37
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian eksperimen ada unsur penting yang terdapat didalamnya yaitu unsur pengendalian atau aturan yang dilakukan dalam
sebuah penelitian . “Pengendalian adalah inti metode ekperimen. Tujuan dari
pengendalian tersebut adalah untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki” Donald Ary, Luchy Cheser Jacobs, Asghar
Razavieh, 2007: 343. Apabila dalam sebuah penelitian eksperimen akan mengetahui pengaruh dari sebuah variabel atau diberlakukannya sebuah
perlakuan kepada subyek, maka perlu diberikannya sebuah pengendalian. Secara garis besar sebuah pengendalian adalah sebuah kondisi yang telah
diatur untuk dapat mengetahui hasil dari sebuah perlakuan. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain subyek tunggal. “Desain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel
penelitian” Rosnow dan Rosenthal dalam Juang Sunanto, dkk, 2006: 41. Pengukuran variabel terikat dalam penelitian subjek
tunggal ini dilakukan secara berulang-ulang dengan periode waktu tertentu. Perbandingan yang dilakukan bukan antar individu atau kelompok tetapi
perbandingan diberlakukan pada subyek yang sama namun dalam kondisi yang berbeda. Kondisi yang berbeda tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
dalam mencari pengaruh dari variabel bebas yaitu media video yang telah ditentukan. Kondisi sebelum dan setelah pemberian intervensi dalam
penelitian SSR ini disebut baseline dan kondisi saat diberi perlakuan yaitu intervensi. Baseline merupakan kondisi saat pengukuran subyek penelitian
38 dilakukan pada keadaan tanpa direkayasa atau diberi intervensi apapun.
Kondisi eksperimen adalah kondisi saat intervensi telah diberikan kepada subyek penelitian diukur dalam kondisi rekayasa atau intervensi. Pada
penelitian dengan disain subyek tunggal pasti dilakukannya sebuah perbandingan antara fase baseline dengan sedikit-sedikitnya satu kondisi
perlakukan atau intervensi Juang Sunanto, dkk, 2006: 41. Dalam penelitian eksperimen subyek tunggal terdapat beberapa variasi
desain. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah A-B-A. Dalam desain ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel
terikat dan variabel bebas. Pola desain penelitian subyek tunggal yang dipakai dalam penelitian ini adalah rancangan bentuk A-B-A. Juang Sunanto, dkk
2006: 44 menyatakan bahwa “desain A-B-A telah menunjukkan adanya
hubungan sebab akibat antara variabel terikat dengan varia bel bebas”. Pada
penelitian ini, tujuan digunakannnya pola desain A-B-A yaitu untuk mengetahui keefektifan dari media video terhadap kemampuan berwudhu
anak autis kelas X. Berikut adalah penjelasan mengenai desain A-B-A:
1. A-1 baseline-1 merupakan suatu kondisi awal kemampuan subyek
dalam berwudhu sebelum diberikannya intervensi. Pengukuran pada fase ini dilakukan sebanyak 4 sesi dengan durasi waktu yang disesuaikan
dengan kebutuhan 10 menit. Pengukuran pada fase baseline-1 dilakukan sampai data stabil.
2. B intervensi yaitu suatu gambaran mengenai kemampuan yang sudah
dimiliki subyek dalam berwudhu selama diberi intervensi atau perlakuan