41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Struktur Intrinsik Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta AAC Karya Habiburrahman
El Shirazy. 1.
Tema Tema merupakan sebuah gagasan yang mendasari cerita. pembaca
dapat menemukan sebuah tema ketika sudah membaca keseluruhan ceritanya. Dalam novel Ayat-Ayat Cinta, tema yang penulis angkat ialah
perjuangan menjalani hidup. Karena dalam novel diceritakan bagaimana perjuangan melawan rasa malas dalam menuntut ilmu dan juga perjuangan
menghadapi cobaan kehidupan. Dalam novel AAC terlihat bahwa adanya sikap kegigihan dalam
mencapai dan menjemput ilmu serta mengalahkan rasa malas untuk menuntut ilmu yang ditunjukan oleh Fahri. Seperti pada kutipan berikut:
“dengan tekad bulat, setelah mengusir segala ares-aresan. Jadwalku mengaji pada Syaikh yang terkenal sangat disiplin itu seminggu dua
kali. Setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu, tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan
tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti datang. Sangat tidak
enak jika aku datang Karena panasnya suhu udara.”
108
Kegigihan menuntut ilmu menjadi perjuangan tersendiri bagi pembelajar. Sikap hormat terhadap guru dapat menjadi motivasi untuk
tetap hadir menuntut ilmu. Selain itu, perjuangan lain ditunjukan ketika ia bertahan pada kebenarannya, saat masalah datang. Seperti dalam kutipan
berikut ini: “apapun jalannya, kematian itu satu yaitu mati. Allah sudah
menentukan ajal seseorang. Tak akan dimajukan dan dimundurkan. Maka tak ada gunanya bersikap lemah dan takut menghadapi
kematian. Dan aku tidak mau mati dalam keadaan mengakui perbuatan
biadab yang memag tidak pernah aku lakukan.”
109
108
Habiburrahman El Shirazy, Ayat-Ayat Cinta, Jakarta, Republika, 2006, h. 16-17.
109
Ibid.,h. 308.
Dapat terlihat berbagai perjuangan dalam menjalani hidup, baik itu ketika menuntut ilamu atau ketika mendapatkan cobaan dalam hidup.
Novel AAC memiliki cerita yang baik apabila diajarkan pada peserta didik. Karena sikap yang ditonjolkan berpotensi membuat pembaca lebih
memiliki sikap optimis dan ikhals serta lebih menghargai waktu dan menghormati guru.
2. Alur
Alur dalam novel AAC didominasi oleh perjalanan hidup Fahri, baik ketika menuntut ilmu sampai kisah cintanya. Alur yang terdapat dalam
novel AAC ialah campuran. Karena dalam cerita tidak hanya dikisahkan rencana ke depan saja tetapi juga dikisahkan masa lalu. Seperti dalam
kutipan berikut ini: “Rudi Marparung yang berasal dari Medan mengisahkan tentang
menginap bersama teman-temannya saat masih aliyah di Brastagi. Hamidi mengisahkan pengalamannya yang menegangkan sela,a
tersesat di lereng Gunung Lawu. Sedangkan Saiful yang waktu SMP pernah diajak ayahnya ke Turki bercerita tentang indahnya malam di
Teluk Borporus.”
110
“Sambil memandang keindahan sungai Nil malam hari, tanpa kuminta Aisha mulai bercerita tentang dirinya, ibunya dan ayahnya.”
111
“aku teringat masa kecilku, ketika aku masih SD. Kami keluarga susah”
112
Dalam kutipan di atas, Fahri dan teman-temannya bercerita mengenai pengalaman berkesan yang pernah dilalui. Aisha juga bercerita mengenai
kehidupanya dan keluarga. Pengisahan masa lalu tersebut membuat alur yang terdapat dalam novel ialah alur campuran. Dalam novel AAC juga
ada tahapan alurnya. Tahapan alur yang terdapat dalam novel AAC ialah: Tahap awal bermula ketika Fahri ingin mengusir rasa malasnya dalam
menuntut ilmu. Ia memantapkan hati untuk tetap melangkah walalupun cuaca sedang tidak bersahabat.
110
Ibid., h. 72-73.
111
Ibid., h. 255.
112
Ibid., h. 147.