5.4.2. Sikap
Sikap dalam penelitian ini adalah Tanggapan responden tentang rokok.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27 responden yang mempunyai sikap baik mayoritas
memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 17 responden 56,7 dibandingkan dengan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO tinggi
sebanyak 10 responden 33,3. Hasil uji chi square didapat nilai p = 1,000 p 0,05, artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara sikap dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Menurut Azwar 2005, sikap dapat dipengaruhi oleh factor-faktor lain seperti
lingkungan, budaya, adat istiadat atau pun pengalaman. Sehingga walaupun dengan pengetahuan yang baik belum tentu sikapnya baik pula.
5.4.3. Tindakan
Tindakan dalam penelitian ini adalah Suatu bentuk perbuatan atau aktivitas nyata dari responden tentang rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22
responden yang mempunyai tindakan baik memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 11 responden 36,7 sebanding dengan responden yang memiliki
karboksihaemoglobin HbCO tinggi sebanyak 11 responden 36,7. Hasil uji chi square didapat nilai p = 0,014 p 0,05, artinya ada hubungan
yang signifikan antara tindakan dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Tindakan yang baik diasumsikan memiliki tingkah laku kesehatan yang baik, yakni
tidak melakukan tindakan yang merugikan kesehatan seperti merokok, namun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi tindakan seseorang. Tindakan diasumsikan
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan tingkah laku kesehatan perorangan, faktor-faktor sosial, ekonomi dan lingkungan yang lebih besar, seperti jaringan dukungan sosial, pekerjaan,
penghasilan, dan perubahan Maulana, 2009. 5.4.4. Jenis Rokok
Jenis Rokok dalam penelitian ini adalah bentuk sediaan rokok yang dihisap responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 responden yang mempunyai jenis
rokok non filter mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 12 responden
40,0 dibandingkan dengan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO tinggi sebanyak 7 responden 23,3.
Hasil uji chi square didapat nilai p = 1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis rokok dengan kadar karboksihaemoglobin
HbCO. Hal tersebut diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan antara rokok filter dan non filter terhadap kadar karbokhemoglobin dalam darah perokok. Kedua jenis rokok
tersebut memberi pengaruh yang tidak baik bagi perokok. Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Repine 1997 yang
mengatakan rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan kandungan tar sekitar 5-15 mg. Walaupun rokok diberi filter, efek karsinogenik tetap bisa masuk
dalam paru-paru ketika pada saat merokok hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang digunakan bertambah banyak.
Menurut Caldwell 2001 mengatakan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antar berbagai merek rokok termasuk rokok yang mempunyai filter tidak
memberikan perlindungan apapun dari bahaya merokok. Rokok yang mengandung
Universitas Sumatera Utara
filter hanya mengurangi kadar nikotin 25-50, yang menurut pakar itu tidak berarti apa-apa. Kadar nikotin 25 dalam rokok sudah cukup membuat jantung berdebar
lebih cepat. Semua jenis rokok menimbulkan iritasi pada mulut, hidung, tenggorokan
dan sinus. 5.4.5. Lama Merokok
Lama merokok dalam penelitian ini adalah waktu pertama kali merokok sampai responden diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari
28 responden yang mempunyai lama merokok 10 tahun diantaranya 18 responden 60,0 memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah.
Hasil uji chi square didapat nilai p = 1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lama merokok dengan kadar karboksihaemoglobin
HbCO. Banyaknya perokok yang merokok 10 tahun menunjukkan bahwa sudah menjadi kebiasaan masyarakat di daerah kelurahan Wek V merokok bersama jika ada
acara adat, maupun perkumpulan untuk sekedar berbincang-bincang. Tidak ada hubungan yang bermakna antara lama merokok dengan kadar karbokhaemoglobin
dalam darah merokok diasumsikan bahwa CO bukan merupakan racun yang kumulatif. Ikatan Hb dengan CO bersifat reversible dan setelah Hb dilepaskan oleh
CO, sel darah merah tidak mengalami kerusakan Alviventiasari, 2012.
5.4.6. Jumlah Rokok yang Dihisap