61 oleh subjek sendiri. 8 item tes yang diberikan tersebut masing-masing
ialah Buku, Bola, Sapu, Meja, Mata, Gigi, Jari, dan Kaki. Sementara itu, 6 item kesalahan yang dilakukan oleh subjek terdapat pada item
nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 8. Kesalahan tersebut terus terulang selama 3 sesi pada fase baseline-1. Jumlah item yang benar lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah item yang salah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini belum dapat
membaca dua suku kata pola KV dengan benar.
2. Deskripsi Pelaksanaan Intervensi
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan intervensi atau perlakuan sebanyak 5 kali pertemuan sesuai dengan desain penelitian
yang sudah ditentukan. Satu pertemuan dilaksanakan selama 20 menit. Intervensi yang diberikan kepada subjek terkait dengan pengguaan media
visual kirigami pop up untuk mempengaruhi kemampuan membaca permulaan pada subjek. Adapun deskripsi pelaksanaan intervensi dapat
dijabarkan sebagai berikut: a.
Intervensi ke-1 Intervensi ke-1 dilaksanakan pada tanggal 21 September
2015. Adapun langkah-langkah proses belajar menggunakan media visual kirigami pop up secara umum diawali dengan berdoa,
mengkondisikan duduk subjek, kemudian peneliti menyiapkan media visual kirigami pop up dan lembar pengamatan. Pada intervensi ke-1
ini, subjek belajar membaca menggunakan media visual kirigami pop
62 up. Pada awalnya, subjek dikenalkan dengan media visual kirigami
pop up, subjek dibiarkan membuka setiap lembar halaman. Hal ini dilakukan agar subjek terbiasa belajar menggunakan media tersebut.
Subjek terlihat antusias saat mengikuti kegiatan belajar. Terdapat dua tema dalam media visual kirigami pop up
yang diberi judul “ayo belajar membaca nama benda dan anngota tubuh”, di dalam media
tersebut terdapat dua tema yang terdiri dari empat nama benda dan empat nama anggota tubuh.
Pemberian intervensi dilakukan oleh peneliti, peneliti membuka setiap lembar halaman. Pada bagian pertama, peneliti
membuka dan menunjukkan halaman pertam yang bertema nama benda kepada subjek. Awalnya subjek membaca secara global dengan
melihat gambar yang timbul, kemudian peneliti membimbing subjek untuk membaca satu per satu suku kata lalu menjadi sebuah kata
sesuai dengan gambar yang ada. Subjek mengikuti instruksi peneliti dengan baik. Setelah semua materi sudah diberikan, peneliti
memberikan soal latihan. Dari hasil pengamatan, subjek terlihat sangat tertarik dengan media visual kirigami pop up yang diberikan
dalam belajar membaca, subjek masih membaca secara global dengan melihat gambar. Sehingga dilakukan pengulangan pada setiap tema
sebanyak 2 kali. Setiap subjek membaca dengan benar, peneliti memberikan pujian dan mengajak untuk “tos” bersama. Selanjutnya,
63 sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti memberikan tes secara
langsung kepada subjek.
Tabel 4. Data Frekuensi Kesalahan pada Tes Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Intervensi
ke-1
Tanggal Intervensi Ke-
Waktu menit star-stop
Frekuensi Kesalahan total
kejadian
21 Sep 2015
1 08.40-08.44
4 Dari tabel di atas, kesalahan subjek ketika membaca terdapat
pada item nomor 3, 4, 7, dan 8 yaitu subjek belum mampu membaca kata sapu, meja, jari, dan kaki. Pada saat peneliti meminta subjek
untuk membaca kata sapu, subjek hanya membaca suku kata sa saja, lalu subjek hanya membaca suku kata ka pada kata kaki. Saat
peneliti meminta subjek untuk membaca kata meja dan jari, subjek tidak merespon. Setelah pemberian tes, peneliti mengakhiri kegiatan
belajar mengajar dengan memberikan pujian dan mengajak subjek untuk melakukan “tos”.
b. Intervensi ke-2
Intervensi ke-2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 22 September 2015. Kegiatan dilakukan pada intervensi ke-2 sama
dengan kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi ke-1. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan mengkondisikan subjek dan berdoa
bersama. Peneliti mulai mengajak subjek menyanyikan huruf alfabet untuk mengawali pembelajaran. Pada saat pembelajaran dimulai,
subjek terlebih dahulu mengambil dan membuka halaman pada media
64 visual kirigami pop up serta membaca secara global. Kemudian,
peneliti mengambil alih media tersebut dan memperlihatkan isi materi kepada subjek. Peneliti memberikan instruksi kepada subjek
untuk membaca suku kata yang ditunjuk. Misalnya, sapu, peneliti menunjukkan pada suku kata sa dan pu, begitu seterusnya hingga
materi selesai disampaikan. Setelah itu, peneliti memberikan media visual kirigami pop up kepada subjek dan memintanya untuk
membuka halaman yang diminta oleh peneliti serta meminta untuk membacanya. Misalnya, “buka gambar sapu”. Selanjutnya, peneliti
memberikan tes kepada subjek. Jumlah item soal yang benar pada intervensi ke-2 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah item yang
benar pada intervensi ke-1 atau jumlah kesalah yang dilakukan subjek dalam membaca dua suku kata pola KV pada intervensi ke-2 lebih
sedikit dibandingkan dengan intervensi ke-1. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 5. Data Frekuensi Kesalahan pada Tes Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Intervensi
ke-2
Tanggal Intervensi Ke-
Waktu menit star-
stop Frekuensi Kesalahan
total kejadian
22 Sep 2015
2 08.40-08.44
2
Dari tabel diatas, kesalahan subjek ketika membaca dua suku kata pola KV terdapat pada item nomor 4 dan 7 yaitu subjek belum
mampu membaca dua suku kata dari kata “meja” dan “jari”. Subjek
65 hanya membaca suku kata ja
pada kata ”meja” dan “jari”. Selanjutnya, peneliti mengakhiri pembelajaran dan mengajak subjek
untuk beristirahat. Lembar hasil tes dan observasi pencatatan frekuensi kesalahan dapat dilihat pada bagian lampiran.
c. Intervensi ke-3
Intervensi ke-3 dilaksanakan pada tanggal 18 September 2015. Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke-3 sama dengan
kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi sebelumnya. Kegiatan belajar diawali dengan mengkondisikan subjek duduk di kursi dan
melakukan berdoa besama serta melakukan percakapan sehari-hari, seperti mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar. Setelah itu,
peneliti mengajak subjek bernyanyi bersama untuk membangkitkan semangat belajar siswa, karena subjek terlihat lemas saat memasuki
kelas. Peneliti mulai memperlihatkan isi materi dari media visual kirigami pop up dengan tema nama benda dan nama anggota tubuh.
Kemudian, peneliti membiarkan subjek untuk membuka halaman- halaman pada media tersebut dan peneliti meminta subjek untuk
membuka halaman yang diinstruksikan oleh peneliti. Misalnya, “meja” maka subjek dengan cekatan membuka halaman yang
bergambar meja serta tulisannya. Selanjutnya, peneliti mengajak subjek untuk membaca dua suku kata yang ditunjukkan oleh peneliti.
Pada intervensi ke-3 ini, pembelajaran membaca dua suku kata pola KV ditekankan pada bagian dua suku kata dari kata
”meja” dan
66 “jari”. Hal tersebut dilakukan kerena subjek belum mampu membaca
suku kata me dari kata “meja” dan suku kata ri dari kata “jari”.
Pada saat peneliti memperlihatkan pada bagian gambar “meja” subjek
tidak merespon atau hanya membaca suku kata ja, lalu pada bagian “jari” subjek langsung membaca global dengan menyebutkan
“tangan”. Peneliti melakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada bagian meja dan jari karena subjek belum mampu membaca suku
suku kata dari kata “meja” dan “jari”. Setelah penyajian materi membaca permulaan pada media
visual kirigami pop up yang diberi judul “Ayo Belajar Membaca”
selesai dilaksanakan, peneliti memberikan tes kepada subjek. Jumlah item soal yang benar pada intervensi ke-3 sama dengan jumlah item
soal yang benar pada intervensi ke-2 dan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah item yang benar pada intervensi ke-1 atau jumlah
kesalahan membaca dua suku kata pola KV pada intervensi ke-3 lebih sedikit dibandingkan dengan intervensi sebelumnya. Frekuensi
kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Data Frekuensi Kesalahan pada Tes Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Intervensi
ke-3
Tanggal Intervensi Ke-
Waktu menit star-
stop Frekuensi
Kesalahan total kejadian
28 Sep 2015
3 08.40-08.44
2
67 d.
Intervensi ke-4 Intervensi ke-4 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29
September 2015. Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke-4 ini sama dengan kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi
sebelumnya. Selama intervensi ke-4, peneliti tidak mengalami hambatan, subjek dapat mengikuti instruksi dengan baik. Kegiatan
belajar mengajar diawali dengan melakukan doa bersama serta melakukan percakapan sederhana yang sering dilakukan sehari-hari.
Sama seperti intervensi sebelumnya, pada intervensi ke-4 ini peneliti mengajak bernyanyi bersama sebelum belajar. Hal ini dimaksudkan
untuk membangkitkan semangat belajar subjek, dikarenakan subjek sering mengantuk didalam kelas. Selanjutnya, peneliti mulai
memperlihatkan isi materi pada media visual kirigami pop up satu persatu kepada subjek. Saat subjek memperhatikan, peneliti
menunjukkan cara membaca satu per satu suku kata dan diikuti oleh subjek. Pada intervensi ke-4 ini, sama seperti intervensi sebelumnya,
pembelajaran ditekankan pada bagian “meja” dan “jari”, dikarenakan subjek sering mengalami kesalahan membaca pada bagian tersebut.
Peneliti melakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada bagian “meja” dan “jari”.
Setelah penyajian materi membaca permulaan pada media visual kirigami pop up
yang diberi judul “Ayo Belajar Membaca” selesai dilaksanakan, peneliti memberikan tes kepada subjek. Hasil
68 tes pada fase intervensi ke-4 mengalami kemajuan dari fase intervensi
sebelumnya. Subjek sudah mampu membaca dua suku kata pola KV dari kata “meja” dan “jari” atau subjek tidak mengalami kesalahan
dalam membaca sesuai dengan instruksi dari peneliti. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Data Frekuensi Kesalahan pada Tes Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Intervensi
ke-4
Tanggal Intervensi Ke-
Waktu menit star-
stop Frekuensi
Kesalahan total kejadian
29 Sep 2015
4 08.40-08.44
e. Intervensi ke-5
Intervensi ke-5 dilaksanakan pada tanggal 30 September 2015. Kegiatan yang dilakukan pada intervensi ke-5 ama dengan
kegiatan yang dilaksanakan pada intervensi sebelumnya. Kegiatan belajar diawali dengan mengkondisikan subjek duduk di kursi dan
melakukan berdoa besama serta melakukan percakapan sehari-hari, seperti mengucapkan selamat pagi, menanyakan kabar. Setelah itu,
peneliti mengajak subjek bernyanyi bersama untuk membangkitkan semnagat belajar siswa, karena subjek terlihat lemas saat memasuki
kelas. Peneliti mulai memperlihatkan isi materi dari media visual kirigami pop up dengan tema nama benda dan nama anggota tubuh.
Kemudian, peneliti membiarkan subjek untuk membuka halaman- halaman pada media tersebut dan peneliti meminta subjek untuk
69 membuka halaman yang diinstruksikan oleh peneliti. Misalnya,
“bola” maka subjek dengan cekatan membuka halaman yang bergambar meja serta tulisannya. Selanjutnya, peneliti mengajak
subjek untuk membaca dua suku kata yang ditunjukkan oleh peneliti. Peneliti melakukan pengulangan semua isi materi sebanyak 4 kali.
Setelah penyajian materi membaca permulaan pada media visual kirigami pop up
yang diberi judul “Ayo Belajar Membaca” selesai dilaksanakan, peneliti memberikan tes kepada subjek. Hasil
tes pada fase intervensi ke-5 sama dengan hasil tes pada intervensi ke-4. Subjek tidak melakukan kesalahan dalam membaca dua suku
kata pola KV, atau subjek mampu membaca dengan benar sesuai dengan yang diinstruksikan oleh peneliti. Berdasarkan hal tersebut,
subjek tidak diberikan intervensi pada pertemuan berikutnya. Adapun lembar hasil tes dan observasi pencatatn frekuensi kesalahan dapat
dilihat pada lampiran 5 halaman 69. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 8. Data Frekuensi Kesalahan pada Tes Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Intervensi
ke-5
Tanggal Intervensi Ke-
Waktu menit star-
stop Frekuensi
Kesalahan total kejadian
30 Sep 2015
2 08.40-08.44
Guna memperjelas data yang diperoleh pada tiap intervensi ke-1 sampai dengan intervensi ke-5, berikut akan disajikan display
70 data dan grafik garis frekuensi kesalahan subjek PRI membaca
permulaan dua suku kata pola KV.
Tabel 9. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Subjek PRI dalam Membaca Dua Suku Kata Pola KV selama Fase
Intervensi
Tanggal Interven siKe-
Waktu Menit
star-stop No
Item Frekuensi
Kesalahan Total
Kejadian
21 Sep 2015
1 08.40-08.44 3, 4, 7,
dan 8 4
22 Sep 2015
2 08.40-08.44 4 dan 7
2 28 Sep
2015 3
08.40-08.44 4 dan 7 2
29 Sep 2015
4 08.40-08.44
30 Sep 2015
5 08.40-08.44
Berikut display grafik garis perkembangan kemampuan membaca permulaan dua suku kata pola KV subjek PRI pada sesi
intervensi:
Grafik 2. Frekuensi Kesalahan Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Intervensi
2 4
6 8
Frekuensi Kesalahan
Frekuensi Kesalahan
71 Dari tabel dan grafik garis frekuensi kesalahan membaca
permulaan dua suku kata pola KV pada subjek di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kesalahan yang paling tinggi pada
intervensi ke-1. Sedangkan untuk frekuensi kesalahan terendah yaitu pada intervensi ke-4 dan ke-5, yang mana pada tahap ini sudah tidak
terdapat kesalahan. Subjek sudah dapat menguasai isi materi yang terdapat di media visual kirigami pop up yang ber
judul “Ayo Belajar Membaca”.
Guna memperjelas perbedaan kemampuan subjek PRI dalam membaca permulaan dua suku kata pola KV sebelum dan selama
diberikan intervensi, berikut akan disajikan tabel serta grafik garis yang menggambarkan data mengenai kemampuan subjek membaca
permulaan dua suku kata pola KV, sebelum dan selama diberikan intervensi:
Tabel 10. Data Hasil Frekuensi kesalahan subjek PRI dalam Membaca Dua Suku Kata Pola KV pada Fase
Baseline-1 dan Intervensi Perilaku sasaran target
behavior Frekuensi Kesalahan
Frekuensi kesalahan pada saat melaksanakan tes membaca dua suku
kata pola KV
Baseline-1 A1
Intervensi B
6 6
6 4
2 2
72
Grafik 3. Frekuensi Kesalahan Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase
Baseline-1 dan Intervensi
Berdasarkan data yang disajikan melalui tabel dan grafik garis di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi kesalahan subjek
setelah diberikan perlakuan menggunakan media visual kirigami pop up semakin menurun yang ditunjukkan dari jumlah kesalahan yang
dilakukan subjek semakin berkurang.
3. Deskripsi Baseline-2