28 sebanyak tiga kali. Kegiatan terakhir yaitu membaca hamdalah untuk
mengakhiri kegiatan berwudhu.
3. Rukun Berwudhu
Qamaruddin Shaleh, Dahlan, dan M.D. Dahlan 1994: 175 memperjelas pada buku mereka yang membahas hadits riwayat Al-
Bukhari dari ‘Amr bin al-Harts dari Abdurrahman bin al-Qasim dari bapaknya yang bersumber dari Aisyah bersumber pada Al-
Qur’an surat Al-Maidah ayat 6 yang artinya sebagai berikut,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air kakus atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan ni’mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. Kemudian dari ayat tersebut dijelaskan riwayatnya sebagai berikut,
“Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kalung Siti Aisyah yang telah jatuh dan hilang di suatu lapangan dekat kota Madinah.
Rasulullah saw. memberhentikan untanya lalu turun, untuk mencarinya kemudian istirahat hingga tertidur di pangkuan Siti
Aisyah. Tiada lama kemudian datanglah Abu Bakar menampar Siti
Aisyah sekerasnya seraya berkata: “Kamulah yang menahan manusia karena sebuah kalung”. Kemudian Nabi saw. terbangun
dan tibalah waktu Shubuh. Beliau mencari air tapi tidak mendapatkannya, maka turunlah ayat ini S, 5 : 6. Maka
berkatalah Usaid bin Mudlair: “Allah telah memberi berkah bagi manusia dengan sebab keluarga Abu Bakar”. Ayat ini mewajibkan
berwudlu atau tayammum sebelum shalat.” Hadits tersebut menjadi pondasi bahwa rukun berwudhu adalah
membasuh muka, membasuh tangan sampai siku, membasuh kepala, dan membasuh kaki sampai kedua mata kaki.
29 Rukun wudhu menurut Abi Abdurrahman 2009: 3 adalah diawali
dengan niat, membasuh muka, membasuh dua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala, membasuh dua telapak kaki sampai mata
kaki, tertib atau harus berurutan. Rukun wudhu yaitu niat, mencuci muka dan kedua tangan hingga siku, membasuh kepala, dan terakhir mencuci
kedua kaki Mahmud Al-Mishri, 2007: 90. Sedangkan Muhammad Bagir 2008: 72 menyatakan rukun wudhu adalah niat berwudhu,
dilanjutkan dengan membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai dengan kedua siku, mengusap kepala, membasuh kedua kaki, dan tertib.
Semua pendapat para ahli mengenai rukun wudhu kemudian ditarik kesimpulan bahwa yang termasuk dalam rukun wudhu adalah niat,
membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan berurutan.
Indikator pencapaian anak autis dalam penelitian ini adalah dapat melakukan gerakan wudhu dengan benar dan berurutan.
D. Kerangka Pikir
Sebagai seorang Muslim yang harus melaksanakan semua perintah Allah SWT maka, seseorang yang berkemampuan untuk menjalankannya, maka
hukumnya adalah wajib. Berbeda dengan anak autis yang mempunyai gangguan fungsi kognitif, emosi, dan psikomor. Aspek komunikasi, perilaku,
dan interaksi sosial, merupakan masalah utama dari anak autis yang diharapkan mampu dalam melaksanakan ibadah dapat dipermudah sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing. Dalam hal ini kemampuan harus