Muhammad Muhyidin Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan”, Basastra: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya,
Vol 1, No 3, 2014. 6.
Ma‟mun Fauzi, “Aspek Religi Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Apresiasi S astra Di Sekolah Menengah Atas”, Bahtera: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra, No. 1, 2011. 7.
Vivi Wulandari, “Perbandingan Religiusitas Tokoh Mualaf Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Ternyata Aku
Sudah Islam Karya Damien Dematra”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Vol. 1, No. 1, Seri B 87, 2012. 8.
Mukhamad Khunsin, “Gaya Bahasa Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Dan Implementasinya Terhadap Pengajaran
Sastra Di Sekolah”, Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol: 1, No: 1, 2012.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik studi dokumentasi atau kajian kepustakaan library search, yakni teknik
pengumpulan data melalui pengumpulan sumber-sumber yang dapat membantu penulis dalam menganalisis dan mengurai objek yang diteliti.
Teknik kajian pustaka dilakukan dengan cara mencari skripsi, tesis dan jurnal maupun dokumen lain yang dapat membantu dan memberikan informasi yang
berkaitan dengan objek penelitian bagi penulis. Langkah-langkah dalam pengumpulan data ialah:
1. Mencari skripsi, tesis, dan jurnal mengenai AAC.
2. Membaca hasil skripsi, tesis dan tulisan di jurnal tersebut dengan teliti.
3. Mengklasifikasi persepsi pembaca terhadap novel AAC.
4. Menganalisis persepsi pembaca terhadap novel AAC.
E. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan data dari hasil dokumentasi, kemudian hasilnya diuraikan dan dijelaskan dalam deskripsi hasil penelitian. Untuk
menganalisis data, penulis menggunakan pola teknik analisis isi, analisis isi ialah menganalisis isi-isi dari objek yang penulis pilih kemudiaan
dideskripsikan dan memberikan kesimpulan akhir. Teknik analisis data bertujuan untuk mengungkapkan berbagai manfaat
dan hal menarik berdasarkan persepsi pembaca. Data tersebut diuraian sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang berbagai persepsi
pembaca terhadap novel tersebut. Secara rinci teknik analisis data adalah seperti berikut ini:
1. Membaca secara teliti novel Ayat-Ayat Cinta.
2. Menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel.
3. Membaca secara teliti dan cermat berbagai persepsi pembaca berdasarkan
skrispi, tesis dan tulisan di jurnal terhadap novel Ayat-Ayat Cinta. 4.
Mengklasifikasikan persepsi-persepsi pembaca terhadap novel Ayat-Ayat Cinta.
5. Menganalisis persepsi-persepsi pembaca terhadap novel Ayat-Ayat Cinta.
6. Mengaitkan manfaat yang telah dianalisis terhadap pembelajaran di
sekolah. 7.
Membuat simpulan mengenai persepsi pembaca terhadap novel dan mengimplikasikannya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indoneisa.
41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Struktur Intrinsik Dalam Novel Ayat-Ayat Cinta AAC Karya Habiburrahman
El Shirazy. 1.
Tema Tema merupakan sebuah gagasan yang mendasari cerita. pembaca
dapat menemukan sebuah tema ketika sudah membaca keseluruhan ceritanya. Dalam novel Ayat-Ayat Cinta, tema yang penulis angkat ialah
perjuangan menjalani hidup. Karena dalam novel diceritakan bagaimana perjuangan melawan rasa malas dalam menuntut ilmu dan juga perjuangan
menghadapi cobaan kehidupan. Dalam novel AAC terlihat bahwa adanya sikap kegigihan dalam
mencapai dan menjemput ilmu serta mengalahkan rasa malas untuk menuntut ilmu yang ditunjukan oleh Fahri. Seperti pada kutipan berikut:
“dengan tekad bulat, setelah mengusir segala ares-aresan. Jadwalku mengaji pada Syaikh yang terkenal sangat disiplin itu seminggu dua
kali. Setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu, tak kenal kata absen. Tak kenal cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan
tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti datang. Sangat tidak
enak jika aku datang Karena panasnya suhu udara.”
108
Kegigihan menuntut ilmu menjadi perjuangan tersendiri bagi pembelajar. Sikap hormat terhadap guru dapat menjadi motivasi untuk
tetap hadir menuntut ilmu. Selain itu, perjuangan lain ditunjukan ketika ia bertahan pada kebenarannya, saat masalah datang. Seperti dalam kutipan
berikut ini: “apapun jalannya, kematian itu satu yaitu mati. Allah sudah
menentukan ajal seseorang. Tak akan dimajukan dan dimundurkan. Maka tak ada gunanya bersikap lemah dan takut menghadapi
kematian. Dan aku tidak mau mati dalam keadaan mengakui perbuatan
biadab yang memag tidak pernah aku lakukan.”
109
108
Habiburrahman El Shirazy, Ayat-Ayat Cinta, Jakarta, Republika, 2006, h. 16-17.
109
Ibid.,h. 308.