Gaya Belajar Anak Autis

12 mengalami gangguan perkembangan dalam beberapa aspek, yaitu aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Anak autis sangat sulit untuk melakukan kontak mata dengan orang lain, berinteraksi atau bermain dengan teman sebaya, mereka lebih senang dengan dunianya sendiri tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Kesulitan yang dialami oleh anak autis menyebabkan anak mengalami hambatan dalam menerima dan menyerap informasi dari orang lain maupun lingkungan sekitar, dan tentu saja menghambat anak autis dalam pembelajaran di sekolah. Anak autis juga ditandai dengan kesulitan dalam memahami informasi secara verbal dan cenderung menyerap informasi secara visual berupa gambar. Materi belajar yang diberikan kepada anak autis disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan belajar anak. Karakteristik anak autis yang menjadi subjek penelitian adalah anak dengan kesulitan melakukan kontak mata, sulit melakukan komunikasi dua arah namun anak mampu mengeluarkan suara, artinya anak memiliki modal dalam berkomunikasi secara verbal jika terus dilatih dan dibiasakan. Anak sudah mampu mengidentifikasi huruf namun anak belum mampu membaca suku kata dan kata. Pemberian materi belajar yang diberikan dapat dibantu dengan menggunakan media sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

3. Gaya Belajar Anak Autis

Autis merupakan gangguan perkembangan pervasif yang melibatkan gangguan perkembangan fisik, perilaku, kognitif, sosial, dan 13 bahasa, sehingga anak autis tidak dapat belajar secara normal seperti anak normal lainnya. Anak autis memiliki cara atau gaya belajar sendiri dalam menangkap informasi secara efektif. Menuruf Sussman Asti Mayanti, dkk, 2003: 200 dapat beberapa gaya belajar yang paling dominan pada anak autis dalam menangkap informasi, diantaranya: a. Rote Learner Gaya belajar Rote Learner ini cenderung menghafal informasi yang diberikan apa adanya, tanpa memahami arti dari informasi tersebut. Artinya, anak autis menerima informasi tersebut tanpa memahami maknanya. Contohnya anak autis dapat mengetahui simbol angka namun tidak memahami simbol angka tersebut mewakili jumlah benda. b. Gestalt Learner Anak autis dengan gaya belajar gestalt akan belajar bicara tanpa dengan mengulang seluruh kalimat. Anak dapat mengingat seluruh kejadian, namun sulit memilah kata-kata yang penting untuk disampaikan kepada orang lain. Anak autis cenderung menghafal seluruh bagian dari kalimat tanpa memahami makna dari masing- masing kata. c. Auditory Learner Anak autis dengan gaya belajar auditori ini senang bicara dan mendengarkan orang lain bicara. Anak autis dapat menangkap informasi melalui pendengarnya, akan tetapi sangat jarang anak autis 14 dengan gaya belajar ini. Biasanya gaya belajar ini digabungkan dengan gaya belajar lain. d. Visual Learner Anak autis dengan gaya belajar visual ini senang dengan melihat-lihat buku, gambar atau menonton televise dan pada umumnya lebih mudah menangkap informasi yang dilihat dari pada informasi yang didengar. Penglihatan merupakan indera yang peling berpengaruh pada anak autis dalam memperoleh informasi sehingga banyak anak autis yang menyukai video atau gambar. e. Hands-on Learner Anak dengan gaya ini senang mencoba-coba dan biasanya mendapatkan informasi atau pengetahuan dari pengalamannya. Berdasarkan sifatnya yang langsung melakukan praktik dan melakukan langkah demi langkahnya, maka gaya belajar ini juga banyak dimiliki oleh anak autis. Hasil belajar akan lebih efektif bila proses belajar disesuaikan dengan gaya belajar pada anak autis. Gaya belajar yang banyak digunakan oleh anak autis adalah dengan menggunakan media visual. Gaya belajar tersebut dapat digabungkan dengan karakteristik dan kebutuhan dari anak autis. Pada penelitian ini, anak autis yang menjadi subjek penelitian memiliki gaya belajar visual learner, yaitu anak senang belajar melalui gambar atau informasi yang dapat dilihatnya serta belajar dari instruksi guru. Gaya belajar ini bisa dijadikan bahan pertimbangan 15 dalam memilih media pembelajaran bagi anak autis. Oleh karena itu, peneliti memilih media visual kirigami pop up sebagai media belajar untuk membaca permulaan pada anak autis karena di dalamnya terdapat unsur gambar dan teks kata yang dapat digunakan untuk menyerap informasi serta sesuai dengan kebutuhan gaya belajar anak autis.

B. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca Permulaan