Setting Penelitian Validitas Instrumen

41 Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian Waktu Kegiatan penelitian Minggu I Pelaksanaan tes pada baseline-1 Minngu II Pelaksanaan intervensi I, II Minggu III Pelaksanaan intervensi III, IV dan V Minggu IV Pelaksanaan tes pada baseline-2

D. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dalam ruang kelas belajar, dengan setting tempat duduk dijauhkan dari siswa lain. Hal ini dilakukan agar subjek penelitian terhindar dari pengaruh luar seperti keributan teman-temannya, serta informasi yang diperoleh valid mengenai efektivitas media visual kirigami pop up terhadap kemampuan membaca permulaan pada siswa autis. E. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak autis kelas II SD di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita dengan satu orang anak sebagai subjek penelitian. Alasan pemilihan subjek tersebut karena kemampuan membaca permulaan yang rendah, ini bisa diketahui ketika diminta untuk membaca satu suku kata anak hanya membaca huruf depannya saja, sehingga subjek mengalami kesulitan dalam belajar membaca tahap selanjutnya. Subjek yang saat ini berusia 8 tahun duduk di kelas II SD di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita. Subjek mengalami gangguan perkembangan dalam berkomunikasi dan perilaku. Dalam berkomunikasi subjek masih 42 mengalami kesulitan dan suara yang dikeluarkan tidak jelas. Perilaku yang mengganggu dalam pembelajaran yaitu subjek sering kali menguap saat pembelajaran dan konsentrasinya mudah sekali terpecah. Adapun penetapan subjek penelitian ini didasarkan atas beberapa kriteria penentuan subjek penelitian, yakni: 1. Subjek penelitian merupakan anak yang sudah mampu mengidentifikasi huruf namun belum mampu membaca permulaan satu hingga dua suku kata. 2. Subjek penelitian berumur 8 tahun dan aktif sekolah. 3. Subjek penelitian tidak memiliki gangguan fisik.

F. Variabel Penelitian

Penelitian dengan eksperimen subjek tunggal mengenai penggunaan media visual kirigami pop up terhadap perubahan kemampuan membaca permulaan anak autis kelas II SD ini, terdapat dua variabel penelitian yang akan menjadi objek penelitian. Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian subjek tunggal dikenal dengan nama intervensi atau perlakuan, yakni media visual kirigami pop up.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian subjek tunggal dikenal dengan nama target behavior atau perilaku sasaran, yakni kemampuan membaca permulaan satu hingga dua suku kata. 43 Adapun pada penelitian ini pengukuran perilaku pada variabel terikat diukur dengan frekuensi. Juang, Koji Hideo 2005: 15 menjelaskan bahwa frekuensi merupakan satuan pengukuran variabel terikat yang menunjukkan berapa kali suatu peristiwa terjadi pada periode tertentu. Satuan frekuensi cocok digunakan jika pengamatan terfokus pada perilaku tertentu yang dilaksanakan dalam periode waktu yang sama dari sesi ke sesi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes. Menurut Mahmud 2011: 185 tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Tes yang akan digunakan berupa tes kemampuan membaca permulaan satu hingga dua suku kata.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan tujuan menghasilkan data yang akurat. Menurut Mahmud 2011: 165 instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data sebagai salah satu bagian penting dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca permulaan untuk siswa kelas II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu tes dan observasi. 44 Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan. Tes lisan ini yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan dengan cara membaca satu hingga dua suku kata pola KV. Pelaksanaan tes membaca ini dilakukan pada setiap fase dengan soal yang sama. Tes dilakukan pada semua fase untuk melihat kemampuan awal subjek sebelum dilakukan intervensi, kemampuan subjek saat intervensi dan kemampuan subjek setelah dilakukan intervensi.

2. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 2001: 140-141 kriteria penilaian tes membaca permulaan ini meliputi beberapa aspek, yaitu 1 kejelasan menyuarakan kata dan kalimat, 2 kewajaran lafal intonasi, 3 kelancaran dalam membaca, 4 kejelasan suara, dan 5 keberanian membaca. Adapun kisi-kisi instrumen tes membaca permulaan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagi berikut: 45 Tabel 2. Kisi-kisi Tes Membaca Permulaan Variabel Sub Variabel Indikator No. item soal Jumlah Membaca permulaan Membaca dua suku kata pola konsonan vokal KV a. Membaca dua suku kata dari kata “buku”. 1 1 b. Membaca dua suku kata dari kata “bola”. 2 1 c. Membaca dua suku kata dari kata “sapu”. 3 1 d. Membaca dua suku kata dari kata “meja”. 4 1 e. Membaca dua suku kata dari kata “mata”. 5 1 f. Membaca dua suku kata dari kata “gigi”. 6 1 g. Membaca dua suku kata dari kata “jari”. 7 1 h. Membaca dua suku kata dari kata “kaki” 8 1 Jumlah 8 item soal 46 Teknik atau cara penskoran pada tes kemampuan membaca permulaan adalah: 1 Skor 1 saat anak mampu membaca dua suku kata pola KV dengan benar. Skor 1 ini diperoleh jika anak membaca suku kata pada saat peneliti memberikan instruksi selama 1-3 kali dengan waktu 30 detik. 2 Skor 0 saat anak tidak mampu memabaca suku kata pola KV atau tidak merespon instruksi dari peneliti selama 3 kali.

H. Validitas Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, salah satunya yaitu valid. Valid berarti menurut cara yang semestinya atau sahih. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen Mahmud, 2011: 167. Sebuah instrumen dikatakan sahih apabila apabila mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan observasi. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas isi. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para ahli, tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukan secara pasti, namun para ahli yang ditunjuk diminta untuk mengamati secara teliti semua item dalam tes yang hendak dievaluasi Sukardi, 2011: 123. Ahli yang akan ditunjuk adalah wali kelas subjek. Adapun cara validitasinya yaitu dengan cara guru diminta untuk mengoreksi item-item yang telah dibuat dan kemudian mereka juga memberikan pertimbangan tentang isi dan kejelasan instrumen. Instrumen tes 47 mengungkapkan kemampuan membaca permulaan pada siswa, agar sesuai, maka perlu dilakukan validasi. Dengan kata lain uji validitas isi tidak memerlukan analisis statistik yang dinyatakan dalam bentuk bilangan, akan tetapi uji validitas isi ini dapat dilakukan dengan melakukan pertimbangan mengenai aspek yang diukur. Dalam penelitian ini akan menguji validitas isi instrumen dan media visual kirigami pop up berdasarkan pada keterbatasan peneliti.

I. Prosedur Perlakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas media visual kirigami pop up terhadap kemampuan membaca permulaan pada anak autis. Sutrisno Hadi 1994: 431 menjelaskan bahwa penelitian eksperimen dilaksanakan melalui tiga langkah, yaitu: Pre Experiment Measurent pengukuran sebelum eksperimen, Treatmen tindakan atau perlakuan, dan post Experiment Measurent pengukuran sesudah eksperimen. Dalam penelitian single subject research ini, Pre Experiment Measurent yaitu sama dengan tahap baseline-1 sedangkan post Experiment Measurent sama seperti tahap baseline-2. Berdasarkan pendapat tersebut, maka prosedur perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai beriikut: 1. Tahap baseline-1 a. Pada tahap ini, peneliti memberikan tes membaca permulaan kepada anak autis. Tes yang digunakan adalah tes tindakan untuk mengetahui 48 kemampuan awal anak autis sebelum diberikan treatment atau perlakuan. b. Alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes yaitu 4 menit. c. Tahap baseline-1 dilakukan selama 3 kali pertemuan. d. Terdapat 8 item tes yang diberikan kepada subjek. 2. Tahap pemberian perlakuan Pemberian perlakuan atau intervensi dilakukan dengan cara pemberian media visual kirigami pop up terhadap pembelajaran membaca permulaan. Penggunaan media visual kirigami pop up terhadap pembelajaran membaca permulaan ini adalah siswa diminta untuk mengamati materi yang terdapat di dalam media dan memperhatikan peneliti saat memberikan contoh membaca kata pada setiap gambar yang diperlihatkan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, perlakuan dengan menerapkan media visual kirigami pop up untuk mengetahui efektivitas media visual kirigami pop up terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan yang dilakukan oleh peneliti. Langkah-langkah pelaksanaan pemberian perlakuan atau intervensi meliputi sebagai berikut: a. Kegiatan persiapan, yaitu peneliti melakukan pengkondisian kelas, menyiapkan sarana prasarana atau perlengkapan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian, yaitu media visual kirigami pop up. 49 b. Peneliti mengajak anak untuk berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. c. Peneliti mulai memperlihatkan media visual kirigami pop up yang berupa seperti buku yang didalamnya menampilkan gambar dan suku kata serta kata benda. d. Selanjutnya, peneliti menunjukkan gambar-gambar yang terdapat di media visual kirigami pop up. Adapun materi dalam media visual kirigami pop up ini ialah terdiri dari dua tema yaitu tema kata benda yang ada disekitar anak dan anggota tubuh manusia, diantaranya adalah: 1 Buku, 2 Bola, 3 Sapu, 4 Meja, 5 Mata, 6 Gigi, 7 Jari, dan 8 Kaki. e. Setelah peneliti memperlihatkan gambar-gambar tersebut, peneliti mengajak subjek penelitian untuk membaca satu persatu suku kata yang terdapat didalam media sesuai dengan gambar yang ditampilkan. f. Setelah fase intervensi menggunakan media visual kirigami pop up selesai dilakukan, peneliti memberikan tes kepada anak. 3. Tahap baseline-2 a. Tahap ini merupakan tahap pengukuran terhadap treatment atau perlakuan yang sudah diberikan. b. Peneliti memberikan tes yang sama ketika pemberian tes pada fase baseline-1. Peneliti memberikan tes membaca permulaan yang terdiri 50 suku kata dengan pola KV yang terdiri dari dua tema yaitu kata benda dan anggota tubuh. c. Waktu yang digunakan pada baseline-2 sama dengan waktu yang digunakan pada baseline-1, yaitu 4 menit hingga tes selesai dilaksanakan. d. Pemberian tes akhir pada anak autis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan terhadap kemampuan membaca permulaan sebelum dan setelah menggunakan media visual kirigami pop up.

J. Teknik Analisis Data