lxvii siklus I hingga siklus III. Siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 20 siswa
47,62, sebelumnya uju coba awal hanya 17 siswa 40,42. Ada peningkatan 3 siswa 7,14. Sedangkan nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I 65,48.
Sebelumnya, nilai rata-rata ujucoba awal 60,12. Pada siklus II ada peningkatan ada 6 siswa 14,29 sehingga jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa 61,90.
Dan nilai rata-rata mencapai 70,48. Dilihat dari rerata sudah mencapai batas KKM, namun dari segi ketuntasan klasikal belum tercapai. Sehingga dilanjutkan tindakan
siklus III. Hasilnya cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas sudah mencapai 78,21. Atau meningkat 8 siswa 23,81. Dan reratanya mencapai 80,95.
Temuan tersebut mendukung teori-teori strategi pembelajaran kooperatif yang mengutamakan proses
pembelajaran di dalam kelas. Strategi kooperatif menurut keterlibatan siswa dalam kerja sama untuk memecahkan persoalan dalam kelompok dalam proses belajar
mengajar. Dengan proses kerja kelompok berarti keterlibatan mental dan fisik semakin tinggi untuk menemukan sendiri pengelahuan yang dipelajari secara baik,
sehingga siswa dapat memahami secara mendetail dan menyeluruh dan akhirnya prestasi belajar bahasa Indonesia meningkat.
C. Kerangka Berpikir
Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses pemerolehan informasi dan pengembangan potensi yang dimiliki seseorang. Keberhasilan dalam pembelajaran
berhubungan dengan peran guru dan siswa yang menjalaninya. Oleh karena itu, penciptan interaksi yang baik antara guru dan murid sangat diperlukan agar apa
yang dipelajari pada setiap pertemuan dapat tersampaikan dengan baik. Demikian
lxviii pula dengan penerapan dan penggunaan metode-metode khusus yang juga
mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
bahasa Indonesia selama ini mempunyai tugas antara lain membina kompetensi menulis pada siswa. Selama ini guru masih banyak mengalami kesulitan dalam
pembinaan terhadap kompetensi menulis ini. Hal itu terkait dengan kurangnya guru akan metode pembelajaran, yang mengakibatkan kurang mendukung pelaksanaan
pembelajaran menulis bahasa Indonesia. Dalam
menghadapi materi
pembelajaran menulis bahasa Indonesia, kompetensi siswa masih bisa dikatakan rendah. Siswa mengikuti kegiatan menulis tanpa mengalami pembinaan untuk
meningkatkan kompetensi yang bermakna. Siswa tidak mencurahkan perhatian dan keaktivan yang dimilikinya secara penuh. Mereka hanya melakukannya tanpa rasa
antusias dan minat yang besar, sehingga kompetensi menulis seperti digariskan kurikulum tidak dapat tercapai.
Fenomena ini menjadikan keaktifan siswa dalam mencapai kompetensi menulis tidak berkembang. Dalam menghadapi materi
pembelajaran menulis bahasa Indonesia, kompetensi siswa masih bisa dikatakan rendah. Siswa mengikuti kegiatan menulis deskripsi tanpa mengalami pembinaan
untuk meningkatkan kompetensi yang bermakna. Siswa tidak mencurahkan perhatian dan keaktifan yang dimilikinya secara penuh. Siswa hanya melakukannya
tanpa rasa antusias dan minat yang besar, sehingga kompetensi menulis deskripsi seperti digariskan kurikulum tidak dapat tercapai.
Metode
STAD
merupakan suatu pendekatan yang dipilih untuk meningkatkan keaktifan siswa. Dengan metode
STAD
peran dan potensi yang ada dalam diri siswa secara aktif dapat dikembangkan dengan baik untuk mendapatkan kompetensi yang
lxix diharapkan. Untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa tersebut
digunakan model pembelajaran
STAD
yang kerangka pukirnya digambarkan sebagai berikut:
Berikut ini adalah gambar diagram alur kerangka berpikir
Masalah yang dihadapi sebelum tindakan
Guru tidak menggunakan metode STAD untuk mengajar
menulis deskripsi Kompetensi
menulis deskripsi siswa rendah
Proses menulis deskripsi siswa
kurang
Perencanaan Tindakan penelitian :
Penerapan Metode
STAD
dalam pembelajaran menulis deskripsi
Hasil akhir setelah dilakukan tindakan
Proses belajar menulis siswa
meningkat Kompetensi
menulis deskripsi siswa meningkat
lxx Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan