Media Dependency Theory Karangka Teori

2.1.3 Media Dependency Theory

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Sandra Ball – Rokeach dan Melvin Defleur pada tahun 1976, mempunyai pada [hatijantung] nya suatu sistim yang tiga pihak di mana media, pendengar, dan masyarakat nampak oleh mempunyai hubungan ketergantungan satu sama lain. Societal System Degree of structural stability varies Audience Degree of dependency on media informations varies Effects - Cognitive - Affektive - Behavioral Gambar Sistem Tiga Pihak The Tripartite Media Dependency Relationship dari Merskin,1999 Masing-masing komponen sistem adalah yang dilihat ini sebagai tergantung pada komponen-komponen yang lain di dalam sistim dengan membujuk untuk terus sumber daya untuk mencukupi sasaran. Di dalam kata-kata dari Ball-Rokeaach dan DeFleur 1976, ketergantungan adalah suatu hubungan di mana kepuasan kebutuhan-kebutuhan atau pencapaian dari sasaran oleh satu pestapihak adalah ketidak-tentuan atas sumber daya dari pihak yang lain. Menurut pengembangan teori ini keberadaan media masa pada saat ini telah mencapai titik klimaksnya, dilihat dari perilaku khalayak memanfaatkan media. Teori ketergantungan media merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berangkat dari gagasan mengenai suatu masyarakat modern, dimana media masa dianggap sebagai system informasi yang memiliki peran penting dalam proses peralihan, pemeliharaan, perubahan dan konflik pada tataran masyarakat kelompok, individu dalam aktifitas sosial. Media System Number of centrality of functions varies Universitas Sumatera Utara Sandra Ball – Rokeach dan Melvin Defleur memfokuskan perhatian mereka pada kondisi struktural masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media masa dalam Littlejohn, 2004. Rokeach dan Defleur mengemukakan dua faktor yang menentukan ketergantungan seseorang terhadap media Dalam Morrisan,2010 :274 a. Seseorang akan lebh tergantung pada media yang dapat memenuhi sejumlah kebutuhannya sekaligus dibandingkan dengan media yang hanya mampu memenuhi beberapa kebutuhan saja b. Perubahan sosial dan konflik terjadi di masyarakat dapat menyebabkan perubahan pada institusi, kepercayaan dan kegiatan yang sudah mapan. Situasi sosial yang bergejolak perang, bencana dan kerusuhan dapat menimbulkan perubahan pada konsumsi media. Misalnya , orang menjadi lebih bergantung pada media untuk mendapat informasi dan berita. Pada situasi sosial yang stabil, kebutuhan media juga akan berubah dimana orang lebih menyukai program hiburan. Menurut Littlejohn 2004 ada dua sumber variasi tingginya ketergantungan yang dialami seseorang yakni : 1 jumlah dan sentralitas dari fungsi-fungsi informasi yang disajikan, dan 2 Stabilitas sosial. Menurut Infate, 2003 mengatakan bahwa sejumlah asumsi kunci tentang media dan masyarakat dan dependency sebagai berikut : 1. Jika media mempengaruhi masyarakat, hal itu karena media memenuhi kebutuhan dan keinginan audience bukan karena media menggunakan beberapa pengawasan pada individu. 2. Orang menggunakan media dalam bagian yang besar menentukan berapa banyak media akan mempengaruhi mereka. 3. Karena peningkatan komplesitas masyarakat modern, kita bergantung pada banyak media untuk membantu memahami dunia kita, membuat keputusan yang memperkenankan kita menanggulangi kehidupan dengan lebih baik. 4. Individu yang memilik kebutuhan yang lebih banyak akan informasi, pelarian atau fantasi akan lebih dipengaruhi oleh media dan mempunyai ketergantungan media yang lebih besar. Penjelasan dari teori ini bahwa kita akan memahami dan bahkan mengalami dunia luas melalui media. Apa yang seseorang pelajari mengenai dunia melalui pengalaman langsung mereka akan dipengaruhi oleh media dan dibentuk oleh isi media. Universitas Sumatera Utara Singkatnya dependensi media dimaksud berhubungan kompleksitas masyarakat dimana seseorang tinggal dan menyediakan sejumlah fungsi esensial informasi yang berguna atau semakin penting seseorang individu pada media bagi kebutuhannya, semakin terikat individu tersebut pada media .Kesimpulan dari media dependency theory adalah system pendekatan yang menguji interaksi audience , system media , sistem sosial masyarakat dalam menentukan pilihan , tujuan dan dependency yang diciptakan. Robert A. Packenham mengajukan kritik atas teori ketergantungan dengan menyebutkan kekuatan teori ketergantungan dan kelemahan teori ketergantungan. Menurut Packenham, kekuatan teori ketergantungan antara lain: 1. Menekankan pada aspek internasional. 2. Mempersoalkan akibat dari politik luar negeri industri terhadap pinggiran. 3. Mengkaitkan perubahan internal negara pinggiran dengan politik luar negeri negara maju. 4. Mengaitkan antara analisis ekonomi dengan analisis politik. 5.Membahas antarkelas dalam negeri dan hubungan kelas antarnegara dalam konteks internasional. 6. Memberikan definisi yang berbeda tentang pembangunan ekonomi tentang kelas-kelas sosial, antardaerah dan antarnegara. Sedangkan kelemahan teori dependensi antara lain: 1. Hanya menyalahkan kapitalisme. 2. Konsep kunci yang kurang jelas termasuk istilah “ketergantungan”. 3. Ketergantungan dianggap sebagai konsep yang dikotomis. 4. Tidak ada kemungkinan lepas dari ketergantungan. 5. Ketergantungan dianggap sebagai sesuatu yang negatif. 6. Ketergantungan tidak melihat aspek psikologis. 7. Ketergantungan menyepelekan konsep nasionalisme. 8. Teori Ketergantungan sangat normatif dan subyektif. 9. Hubungan antarnegara dalam teori ketergantungan bersifat zero-sum game kalau yang satu untung, yang lain rugi, padahal kenyataannya tidak ada hubungan yang bersifat seperti itu. 10. Karena konsepnya tidak jelas maka tidak dapat diuji kebenarannya, sehingga teori ini menjadi tautologies selalu benar. 11. Menganggap aktor politik sebagai boneka dari kepentingan modal asing. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Games Online