menghampiri hidup, kita pun harus sabar dan ikhlas menerimanya. Tidak boleh berburuk sangka pada Allah, sesungguhnya setiap yang
terjadi dalam hidup adalah yang terbaik untuk kita. Manusia harus tetap tegar dan rida dengan apapun yang di
hadapinya dalam kehidupan. Karena manusia tidak tahu mana yang terbaik untuknya dan mana yang buruk baginya, cobaan yang datang
menghampiri bukan berarti musibah telah terjadi, tapi bisa juga itu adalah proses untuk menguji keimanan diri dalam mencapai derajat
keimanan yang lebih tinggi di sisi Illahi. b.
Suci Wulandari, Yant Mujiyanto dan Sri Hastuti mengungkapkan mengenai macam-macam nilai pendidikan.
182
Mereka mengungkapkan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel AAC, yaitu: nilai pendidikan religi, nilai pendidikan
moral, nilai pendidikan sosial budaya, dan nilai pendidikan estetik. Diungkapkan bahwa nilai-nilia tersebut meliputi:
1 Nilai pendidikan religi yang terdapat dalam kedua novel ini adalah
laki-laki dan perempuan dilarang berdua tanpa adanya muhrim, seorang hamba harus bertawakal kepada Tuhan.
2 Nilai pendidikan moral dari kedua novel ini adalah janganlah suka
menghasut orang lain dan menghormati serta menghargai perempuan.
3 Nilai pendidikan sosial budaya dari kedua novel ini adalah sikap
saling menghormati antarmanusia dijunjung tinggi, dan keharusan menjaga kerukunan.
4 Nilai pendidikan estetis dari kedua novel ini adalah terdapatnya
keindahan fisik merupakan keindahan yang dapat dirasakan oleh pancaindra, misalnya: kecantikan yang ditunjukkan pengarang
dengan mengungkapkan kecantikan tokoh-tokoh dalam novel ini, keindahan pemandangan alam yang diungkapkan pengarang
182
Nilai pendidikan yang dimaksud oleh mereka mencakup nilai pendidikan religi, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial budaya dan nilai pendidikan estetis. Sayangnya, nilai-
nilai tersebut disebutkan sekilas-sekilas saja.
dengan sangat indah. Sedangkan keindahan nonfisik merupakan keindahan yang bersifat abstrak, misalnya percintaan atau
romantisme serta gaya bahasa yang dipakai. Dapat
dikatakan bahwa
tulisan mereka
dalam jurnal
mengemukakan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam novel AAC, yaitu nilai pendidikan religi, pendidikan moral, pendidikan sosial
budaya dan nilai estetis. Mereka memang tidak menjelaskannya secara panjang dan lebar. Namun, mereka mengungkapkan dengan singkat
tetapi dapat terpahami oleh pembaca. Novel Ayat-ayat Cinta merupakan sebuah novel yang bercerita
tentang kehidupan tokoh utama yang sangat kuat imannya serta tahu bagaimana berinteraksi dengan lawan jenis tanpa harus menyinggung
lawan bicara dan sikap-sikap toleransi antrumat beragama serta bagaimana kegigihannya dalam menuntut ilmu. Novel ini dapat
dikatakan sebagai novel yang berisi aspek religius edukatif.
2. Nilai Agama
Nilai agama merupakan nilai yang didalamnya terkandung ajaran- ajaran agama, baik itu rukun iman maupun rukun Islam. Nilai agama
dapat dikaitkan dengan Alquran dan Hadis. Ada empat pembaca yang mengungkapkan mengnai nilai agama
dalam tulisannya, yaitu: a.
Asep Supriadi mengungkapkan adanya intertekstualitas antara novel AAC dengan Alquran dan Hadis.
Dalam penelitiannya tersebut, ia menjelaskan adanya nilai-nilai rukun iman dan rukun Islam. Rukun iman terdiri atas: 1 percaya
terhadap adanya Allah 2 percaya terhadap adanya malaikat 3 percaya terhadap adanya rasul-rasul atau nabi 4 percaya terhadap
adanya kitab-kitab Allah 5 percaya terhadap adanya hari akhir 6 meyakini terhadap adanya takdir Allah. Nilai-nilai tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1 Percaya kepada adanya Allah ialah meyakini adanya yang gaib.
Percaya terhadap adanya Allah, dalam Islam merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena iman
kepada Allah merupakan hal pokok dan utama. Asep membagi beberapa hal yang terkandung dalam novel terkait dengan
percaya pada Allah SWT, yaitu: a
Bertawakal kepada Allah, dalam bertawakal pada Allah Fahri selalu mengucapkan Basmallah untuk mengusir
segala kegelisahan dan kegundahannya. Selain itu, dalam cerita juga selalu digambarkan bagaimana sikap kita untuk
menyerahkan segala sesuatunya pada Allah. b
Perlunya berikhtiar, berikhtiar ialah berupaya atau berusaha untuk mencapai tujuan. Manusia perlu berikhtiar agar
segala sesuatu yang diinginkan tercapai. Orang sering mengartikan ikhtiar adalah sabar. Sabar yang dimaksud
bukanlah menunggu dengan pasrah, tetapi harus ada usaha maksimal yang dilakukan oleh kita.
Sabar dalam pengertian Islam adalah berikhtiar, yaitu harus berusaha keras dengan semaksimal mungkin. Setelah
ikhtiar, barulah manusia bertawakal kepada Allah. Dalam novel AAC banyak digambanrkan kisah ikhtar
dan perjuangan hidup yang dilakukan oleh Fahri. Seperi saat ia merancang peta hidupnya untuk membuat dirinya
lebih terarah dan terpacu dalam menjalani hidup. Karena sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum,
kecuali ia mau mengubah dengan dirinya sendiri. c
Berdoa kepada Allah, yang dimaksud berdoa kepada Allah ialah mengingat Allah yang diwujudkan dengan cara berdoa
kepada-Nya. Dengan berdoa kepada Allah berarti kita mengingat adanya Allah.
d Bersyukur kepada Allah ialah apa yang telah dimilikinya
merupakan karunia dari Allah. Dengan kenikmatan yang melimpah tersebut mereka tidak melupakan Allah, mereka
bersyukur kepada-Nya. Kita juga diingatkan untuk selalu bersyukur atas segala nikmat apapun yang Allah berikan
kepada kita. 2
Percaya adanya nabi dan rasul Allah, yaitu beriman kepada nabi dan rasul. Ia mengungkapkan bahwa dalam novel AAC
tercermin pula beberapa sikap tokoh yang mencontohkan untuk mengamalkan ajaran-ajaran dari nabi dan rasul, yaitu:
a Menghormati dan menghargai perempuan, diajarkan untuk
menghargai dan menghormati perempuan. b
Menjenguk dan mendoakan orang sakit, diajarkan untuk menjenguk dan mendoakan orang sakit.
c Cara bergaul dengan bukan muhrim, diajarkan untuk
menjaga pandangan dan tidak bersentuhan dengan yang bukan muhrim.
d Tentang pernikahan dan poligami, poligami merupakan hal
yang tidak mudah untuk dilakukan seseorang, bisa jadi dapat dilakukan namun dalam keadaan terdesak dan
memang mendesak. Karena banyak yang harus dipikirkan. Tetapi lebih baik untuk tidak melakukan poligami.
e Pentingnya melaksanakan salat sunah, tahajjud dan duha.
Melaksanakan salat sunnah merupakan suatu ibadah yang juga disukai oleh Allah.
3 Percaya terhadap kitab-kitab Allah, selain kitab Alquran, umat
Islam harus percaya dan mengakui kitab Zabur yang diberikan kepada nabi Daud, kitab Injil yang diberikan kepada nabi Isa,
dan kitab Taurat yang diberikan kepada nabi Musa. Alquran adalah kitab yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai
pedoman bagi umat Islam.
Pegangan umat Islam itu ada dua sumber, yaitu Alquran dan hadis nabi. Dalam novel AAC digambarkan bagaimana para
tokohnya selalu membaca Alquran dan mempelajari maknaya serta mengamalkan isi yang terkandung di dalamnya.
4 Percaya terhadap adanya malaikat Allah, dalam novel AAC
diungkapkan adanya penggambaran seseorang yang diibaratkan malaikat karena sikapnya yang menolong orang lain. Dikatakan
seperti malaikat Jibril yang menurunkan hujan, hujan merupakan rahmat dari Allah.
5 Keyakinan terhadap adanya akhirat, ialah menyakini adanya
kehidupan lain setelah alam dunia. Dalam novel digambarkan adanya percakapan yang mengungkapkan hal tersebut.
6 Meyakini adanya takdir Allah, dalam novel AAC Fahri adalah
sosok yang selalu yakin akan takdir Allah. Selama ia berusaha melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin, ia yakin
bahwa takdir Allah adalah yang terbaik untuk kehidupannya. Penjabaran di atas merupakan kaitan antara novel dengan rukun
iman, selanjutnya Asep mengungkapkan adanya rukun Islam yang terdapat dalam novel, yaitu: syahadat, salat, puasa, zakat, dan pergi
haji. Nilai-nilai tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1
Mengucapkan dua kalimat syahadat, kalimat syahadat ialah kalimat kesaksian,
”Asyhadu alla Ilaha Illallah Waasyhadu Anna Muhammadar Rasulullah
”, artinya “aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksibahwa Nabi
Muhammad itu adalah utusan Allah”. Pengakuan terhadap adanya Allah dan pengakuan terhadap
nabi Muhammad sebagai rasul Allah itu merupakan ketauhidan. 2
Melaksanakan salat fardu, salat merupakan tiangnya agama. Salat jika diumpamakan sebuah bagunan, maka adalah
pondasinya. Salat fardu merupakan kewajiban bagi setiap pemeluk agama Islam. Dalam novel AAC selalu digambarkan