2.4. Karakteristik Responden 2.4.1. Umur
Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan – penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian hampir semua
keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
2.4.2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2.4.3. Pekerjaan
Jenis pekerjaan berperan dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan yaitu adanya faktor-faktor lingkungan yang dapat langsung menimbulkan kesakitan
seperti bahan kimia, situasi pekerjaan yang penuh dengan stress, ada tidaknya gerak badan dalam pekerjaan, karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit
maka dapat terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja. 2.5. Perilaku Merokok
Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau resultan antara berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat given atau bawaan. Faktor eksternal yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya Notoatmodjo, 2003.
Penelitian Rogers 1974 yang dikutip Notoatmodjo 2003, mengungkapkan bahwa sebelum orang berperilaku, maka terjadi proses yang berurutan yakni :
1. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam dari mengetahui
stimulus objek terlebih dahulu. 2.
Interest yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3.
Evaluation yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial yakni orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption yakni subjek tidak berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulasi. Apabila penerimaan perilaku baru melalui proses seperti ini didasari oleh
pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut bersifat langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Perilaku dapat dibatasi sebagai jiwa berpendapat, berfikir, bersikap. Untuk
memberikan respon terhadap situasi di luar objek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif atau tanpa tindakan Notoatmodjo, 2003.
Bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: 1.
Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu dengan mengetahui situasi dan rangsangan.
Universitas Sumatera Utara
2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri si subyek sehingga alam itu sendiri akan mencetak perilaku manusia yang dihadapi di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam
tersebut lingkungan fisik dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku
manusia. Lingkungan ini adalah merupakan keadaan masyarakat dan segala budidaya masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.
3. Perilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap
situasi dan suatu rangsangan dari luar. 2.5.1. Perilaku dalam Bentuk Pengetahuan
Pengetahuan knowledge merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Notoatmodjo, 2003.
Menurut Wahit 2006, Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja
maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan
mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1. Tahu Know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu
yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
Universitas Sumatera Utara
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan. Contoh menyimpulkan dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi Application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari kepada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
5. Sintesis Synthesis
Sintesis yaitu menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,
misalnya dapat menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6.
Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria-kriteria yang telah ada Notoatmodjo, 2003.
Untuk memperoleh pengetahuan manusia melakukan tiga cara yaitu melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini
akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui
pendidikan formal atau resmi sekolah maupun dari pendidikan non formal tidak resmi.
2.5.2. Sikap Attitude