Model-Model Komitmen Konsep Dasar Komitmen 1. Pengertian Komitmen
38 kesesuaian antara sesuatu yang harus dan kenyatannya, keadilan yang dirasakan
dalam situasi kerja, serta faktor instrinsik dan ektrinsik yang muncul dan dirasakan seseorang dalam bekerja. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja dapat
dilihat dari sikap seseorang dalam bekerja. Sebagaimana pendapat Tiffin Edy Sutrisno, 2011: 76 yang mengatakan, “kepuasan kerja berhubungan erat dengan
sikap karyawan terhadap pekerjaannya.” Jika dikaitkan dengan guru, maka kepuasan kerja guru dapat dilihat dari sikap guru di dalam bekerja.
Menurut Siagian 2014: 295 analisis tentang kepuasan kerja berkaitan dengan prestasi, tingkat kemangkiran, dan keinginan pindah. Lebih lanjut Siagian
2014: 296-297 dijelaskan secara ringkas bahwa, seseorang yang memiliki kepuasan kerja akan terus berusaha meningkatkan prestasinya, dan memiliki
tingkat kemangkiran yang rendah. Sedangkan seseorang yang tidak memiliki kepuasan dalam kerja tingkat kemangkiran tinggi, memiliki prestasi kerja yang
rendah, serta berkeinginan untuk meninggalkan organisasi lebih tinggi. Pendapat lain yang hampir sama mengenai hubungan kepuasan kerja dengan tingkat
kehadiran diungkapkan oleh A.A Anwar Prabu Mangkunegara 2013: 118 yang mengatakan, “pegawai yang kurang puas cenderung memiliki tingkat
ketidakhadiran tinggi, dengan alasan yang tidak logis dan subjektif.” Edy Sutrisno 2011: 77 juga mengemukakan pendapatnya bahwa, “ketidakpuasan karyawan
dalam kerja akan mengakibatkan suatu situasi yang tidak menguntungkan baik secara organisasi maupun individual.” Lebih lanjut Edy Sutrisno menjelaskan
bahwa: Ketidakpuasan dalam kerja akan dapat menimbulkan perilaku agresif, atau
sebaliknya akan menunjukkan sikap menarik diri dari kontak dengan
39 lingkungan sosialnya. Misalnya, dengan mengambil sikap berhenti dari
perusahaan, suka bolos, dan perilaku lain yang cenderung bersifat menghindari aktivitas organisasi. Bentuk perilaku agresif, misalnya
melakukan sabotase, sengaja membuat kesalahan kerja, menentang atasan, hingga pemogokan kerja, … ketidakpuasan sering dikaitkan dengan tingkat
tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi.
Dari beberapa pendapat tersebut tampak bahwa kepuasan kerja seorang guru berhubungan dengan produktivitas kerja. Guru yang kepuasan kerjanya kurang
akan bosan terhadap pekerjaan, merasa tidak nyaman, beranggapan bahwa pekerjaan sebagai paksaan, beban, berupaya menghindari pekerjaan, dan memiliki
perasaan negatif yang lain. Sedangkan guru yang memiliki kepuasan kerja tinggi maka akan senang dengan pekerjaannya, merasa nyaman, semangat bekerja, dan
senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja. Sehingga dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
kerja guru dapat dilihat dari sikap guru dalam kedisiplinan, prestasi kerja guru, tingkat kemangkiran absensi, dan produktivitas kerja guru. Apabila kepuasan
kerja terjadi pada seseorang, maka ia akan terdorong untuk bekerja lebih giat dan berusaha membuat organisasinya berkembang. Begitupun sebaliknya apabila
kepuasan kerja seseorang rendah maka cenderung mengabaikan keberhasilan organisasi atau lembaganya.