Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Khusus Autis Bina Anggita terletak di Jalan Kanoman, Tegal Pasar, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Sekolah Khusus Autis Bina Anggita merupakan salah satu lembaga milik yayasan yang khusus menangani anak- anak berkebutuhan khusus dengan gangguan autis. Sekolah Khusus Autis Bina Anggita merupakan lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat 5 jenjang pendidikan mulai dari Pra TK dan TK terwujudnya individu autis yang mampu berkomunikasi, bersosialisasi menuju kemandirian, SD terwujudnya individu autis yang mampu bersosialisasi menuju kemandirian dan mempunyai kemampuan akademik, SMP terwujudnya individu autis yang mampu bersosialisasi menuju kemandirian, mempunyai kemampuan akademik dan non akademik, dan SMA terwujudnya individu autis yang mampu bersosialisasi menuju kemandirian, mempunyai kemampuan akademik dan non akademik menuju kewirausahaan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada bulan agustus 2014 yang bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan PPL, diperoleh data mengenai keadaan fisik maupun non fisik Sekolah Khusus Autis Bina Anggita. Adapun keadaan fisik sekolah yang mencakup fasilitas ruang kelas, ruang terapi, ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha, perpustakaan, ruang makan sekaligus dapur, dan mushola. 53 Adapun keadaan non fisik Sekolah Khusus Autis Bina Anggita meliputi potensi siswa, potensi guru, kegiatan belajar mengajar, interaksi antara siswa, guru dan warga sekolah, ekstrakurikuler, dan kurikulum sekolah. Hal- hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Potensi Siswa Saat ini Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta mempunyai peserta didik lebih dari 48 siswa. Kemampuan siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata sekitar 25 dan selebihnya memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Sebagian besar siswa di sekolah ini berjenis kelamin laki-laki. Siswa tersebar dari jenjang pendidikan Pra TK sampai SMALB. Di balik kekurangan mereka, siswa-siswa sekolah khusus bina Anggita ini juga telah banyak meraih prestasi. Bahkan pada hari Anak Berkebutuhan Khusus tahun 2014 lalu, anak-anak Sekolah Bina Anggita berkesempatan untuk tampil di Televisi Republik Indonesia untuk bermain karawitan. Kemampuan siswa dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang didukung dengan dukungan guru yang selalu memotivasi dan memacu prestasi siswa serta selalu berupaya bekerjasama dengan orangtua demi kemajuan siswa. 2. Potensi Guru Guru Sekolah Khusus Autis Bina Anggita, berjumlah 27 orang yang bertugas dari pagi sampai dengan siang, karena peserta didik yang berada di sekolah terbagi menjadi dua waktu yaitu pagi dan siang. Para guru bertugas sebagai kepala sekolah, guru kelas, guru olah raga serta guru 54 ekstrakurikuler. Semua tenaga pendidik merupakan lulusan Strata 1 S1, baik dari jurusan PLB maupun bidang studi tertentu. 3. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar mengajar siswa di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita ini dimulai dari jam 07.30 WIB sampai siang jam 14.00 WIB dengan pembagian 2 sesi yakni sesi pagi dan siang. Kegiatan belajar mengajar pada sesi pagi dimulai pukul 07.30-11.30 WIB dan sesi siang pada pukul 12.00-14.00 WIB. 4. Interaksi antara Siswa, Guru dan Warga Sekolah Di sekolah ini sudah tercipta suasana kekeluargaan yang harmonis. Setiap pagi ketika datang ke sekolah guru menunggu siswa di depan kelas untuk menyambut siswa datang. Siswa, guru maupun karyawan saling menyapa dengan memberi salam dan berjabat tangan. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat rasa kekeluargaan. 5. Ekstrakurikuler Ada beberapa ekstrakulikuler yang dilaksanakan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yaitu melukis, menari, karawitan, membatik, keterampilan, dan musik yang dilaksanakan mengikuti jadwal pembelajaran 6. Kurikulum Pembelajaran akademik yang dilakukan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita menggunakan kurikulum 2013 tematik tetapi disesuaikan dengan kemampuan siswa. Proses pembelajaran dilakukan satu guru dua murid atau dua murid dua guru. Untuk tahap awal bagi siswa baru biasanya 55 dilakukan adaptasi perilaku dalam membentuk kepatuhan sikap anak. Sehingga lebih mudah dalam mengikuti pelajaran dan tidak mengganggu temannya saat belajar jika sikapnya sudah patuh. Bagi siswa yang sudah patuh terhadap perintah guru, maka siswa sudah dapat belajar dikelas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya

B. Deskripsi Subjek Penelitian