59
D. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi Fatimah 2013 dalam skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Perilaku Asertif Melalui Pelatihan Keterampilan Sosial Pada Siswa Kelas X SMA YPP Andong Boyolali”,
didapatkan hasil bahwa perilaku asertif dapat ditingkatkan melalui keterampilan sosial antara lain modeling, video, umpan balik, transfer
pelatihan dan permainan. Hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa menunjukkan bahwa siswa sudah memahami mengenai perilaku asertif.
Sudah dapat mengungkapkan pendapat, mampu mengungkapkan ketidaksetujuan kepada orang lain. Siswa juga sudah dapat menyikapi
perbedaan dengan orang lain secara wajar. Perbedaan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu
terletak pada teknik yang dilakukan dalam meningkatkan perilaku asertif. Teknik role playing lebih fokus kepada pemeranan yang akan dilakuan
oleh siswa terkait dengan aspek-aspek perilaku asertif yang sudah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Peneliti juga mencoba memodifikasi
teknik role playing dengan cara menekankan kreativitas siswa pada setiap pemeranannya. Penelitain ini juga sekaligus menambah ilmu tentang cara
meningkatkan perilaku asertif yaitu dengan teknik role playing. Penelitian tentang perilaku asertif juga dilakukan oleh Dzakiyatus
Sholichah Alchanifah 2011 dengan judul penelitian “Peningkatan Asertifitas Melalui Assertive Training Pada Siswi Kelas X Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putri Berbah, Sleman,
60
Yogyakarta”. Penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa asertifitas siswi dapat ditingkatkan melalui assertive training dengan empat tindakan
dalam 4 kali pertemuan selama 1 bulan. Empat tindakan tersebut yaitu penayangan video sebagai contoh, diskusi “kartu masalah” secara
kelompok, latihan, dan tugas mengaplikasikan perilaku asertif. Assertive training di dalamnya terdapat tindakan pengaplikasian
perilaku asertif dengan memerankan. Namun pemeranan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya berbeda dengan role playing yang akan
dilakukan oleh peneliti saat ini. Jika peneliti sebelumnya melakukan pengaplikasian perilaku asertif bukan berdasarkan aspek perilaku asertif,
kali ini peneliti lebih menekankan proses role playing berdasarkan aspek- aspek perilaku asertif agar tidak keluar dari teori para ahli. Peneliti juga
menuntut kreativitas lebih dari siswa karena siswa melakukan role playing tidak berdasarkan naskah. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian ini menyempurnakan dari penelitian sebelumnya namun dengan cara yang berbeda dalam pengaplikasian perilaku asertifnya.
E. Efektivitas Teknik Role playing untuk Meningkatkan Perilaku Asertif