
Universitas Sumatera Utara
70 3.
Relokasi penghancuran bangunan-bangunan atau fungsi-fungsi
tambahan yang dinilai merusak citra lokal dan memindahkannya ke tempat yang lebih sesuai
misalnya pada bibir pantai danau toba di kawasan parbaba, pondok-pondok atau bangunan liar melanggar GSB yang
difungsikan sebagai area penjualan souvenir dan area penjualan makananminuman akan dihancurkan dan pantai akan dirancang
bebas dari bangunan dengan lebar minimal 20 meter. Sehingga pantai dapat difungsikan sebagai area olahraga, area santairekreasi
dan area edukasi. 4.
Edukasi pemanfaatan alam menjadi sebuah sarana pendidikan
Pembagian menjadi beberapa Kluster sebisa mungkin pada setiap spotpotensi di kawasan akan mempermudah penataan dan
perancangan masterplan. a.
Usulan konsep MAKRO pada kawasan :
1. Rencana Penataan Kawasan [secara umum]
2. Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman
3. Rencana Penataan Kawasan Akomodasi Wisata [Jembatan, Jalan,
Pelabuhan, Parkir, dll] 4.
Rencana Penaataan Geosite
5. Rencana Penataan Kawasan Drop Off Tracking
Universitas Sumatera Utara
71 6.
Rencana Penataan Kawasan Perkampungan Tradisional Batak Toba 7.
Rencana Penataan Pengembangan Natural Hot Spring
b. Usulan konsep MESO pada kawasan Pangururan :
1. Konsep Zona Inti