Tahap Pelaksanaan Teknik Role playing

38 3 Agar siswa memahami isi dari peristiwanya, guru harus menjelaskan dengan baik agar bermain peran akan berjalan dengan skenario dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. 4 Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus sesuai dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, harus diusahakan agar para pemain berbicara dan melakukan gerakan naskah cerita atau materi pelajaran dan tidak keluar dari peran yang didapatnya. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan agar kelemahan dari teknik role playing tidak merugikan adalah pertama dengan menjelaskan tentang pelaksanaan teknik role playing kepada siswa agar siswa tidak bingung, guru BK memilih masalah yang menarik sehingga siswa antusias dalam mengikutinya, guru BK menjelaskan dengan detail tentang pelaksanaan teknik role playing beserta perataurannya, dan yang terakhir guru BK memperhatikan alokasi waktu untuk pelaksanaan teknik role playing agar dapat berjalan efektif sehinggatujuan pelaksaan teknik role playing dapat tercapai.

5. Tahap Pelaksanaan Teknik Role playing

Pelaksanaan teknik role playing ada beberapa tahap. Menurut Hisyam Zaini 2009: 98 tahapan tersebut adalah : a. Pemilihan masalah. 39 Guru pembimbing mengemukakan masalah yang diangkat dari kehidupan peserta didik agar mereka dapat merasakan masalah itu dan terdorong untuk menyelesaikan masalah tersebut. b. Pemilihan peran. Memilih peran yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, mendeskripsikan karakter dan peran yang harus dikerjakan oleh siswa. c. Penyusunan tahap-tahap role playing. Menyusun tahap-tahap bermaian, dalam hal ini guru telah membuat dialog tetapi siswa juga dapat menambahkan dialog sendiri. d. Menyiapkan pengamat. Pengamat dari kegiatan ini adalah semua siswa yang tidak menjadi pemain atau pemeran. e. Pemeranan. Tahapan ini menuntut siswa untuk mulai bereaksi sesuai dengan peran masing-masing yang terdapat pada skenario. f. Diskusi setelah pemeranan. Mendiskusikan masalah-masalah serta pertanyaan yang muncul dari siswa. g. Pengambilan kesimpulan. Mengambil kesimpulan dari role playing yang telah dilakukan. Adapun tahapan pelaksanaan role playing menurut Morry van Ments 1983: 41-49adalah sebagai berikut : 40 a. Setting objectives, integrating into the curriculum Mencari materi role playing yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. b. Objectives Menentukan sasaran. Dalam menentukan tujuan dan sasaran pelatih harus memperhatikan kelemahan yang mungkin ada dalam role playing, salah satunya yaitu tidak adanya keterkaitan skenario antar pemeranan. c. External Constraints Memperhatikan kendala dari luar yaitu waktu, tempat, dan perlengkapan. d. Critical Factors Mempertimbangkan isu yang sedang berkembang dalam kehidupan meskipun sudah menentukan tema sebelumnya. e. Choosing or writing role playing Menulis skenario atau jalan cerita role playing apa saja yang akan dilakukan dalam role playing. f. Runing the role play Pelaksanaan role playing sesuai dengan skenario yang telah dibuat. g. Debriefing Diskusi setelah pemeranan yaitu apa saja yang di dapat setelah dilakukan role playing dan disampaikan kepada pelatih. 41 h. Follow Up Menindaklanjuti dari pelaksanaan role playing. Semenatara itu menurut Lewin dalam Tatik Romlah, 2001: 54 menjelaskan bahwa terjadi perubahan perilaku atau perubahan sikap melalui role playing secara bertahap, perubahan tersebut adalah : a. Pola-pola perilaku yang tidak kaku yang dimiliki seseorang. b. Perubahan ke arah pola-pola perilaku yang baru. c. Melaksanakan pola-pola perilaku baru dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan pemaran di atas dapat disimpulkan bahwa tahap pelaksanaan teknik role playing yaitu pemilihan masalah, pemilihan peran, penyusunan tahapan-tahap role playing, menyiapkan pengamat, pemeranan, diskusi dan evaluasi serta pengambilan kesimpulan. Tahap pelaksanaan tersebut merupakan tahapan secara umum, untuk pelaksanaannya dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan guru BK.

C. Siswa SMP Sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja

Siswa Sekolah Menengah Pertama atau sering disebut sebagai peserta didik SMP menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4 adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jenis pendidikan yang ditempuh oleh siswa SMP yaitu