Deskripsi Baseline-1 Tentang Kemampuan Membaca Permulaan

57 Kemampuan mengurus diri sendiri pada subjek tergolong bisa dengan bantuan. Subjek sudah dapat mandi sendiri, walaupun sesekali malas untuk mandi sendiri. Subjek mampu melepaskan pakaian secara mandiri, namun masih memerlukan bantuan dalam berpakaian. Subjek juga sudah dapat makan secara mandiri. Aspek akademik pada subjek masih dalam tahap yang sangat sederhana. Subjek duduk di kelas II sekolah dasar dan masih belajar materi dasar, seperti berhitung, membaca dan menulis.

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang dijabarkan dalam penelitian ini yaitu deskripsi tentang kemampuan awal tahap baseline-1, selama intervensi dan setelah diberikan intervensi tahap baseline-2. Berikut ini merupakan penjabaran data hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu:

1. Deskripsi Baseline-1 Tentang Kemampuan Membaca Permulaan

Kemampuan awal peserta didik diketahui dari hasil tes dan pengamatan yang dilakukan sebelum digunakannya media visual kirigami pop up. Pengumpulan data ini dilakukan selama tiga sesi. Proses pengambilan data pada baseline-1 dilakukan dengan pemberian tes kepada subjek dan melakukan pengamatan terhadap subjek mengenai kemampuan membaca subjek. Tes yang diberikan yaitu tes membaca yang berisi 8 item soal. Subjek dikatakan berhasil apabila subjek mampu membaca dua suku kata pola konsonan vokal KV dari nama benda dan nama anggota tubuh dengan benar, dan salah ketika subjek tidak mampu 58 membaca dua suku kata pola konsonan vokal KV dari nama benda dan nama anggota tubuh dengan benar pada waktu yang telah ditentukan. Waktu yang diberikan yaitu 30 detik untuk setiap item soal yang diberikan. Setiap instruksi diberikan sebanyak 3 kali. Total waktu yang digunakan adalah 4 menit. Adapun hasil baseline-1 kemampuan membaca permulaan pada subjek PRI adalah sebagai berikut: a. Sesi ke-1 Pemberian tes dan pengamatan pada sesi ke-1 dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015. Pada sesi ke-1 ini peneliti memberikan tes membaca dua suku kata dari nama benda dan nama anggota tubuh, dengan cara subjek membaca suku kata persuku kata yang diinstruksikan oleh peneliti. Proses pelaksanaanya dilaksanakan di dalam kelas dan duduk berhadap-hadapan dengan peneliti. Berdasarkan hasil tes dan observasi yang dilakukan pada sesi ke-1, dari 8 soal yang diberikan terdapat 6 kesalahan subjek saat membaca dua suku kata pola KV. Kesalahan terdapat pada item nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 8. Kesalahan pada 7 item tersebut yaitu pada dua suku kata dari kata bola, sapu, meja, gigi, jari, dan kaki. b. Sesi ke-2 Pemberian tes dan pengamatan pada sesi ke-2 dilaksanakan pada tanggal 15 September 2015. Proses pelaksanaan tes pada sesi-2 sama dengan pelaksanaan tes pada sesi ke-1. Berdasarkan hasil tes dan observasi yang dilakukan pada sesi ke-2, dari 8 soal yang 59 diberikan oleh peneliti, terdapat 6 kesalahan subjek saat membaca dua suku kata pola KV. Kesalahan terdapat pada item nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 8, yaitu pada dua suku kata dari kata bola, sapu, meja, gigi, jari, dan kaki. c. Sesi ke-3 Pemberian tes dan pengamatan pada sesi ke-3 dilaksanakan pada tanggal 16 September 2015. Pada tahap sesi ke-3 ini, hasil tes menunjukkan bahwa frekuensi kesalahan dalam membaca dua suku kata pola KV dari nama benda dan nama anggota tubuh sama dengan kesalahan pada tes sesi ke-2. Adapun hasil tes kesalahan dengan jumlah 6 item, nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 8, yaitu pada dua suku kata dari kata bola, sapu, meja, gigi, jari, dan kaki. Tabel 3. Data Frekuensi Kesalahan pada Tes Membaca Dua Suku Kata Pola KV Subjek PRI pada Fase Baseline-1 Tanggal Sesi Ke- Waktu Menit star-stop No Item Frekuensi Kesalahan Total Kejadian 14 Sep 2015 1 08.40- 08.44 2, 3, 4, 6, 7, dan 8 6 15 Sep 2015 2 08.45-0849 2, 3, 4, 6, 7, dan 8 6 16 Sep 2015 3 08.35-0839 2, 3, 4, 6, 7, dan 8 6 Berdasarkan jumlah kesalahan membaca saat diberikan tes kepada subjek, dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca permulaan pada subjek masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari jumlah frekuensi kesalahan yang dilakukan oleh subjek masih tinggi. Subjek masih kebingungan dalam membaca suku kata per 60 suku kata yang diinstruksikan. Subjek hanya membaca suku kata pola huruf konsonan dan huruf vokal „a‟ dan „u‟. Peneliti memberikan 8 item tes, terdapat 6 item yang belum mampu dituntaskan subjek. Adapun 6 item tersebut yaitu item nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 8, yaitu pada dua suku kata dari kata bola, sapu, meja, gigi, jari, dan kaki. Pada kata buku dan mata, subjek sudah mampu membaca dengan benar. Berikut ini adalah grafik display hasil tes membaca permulaan pada subjek PRI: Grafik 1. Frekuensi Kesalahan Membaca Permulaan Pada Baseline-1 Display grafik di atas menunjukkan bahwa kemampuan membaca subjek masih sangat rendah. Hal tersebut dapat terlihat pada frekuensi kesalahan subjek dalam membaca suku kata pola KV dengan benar tergolong masih tinggi. Frekuensi kesalahan pada sesi ke-1, ke-2 dan ke-3 sama, sehingga dapat dikatakan frekuensi kesalahan membaca suku kata pola KV subjek cenderung menetap. Data pada grafik tersebut menunjukkan bahwa dari 8 item tes yang diberikan terdapat 6 item tes yang belum mampu untuk dituntaskan 2 4 6 8 Sesi ke-1 Sesi ke-2 Sesi ke-3 Frekuensi Kesalahan Frekuensi Kesalahan 61 oleh subjek sendiri. 8 item tes yang diberikan tersebut masing-masing ialah Buku, Bola, Sapu, Meja, Mata, Gigi, Jari, dan Kaki. Sementara itu, 6 item kesalahan yang dilakukan oleh subjek terdapat pada item nomor 2, 3, 4, 6, 7, dan 8. Kesalahan tersebut terus terulang selama 3 sesi pada fase baseline-1. Jumlah item yang benar lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah item yang salah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini belum dapat membaca dua suku kata pola KV dengan benar.

2. Deskripsi Pelaksanaan Intervensi