Efektivitas Teknik Role playing untuk Meningkatkan Perilaku Asertif

60 Yogyakarta”. Penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa asertifitas siswi dapat ditingkatkan melalui assertive training dengan empat tindakan dalam 4 kali pertemuan selama 1 bulan. Empat tindakan tersebut yaitu penayangan video sebagai contoh, diskusi “kartu masalah” secara kelompok, latihan, dan tugas mengaplikasikan perilaku asertif. Assertive training di dalamnya terdapat tindakan pengaplikasian perilaku asertif dengan memerankan. Namun pemeranan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya berbeda dengan role playing yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini. Jika peneliti sebelumnya melakukan pengaplikasian perilaku asertif bukan berdasarkan aspek perilaku asertif, kali ini peneliti lebih menekankan proses role playing berdasarkan aspek- aspek perilaku asertif agar tidak keluar dari teori para ahli. Peneliti juga menuntut kreativitas lebih dari siswa karena siswa melakukan role playing tidak berdasarkan naskah. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini menyempurnakan dari penelitian sebelumnya namun dengan cara yang berbeda dalam pengaplikasian perilaku asertifnya.

E. Efektivitas Teknik Role playing untuk Meningkatkan Perilaku Asertif

Anggota OSIS SMP Negeri 1 Pakem Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan sebelum penelitian, anggota OSIS SMP Negeri 1 Pakem kurang dapat berperilaku asertif. Hal tersebut terlihat ketika berlangsungnya pengambilan keputusan. Beberapa siswa terlihat enggan menyampaikan 61 pendapatnya bahkan lebih sering hanya menurut dengan hal-hal yang disampaikan oleh Ketua OSIS SMP Negeri 1 Pakem. Di sisi lain, beberapa anak justru dengan aktif menyampaikan pendapatnya dalam rapat tersebut. Hal demikianlah yang terkadang membuat jalannya pengambilan keputusan kurang efektif dan menimbulkan kecemburuan antar anggota OSIS yang aktif dengan anggota yang hanya mengikuti apapun pendapat Ketua OSIS. Kurang dapatnya siswa berperilaku asertif tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu rendahnya rasa percaya diri, interaksi dalam kelompok yang kurang maksimal, pengaruh teman sebaya yang negatif. Langkah yang diambil untuk memecahkan masalah di atas, maka harus segera dilakukan upaya untuk meningkatkan perilaku asertif siswa sehingga siswa merasa percaya diri dalam mengungkapkan pikiran serta gagasannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh Guru BK adalah menerapkan teknik role playing. Melalui teknik role playing diharapkan siswa dapat meningkatkan perilaku asertif sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan lebih efektif lagi tanpa ada masalah kecemburuan antar anggota OSIS. Teknik role playing dipilih karena dirasakan dapat meningkatkan perilaku asertif dalam pengambilan keputusan. Dalam teknik role playing masing-masing anggota OSIS memiliki tugas dan tanggung jawab masing- masing. Maka diharapkan tidak ada anggota OSIS yang pasif pada saat dilaksanakannya teknik role playing. Penerapan teknik ini untuk 62 peningkatan perilaku asertif juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab serta meningkatkan keterampilan berbicara seasui dengan manfaat dari role playing itu sendiri. Pelaksanaan teknik role playing pada anggota OSIS dilakukan dengan cara membagi dalam kelompok kecil. Teknik role playing memungkinkan anggota OSIS untuk mendramatisasi tingkah laku sesuai dengan materi dan aturan yang telah disetujui bersama. Perilaku asertif nantinya akan di perankan oleh anggota OSIS sehingga nanti anggota OSIS dapat lebih memahami cara berperilaku asertif. Peneliti memilih teknik role playing berdasarkan beberapa hal diantaranya karena dengan menggunakan teknik role playing anggota OSIS dapat dengan langsung memerankan atau mempraktikkan cara berperilaku asertif. Senada dengan alasan yang sudah dipaparkan oleh peneliti tentang dipilihnya teknik role playing untuk meningkatkan perilaku aserttif, diharapkan dengan penerapan teknik role playing dapat efektif untuk meningkatkan perilaku asertif pada anggota OSIS di SMP Negeri 1 Pakem.

F. Hipotesis Penelitian