xciv
rendah dan perlu ditingkatkan sesuai dengan tujuan dan harapan sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah tersebut, yakni nilai tuntas minimal 75,00.
Dari hasil pengamatan penelitian sebelum uji coba dilaksanakan, dapat dijelaskan bahwa kegiatan yang selama ini dilaksanakan masih berorientasi pada metode ceramah,
siswa mendengarkan dan mencatat materi sehingga keaktifan siswa sangat rendah. Demikian juga dilihat dari sikap siswa juga menunjukkan sikap kurang proaktif, kurang
bergairah, bahkan terlihat tidak sungguh-sungguh dengan materi menulis deskripsi karena banyak siswa menilai belajar menulis deskripsi kurang memberikan manfaat yang nyata
dalam kehidupan siswa. Sikap siswa semacam ini ternyata membawa akibat terhadap rendahnya kemampuan keterampilan menulis deskripsi di sekolah sebagaimana hasil tes
awal yang digambarkan di atas. Hal ini perlu segera mendapat perhatian guru dan mengatasinya dengan cara mengubah metode penyajian pembelajaran. Utamanya dalam
memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yakni metode pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa bertindak sebagai
subjek belajar dan bukan lagi sebagai objek dalam belajar.
b. Menetapkan Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis
Dari uraian di atas, upaya yang harus diambil dalam peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa khususnya menulis adalah dipilihnya strategi pembelajaran
kooperatif dengan teknik STAD. Dipilihnya strategi ini dengan mempertimbangkan kondisi dan sikap siswa yang kurang tertarik dan kurang optimal dalam proses pembelajaran.
Disamping itu guru masih memperlakukan siswa sebagai objek dalam menulis. Strategi cooperative learning dengan teknik STAD dapat menjawab permasalahan tersebut. Karena
xcv
strategi ini memiliki kriteria yang dapat memecahkan masalah tersebut sebagaimana diuraikan dalam kajian teori penelitian ini.
Dalam hal ini peneliti perlu memberikan penjelasan tentang strategi pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD tersebut. Guru dapat memahami tentang strategi
pembelajaran yang diusulkan oleh peneliti, bahkan menanggapinya dengan sikap positif. Selanjutnya guru dan peneliti sepakat untuk mencoba menerapkan model ini pada kelas X
Mekanik Otomotif dengan alasan agar kebiasaan belajar siswa dapat terpola sampai pada tingkat berikutnya. Proses pembelajaran ini memaksimalkan peran serta siswa dan
membekalinya dengan sikap saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, dan kerja sama serta dapat mengembangkan jiwa sosial siswa dalam belajar. Pembelajaran
kooperatif ini menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang sering dilakukan sebagai jawaban tuntutan kurikulum.
c. Penyamaan Persepsi antara Kolaborator tentang Strategi Pembelajaran STAD
Dalam proses penyamaan persepsi, kolaborator mendiskusikan hal-hal pokok yang terlebih dahulu harus dilakukan oleh guru sebelum menyusun rancangan pembelajaran
model strategi pembelajaran STAD. Dari penjelasan peneliti, guru mencatat hal-hal yang
harus dilakukan sebelum guru membuat rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan, yaitu guru harus menentukan batas materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, guru harus
melakukan pretes untuk materi yang akan diajarkan dan nilai yang diperoleh dari pretes itu
dijadikan skor awal.
Di samping itu, guru harus menentukan jumlah kelompok dan masing-masing anggota kelompok harus bersifat heterogen dengan melihat dari segi kemampuan
xcvi
akademiknya. Penentuan kelompok yang heterogen mengacu pada abjad masuk SMK yang telah diperoleh sebelumnya. Dari jumlah siswa 38 siswa dikelompokkan nilai tinggi 9 siswa,
nilai bawah 11 siswa kemudian sisanya 14 siswa nilai sedang. Tahap selanjutnya guru mengambil 1 siswa nilai tinggi dan 2 siswa nilai bawah yang digabung dengan 3 siswa nilai
sedang untuk dijadikan dalam satu kelompok, demikian seterusnya sampai semua terbagi dalam 6 kelompok yang masing-masing kelompok beranggota 6-7 siswa pembagian
kelompok siswa terlampir. Sementara itu, tugas guru selama tahap persiapan adalah menyampaikan tujuan
pembelajaran sejelas-jelasnya, membagi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa di dalam kelompok, menyampaikan tata cara siswa bekerja dalam kelompok, memantau efektivitas
kerja kelompok secara bergiliran dan membantu siswa untuk memaksimalkan kerja kelompok, mengevaluasi kerja kelompok, dan merangkum materi pelajaran. Desain
pembelajaran kooperatif dengan strategi pembelajaran STAD akhirnya dirancang. Rancangan tindakan ini adalah merupakan suatu rancangan dengan nuansa kooperatif
sebagai upaya untuk mengoptimalkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam belajar sehingga tujuan belajar siswa dapat tercapai secara lebih baik.
4. Penyusunan Rancangan Tindakan