perokok berat menghisap rerata 2 bungkus rokok perhari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk kedalam tubuh Sitepoe, 1997.
5. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang
ada pada ammoniak sehingga jika masuk sedikitpun kedalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
2.1.4. Efek Merokok
Rokok merupakan faktor risiko penyakit paru obstruktif menahun yang utama. Asap rokok dapat menganggu aktifitas saluran pernapasan dan mengakibatkan
hipertrofi kelenjar mukosa. Mekanisme kerusakan paru akibat merokok melalui dua tahap yaitu peradangan yang disertai kerusakan pada matriks ekstra sel dan
menghambat proses perbaikan matriks ekstra sel. Mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah melalui radikal bebas yang dikeluarkan oleh asap rokok Amin, 1996.
Asap rokok juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan terhadap perokok pasif yaitu orang yang berada berdekatan dengan perokok yang turut menghisap asap
rokok Sidestream smoke. Seorang perempuan yang mempunyai suami menghisap rokok mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengidap kanker paru berbanding
dengan perempuan yang tidak mempunyai suami yang merokok Taufik, 2000. Rokok bisa mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat dan megeriput
terutama didaerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan kimia yang di jumpai di dalam rokok yang mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan didaerah
Universitas Sumatera Utara
terbuka misalnya pada wajah. Bagi mereka yang berkulit putih, kulit menjadi pucat, kecoklatan, mengeriput terutama dibagian pipi dengan adanya penebalan diantara
bagian yang mengeriput Sitepoe, 2000. Faktor yang mempengaruhi tinggi risiko terkena kanker paru-paru adalah usia
perokok, usia perokok itu mulai merokok dan jumlah rokok yang dihisap dalam sati hari. Risiko terkena kanker paru meningkat 3,62 kali lipat dengan peningkatan usia
perokok sebanyak 10 tahun. Risiko terkena kanker paru meningkat 2,82 kali lipat dengan peningkatan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari. Risiko terkena kanker
paru menurun 0,332 kali lipat dengan peningkatan usia sebanyak 10 tahun perokok mulai merokok Situmeang, 2001.
Sekitar 85 penderita penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif misalnya bronchitis dan emfisema ini adalah perokok. Gejala yang ditimbulkan pada
penyakit paru dan obstruktif berupa batuk kronis, berdahak dan gangguan pernafasan. Apabila diadakan uji fungsi paru maka pada perokok, fungsi parunya lebih jelek
dibandingkan dengan bukan perokok Sitepoe, 2000. Pada wanita hamil yang perokok akan terjadi efek pada janin dalam
kandungannya. Merokok pada wanita hamil memberi risiko yang tinggi untuk terjadinya keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir dan kematian
mendadak pada bayi Sitepoe, 2000. Menurut Chanoine dalam Sitepoe, 2000 mengatakan bahwa wanita hamil
perokok juga akan mengganggu perkembangan kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan bertumbuh. Merokok bisa mengurangi peluang seseorang untuk
Universitas Sumatera Utara
memiliki anak. Fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan perokok. Wanita perokok akan mengalami masa
menopause lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok. Menurut Sitepoe 2000, rokok juga bisa menjadi penyebab polusi udara
dalam ruangan. Asap rokok menjadi penyebab paling dominan dalam polusi ruangan tertutup. Rokok memberikan polutan berupa gas dan logam-logam berat. Gangguan
akut dari polusi ruangan dengan rokok adalah bau yang kurang menyenangkan serta menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Bau polusi rokok akan
mempengaruhi rasa tidak enak badan. Bagi penderita asma, polusi ruangan akan memicu terjadinya asma.
2.1.5. Dampak Merokok terhadap Kesehatan