Pendekatan Penelitian METODE PENELITIAN
38 dilakukan pada keadaan tanpa direkayasa atau diberi intervensi apapun.
Kondisi eksperimen adalah kondisi saat intervensi telah diberikan kepada subyek penelitian diukur dalam kondisi rekayasa atau intervensi. Pada
penelitian dengan disain subyek tunggal pasti dilakukannya sebuah perbandingan antara fase baseline dengan sedikit-sedikitnya satu kondisi
perlakukan atau intervensi Juang Sunanto, dkk, 2006: 41. Dalam penelitian eksperimen subyek tunggal terdapat beberapa variasi
desain. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah A-B-A. Dalam desain ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel
terikat dan variabel bebas. Pola desain penelitian subyek tunggal yang dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan bentuk A-B-A. Juang Sunanto, dkk
2006: 44 menyatakan bahwa “desain A-B-A telah menunjukkan adanya
hubungan sebab akibat antara variabel terikat dengan varia bel bebas”. Pada
penelitian ini, tujuan digunakannnya pola desain A-B-A yaitu untuk mengetahui keefektifan dari media video terhadap kemampuan berwudhu
anak autis kelas X. Berikut adalah penjelasan mengenai desain A-B-A:
1. A-1 baseline-1 merupakan suatu kondisi awal kemampuan subyek
dalam berwudhu sebelum diberikannya intervensi. Pengukuran pada fase ini dilakukan sebanyak 4 sesi dengan durasi waktu yang disesuaikan
dengan kebutuhan 10 menit. Pengukuran pada fase baseline-1 dilakukan sampai data stabil.
2. B intervensi yaitu suatu gambaran mengenai kemampuan yang sudah
dimiliki subyek dalam berwudhu selama diberi intervensi atau perlakuan
39 secara berualang kali dengan melihat hasil pada saat intervensi. Pada
tahap ini subyek diberikan intervensi menggunakan media video sebanyak 8 kali dengan diputarkannya video secara keseluruhan,
kemudian peneliti akan mencontohkan cara berwudhu sesuai dengan video yang telah ditampilkan selama satu kali. Setelah itu video akan
diputar setiap tahap wudhu dengan diikuti dengan demonstrasi atau praktek langsung, begitu selanjutnya sampai tahapan berwudhu selesai.
Intervensi ini akan didapatkan sampai data yang stabil. Intervensi dilakukan sebanyak 8 sesi dengan membutuhkan waktu 30 menit dalam
setiap sesinya. 3.
A-2 baseline-2 merupakan pengalaman kondisi baseline-1 sebagai hasil evaluasi dari langkah intervensi yang telah diberikan kepada subyek.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan presentase melihat berapa besar peningkatan kemampuan berwudhu. Pengukuran ini dilakukan
sampai data stabil dan agar lebih jelas, desain penelitian Single Subject Research dengan bentuk rancangan desain A-B-A digambarakan sebagai
berikut:
40 Baseline-1 A
Intervensi B Baseline-2 A
Subyek Penelitian
Sesi waktu
Gambar 2. Grafik 4-3 Prosedur Dasar Desain A-B-A Juang Sunanto, dkk, 2006: 45