Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

“Aku sedikit ragu mau membuka pintu. Hatiku ketar-ketir. Angin sahara terdengar mendesau-desau. Keras dan kacau. Tidak bisa dibayangkan betapa kacaunya di luar sana. Panas disertai gulungan debu yang beterbangan. Suasana yang jauh dari nyaman. Namun niat harus dibulatkan. Bismillah tawakkaltu ‘ala Allah, pelan-pelan kubuka pintu aparteman. Dan… wussss Angin sahara menampar mukaku dengan kasar.” 113 Tahap konflik bermula setelah Fahri menikah dengan Aisyah. Sepulang bulan madu dengan Aisyah, Fahri ditangkap polisi karena dituduh memperkosa Noura. Seperti dalam kutipan berikut: “akui saja, kau yang memperkosa gadis bernama Noura yang jadi tetanggamu di Hadayek Helwan pada jam setengah empat dini hari Kamis, 8 Agustus lalu? Akui saja, atau kami paksa kau untuk mengaku Jika kau mengakuinya maka urusannya akan cepat.” 114 Tahap klimaks terjadi ketika Fahri teringat pada Maria sebagai saksi kunci yang dapat memberikan pengakuan bahwa ia tidak melakukan tindakan biadab tersebut. Fahri mendapatkan informasi bahwa Maria terbaring koma di rumah sakit karena cintanya pada Fahri. Fahri diminta untuk menikahi Maria, namun ia menolaknya. Seperti pada kutipan berikut: “aku sudah menikah dan saat menikah aku menyepakati syarat yang diberikan istriku agar aku menjadikan ia istri yang pertama dan terakhir. Dan aku harus menunaikan janji itu. Aku tidak boleh melanggarnya.” 115 Tahap leraian terjadi ketika Aisyah memintanya menikahi Maria atas beberapa pertimbangan. Seperti dalam kutipan berikut: “kalau kau mencintaiku maka kau harus berusaha melakukan yang terbaik untuk anak kita. Aku ini sebentar lagi menjadi Ibu. Dan seorang ibu akan melakukan apa saja untuk ayah dari anaknya. Menikahlah dengan Maria dan kau akan menyelamatkan banyak orang. Kau menyelamatkan Maria. Menyelamatkan anak kita. Menyelamatkan diriku dari status janda yang terus membayang di depan mata dan menyelamatkan nama baikmu sendiri.” 116 113 Ibid.,h. 18. 114 Ibid.,h. 307. 115 Ibid.,h. 376. 116 Ibid.,h. 377. Tahap akhir yang menjadi penyelesaian atau jalan keluar dari konflik dalam cerita ini ialah pada saat Maria sebagai saksi kunci tiba-tiba hadir dalam persidangan dan membeberkan kejadian yang sesungguhnya terjadi pada Noura. Seperti pada kutipan berikut: “Noura malam itu, sejak pukul dua malam sampai pagi berada di kamarku. Ia sama sekali tidak keluar dari kamarku. Ia selalu bersamaku. Jika ia mengatakan pukul tiga aku mengantarnya turun ke rumah Fahri itu bohong belaka. Bagaimana mungkin ada pemerkosaan dalam rentang waktu itu padahal dia berada di kamarku. Dan fahri berada di kamarnya. Apa yang dikatakan Noura adalah fitnah belaka. ” 117 Kesaksian Maria akhirnya diperkuat pula oleh pengakuan Noura. Akhirnya ia jujur mengakui kebohongannya itu. Seperti dalam kutipan berikut: “selamanya kebenaran akan menang. Jika tidak di pengadilan dunia maka kelak di pengadilan akhirat. Selamanya rekayasa manusia tidak ada apa-apanya disbanding kekuasaan Tuhan. Hadirin, jika ada gadis malang di dunia ini yang semalag- malangnya adalah diriku.” 118 “akhirnya aku berbohong kepada mereka yang menghamiliku adalah Fahri. Sebab aku sangat mencintai Fahri dengan harapan Fahri nanti mau menikahiku.” 119 Fahri akhirnya dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan dan dibebaskan dari segala tuduhan. Setelah menjadi saksi kunci di pengadilan, Maria kembali jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa selama kita berusaha melakukan yang terbaik, seburuk apapun jalan hidup yang kita jalani, pasti akan menuai kebaikan. Selama kita percaya bahwa kebenaran itu pasti akan terungkap dan Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya seorang diri. 3. Tokoh dan Penokohan Tokoh dan penokohan yang terlihat dalam novel Ayat-Ayat Cinta ialah 117 Ibid.,h. 385. 118 Ibid.,h. 386. 119 Ibid.,h. 387.