xlvi deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap
penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang
dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah
seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya. Deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan
dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu
hidup di dalam angan-angan pembaca. Deskripsi
lebih menekankan
pengungkapannya melalui rangkaian kata kata. Walaupun untuk membuat deskripsi yang baik, penulis harus mengadakan identifikasi terlebih dahulu, namun pengertian
deskripsi hanya menyangkut pengungkapa melalui kata-kata. Dengan mengenal ciri- ciri obyek garapan, penulis dapat menggambarkan secara verbal obyek yang ingin
diperkenalkan kepada para pembaca. Maka dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan rangkaian yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang ditulis pengarang.
2. Hakikat Strategi Pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya yang difasilitasi oleh guru yang menyebabkan terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
xlvii Menurut pendapat Brown konsep-konsep pembelajaran meliputi: 1
pembelajaran menyangkut hal praktis, 2 pembelajaran adalah penyimpanan informasi, 3 pembejaran adalah penyusunan organisasi, 4 pembelajaran
memerlukan keaktifan dan kesadaran, 5 pembelajaran relative permanen, 6 pembelajaran adalah perubahan tingkah laku Brown, 2000: 9. Dalam menanamkan
konsep pembelajaran guru harus pandai dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam arti sesuai dengan situasi dan kondisi dimana pembelajaran itu akan
diterapkan dengan tetap memperhatikan faktor pendukung lainnya dalam
memperoleh keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.
Ciri khas pembelajaran kooperatif model
STAD
bagi keterampilan bertanya dan bekerja sama dapat dilihat dari pola belajar yang bersifat imitative dimana
penggunaan bahasa pada konteks masyarakat yang luas dimodifikasi menjadi kelompok-kelompok kecil, yang di dalamnya menuntut interaksi dan saling
ketergantungan antar siswa. Menurut
Hardjono, 1988:42 selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak diperkenankan untuk berdiam diri, antar siswa harus melakukan diskusi. Diskusi
yang dilakukan dalam kelompok belajar kooperatif model
STAD
menjadi sarana bagi siswa untuk menggunakan pengetahuan kebahasaannya dalam berbagai kombinasi
untuk mengungkapkan buah pikirannya. menurut Hardjono pula dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1 Aktivitas siswa disebabkan adanya motivasi dan kebutuhan.
2 Ruang lingkup ungkapan tidak lagi berkisar pada pengalaman sehari-hari
melainkan menyangkut bidang ilmu tertentu.
xlviii 3
Keaktifan siswa disebabkan oleh dorongan dan motivasi untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.
4 Dialog yang bersifat komunikatif tidak satu arah.
5 Ungkapan-ungkapan penalaran merupakan hasil pikiran dan penalaran siswa.
Harjono 1988:43 Model penilaian secara indivisual yang digunakan dalam strategi belajar
kooperatif model
STAD
adalah siswa diberi kuistes. Menurut Slavin 1995:73 kuis atau tes penting diberikan kepada siswa setelah siswa mengikuti pelajaran dalam
kelompok selama satu atau dua kali pertemuan pembelajaran. Kuis atau tes diberikan kepada siswa secara individu.
Dalam melaksanakan setiap tahapan pembelajaran kooperatif model
STAD
, siswa mendapat peran yang strategis. Artinya, pada setiap tahapan yang dilaksanakan siswalah yang
belajar, bukan guru. Pada setiap tahapan ini peran guru adalah sebagai observer, motivator, fasilitator, dan penyelidik yang mengarahkan siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Selanjutnta nenurut Harjono 1982 :42 Untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat berkomunikasi scara intensif melalui tanya jawab. Siswa dipaksa untuk mengeluarkan pendapatnya dan
berbicara secara spontan. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak diperkenankan untuk berdiam diri, antar siswa harus melakukan diskusi. Diskusi
yang dilakukan dalam kelompok belajar kooperatif model
STAD
menjadi sarana bagi siswa untuk menggunakan pengetahuan kebahasaannya dalam berbagai kombinasi
untuk mengungkapkan buah pikirannya Hardjono, 1988:42. Strategi pembelajaran kooperatif terutama nagi pembelajaran ketrampilan
xlix menulis memiliki kemiripan dengan strategi diskusi. Ciri-ciri diskusi maupun belajar
kooperatif dalam pembelajaran bahasa asing menurut Hardjono 1988:43 dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa disebabkan adanya motivasi dan kebutuhan. 2. Ruang lingkup ungkapan tidak lagi berkisar pada pengalaman sehari-hari
melainkan menyangkut bidang ilmu tertentu. 3. Keaktifan siswa disebabkan oleh dorongan dan motivasi untuk memecahkan
masalah yang didiskusikan. 4. Dialog yang bersifat komunikatif tidak satu arah.
5. Ungkapan-ungkapan penalaran merupakan hasil pikiran dan penalaran siswa Untuk mengembangkan keterampilan bertanya dan merespons pertanyaan
dalam pembelajaran kooperatif model
STAD
dilakukan dengan memadukan, diperlukan perencanaan yang tepat. Teknik dalam metode
STAD
yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskusi kelompok kecil, diskusi antar kelompok
klasikal, dialog dan debat. Masing-masing aktivitas berbicara dalam proses pembelajaran dimodifikasi supaya terfokus pada tanya jawab. Diskusi kelompok
dipilih karena melalui kegiatan tersebut, siswa diarahkan untuk tanya jawab memecahkan masa-lah bersama menyelesaikan tugas yang diberikan.
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif