Distribusi Kadar Karboksihemoglobin HbCO

Tabel 4.9. di atas menunjukkan bahwa jawaban responden tentang rokok bahwa mayoritas jenis rokok yang dikonsumsi adalah jenis non filter yaitu 19 responden 63,3 dan terendah jenis rokok filter yaitu 11 responden 36,7. Berdasarkan lama merokok terlihat bahwa mayoritas responden merokok selama ≥ 10 tahun yakni 28 responden 93,3, berdasarkan jumlah rokok yang dihisap mayoritas 10 – 20 batang per hari yakni 26 responden 86,7, berdasarkan cara menghisap rokok mayoritas hisap dalam yakni 15 responden 50.

4.5. Distribusi Kadar Karboksihemoglobin HbCO

Tabel 4.10. menunjukkan bahwa kadar HbCO responden mayoritas memiliki kadar HbCO rendah sebanyak 19 responden 63,3 dan 11 responden 36,7 memiliki kadar HbCO tinggi. Tabel 4.10. Distribusi Kadar HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Kadar HbCO Jumlah n Persentase Rendah 25 19 63,3 Tinggi 25 11 36,7 Total 30 100 4.6. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk melihat hubungan variabel independen yaitu karakteristik perokok, kadar CO, perilaku merokok dengan variabel dependen Karboksihaemoglobin HbCO menggunakan Chi Square test atau Exact Fisher dengan taraf kemaknaan 95 . Universitas Sumatera Utara 4.6.1. Hubungan Karakteristik Perokok dengan Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Tabel 4.11. Hubungan Karakteristik Perokok dengan Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Karakteristik Responden Karboksihaemoglobin HbCO Total P Value Rendah Tinggi n n N Umur 0,029 21-30 13 43,3 3 10,0 16 53,3 41-50 6 20,0 8 26,7 14 46,7 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Pendidikan Perguruan Tinggi 11 36,7 10 33,3 21 70,0 0,100 SMA 8 26,7 1 3,3 9 30,0 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Pekerjaan PNS 8 26,7 10 33,3 18 60,0 0,018 Wiraswasta 11 36,7 1 3,3 12 40,0 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Berdasarkan Tabel 4.11. diatas pada variabel umur diketahui bahwa responden yang berumur 21-40 tahun mayoritas memiliki kadar HbCO yang rendah yaitu 13 responden 43,3 sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang tinggi yaitu sebanyak 3 responden 10,0. Responden yang berumur 41-50 tahun mayoritas memiliki kadar karboksihaemoglobin HbCO yang tinggi yaitu sebanyak 8 responden 26,7 sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 6 responden 20,0. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis bivariat chi square didapat nilai p = 0,029 p 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO pada perokok aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan. Variabel jenis pendidikan perguruan tinggi dapat diketahui bahwa responden yang tamat perguruan tinggi mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 11 responden 36,7, sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang tinggi yaitu sebanyak 10 responden 33,3. Responden yang tamat SMA mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 8 responden 26,7, sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang tinggi yaitu 1 responden 3,3. Hasil analisis bivariat chi square didapat nilai p = 0,100 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO pada perokok aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel jenis pekerjaan Pegawai Negeri Sipil PNS mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang tinggi yaitu sebanyak 10 responden 33,3, sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 8 responden 26,7. Responden yang memiliki pekerjaan wiraswasta mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 11 responden 36,7, sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO tinggi yaitu 1 responden 3,3. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis bivariat chi square didapat nilai p = 0,018 p 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO pada perokok aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan. 4.6.2. Hubungan Kadar CO dengan Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Tabel 4.12. Hubungan Kadar CO dengan Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Kadar CO Karboksihaemoglobin HbCO Total P Value Rendah Tinggi n n n Memenuhi Syarat Kesehatan 4 13,3 4 13,3 0,268 Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan 15 50,0 11 36,7 26 86,7 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Berdasarkan Tabel 4.12. diatas diketahui bahwa responden dengan kadar CO dalam rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 15 responden 50,0 sedangkan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang tinggi yaitu sebanyak 11 responden 36,7. Hasil analisis bivariat chi square didapat nilai p = 0,268 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar CO dalam rumah dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO pada perokok aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan. Universitas Sumatera Utara 4.6.3. Hubungan Perilaku Merokok dengan Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Tabel 4.13. Hubungan Perilaku Merokok dengan Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan Perilaku Merokok Karboksihaemoglobin HbCO Total P Value Rendah Tinggi N n n Pengetahuan 1,000 Baik 18 60,0 10 33,3 28 93,3 Sedang 1 3,3 1 3,3 2 6,7 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Sikap 1,000 Baik 17 56,7 10 33,3 27 90,0 Sedang 2 6,7 1 3,3 3 10,0 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Tindakan 0,014 Baik 11 36,7 11 36,7 22 73,3 Sedang 8 26,7 8 26,7 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Jenis Rokok 1,000 Non Filter 12 40,0 7 23,3 19 63,3 Filter 7 23,3 4 13,3 11 36,7 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Lama Merokok 1,000 10 tahun 1 3,3 1 3,3 2 6,7 10 tahun 18 60,0 10 33,3 28 93,3 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Jumlah rokok yang dihisap 1,000 10 batang 3 10,0 1 3,3 4 13,3 10-20 batang 16 53,3 10 33,3 26 86,7 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Cara menghisap rokok 0,643 Hisap dimulut 8 26,7 6 20,0 14 46,7 Hisap dangkal 1 3,3 1 3,3 Hisap dalam 10 33,3 5 16,7 15 50,0 Total 19 63,3 11 36,7 30 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.13. diatas diketahui bahwa pada responden yang mempunyai pengetahuan baik, mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO yang rendah yaitu sebanyak 10 responden 33,3. Hasil analisis bivariat Exact Fisher didapat nilai p=1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Variabel sikap diketahui bahwa dari 27 responden yang mempunyai sikap baik mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 17 responden 56,7. Hasil analisis bivariat Exact Fisher didapat nilai p=1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Variabel tindakan diketahui bahwa dari 22 responden yang mempunyai tindakan baik memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 11 responden 36,7 sebanding dengan responden yang memiliki karboksihaemoglobin HbCO tinggi sebanyak 11 responden 36,7. Hasil analisis bivariat Exact Fisher didapat nilai p=0,014 p 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Variabel jenis rokok diketahui bahwa dari 19 responden yang mempunyai jenis rokok mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 12 responden 40,0. Hasil analisis bivariat chi square didapat nilai p=1,000 p0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara jenis rokok dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Universitas Sumatera Utara Variabel lama merokok diketahui 28 responden yang mempunyai lama merokok 10 tahun mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 18 responden 60,0. Hasil analisis bivariat Exact Fisher didapat nilai p=1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lama merokok dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Variabel jumlah rokok yang dihisap diketahui 26 responden yang mempunyai jumlah rokok yang dihisap 10-20 batang perhari mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 16 responden 53,3. Hasil analisis bivariat Exact Fisher didapat nilai p=1,000 p 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan jumlah rokok yang dihisap perhari dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO. Variabel cara menghisap rokok diketahui bahwa dari 14 responden yang menghisap rokok dengan hisap dalam mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 10 responden 33,3. Hasil analisis bivariat chi square didapat nilai p=0,643 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara cara menghisap rokok dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO.

4.7. Analisis Multivariat