107
Sekolah, orangtua dan lingkungan mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lain dalam proses pendidikan anak usia dini. Apabila
suatu sistem tidak berjalan semestinya maka dapat menghasilkan anak yang seperti sukses dalam pendidikan tetapi tidak mampu bersosialisasi dengan baik atau tidak
patuh terhadap kaidah ataupun norma-norma dalam masyarakat.
4.2.7 Harapan Orangtua Pada PAUD di YPN Putra Sejahtera
Pemberian pendidikan anak usia dini oleh orangtua tentu memberikan harapan tersendiri didalam diri setiap orangtua. Hal tersebut dikarenakan mereka telah
mengeluarkan biaya lebih supaya anak mereka dapat mengikuti pendidikan di YPN Putra Sejahtera. Orangtua yang mendaftarkan anaknya ke YPN Putra Sejahtera tentu
mempunyai harapan yang besar kepada sekolah terlebih kepada orangtua yang memiliki kehidupan ekonomi yang sulit tetapi tetap memberikan PAUD kepada anak.
Harapan tersebut seperti anak dapat berkembang sesuai prosesnya dan mendapatkan pendidikan karakter yang kemudian dapat menjadi pegangan hidup anak. Oleh sebab
itu YPN Putra Sejahtera mempunyai tanggungjawab yang betul-betul harus dilaksanakan agar anak para orangtua tersebut berhasil mendapatkan semua proses
pendidikan anak usia dini dan berkembang dengan baik. “Harapannya ketika anak kami berikan sekolah pendidikan anak usia dini
ialah anak dapat menjadi lebih mandiri dan mempunyai sifat yang baik. Terutama Prasetyo adalah anak laki-laki maka dia harus memiliki sifat baik
dan jiwa kemandirian agar dia dapat menjadi anak yang unggul dan dapat menjadi pemimpin. Di rumah juga saya ajari tetapi biar dia lebih
berkembang dan berinteraksi dengan teman-temannya maka saya daftarkan di sekolah ini. Kebetulan juga yayasannya ialah tetangga saya sehingga bisa
selalu mengawasinya secara aktif.” Ibu Prasetyo, T.M.
Universitas Sumatera Utara
108
Hal tersebut diperkuat oleh ibu Philip : “Sebelumnya abangnya juga udah saya beri pendidikan seperti ini, cuman di
tempat yang lain. Jadi biar berkembang seperti abangnya juga maka saya masukkan Philip pendidikan anak usia dini juga. Alasannya gag ditempat
abangnya yang sebelumnya ialah karena disini telah ada pengenalan bahasa inggrisnya jadi lebih bagus dari sebelumnya. Harapannya tentu agar Philip
berkembang secara baik sesuai apa yang diajarkan oleh guru-gurunya. Dengan didengarnya bahasa inggris di sekolah maka harapan ibu ia akan
terbiasa mendengar bahasa tersebut dan tertarik mencari tahu artinya. Sehingga nanti untuk pendidikan selanjutnya dia menjadi lebih mudah
mengikuti.” Ibu Philip, D.S.
Pernyataan diatas merupakan harapan yang tentunya tidak akan jauh berbeda dengan harapan orangtua lain yang mendaftarkan anaknya di YPN Putra Sejahtera.
Semua orangtua ingin anaknya berkembang secara baik ataupun tepat dan tentunya di tempat yang baik dan tepat pula. YPN Putra Sejahtera merupakan lembaga
pendidikan yang dibentuk oleh Bapak Lamlam tarigan dan Ibu Herlina Purba untuk anak usia dini secara formal. Hal tersebut dilakukan akibat saat itu tidak ada
pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan secara formal di lingkungan mereka. Pendidikan anak usia dini yang dibentuk oleh lurah saat itu tidak berjalan secara
teratur akibat ruangan untuk belajar anak usia dini sering juga dipakai untuk rapat ataupun musyawarah. Keinginan pasangan suami istri ini untuk memajukan daerah
mereka sangat bulat sehingga dengan modal sendiri mereka bisa membangun yayasan pendidikan tersebut.
“Pertama bangun modalnya dari kantong sendiri dibantu dengan orangtua angkat bapak Lamlam. Karena saat itu lembaga pendidikan tidak ada di
lingkungan kami sementara anak usia dini disini banyak yang perlu dididik supaya tidak terpengaruh ke lingkungan yang buruk.” Ibu Herlina Purba
Universitas Sumatera Utara
109
Ibu Herlina yang merupakan tamatan dari pendidikan untuk anak usia dini dan juga aktif mengajar sebagai guru sekolah minggu melihat permasalahan ini sebagai
tanggungjawab sebagai putra daerah untuk memajukan kesejahteraan tempat tinggalnya. Menurut ibu Herlina rata-rata masyarakat yang ada di daerahnya tinggal
memiliki ekonomi menengah ke bawah. Sehingga pendidikan untuk anak usia dini belum terasa di daerahnya. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani dan
pedagang. Untuk mendidik anak usia dini mereka lakukan dengan pribadi yaitu keluarga sendiri yang bertanggungjawab. Apabila orangtua bekerja ke ladang atau
pasar maka anaknya akan turut serta dibawa pula. Sehingga saat itu banyak anak usia dini tidak terkontrol secara baik dan berkembang sesuai lingkungan tempat tinggal.
Disamping harus berjualan ataupun memanen orangtua harus memperhatikan anaknya yang dibawa serta sehingga pekerjaan pun kurung efektif. Maka dari itu
bapak Lamlam dan Ibu Herlina yang merasa mampu dan memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap daerah mereka tinggal akhirnya membentuk suatu lembaga
pendidikan secara formal untuk anak usia dini mendapatkan pendidikan. “Bapak Lamlam dan ibu Herlina Purba adalah tetangga saya. Jadi dari
beliau juga kami para orangtua anak usia dini mendapatkan informasi tentang seberapa pentingnya pendidikan anak usia dini untuk anak. Awalnya
sedikit yang sekolah disana namun setelah melihat hasil anak didiknya yang jadi lebih mandiri kemudian pintar dan baik semua jadilah sekarang ramai
disana anak muridnya dan tahun ini saya buat juga anak saya disana.” Ibu Prasetyo
Pernyataan diatas ditambahi oleh bibi Yoshua Sianturi dan Ibu Mika Maria: “Awalnya itu pas mau pulang ke rumah dari kampus. Saya lihat ada di
pamflet lembaga pendidikan untuk anak usia dini. Kebetulan saya punya adik yang masih usia dini. Besoknya saya cari tahu tentang PAUD tersebut dan
setelah saya lihat bagus jadi keluarga memutuskan untuk memasukkan Yoshua kesini. Tempatnya juga jauh dari keramaian jadi anak bisa lebih
tenang mendapatkan pendidikan. Beruntung juga ada lembaga seperti ini di
Universitas Sumatera Utara
110
daerah dekat rumah jadi yang memiliki anak usia dini terbantu dalam proses pendidikan anak usia dini. Dan harapannya dengan Yoshua belajar disini
maka dia mendapatkan banyak pengetahuan dan menjadi anak yang bersifat dan bersikap baik.” Bibi Yoshua Sianturi
“Bersyukur juga ada lembaga pendidikan anak usia dini di dekat rumah jadi anak bisa belajar dengan baik dan tidak tertinggal dengan anak-anak yang
lain. Yang mengajar pun kita sudah kenal dan mereka orangnya baik. Kalau Mika sih berhitung sudah bagus cuman kalau untuk membacanya kurang jadi
saya sering juga konsultasi kepada gurunya biar lebih diperhatikan.” Ibu Mika Maria
4.2.8 Kendala Guru dan Yayasan dalam Menjalankan Proses Pendidikan