BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi ekonomi telah menyebabkan perubahan pesat terhadap perekonomian, tidak hanya pada tingkat dunia tetapi juga berpengaruh terhadap
Indonesia sebagai salah satu negara pelaku ekonomi. Sebagai dampaknya, terjadi perkembangan aktivitas ekonomi yang drastis di Indonesia. Perkembangan
ekonomi negara yang semakin berkembang seperti saat ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas pasar modal yang setiap tahun semakin berkembang pesat.
Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan sekuritas yang tumbuh di Indonesia. Dengan semakin banyaknya perusahaan sekuritas yang
tumbuh, semakin memudahkan bagi perusahaan yang membutuhkan modal dari investor yang ingin menginvestasikan dananya dalam bentuk saham dengan
harapan mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen maupun capital gain. Perusahaan juga harus dapat memanfaatkan efek globalisasi dalam
perkembangan investasi di Indonesia. Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi
keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan perusahaan adalah kegiatan
investasi. Dalam kegiatan investasi manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk investasi yang dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan investasi tersebut perlu mempertimbangkan sumber pendanaan investasi tersebut apakah dari sumber internal atau dari sumber eksternal sehingga
keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. Tanggung jawab utama yang lain dari manajer adalah menggalang dana
yang dibutuhkan perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh
perusahaan. Keputusan pendanaan dan investasi tentu saling terkait dimana jumlah investasi menentukan jumlah pendanaan yang harus diperoleh dan para
investor yang berkontribusi mendanai saat ini mengharapkan pengembalian investasi di masa depan.
Dalam perkembangan usaha saat ini, keefisienan serta keefektifan sebuah perusahaan akan menjadi kekuatan tersendiri dalam mempertahankan usaha serta
bersaing dengan para pesaing. Perusahaan dalam hal ini dihadapkan pada sebuah keputusan besar, yaitu dalam keputusan kebijakan dividen. Kebijakan ini terkait
pada penggunaan laba perusahaan yang akan digunakan untuk pembagian dividen kepada para pemegang saham, atau menahan laba yang dimiliki guna dana
ekspansi atau investasi yang akan datang Pribadi dan Sampurno, 2012. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak
dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini tergantung dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang
diperoleh perusahaan yang pada umumnya sebagian dari penghasilan bersih
Universitas Sumatera Utara
setelah pajak dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan.
Untuk itulah manajer harus dapat menentukan kebijakan dividen yang memberikan keuntungan kepada investor, disisi lain harus menjalankan
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. Pembagian dividen bertujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui jumlah
dividen yang dibayarkan ke para pemegang saham dan menunjukkan likuiditas perusahaan dengan tetap membayarkan dividen dalam menghadapi resiko
perusahaan yang ada. Untuk mencapai tujuan tersebut melibatkan dua pihak yang berkepentingan dalam pembagian dividen yaitu investor dan emiten.
Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan return atau keuntungan yang diperoleh dari
investasi yang dilakukan. Return atau keuntungan yang akan diperoleh investor adalah dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dalam aktifitas pasar modal,
para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu berupa capital gain
dan dividen Marlina dan Danica, 2009. Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian
keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen dibandingkan dengan laba ditahan retained earning atau
justru sebaliknya. Apabila proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen lebih besar dari laba ditahan, akibatnya adalah dana internal yang dimiliki
perusahaan turun, dan perusahaan perlu mencari dana dari luar perusaahaaan bila perusahaan ingin melakukan ekspansi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut bentuk pembayarannya, dividen dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu cash dividend dividen tunai, stock dividend dividen saham dan
property dividend dividen kekayaan. Cash dividend merupakan dividen yang
dibayarkan dalam bentuk kas, stock dividend merupakan dividen yang dibayarkan sebagai tambahan jumlah lembar saham biasa kepada pemegang sahamnya dan
property dividend merupakan distribusi pro rata suatu aset fisik. Cash dividend
merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling umum digunakan oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham Warsono,
2003:272. Cash Dividend
perusahaan tergambar pada dividen per share-nya yaitu besar dividen yang diberikan kepada para investor. Besar kecilnya dividen per
share yang dibagikan akan mempengaruhi keputusan investasi para investor dan
di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Cash dividend sangat diharapkan oleh para pemegang saham, karena cash dividend merupakan
pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Bagi para pemegang saham atau investor cash dividend merupakan
tingkat pengembalian investasi mereka berupa kepemilikan saham yang diterbitkan perusahaan. Bagi pihak manajemen, cash dividend merupakan arus kas
keluar yang mengurangi kas perusahaan. Di dalam perusahaan, cash dividend yang terjadi setiap tahunnya selalu
berfluktuasi, serta ada pula perusahaan yang membagikan dividen secara konstan setiap tahunnya meskipun nilai pasar perusahaan tiap tahun selalu berubah. Bagi
emiten, pertimbangan yag digunakan untuk memutusakan pembagian cash
Universitas Sumatera Utara
dividend tidak mudah. Emiten akan mempunyai banyak pertimbangan yang
kadang kala bertentangan dengan harapan dari pemegang saham. Adanya perbedaan pembagian cash dividend oleh masing-masing perusahaan
menunjukkan bahwa setiap perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda- beda dalam menentukan kebijakan dividen Lubis, 2009.
Investor mengharapkan untuk mendapatkan tingkat pengembalian return baik berupa dividen maupun capital gain tidak didasarkan pada kebijakan
manajemen intern perusahaan tetapi didasarkan pada hasilkinerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang
dipublikasikan. Kebijakan apapun yang ditempuh oleh manajemen perusahaan, bagi investor tidak terlalu penting dipertimbangkan, karena kebijakan manajemen
hanya dapat diketahui oleh pihak intern perusahaan. Lagi pula, bagi investor yang terpenting adalah melihat bagaimana perkembangan perusahaan terutama dari
kinerja keuangannya Pujiyanti,2005. Banyak perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, diantaranya adalah perusahaan sektor pertambangan. Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu
negara. Potensi yang kaya akan sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan–perusahaan melakukan ekspolarasi pertambangan sumber
daya tersebut. Sifat dan karakteristik industri pertambangan berbeda dengan industri
lainnya. Salah satunya industri pertambangan memerlukan biaya investasi yang sangat besar, berjangka panjang, sarat resiko, dan adanya ketidakpastian yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi menjadikan masalah pendanaan sebagai isu utama terkait dengan pengembangan perusahaan. Perusahaan pertambangan membutuhkan modal yang
sangat besar dalam mengekspolorasi sumber daya alam dalam mengembangkan pertambangan. Untuk itu, perusahaan pertambangan banyak masuk ke pasar
modal untuk investasi dan untuk memperkuat posisi keuangannya. Sektor pertambangan telah menjadi sektor yang semakin strategi di
Indonesia dilihat dari posisi Indonesia sebagai penghasil tembaga terbesar keempat di dunia dan juga penghasil nikel terbesar kedua di dunia. Namun, krisis
ekonomi global dan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara menjadi masalah utama industri pertambangan di Indonesia ke depan. Dalam
waktu dekat, diperkirakan tidak ada investasi besar yang masuk. Pelaku industri pertambangan menilai belum ada kemajuan berarti dalam mengatasi masalah itu.
Industri pertambangan Indonesia menikmati lonjakan harga komoditas di tahun 2007 sehingga mendorong laba naik 65 persen. Namun, pendapatan
perusahaan tambang ikut merosot sampai 33 persen seiring anjloknya harga komoditas tahun 2008. Fluktuasi kinerja keuangan yang terjadi pada perusahaan
sektor pertambangan tentu berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan http:bisnis-keuangan.kompas.com
. Industri di sektor ini mengalami era kejayaannya pada tahun 2011. Pada periode tersebut, harga rata-rata batubara
sempat menyentuh level US 127,05 per ton. Ini merupakan level tertingginya sejak 2009 silam. Ketika itu, harga tertinggi batubara berada di level US
81,35 per ton. Level harga tersebut bahkan tidak melebihi harga rata-rata batubara pada 2010 sebesar US 91,74 per ton http:fokus.kontan.co.idnews.
Universitas Sumatera Utara
Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada cash
dividend yang tinggi. Stabilitas di sini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang
positif
.
Bagi investor pembayaran deviden yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko perusahaan juga
relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil Sartono, 2001:294.
Namun, besar kecilnya deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan deviden masing-masing perusahaan dan dilakukan
berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Berdasarkan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh manajemen dan keputusan investor yang didasarkan pada
kinerja keuangan maka penelitian ini mengidentifikasi variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap rasio pembayaran cash devidend. Variabel-variabel
yang mempengaruhi rasio pembayaran cash dividend dalam penelitian ini yaitu, return on assets, current ratio, total assets turnover, growth,
dan earning per share
. Return On Assets
merupakan rasio untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Return On Assest ROA menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan Sartono, 2001:123. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau
laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit tinggi maka perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usaha. Perusahaan yang dapat menciptakan
profit atau laba besar berarti perusahaan dapat menciptakan pendanaan internal
Universitas Sumatera Utara
bagi perusahaan sendiri. Setelah ada dana tersebut, maka perusahaan akan menggunakan untuk ditahan menjadi laba ditahan dan dibagikan kepada para
pemilik sebagai dividen Hardiatmo dan Daljono, 2012
.
Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen Sadalia dan Khalijah, 2011. Current Ratio
merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Current ratio menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam
waktu dekat biasanya kurang dari satu tahun Lubis, 2009. Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen
merupakan cash outflow, maka makin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen Sartono,
2001: 293. Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan
secara finansial. Jika penjualan tinggi dan total aktivanya tetap, maka perputaran assetnya akan tinggi. Keuntungan yang tinggi dapat digunakan pada investasi
aktiva tetap atau bisa juga dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian semakin tinggi perputaran asset perusahaan, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan
membagikan dividen per share-nya. Hal ini dapat dilihat pada nilai Total Assets Turn Over. Total Asset Turn Over
adalah rasio yang menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dan mendapatkan laba Hanafi, 2004: 40.
Universitas Sumatera Utara
Sebuah perusahaan yang mengalami pertumbuhan atau growth berarti aktivitas operasi perusahaan tinggi. Hal ini menyebabkan pendananaan
perusahaan lebih difokuskan untuk mengembangkan pertumbuhan atau dana perusahaan lebih difokuskan untuk kegiatan operasi. Perusahaan akan memilih
untuk membiayai pertumbuhan perusahan daripada membayar dividen kepada para pemegang saham. Sehingga pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan
yang sedang dalam masa pertumbuhan adalah rendah Hardiatmo dan Daljono, 2012.
Setiap perusahaan yang menjalankan operasi perusahaanya tentu mampu menghasilkan keuntungan bersih earning. Earning Per Share EPS merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Dividen akan dibayarkan jika perusahaan mampu mendapatkan
keuntungan bersih, dengan begitu laba bersih per saham EPS akan mempengaruhi dalam pembagian dividen Sadalia dan Khalijah, 2011.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya dapat diketahui bahwa investor menginginkan kebijakan deviden yang stabil. Namun kenyataanya, rata-rata
perkembangan cash dividend pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011 mengalami fluktuasi. Berikut
akan ditunjukkan perkembangan kinerja keuangan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI yang membagikan deviden secara berturut-
turut pada periode 2007-2011:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Rata-rata Kinerja Keuangan Sampel Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011
No Nama Perusahaan
Tahun 2007 ROA
CR TATO
Growth EPS
Rp Cash
Dividend Rp
1 Aneka Tambang
Tbk. 42,63
447,41 99,7
65,18 536,67
215,23 2
Bumi Resources Tbk.
25,52 105,07
90,63 12,17
382,99 77
3 Vale Indonesia
Tbk. 62,15
253,38 123,24
11,07 1140
987,7 4.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
7,19 159,29
97,41 51,82
449 155
5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 14,06
212,26 31,79
12,25 98
20 6.
Medco Energi International Tbk.
0,31 216,99
49,45 21,77
210 57
7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 7,73
117,23 43,05
34,63 346
34,2 8.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
18,25 413,79
103,63 26,39
330 164,97
9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 8,72
287,3 216,02
29,68 47
12 10. Timah Tbk.
35,45 290,53
169,73 45,36
3546 1772,88
Rata-rata 22,20
250,32 102,46
31,03 708,56
349,59 Tahun 2008
1. Aneka Tambang
Tbk. 13,9
801,65 93,54
15,11 143,67
57,47 2.
Bumi Resources Tbk.
4,91 75,22
74,17 85,66
364,19 50,6
3. Vale Indonesia
Tbk. 19,51
476,07 71,18
2,33 395,97
208,15 4.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
23,99 152,87
132,51 26,22
2276,64 1345
5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 17,97
236,99 150,28
29,54 161,89
20 6.
Medco Energi International Tbk.
17,48 222,48
64,95 9,15
920,71 150,42
7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 2,47
217,68 50,07
24,97 27,6
41,74 8.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
27,96 365,77
118,17 53,46
741,18 105
Universitas Sumatera Utara
9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 4,86
198,46 195,04
49,89 39
12 10. Timah Tbk.
23,2 262,41
156,49 14,94
2667,1 133
Rata-rata 15,62
300,96 110,64
31,12 773,79
212,33 Tahun 2009
1. Aneka Tambang
Tbk. 6,52
727,5 87,63
2,87 63,46
25,38 2.
Bumi Resources Tbk.
2,58 93,96
49,84 40,4
92,58 27,68
3. Vale Indonesia
Tbk. 8,36
723,57 37,53
10,01 161,78
104,56 4.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
27,99 197,97
125,51 22,41
2801,29 1964
5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 17,71
205,72 148,97
21,21 128,01
10 6.
Medco Energi International Tbk.
0,94 155,38
32,72 3,01
54,44 44,1
7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 21,97
248,38 62,87
12,21 256,96
154,2 8.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
33,75 491,52
110,76 32,29
1183,84 533,4
9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 3,3
217,38 184,14
8,89 24,18
12 10. Timah Tbk.
6,46 287,66
158,77 16,06
62,34 31,17
Rata-rata 12,95
334,90 99,87
16,93 482,88
290,64 Tahun 2010
1. Aneka Tambang
Tbk. 13,8
381,77 71,56
23,06 176,77
70,71 2.
Bumi Resources Tbk.
2,94 188,65
41,53 4,16
134,49 41,78
3. Vale Indonesia
Tbk. 19,96
451 55,27
8,02 395,18
178,72 4.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
18,73 183,44
148,92 9,08
1622,11 1202
5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 31,41
233,77 180,41
93,17 166,03
50 6.
Medco Energi International Tbk.
3,64 204,23
40,81 11,63
223,77 74,8
7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 19,44
343,4 60,59
11,91 257,38
154,44 8.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
23,03 579,05
85,67 7,97
871,86 523,12
9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 2,15
149,53 172,31
5,58 16,66
8
Universitas Sumatera Utara
10. Timah Tbk. 16,11
323,66 138,79
21,17 188,34
94,17
Rata-rata 15,12
303,85 99,58
19,57 405,25
250,38 Tahun 2011
1. Aneka Tambang
Tbk. 12,66
1064,2 68,06
24,4 201,79
90,99 2.
Bumi Resources Tbk.
2,99 110,25
54,3 4,55
93,9 14,31
3. Vale Indonesia
Tbk. 13,72
436,48 51,31
11,01 304,6
86 4.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
34,59 236,59
150,89 44,85
4244,39 2336
5. Resource Alam
Indonesia Tbk. 46,62
283,03 225,46
85,47 450,2
250 6.
Medco Energi International Tbk.
3,5 160,52
44,18 13,57
1323,48 76,6
7. Perusahaan Gas
Negara Tbk. 15,65
549,92 63,16
3,58 254,25
134,62 8.
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
26,83 463,24
91,95 31,34
1339,27 803,94
9. Radiant Utama
Interinsco Tbk. 0,32
107,69 118,06
71,09 5,21
4 10. Timah Tbk.
13,65 325,7
133,17 11,71
178,25 89,09
Rata-rata 17,05
373,76 100,05
30,157 839,53
388,55 Sumber :
www.idx.com 2007-2011, data diolah Perkembangan kinerja keuangan dapat dilihat melalui informasi yang
berhubungan dengan kinerja keuangan yaitu pergerakan cash dividend serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu return on assets ROA, current ratio
CR, total assets turnover TATO, growth dan earning per share EPS pada
gambar 1.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Sumber : www.idx.co.id 2007-2011, data diolah
Gambar 1.1 Grafik
Rata-rata Kinerja Keuangan Sampel Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2007-2011
Berdasarkan tabel 1.1. dan gambar 1.1, menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang dilihat dari cash dividend dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya berfluktuasi selama tahun 2007-2011. Pada tahun 2007-2008, rata-rata cash dividend mengalami penurunan dari Rp.349,19 menjadi
Rp.211,93. Rata-rata return on assets mengalami penurunan dari 22,20 menjadi 15,62. Rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari 250,32 menjadi
302,12. Rata-rata total assets turnover mengalami kenaikan dari 101,69 menjadi 109,87. Rata-rata pertumbuhan perusahaan growth mengalami
kenaikan dari 31,07 menjadi 33,23. Rata-rata earning per share mengalami kenaikan dari Rp.708,69 menjadi Rp.773,77.
Pada tahun 2008-2009, rata-rata cash dividend mengalami kenaikan dari Rp.211,93 menjadi Rp.286,52. Rata-rata return on assets mengalami penurunan
dari 15,62 menjadi 12,95. Rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari
100 200
300 400
500 600
700 800
900
Tahun 2007 Tahun 2008
Tahun 2009 Tahun 2010
Tahun 2011 ROA
CR TATO
Growth EPS Rp
Cash Dividend Rp
Universitas Sumatera Utara
302,12 menjadi 336,14 . Rata-rata total assets turnover mengalami penurunan dari 109,87 menjadi 99,88. Rata-rata pertumbuhan perusahaan growth
mengalami penurunan dari 33,23 menjadi 17,01. Rata-rata earning per share mengalami penurunan dari Rp.773,77 menjadi Rp.482.87.
Pada tahun 2009-2010, rata-rata cash dividend mengalami penurunan dari Rp.286,52 menjadi Rp.233,83. Rata-rata return on assets mengalami kenaikan
dari 12,95 menjadi 15,12. Rata-rata current ratio mengalami penurunan dari 336,14 menjadi 305,39 . Rata-rata total assets turnover mengalami penurunan
dari menjadi 99,88 menjadi 99,58. Rata-rata pertumbuhan perusahaan growth
mengalami kenaikan dari 17,01 menjadi 19,65. Rata-rata earning per share
mengalami penurunan dari Rp.482.87 menjadi Rp.401,06. Pada tahun 2010-2011, rata-rata cash dividend mengalami kenaikan dari
Rp.233,83 menjadi Rp.388,85. Rata-rata return on assets mengalami kenaikan dari 15,12 menjadi 17,05. Rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari
305,39 menjadi 373,48 . Rata-rata total assets turnover mengalami kenaikan dari 99,58 menjadi 100,05. Rata-rata pertumbuhan perusahaan growth
mengalami kenaikan dari 19,65 menjadi 30,11. Rata-rata earning per share mengalami penurunan dari Rp.401,06 menjadi Rp.839,53.
Berdasarkan nilai rata-rata roa, cr, tato, growth, eps dan cash dividend yang berfluktuasi selama periode penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan
nilai rata-rata kelima variabel bebas roa, cr, tato, growth, dan eps tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend
oleh perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sundjaja dan Barlian 2002:340, semakin tinggi tingkat pengembalian atas aset perusahaan maka semakin besar pembayaran cash
dividend oleh perusahaan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan
sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata return on assets pada sampel perusahaan pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata return on assets
pada periode 2007-2008 mengalami penurunan dan nilai rata-rata pembayaran cash dividend juga mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009,
nilai rata-rata return on assets mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata cash dividend
mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata return on assets
mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata return on assets mengalami
kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata return on assets pada sampel
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend oleh sampel perusahaan
sektor pertambangan yang terdaftar di BEI perusahaan selama periode 2007-2011. Menurut Sartono 2001:293, makin kuatnya posisi kas atau likuiditas
perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan
yang terdaftar di BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata current ratio
Universitas Sumatera Utara
pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash
dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Nilai rata-rata current ratio pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami
penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata current ratio mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Pada periode
2009-2010, nilai rata-rata current ratio mengalami penurunan dan nilai rata-rata cash dividend
juga mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata current ratio
mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata
current ratio pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI
perusahaan tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend
oleh sektor pertambangan yang terdaftar di BEI perusahaan selama periode 2007-2011.
Menurut Syamsuddin 2000:62, semakin tinggi rasio total assets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menciptakan
penjualan untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dari hasil penjualan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membaginya dalam
bentuk dividen atau laba ditahan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2007-
2011, perubahan nilai rata-rata total assets turnover pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding
Universitas Sumatera Utara
lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata
total assets turnover pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan
nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata total assets turnover mengalami penurunan sedangkan
nilai rata-rata cash dividend mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata total assets turnover mengalami penurunan dan nilai rata-rata cash
dividend juga mengalami penurunan. Pada tahun 2010-2011, nilai rata-rata total
assets turnover mengalami penurunan dan nilai rata-rata cash dividend juga
mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata total assets turnove
r pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash
dividend oleh sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI
selama periode 2007-2011. Menurut
Riyanto 2001:267,
apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established, dimana
kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber
dana ekstern lainya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal ini perusahaan perusahaan dapat menentukan cash dividend yang semakin meningkat
sesuai peningkatan pertumbuhan perusahaan,
tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode
2007-2011, perubahan nilai rata-rata growth pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu berbanding
Universitas Sumatera Utara
lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai rata-rata
growth pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata
pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada periode 2008-2009, nilai rata-rata growth mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga
mengalami kenaikan. Pada periode 2009-2010, nilai rata-rata growth mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami penurunan. Pada
periode 2010-2011, nilai rata-rata growth mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend
juga mengalami kenaikan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata growth
mengalami kenaikan dan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata growth pada
sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend oleh sampel
perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2011. Menurut Tandelilin 2001:149, earning Per Share menggambarkan
kemampuan dari setiap lembar saham yang diterbitkan perusahaan dalam menghasilkan laba, karena besarnya cash dividend yang dibayarkan tergantung
dari laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan, tetapi berdasarkan data rata-rata kinerja keuangan sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI periode 2007-2011, perubahan nilai rata-rata earning per share pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak selalu
berbanding lurus terhadap perubahan nilai rata-rata pembayaran cash dividend pada sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
.Nilai rata-rata earning per share pada periode 2007-2008 mengalami kenaikan sedangkan nilai rata-rata pembayaran cash dividend mengalami penurunan. Pada
periode 200-2009, nilai rata-rata earning per share mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata cash dividend mengalami kenaikan. Pada periode 2009-
2010, nilai rata-rata earning per share mengalami penurunan dan nilai rata-rata cash dividend
juga mengalami penurunan. Pada periode 2010-2011, nilai rata-rata earning per share
mengalami penurunan sedangkan nilai rata-rata cash dividend juga mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan nilai rata-rata
earning per share pada sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
BEI tidak selalu berbanding lurus terhadap perubahan nilai pembayaran cash dividend
oleh sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2011.
Beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi cash dividend yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya,
terdapat perbedaan hasil penelitian antara satu dengan yang lain. Pujiyanti 2005 meneliti “Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan CR, ROI,
TATO dan EPS Terhadap Cash Dividend pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta BEJ” dimana hasil yang didapatkan yaitu variabel Current Ratio, Total Assets Turnover dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan sedangkan variabel Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend.
Turnip 2009 meneliti “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Total Asset, Return On Investment
dan Earning Per Share Terhadap Dividen Kas pada
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan Terbuka di Bursa Efek Indonesia”. Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh signifikan, sedangkan variabel
Current Ratio, Debt to Total Assets dan Return On Investment tidak berpengaruh
signifikan terhadap Dividen Kas. Lubis 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods
Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa variabel Return On Investment, Debt to Total Assets, Earning Per Share
dan Dividend Payout Ratio
tidak berpengaruh signifikan, sedangkan variabel Cash Ratio, Current Ratio
dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas.
Berdasarkan fenomena dan teori yang diungkapkan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang cash devidend. Penelitian ini
membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Cash Dividend, yaitu Return On Assets ROA,
Current Ratio CR, Total Assets Turnover TATO, Growth
, dan Earning Per Share EPS. Selanjutnya penelitian ini diberi judul
dengan judul:“Analisis Pengaruh Return On Assets ROA, Current Ratio CR, Total Assets Turnover TATO, Growth, dan Earning Per Share EPS
terhadap Cash Dividend pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah