filter hanya mengurangi kadar nikotin 25-50, yang menurut pakar itu tidak berarti apa-apa. Kadar nikotin 25 dalam rokok sudah cukup membuat jantung berdebar
lebih cepat. Semua jenis rokok menimbulkan iritasi pada mulut, hidung, tenggorokan
dan sinus. 5.4.5. Lama Merokok
Lama merokok dalam penelitian ini adalah waktu pertama kali merokok sampai responden diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas dari
28 responden yang mempunyai lama merokok 10 tahun diantaranya 18 responden 60,0 memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah.
Hasil uji chi square didapat nilai p = 1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lama merokok dengan kadar karboksihaemoglobin
HbCO. Banyaknya perokok yang merokok 10 tahun menunjukkan bahwa sudah menjadi kebiasaan masyarakat di daerah kelurahan Wek V merokok bersama jika ada
acara adat, maupun perkumpulan untuk sekedar berbincang-bincang. Tidak ada hubungan yang bermakna antara lama merokok dengan kadar karbokhaemoglobin
dalam darah merokok diasumsikan bahwa CO bukan merupakan racun yang kumulatif. Ikatan Hb dengan CO bersifat reversible dan setelah Hb dilepaskan oleh
CO, sel darah merah tidak mengalami kerusakan Alviventiasari, 2012.
5.4.6. Jumlah Rokok yang Dihisap
Jumlah rokok yang dihisap adalah banyaknya rokok yang dihisap responden per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mempunyai
Universitas Sumatera Utara
jumlah rokok yang dihisap 10-20 batang per hari memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 16 responden 53,3.
Hasil uji chi square didapat nilai p = 1,000 p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah rokok yang dihisap dengan kadar
karboksihaemoglobin HbCO. Penelitian ini didukung penelitian Killinc 2004 menunjukkan bahwa
perokok memiliki hitung eritrosit lebih banyak daripada non perokok. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian Underwood 1996 dan Narayanan 2003 yang
menyatakan bahwa peningkatan hitung eritrosit pada perokok berhubungan dengan lamanya merokok dan jumlah rokok yang dihisap tiap hari. Peningkatan dalam
parameter ini merupakan adaptasi terhadap adanya karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok.
5.4.7. Cara Menghisap Rokok
Cara menghisap rokok dalam penelitian ini adalah teknik responden dalam menghisap rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 responden yang
mempunyai menghisap rokok dimulut mayoritas memiliki karboksihaemoglobin HbCO rendah sebanyak 8 responden 26,7 dibandingkan dengan responden yang
memiliki karboksihaemoglobin HbCO tinggi sebanyak 6 responden 20,0. Hasil uji chi square didapat nilai p = 0,643 p 0,05, artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara cara menghisap rokok dengan kadar karboksihaemoglobin HbCO.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini didukung oleh penelitian Sitepoe 1997, menyatakan bahwa dalam rokok terdapat CO sejumlah 2-6 pada saat merokok, sedangkan CO yang
dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm sudah dapat meningkatkan kadar karboksihemoglobin dalam darah sejumlah 2-16. Jumlah nikotin yang dihisap
dipengaruhi oleh berbagai faktor kualitas rokok, jumlah tembakau setiap batang
rokok, dalamnya isapan, lamanya isapan, dan menggunakan filter rokok atau tidak.
5.5.
Pengaruh Kandungan Asap Rokok terhadap Karboksihaemoglobin HbCO pada Perokok Aktif di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota
Padang Sidempuan
Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan variabel independen yaitu karakteristik responden umur, pendidikan, pekerjaan, kadar CO dan perilaku
merokok yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependen karboksihaemoglobin HbCO. Dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa
variabel yang paling dominan yang memengaruhi karboksihaemoglobin HbCO adalah pekerjaan
dengan nilai koefisien Exp.β yaitu 13,75. Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa pekerjaan
mempengaruhi kadar Karboksihaemoglobin HbCO dalam tubuh perokok di Lingkungan I Kelurahan Wek V Kota Padang Sidempuan. Dapat dihitung ramalan
probabilitas risiko responden untuk mengalami Karboksihaemoglobin HbCO dapat dihitung dengan persamaan berikut :
y = -2,398 + 2,621pekerjaan y = 0,233
Universitas Sumatera Utara
Dengan nilai probabilitasnya adalah : P = 1 1 + e
-y
= 1 1 + 2,7
-0,233
Dengan demikian probabilitas responden untuk mengalami Karboksihaemoglobin HbCO adalah 55,76 . Dan dideskripsikan bahwa perubahan
umur mempengaruhi kadar Karboksihaemoglobin HbCO sebesar 55,76 . = 0,5576.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan