Salah  satu  alternatif  untuk  dapat  menanamkan  mengenai  nilai-nilai  yang baik  di  sekolah  adalah  dengan  memberikan  pembelajaran  apresiasi  sastra,
karena  bagi  banyak  orang  karya  sastra  menjadi  sarana  untuk  menyampaikan pesan tentang kebenaran, tentang apa yang baik dan buruk.
6
Penulis  akan  menganalisis  mengenai  persepsi  para  pembaca  dalam berbagai  tulisan.  Tulisan  tersebut  diambil  dari  beberapa  skripsi,  tesis  dan
jurnal  terkait  persepsi  pembaca  terhadap  novel  Ayat-Ayat  Cinta  karya Habiburrahman El-Shirazy. Penulis akan mengkaji persepsi-persepsi pembaca.
Dengan  pengkajian  tersebut  akan  diketahui  persepsi  apa  saja  yang  diberikan terhadap  novel  Ayat-Ayat  Cinta.  Mengapa  persepsi  mengenai  Ayat-Ayat
Cinta?  Karena  Ayat-Ayat  Cinta  merupakan  salah  satu  novel  yang  langsung memiliki  tempat  tersendiri  di  hati  pembacanya,  memiliki  banyak  konflik
dalam cerita dan  banyak amanat serta pesan  yang disimpulkan oleh pembaca melalui  keseluruhan  cerita  dalam  novel  tersebut.  Selain  itu,  novel  Ayat-Ayat
Cinta merupakan novel popular yang menjadi pelopor mengenai konflik cinta dan  keIslaman,  disajikan  dengan  cerita  dan  bahasa  yang  lebih  kekinian.
Sehingga  menginspirasi  penulis  lain  di  era  2000-an  untuk  menulis  novel dengan  tema  yang  serupa.  Setelah  novel  Ayat-Ayat  Cinta  muncul,  banyak
novel  lain  yang  bernafaskan  cinta  dan  Islam,  seperti  novel  Perempuan Berkalung  Sorban karya  Abaidah El  Khalieqy,  Kasidah-Kasidah Cinta karya
Muhammad  Muhyidin,  Surga  yang  Tak  Dirindukan  karya  Asma  Nadia,  dan Air Mata Tuhan  karya Aguk Irawan.
Menurut  tabloid  Bintang  pada  tahun  2008,  Ayat-Ayat  Cinta  yang  sejak dirilis tahun 2004 sudah dicetak ulang lebih dari 30 kali dan terjual lebih dari
600  ribu  eksemplar.
7
Para  pembaca  terbukti  masih  sangat  menikmati  novel Ayat-Ayat  Cinta,  terbukti  dengan  antusias  mereka  menyambut  dan  menanti
novel  Ayat-Ayat  Cinta 2  yang  masih  belum  dicetak tetapi sudah terbit dalam cerita bersambung di koran Republika.
6
Melani  Budianta,  dkk.,Membaca  Sastra  Pengantar  Memahami  Sastra  untuk  Perguruan Tinggi,Magelang: IndonesiaTera, 2003, h. 19.
7
“Habiburrahman El Shirazy”, TabloidBintang, November 2008.
Setiap pembaca pasti memiliki pemikiran yang berbeda dalam menanggapi setiap  bacaan  yang  dibaca.  Penelitian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  pesan
apa yang paling menarik dan banyak menyentuh hati, sehingga masing-masing pembaca mengapresiasikannya dalam sebuah tulisan.
Sebuah  karya  sastra  tidak  akan  terlepas  dari  karya  itu  sendiri, pengarangnya, lingkungan di luar karya itu dan juga pembaca karya tersebut.
Pembaca  karya  sastra  merupakan  komponen  sastra  yang  tidak  dapat dikesampingkan.  Melalui  pendekatan  pragmatik  maka  kita  akan  mengetahui
pesan dan hal menarik serta nilai apa yang didapat oleh pembaca karya sastra. Salah  satunya  dengan  melakukan  pendekatan  pragmatik  kepada  pembaca,
sebuah karya sastra akan menjadi bernilai. Hal yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian-
penelitian  sebelumnya  adalah  karena  pada  penelitian  kali  tidak  hanya diungkapkan  mengenai  unsur  intrinsik  tetapi    juga  mengenai  kajian  penulis,
yaitu  persepsi  pembaca  dalam  tulisannya  terhadap  novel  AAC.  Dari  persepsi pembaca  juga  akan  diimplikasikan  terhadap  pembelajaran  bahasa  dan  sastra
Indonesia. Setiap  novel  pasti  memiliki  kekurangan  dan  kelebihannya.  Namun,
terlepas  dari  kekurangan  dan  kelebihannya  novel  Ayat-Ayat  Cinta  karya Habiburrahman El Shirazy merupakan karya yang cukup positif untuk dibaca,
terutama oleh kalangan  muda, apalagi  bila dibandingkan dengan kebanyakan novel remaja  yang  beredar dewasa  ini,  yang kurang  memberikan kontribusi
positif terhadap character construction para remaja dan anak muda kita.
8
Penulis  ingin  mengetahui  bagaimana  persepsi  pembaca  terhadap  novel AAC.  Penelitian  ini
berjudul  “Persepsi  Pembaca  terhadap  Novel  Ayat-Ayat Cinta  Karya  Habibirrahman  El  Shirazy  dan  Implikasinya  pada  Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah.
8
Anif Sirsaeba El Shirazy, Fenomena Ayat-Ayat Cinta, Jakarta: Republika, Oktober 2006, h. 22.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah,  maka  dapat  diidentifikasi  masalah yang ada adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pelajaran yang melibatkan sastra di bidang pendidikan.
2. Karya sastra memiliki  banyak nilai  yang bermanfaat untuk pembelajaran
di sekolah. 3.
Berbagai pendapat pembaca terhadap novel Ayat-Ayat Cinta. 4.
Manfaat apa yang ditemukan dalam mengkaji persepsi pembaca.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan  pada  identifikasi  masalah,  maka  penulishanya  membatasi persepsi dalam tiga skripsi
9
, satu tesis dan empat tulisan dalam jurnal sehingga tulisan  yang  di  luar  dari  batasan  tersebut  bukanlah  menjadi  kajian  penulis,
seperti  blog,  majalah,  dan  koran  media  cetak.  Dengan  demikian,  penulis membatasi  judul  pada  “Persepsi  Pembaca  terhadap  Novel  Ayat-Ayat  Cinta
Karya Habibirrahman El Shirazy dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
.” D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang,  identifikasi  dan  batasan  masalah,  perumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi para pembaca melalui tulisan mereka terhadap novel
Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
2. Apakah  implikasi  dari  persepsi-persepsi  tersebut  pada  pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah:
9
Sebetulnya  masih  adabeberapa  skripsi  yang  membahas  mengenai  AAC,  namun  sayang skripsi tersebut tidak dapat diunduh penuh sehingga tidak dapat dianalisis oleh penulis, itulah yang
menjadi masalah dalam penelitian ini.
1. Untuk  mengetahui  bagaimana  persepsi  pembaca  melalui  tulisan  mereka
terhadap  novel  Ayat-Ayat  Cintakarya  Habiburrahman  El  Shirazy.  Pesan, nilai  dan  hal  menarik  apa  yang  paling  banyak  pembaca  dapatkan  setelah
membaca  novel  tersebut  yang  kemudian  mereka  apresiasi  dalam  sebuah tulisan.
2. Untuk mengetahui hal atau manfaat apa yang dapat diajarkan kepada siswa
berdasarkan persepsi tulisan tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memiliki  manfaat  yang  mencakup aspek teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis:
a. Diharapkan  dapat  menambah  wawasan  pengetahuan  dalam  bidang
kesusastraan melalui studi pragmatik sastra. b.
Diharapkan dapat memberi referensi dalam penelitian pragmatik. 2.
Manfaat Praktis: a.
Diharapkan dapat mengetahui tanggapan apa saja yang paling banyak dituliskan oleh pembaca terkait novel Ayat-Ayat Cinta.
b. Diharapkan  dapat  memberikan  pembelajaran  setelah  peserta  didik
mengetahui  persepsi  pembaca  dan  menambah  wawasan  pengetahuan bagi peserta didik.
8
BAB II NOVEL DAN PENDEKATAN PRAGMATIK
A. Hakikat Karya Sastra
Kata  sastra  berakar  dari  kata  Cas  yang  berarti  memberi  petunjuk, mengarahkan,  mengajar. Akhiran
–tra biasanya menunjukan alat atau sarana. Sastra  dapat  diartikan  sebagai  alat  untuk  mengajar,  buku  petunjuk,  buku
intruksi  atau  pengajaran.  Sedangkan  kata  susastra  adalah  kata  ciptaan  Jawa dan  Melayu.  Kata  itu  mengandung  arti  pustaka,  buku  atau  naskah.
1
Dapat dikatakan  bahwa  sastra  merupakan  alat  yang  dapat  digunakan  sebagai  media
mengajar. Rene Wellek dan Austin Warren menuliskan bahwa sastra adalah suatu
kegiatan  kreatif,  sebuah  cabang  seni.
2
Sastra  adalah  segala  sesuatu  yang tertulis atau tercetak. Sastra adalah karya imajinatif.
3
Fungsi utama sastra yang hakiki  menurut  Horace  adalah  menghibur  dan  mendidik  dulce  et  utile.
Umumnya karya sastra selalu memenuhi salah satu dari kedua fungsi tersebut atau  kedua-duanya.
4
Kalau  suatu  karya  sastra  berfungsi  sesuai  dengan sifatnya,  kedua  segi  tadi  kesenangan  dan  manfaat  bukan  hanya  harus  ada,
melainkan harus saling mengisi.
5
Dengan begitu, sebuah karya sastra haruslah menghibur dan bermanfaat bagi pembacanya.
Sastra merupakan media komunikasi, yang melibatkan tiga komponen, yaitu:  pengarang  sebagai  pengirim  pesan,  karya  sastra  sebagai  pesan  itu
sendiri  dan  penerima  pesan,  yakni  pembaca  karya  sastra.
6
Ketiga  komponen tersebut  saling  melengkapi,  pengarang  yang  menulis  sebuah  karya  sastra,
1
A.Teeuw, Sastra dan Ilmu Sastra, Bandung: Firma Ekonomi, 1984, h. 23.
2
Rene  Wellek  dan  Austin  Warren,  Teori  Kesusastraan,    Jakarta:  Gramedia  Pustaka Utama, 1993, h. 3.
3
Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 3.
4
Widjojoko  dan  Endang  Hidayat,  Teori  dan  Sejarah  Sastra  Indonesia,  Bandung:  UPI PRESS, 2006, h. 3.
5
Wellek, op.cit., h. 26-27.
6
Melani Budianta, dkk., Membaca Sastra Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi, Magelang: IndonesiaTera, 2003, h. 20.
karya  sastra  sebagai  media  komunikasi  dan  pembaca  sebagai  penikmat  dan penilai sebuah karya sastra.
Jadi,  berdasarkan  definisi  tersebut  karya  sastra  merupakan  sebuah karya  yang  memiliki  dua  hal  yang  saling  melengkapi,  yaitu  menghibur  dan
bermanfaat.  Karya  sastra  juga  tidak  dapat  dipisahkan  dari  pengarang,  sastra dan  pembaca.  Dengan  pengertian  tersebut,  maka  sebuah  karya  sastra  dapat
pula dijadikan  sebagai  media untuk  mengajarkan  atau memberikan  informasi kepada  pembacanya.  Sebuah  karya  sastra  dibuat  oleh  pengarang  dengan
maksud  menghibur  dan  memberikan  manfaat  kepada  pembacanya.  Karena dalam  sebuah karya  sastra terdapat nilai-nilai atau pelajaran  yang didapatkan
oleh  pembaca.  Pada  penelitian  kali  ini,  jenis  karya  sastra  yang  akan  dikaji ialah mengenai persepsi pembaca dalam novel Ayat-Ayat Cinta.
1 Pengertian Novel
Novel  merupakan  cerita  yang  melukiskan  suatu  peristiwa  yang  luar biasa  dari  kehidupan  tokoh  cerita,  dan  peristiwa  itu  menimbulkan
krisispergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.
7
Novel is a little gallant history, which must contain a great deal of love. A novel
is  a  kind  of  abbreviation  of  a  romance.
8
Novel  merupakan  sebuah  cerita bagus yang berisi banyak cinta. Sebuah novel adalah singkatan dari cinta.
Menurut  Abrams,  istilah  novel  dalam  bahasa  Indonesia  berasal  dari istilah novel dalam bahasa Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam bahasa
Inggris berasal dari bahasa Itali, yaitu novella yang dalam bahasa Jerman novella.  Novella  diartikan  sebagai  sebuah  barang  baru  yang  kecil,
kemudian  diartikan  sebagai  cerita  pendek  dalam  bentuk  prosa.
9
Menurut Nurgiyantoro,  istilah  novella  atau  novella  mengandung  pengertian  yang
sama dengan novelet dalam bahasa Inggris novelette yang berarti sebuah karya  prosa  fiksi  yang  panjangnya  cukup,  tidak  terlalu  panjang,  namun
tidak terlalu pendek.
7
Widjojoko,Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, Bandung: UPI PRESS, 2006, h. 41.
8
Jeremy Hawthorn, Studying the novel: an introduction, USA, Routledge, 1985, h.5.
9
Antilan Purba,Sastra Indonesia Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 62.