33 memudahkan siswa dalam menyerap materi melalui gambar-gambar yang
tersaji; menarik perhatian siswa dikarenakan terdapat warna-warna dan konstruksi pop up dapat menggambarkan fakta-fakta yang abstrak;
memancing antusias dalam belajar; dan memperkuat kesan yang ingin disampaikan.
Selain itu, Media visual kirigami pop up memiliki kelebihan- kelebihan yang telah dipaparkan, Media visual kirigami pop up juga
memiliki kelemahan-kelemahan. Menurut Dzuanda 2009: 2 kelemahan kirigami pop up adalah: memiliki mekanik yang membuat pop up dapat
bergerak; waktu pengerjaannya cenderung lama; menuntut ketelitian; biaya yang dikeluarkan cenderung lebih mahal dibandingkan dengan buku
pada umumnya. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
membuat media pembelajaran ini, membutuhkan kesabaran dan ketelitian karena pembuatannya membutuhkan keterampilan khusus, sehingga
membutuhkan waktu pengerjaan yang lama. Biaya yang dikeluarkan juga lebih mahal dibandingkan dengan buku pada umumnya.
D. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan pelaksanaan penelitian ini yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Na‟ilatun Ni‟amah 2014 yang berjudul
“Efektivitas Penggunaan Media Pop Up dalam Pengajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Negeri 1 Mertoyudan Magelang
”. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1 Mertoyudan. Jenis
34 penelitian yang digunakan dlam penelitian ini adalah penelitian quasi
eksperiment. Teknik pengumpilan data dalam penelitian ini berupa tes. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu menunjukan bahwa pada taraf
signifikan 0,05, nilai t
hitung
kelas eksperimen lebih besar dari t
tabel
yaitu 8,322 2, 0032 dengan db= 56 dan nilai t
hitung
kelas control lebih besar dari t
tabel
yaitu 8,354 2,0049 dengan db= 54. Hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hasil yang signifikan pada prestasi belajar keterampilan
bahasa perancis antara siswa yang diajar menggunakan pop up dan siswa yang diajar menggunakan media konvensional. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media pop up dalam pengajaran
keterampilan berbicara bahasa perancis efektif.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nila Rahmawati 2014 dengan judul
“Pengaruh Media Pop-Up Book Terhadap Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-
6 Tahun di TK Putera Harapan Surabaya”. Subjek penelitian ini adalah 20 anak dari kelompok B1 sebagai kelompok eksperimen dan 20
anak dari kelompok B2 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian dalam penelitian ini, skor rata-rata penguasaan kosakata di TK Putera Harapan Surabaya pada kelompok eksperimen meningkat
10,4 poin, sedangkan skor rata-rata penguasaan kosa kata pada kelompom kontrol meningkat 6,1 poin. Berdasarkan hasil perhitungan uji t,
diperoleh nilai t
hitung
≥ t
tabel
atau 4,854 ≥ 2,750. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan media pop-up book
35 terhadap penguasaan kosakata anak usia 5-6 tahun di TK Putera Harapan
Surabaya.
Perbedaan penelitian yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Pop Up dalam Pengajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI Negeri 1
Mertoyudan Magelang” dan penelitian “Pengaruh Media Pop-Up Book Terhadap Penguasaan Kosakata Anak Usia 5-6 Tahun di TK Putera Harapan
Surabaya” dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu “Efektivitas Media Visual Kirigami Pop Up Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Pada Anak Autis Kelas II SD Di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Bantul Yogyakarta
” adalah jenis penelitian yaitu single subject research dan penggunaan teknik pengumpulan data yaitu menggunakan teknik
tes membaca serta peneliti meneliti dalam kemampuan membaca permulaan
pada anak autis kelas II SD. E.
Kerangka Pikir
Anak autis merupakan salah satu golongan anak berkebutuhan khusus, jika dilihat dari fisik kebanyakan anak autis tidak menunjukkan gejala-gejala
kelainan namun jika dilihat dari pola perilaku, bahasa, dan interaksi sosial barulah terlihat bahwa anak tersebut berbeda dengan anak normal lainnya.
Sebagian besar anak autis mengalami kondisi kecerdasan berada di bawah rata-rata, yang ditandai oleh ketebatasan berpikir abstrak. Anak autis yang
memiliki kecerdasan di bawah rata-rata memiliki karakteristik belajar cenderung sukar berpikir abstrak, sulit untuk konsentrasi, lamban dalam
berpikir, cenderung tidak menanggapi respon, dan terlalu asik dalam dunianya
36 sendiri, sehingga anak memiliki keterbatasan dalam penerimaan program
pendidikan bidang akademik. Salah satu program pendidikan tersebut adalah pelajaran Bahasa Indonesia sub bab membaca permulaan. Permasalahan yang
dialami yaitu anak masih mengalami kesulitan dalam membaca suku kata.
Kegiatan membaca permulaan seharusnya dilakukan dengan cara menarik dan menyenangkan bagi anak dengan memanfaatkan penggunaan
media pembelajaran.
Berbagai macam
media pembelajaran
dapat dimanfaatkan oleh guru dalam mengajarkan membaca permulaan pada anak.
Media visual kirigami pop up merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak.
Media visual kirigami pop up merupakan suatu media pembelajaran yang berbentuk seperti buku dan saat dibuka akan muncul gambar dua dimensi
beserta teks kata. Dengan demikian media visual kirigami pop up adalah suatu media pembelajaran yang terbuat dari kertas ivory dengan ukuran 21,0 cm x
29,7 cm. Media ini dikembangkan untuk membangkitkan rasa minat dan motivasi belajar anak autis, serta meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada anak autis kelas II. Media tersebut dipandang efektif digunakan di dalam kegiatan belajar membaca permulaan dikarenakan
tampilan yang menarik minat siswa sehingga siswa dapat berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung.
37 Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
F. Hipotesis