91
pendidikan anak usia dini itu sendiri. Seperti yang dilakukan oleh YPN Putra Sejahtera ketika akan memulai tahun ajaran dan mulai menerima anak usia dini yang
baru. Gerbang dibiarkan terbuka dengan pengertian bahwa sekolah membuka pintu masuk setiap orangtua yang ingin mendaftarkan anak usia dini kapan pun. Jadi,
yayasan serta guru dengan tangan terbuka boleh dijumpai walaupun sudah sore hari dan tentunya bisa datang ke kediaman guru serta yayasan Putra Sejahtera untuk
mendaftarkan anaknya, menanyakan informasi pendaftaran ataupun hanya sekedar sharing ataupun mengobrol tentang pentingnya pendidikan anak usia dini.
4.2.2 Kondisi Anak Usia Dini di YPN Putra Sejahtera
Setiap hari sekolah akan ada kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak usia dini di lembaga pendidikan ini. Kegiatan tersebut dilakukan secara rutinitas dalam
menunjang proses pendidikan yaitu seperti belajar berhitung atau membaca kemudian bernyanyi hal yang diajarkan atau juga saat harus bekerjasama dengan sesama anak
usia dini dalam mengikuti permainan yang diberikan oleh guru ataupun misnya. Kita pasti tidak tahu apakah yang sebenarnya dirasakan atau dipikirkan oleh anak-anak
usia dini ini. Setiap anak akan memiliki perasaan yang berbeda-beda tentang apa yang telah dialaminya saat di sekolah. Banyak hal yang dapat dialami anak usia dini
tersebut yaitu seperti senang, sedih, gembira, nyaman, tidak nyaman, marah, tidak suka dan banyak hal lagi. Sebab tidak semua anak usia dini mempunyai semangat
yang tinggi dalam mengikuti proses pendidikan. Seperti yang diungkapkan L.S. Pr, 27 tahun :
“yang menjadi alasan anak usia dini untuk gag sekolah lagi selain karna ekonomi keluarganya lagi susah ya karna si anaknya sendiri malas ke sekolah
Universitas Sumatera Utara
92
maunya masih main-main, jadi ketika sudah diantar orangtuanya kesini pun ada anak yang menangis dan minta pulang. Biasanya anak seperti itu akibat
dia tidak mempunyai teman di sekolah tetapi kalau di dekat rumahnya mungkin banyak atau juga sebab itu dia belum merasa nyaman ditinggal
orangtuanya di sekolah.”
Untuk membuat anak usia dini mengikuti yang dikatakan oleh orangtua bukanlah sesuatu yang mudah. Terutama saat anak tersebut sangat tidak suka dengan
apa yang disuruh oleh orangtuanya. Contoh kecilnya saat anak disuruh untuk makan sayur, membereskan mainannya atau bisa juga saat disuruh untuk mandi. Namun
untuk hal seperti itu orangtua mungkin masih memberikan toleransi namun berbeda halnya saat itu menyangkut pendidikan formal si anak yaitu saat si anak harus pergi
ke sekolah. Untuk anak yang masih malas untuk berangkat ke sekolah orangtua pasti akan berusaha keras untuk memaksa baik itu dengan cara memarahi ataupun
membujuk si anak. Anak yang mendapat perlakuan seperti itu pada akhirnya memang akan berangkat ke sekolah tetapi orangtua tidak akan tahu bagaimana perasaan si
anak. Hal kecil seperti itu dapat membuat jiwa anak tidak sehat dan akan menggangu proses perkembangannya. Oleh sebab itu orangtua tetap harus berhati-hati dalam
memberikan sesuatu kepada anak terutama saat anak tersebut masih di usia sangat muda.
Orangtua akan sangat terbantu dalam mengawasi proses perkembangan anak apabila si anak usia dini menceritakan setiap hal yang dilakukannya kepada orangtua
dan hal tersebut dilakukannya dengan tanpa ditanya terlebih dahulu dari orangtua. Sebab anak akan berada di luar pengawasan orangtua secara tidak langsung saat
mereka di sekolah ataupun saat mereka bermain dengan teman-temannya di sekitaran lingkungannya. Jadi dengan menceritakan kepada orangtua mengenai pengalamannya
Universitas Sumatera Utara
93
maka orangtua juga dapat memahami serta memberikan pengajaran terhadap yang dilakukan oleh anaknya. Begitu pula dengan yang terjadi pada anak usia dini di
yayasan Putra Sejahtera. Ada orangtua anak usia dini tersebut yang sering mendengarkan cerita anaknya saat di sekolah dan menjadikan orangtua tidak khawatir
terhadap apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh anaknya serta ada juga orangtua yang anaknya hanya menceritakan pengalamannya di sekolah hanya saat ditanya.
Berikut adalah gambaran yang diberikan orangtua anak usia dini saat ditanya mengenai kondisi anak usia dini dalam mengikuti pendidikan :
“kalau Philip biasanya cerita pas di sekolah kalau ada kejadian tertentu di sekolah makanya kita sering nanya dan dia termasuk anak yang malas ke
sekolah, maunya libur, agak bandal memang cuman sudah agak berkurang lah”. Ibu Philip Nababan
“Si kesia selalu cerita apa saja kegiatannya saat di sekolah. Kekgini misnya di sekolah mak. Semualah diceritakan pas di sekolah sama kami. Tetapi untuk
pelajarannya dia agak kurang mengingat memang. Karna lebih banyak mengobrol sama temannya mungkin.” Ibu Maria Kezia
“Sering kalau Yoshua cerita pas di sekolahnya, kayak kemarin lah pas mereka ada kegiatan berenang jadi diceritakannya lah semua pas mereka
disana karna saat itu juga gag ikut saya mendampinginya karna ada masuk kuliah jadi saya titip ke misnya aja. Dia juga cerita kalau mereka mau pergi
ke binjai untuk keperluan study tour mungkin. Kalau untuk semangat belajarnya sangat tinggi, pulang sekolah langsung nunjukin peernya, tapi
karna akan berangkat kuliah saya bilang nanti malam kakak bantu mengerjakannya ya. Pas sakit pun dia tetap mau sekolah karna saking
semangatnya tetapi tetap kita larang supaya tunggu sembuh dulu”. Bibi Yoshua Sianturi
Saat peneliti bertemu dengan anak usia dini tidak perlu menunggu lama untuk kami bisa akrab. Mereka terbuka saat peneliti mencoba mengajak berbicara ataupun
mengobrol yang kemudian setelah itu mulai bermain bersama seperti membantu mereka bermain ayunan ataupun bermain kejar-kejaran. Philip merupakan anak yang
Universitas Sumatera Utara
94
cukup akrab dengan peneliti. Dia sangat senang setiap peneliti mengambil poto untuk keperluan dokumentasi dan mengajak teman-temannya supaya ikut di foto. Seperti
yang dikatakan ibunya memang dia agak sedikit nakal, tetapi dia sangat kompak bermain dengan teman-temannya. Maria kezia merupakan anak gemuk yang menurut
peneliti sangat lucu. Dia selalu malu-malu saat peneliti mengajaknya berbicara ataupun bermain dan sering menertawakan peneliti bersama teman-temannya.
Kakaknya dulu bersekolah di yayasan ini juga dan setelah melihat hasil perkembangannya maka maria juga dimasukkan kesini. Teman-temannya lebih suka
memanggilnya dengan sebutan kesia. Saat itu Maria kesia terlihat murung saat orangtuanya menjemputnya sebelum sekolah pulang. Hal tersebut diakibatkan ada
pesta yang harus dihadiri sehingga Kesia harus ikut karena tidak ada orang di rumah yang mengawasinya. Sementar itu Yoshua merupakan anak dengan bada yang
mungkin paling kecil diantara teman-temannya. Dia juga berada di kelas A yang tergolong anak yang berada di usia 4-5 tahun. Yoshua terlihat lebih tenang tetapi juga
mau mengobro dengan peneliti. Sedih membayangkan bahwa anak seumur ini sudah tidak mempunyai ayah dan ibu. Menurutnya bulang dan bibinya sangat baik padanya
dan pulang sekolah nanti dia akan dijemput oleh bibinya. Badannya memang agak kurus tetapi itu tidak menghalanginya untuk ikut berlarian dengan teman-temannya.
Kondisi anak usia dini di Putra Sejahtera memang bermacam-macam tetapi mereka sama dalam hal antusias mengikuti pendidikan di tempat tersebut. Baik itu
saat di dalam kelas saat berlatih berhitung ataupun mengingat dan menyanyikan lagu bahasa inggris. Kemudian saat mereka di luar kelas untuk beristirahat dan memakan
bekal yang telah mereka bawa dari rumah. Saat seseorang dengan gilirannya
Universitas Sumatera Utara
95
memimpin doa untuk makan kemudian harus antri untuk membersihkan tangan mereka di wastafel sampai saat mereka kemudia bermain-main dengan temannya.
Pada suatu kesempatan ada seorang anak yang buang air besar di luar atau di celana. Sebelumnya peneliti mengira bahwa anak tersebut akan mendapatkan banyak ejekan
dari teman-temannya karna pada saat itu sangat tidak sedap wangi yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut. Namun perkiraan peneliti salah besar, setelah anak tersebut
keluar dari kamar mandi dan memakai celana yang sudah khusus dipersiapkan untuk peristiwa tersebut tidak ada anak-anak yang tertawa ataupun mengejek. Wajah anak
tersebut sangat malu dan tidak berani menatap teman-temannya. Namun ada seorang anak perempuan yang mengajaknya duduk di sebelahnya dan mengatakan “jangan
diejek ya malu dia ini”. Hal tersebut dituruti yang lain dan terbukti tidak ada yang mengejek ataupun mentertawakannya. Kemudian ibu Herlina Purba menjelaskan
kepada peneliti terkait peristiwa yang baru terjadi : “Disini memang udah begitu, gag ada anak-anak yang mengejek apabila
terjadi yang kayak itu. Karena gurunya sebelumnya telah memberikan pengajaran bahwa hal tersebut bukan untuk sesuatu untuk diejek, kita ajari
bahwa semua orang bisa mengalami hal tersebut dan kita sebagai temannya tidak boleh menjauhi bahkan harus membuat dia supaya tidak malu lagi. Jadi
tidak ada anak-anak yang mau mengejek apabila terjadi hal tersebut. Celananya memang udah disiapkan sekolah apabila terjadi hal tersebut.”
Walaupun berada di daerah yang sangat jauh dari perkotaan tetapi kualitas pendidikan di YPN Putra Sejahtera juga sangat bagus. Hal tersebut bisa dilihat dari
kondisi anak usia dini yang telah digambarkan sebelumnya. Dengan tenaga pengajar yang seadanya tidak membuat anak usia dini tidak bisa diperhatikan secara penuh.
Apabila setiap anak memiliki pendidikan serta pemahaman seperti yang digambarkan tersebut maka ke depannya akan lahir anak-anak yang memiliki tingkat kedewasaan
Universitas Sumatera Utara
96
yang tinggi dan dapat membantunya dalam berinteraksi serta bergaul dalam setiap lingkungan manapun.
4.2.3 Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Anak