89
Berikut ini penyajian kisi-kisi skala perilaku asertif setelah dilakukan uji coba : Tabel 6. Kisi-Kisi Skala Perilaku Asertif Setelah Uji Coba
Variabel Sub variabel
Indikator Item
+
- Perilaku
aserif 1. kemampuan
mengungkapkan perasaan secara
terbuka a. Mampu mengungkapkan
perasaan secara jujur. 1, 3, 5.
4 4
b. Mampu mengungkapkan perasaan secara langsung.
7, 11. -
2 c. Mampu mengungkapkan
perasaan secara bertanggung jawab.
13, 17, 16
3 d. Menghargai perasaan
orang lain. 19
20 2
e. Penempatan waktu -
26, 28. 2
2. Kemampuan mengungkapkan
pikiran dan pendapat dengan
percaya diri a. Paham tentang konsep
diri. 31, 35
- 2
b. Mengungkapkan perndapat dengan percaya
diri. 37, 39,
41. 40, 42
5 c. Mengungkapkan pendapat
secara langsung. 43, 45,
47 44, 46.
5 d. Mampu bertanggung
jawab dengan pendapatnya.
49, 51. 50, 52.
4 e. Mampu menghargai
pikiran dan pendapat orang lain.
55, 57. 59
58 4
Jumlah item 21
12 33
b. Validitas Eksperimen
Menurut Nurul Zuriah 2005: 60-64 ada dua jenis validitas eksperimen, yaitu :
1 Validitas Internal Suatu eksperimen memiliki validitas internal jika faktor-faktor
yang dimanipulasi variabel bebas benar-benar murni memberikan
90
pengaruh atau efek pada fenomena pada variabel terikat tergantung yang diobservasi dalam latar eksperimen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi validitas internal adalah : a Kematangan.
Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatan oleh reaksi wajar dari kematangannya dapat mengganggu dalam
menerjemahkan perubahan. b Peristiwa insidental
Penampilan subjek yang diobservasi oleh peneliti dapat dipengaruhi oleh peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang
muncul secara insidental. c Ujian
Proses ujian
awal pada
permulaan eksperimen
dapat menghasilkan perubahan pada diri subjek yang terkena
eksperimen. d Pengukuran yang tak stabil
Penggunaan alat dan teknik pengukuran yang tidak reliabel dan akurat untuk mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek tingkah
laku, termasuk suatu ancaman terhadap validitas eksperimen. e Regresi statistik
Eksperimen yang berpola pre-test – post-test biasanya mengalami
ancaman ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pre-test,
91
tidak menutup kemungkinan nilainya pada post-test akan rendah, dan sebaliknya.
f Seleksi sampel yang berbeda Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam validitas internal.
g Adanya mortalitas sampel eksperimen Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya
menguap karena kematian atau putus di tengah jalan. 2 Validitas Eksternal
Biasanya eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara variabel yang ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasi-
situasi noneksperimental. Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan temuan eksperimen untuk digeneralisasikan pada
populasi yang lebih luas. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:
a Latar eksperimen buatan Ada kemungkinan peneliti membuat suasana dan kondisi
eksperimen buatan yang sedemikian rupa dalam rangka mempertajam kontrol terhadap variabel imbuhan.
b
Pengaruh Placebo Hawthorne Pengaruh ini menunjuk kepada ancaman yang bersifat psikologis.
Subjek yang tahu bahwa dirinya berada dalam suatu eksperimen
92
dapat menjadi variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen.
c Campur tangan perlakuan sebelumnya Suatu eksperimen yang orangnya itu-itu saja kelompok tunggal,
baik dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. d TesUjian
Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang
valid untuk satu situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain.
e Pilihan yang bias Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok eksperimen
dan kontrol tidak equivalen dapat mengancam validitas eksternal juga.
2. Uji Reliabilitas Instrumen