Setting Penelitian METODE PENELITIAN

51 Sugiyono, 2012: 102. Diperjelas bahwa instrumen sebagai alat yang sangat dibutuhkan untuk mengukur variabel yang sedang diteliti. “Untuk dapat memperoleh hasil yang baik maka, perlu dipersiapkannya alat ukur yang baik pula” Sugiyono, 2012: 102. Dengan kata lain keberhasilan sebuah penelitian bergantung pada penyusunan instrumen untuk dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian atau dapat menguji hipotesis pada penelitian tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan observasi dan panduan dokumentasi. Pedoman observasi ini digunakan untuk memantau kemampuan berwudhu subyek dan pelaksanaan intervensi. Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini adalah adalah perkembangan selama intervensi dengan media video. Panduan observasi ini berisi daftar jenis kegiatan yang akan diamati saat kegiatan intervensi diberikan kepada subyek. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan berwudhu sebelum diberikan intervensi dan setelah intervensi. Kegiatan observasi dilaksanakan pada minggu I dengan mengamati kegiatan berwudhu yang dilakukan oleh subyek sesuai dengan instrumen observasi yang telah ditentukan, observasi juga diberikan pada saat pemberian perlakuan atau intervensi pada minggu ke II dan III, serta pada saat setelah pemberian intervensi yaitu minggu ke IV. Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan observasi ini adalah subyek dapat melaksanakan kegiatan berwudhu dari tahap pertama sampai akhir dan berurutan. Tujuannya adalah agar subyek dapat memahami dan menghayati kegiatan berwudhu dengan baik, kemudian dapat membiasakannya dalam 52 kehidupan sehari-hari sebagai upaya menjadi makhluk ciptaan Tuhan yang berimaan. Model kisi-kisi penyusunan instrumen observasi kemampuan berwudhu dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Menentukan tujuan observasi Tujuan observasi adalah untuk mengetahui kemampuan berwudhu subyek sebelum dan sesudah diberikannya intervensi atau perlakuan. b. Mengadakan pembatasan yang akan diobservasikan Pembatasan yang akan diobservasikan adalah tata urutan berwudhu yang diawali melafalkan bacaan basmalah dengan lancar, membasuhkan kedua tangan sampai pergelangan, menggosok sampai sela-sela jari tangan, berkumur sebanyak tiga kali, membasuh kedua lubang hidung sebanyak tiga kali, membasuh seluruh muka sebanyak tiga kali, membasuh tangan kanan sampai siku sebanyak tiga kali, membasuh tangan kiri sampai siku sebanyak tiga kali, membasuh sebagian kepala sebanyak tiga kali, membasuh daun telinga kanan sebanyak tiga kali, membasuh daun telinga kiri sebanyak tiga kali, membasuh kaki kanan sampai mata kaki sebanyak tiga kali, membasuh kaki kiri sampai mata kaki sebanyak tiga kali dan diakhiri dengan Hamdalah tanpa menggunakan doa penutup, mengingat kemampuan anak autis dalam mencerna informasi baru tidak seperti anak normal pada umumnya yang cepat. Pembatasan ini telah disesuaikan dengan dasar teori yang telah dinyatakan oleh para ahli. Adapun kisi-kisi instrumen panduan observasi tersebut adalah sebagai berikut: