Profil Informan Deskripsi Lokasi Penelitian

49 perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sumber daya manusia bangsa Indonesia ke depan tidak terlepas dari fungsi pendidikan nasional. Dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Idi, 2011:60

4.1.5 Profil Informan

4.1.5.1 Informan Kunci Orangtua ataupun wali anak usia dini yang memperoleh pendidikan di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera 1. Nama : Jenny Simanjuntak Ibu Ponda Panjaitan Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 33 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : Diploma 3 Status : Menikah Universitas Sumatera Utara 50 Alamat : Jl. Bunga Rampai VI Gg. Kenanga Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Ibu Jenny Simanjuntak adalah orangtua anak usia dini yang pertama sekali peneliti temui di YPN Putra Sejahtera. Saat itu ibu Jenny baru saja sampai di sekolah untuk mengantar anaknya. Anak beliau yang bersekolah di Putra Sejahtera bernama Ponda Panjaitan, Ponda berada di Tk A atau playgroup. Ibu Jenny sangat ramah kepada peneliti dan setelah mengetahui tujuan dan maksud peneliti datang ke sekolah maka ibu itu bersedia menjadi informan. Beliau bercerita bahwa tujuan memberikan pendidikan anak usia dini kepada Ponda adalah untuk membentuk mental dan kepribadian si anak. Karena menurut beliau apabila mental anak sudah terbentuk maka kemana pun ia melangkah ia akan dapat menghadapi segalanya. Menurut beliau lembaga pendidikan PAUD ini sangat bagus untuk membentuk karakter anak. Kebetulan ibu Jenny dan yayasan berada di satu lingkungan sehingga ibu Jenny sering bercerita kepada yayasan tentang bagaimana Ponda di rumah. Ponda merupakan anak yang sangat aktif di rumah, dia suka bermain dan berlari-lari sehingga juga menyulitkan ibu Jenny dalam mengurusnya. Akhirnya ibu Jenny memasukkan Ponda ke YPN Putra Sejahtera agar lebih diarahkan ke arah yang lebih baik. Hasilnya menurut ibu Jenny ialah Ponda menjadi anak yang lebih mandiri dan semakin disiplin. Dan hebatnya lagi ia sudah mempunyai cita-cita ke depannya menjadi apa. Walaupun hanya sebatas cita-cita saat masih kecil ibu Jenny tetap optimis anaknya tersebut dapat meraihnya. Ibu Jenny paham betul bahwa pendidikan Universitas Sumatera Utara 51 bukan semata-mata tugas sekolah, melainkan keluarga juga harus berperan aktif dalam meningkatkan kecerdasan anak karena keluarga merupakan tempat si anak lama menghabiskan waktu untuk berinteraksi. Jadi beliau melakukannya dengan cara memberikan gizi yang cukup kepada anak. Saat pagi sebelum berangkat sekolah ibu Jenny selalu menyediakan sarapan dan menyiapkan bekalnya di sekolah kemudian pada saat malam hari ibu Jenny sering bertanya tentang kegiatan apa yang dilakukan ketika di sekolah. Hal itu dimaksudkan dengan tujuan anaknya dapat mengingat kembali apa yang telah diajarkan kepadanya dan juga membangkitkan semangat belajarnya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan perkembangan anak bahwa itu sudah menjadi tugas orangtua dan sudah selayaknya seorang ibu melaksanakan tanggung jawab tersebut dalam keluarga. Menurut ibu Jenny, anaknya sangat betah berada di YPN Putra Sejahtera bahkan ketika demam pun ia mau pergi ke sekolah tetapi saya tidak perbolehkan karena takut anak menjadi drop dan demamnya semakin parah. Agar dapat mengetahui perkembangan dari Ponda, ibu Jenny selalu membicarakan tentang perkembangan Ponda setiap kali ada waktu berbincang dengan guru. Hal itu dimaksudkan beliau agar beliau tahu sampai sejauh mana berkembang si anak di sekolah. Situasi lingkungan tempat ibu Jenny tinggal yang berada di jalan Bunga Rampai VI Gg Kenanga dipenuhi oleh anak-anak seumuran Ponda yang juga masih sekolah tingkatan TK dan SD sehingga ketika Ponda bermain bersama teman-teman di lingkungan mereka tinggal sering lupa waktu karena terlalu asik bermain dengan teman-temannya. Menurut ibu Jenny banyaknya anak-anak kecil di lingkungan Universitas Sumatera Utara 52 mereka membuat Ponda memiliki banyak teman sehingga terkadang lupa waktu dalam bermain dan akhirnya harus dipanggil dulu baru mau pulang ke rumah. Untuk menjaga Ponda dari pengaruh lingkungan yang buruk beliau sering bertanya kepada Ponda tentang siapa-siapa saja yang menjadi teman Ponda bermain dan menanyakan bermain apa. Menurut beliau anak-anak yang nakal di daerah mereka biasanya yang sudah kelas 5-6 sd sehingga ibu tersebut menasehati kepada Ponda agar jangan bermain dengan mereka dan memberikan alasan bahwa mereka itu nakal. Penilaian dari tetangga sangat mendukung dengan pemberian pendidikan anak usia dini yang dilakukannya. Karena disana juga banyak anak-anak seusia Ponda yang mengikuti pendidikan anak usia dini. 2. Nama : Tuti Manalu Ibu Prasetyo Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 33 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : SMA Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai VI Gg. Mawar Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Ibu Tuti Manalu adalah salah seorang orangtua murid anak usia dini di YPN Putra Sejahtera. Anaknya yang bernama Prasetyo berada di kelas Tk A atau Playgroup yang diasuh oleh mis Helpa Gurusinga biasa disapa akrab guru tersebut. Universitas Sumatera Utara 53 Menurut ibu Tuti pendidikan anak usia dini tersebut adalah tempat untuk memotivasi anak menjadi lebih baik. Kemudian pula tujuan ibu tersebut memberikan pendidikan anak usia dini kepada Prasetyo adalah dengan tujuan agar menjadi anak yang lebih mandiri dan ketika setelahnya masuk sekolah dasar tidak terkejut tentang apa yang akan terjadi di sekolah. Jadi agar Prasetyo bisa lebih mandiri dalam melakukan apapun, karna di rumah Prasetyo merupakan anak yang manja sehingga ibu Tuti lumayan kesulitan dalam mendidik anak karna takut anak akan melanjutkan sifatnya tersebut sampai dewasa. Menurut ibu tersebut anaknya diajarkan layaknya mamak dan anak serta tidak ada kekerasan pada proses pengajaran sehingga anaknya merasa nyaman berada di sekolah tersebut. Bahkan Prasetyo akan marah kalau saja ada hari libur yang membuat dia tidak bisa bersekolah dan berkumpul bersama temannya. Selain menjadi anak yang mandiri, ibu Tuti juga ingin agar anaknya berkembang memiliki karakter yang baik kemudian tahu apa yang diinginkan menjadi cita-citanya kelak. Hasil dari pendidikan tersebut sudah mulai terasa kepada ibu yang memiliki dua orang anak tersebut. Prasetyo mulai mempraktekkan di rumah supaya tidak membuang sampah sembarangan kemudian juga ketika Prasetyo selesai makan, ia akan membantu ibu Tuti untuk membereskan yang kotor. Semua ada aturannya begitu yang dikatakan Prasetyo setiap kali ikut membantu membereskan selesai makan. Untuk meningkatkan kecerdasan Prasetyo, ibu Tuti selalu bertanya tentang apa yang dipelajari tadi di sekolah ketika Prasetyo pulang sekolah. Kemudian ibu tersebut menyuruh anak untuk mempraktekkannya kembali dan ketika malam hari Universitas Sumatera Utara 54 menanyakan apa pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya. Setiap pulang sekolah Prasetyo selalu bercerita kepada ibu Tuti tentang apa saja yang terjadi di sekolah. Dimulai dari temannya yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, kemudian temannya yang membawa bekal apa untuk dimakan saat istirahat. Ibu Tuti ingin agar setelah anaknya bersekolah di YPN Putra Sejahtera, pikiran anaknya menjadi terbuka dan dengan itu wawasannya akan berkembang sehingga apa yang dicita-citakan dapat dicapainya. Lingkungan sekitar ibu Tuti juga dipenuhi oleh anak-anak yang masih bersekolah kemudian juga orangtuanya yang pergi bekerja. Namun ada juga beberapa orang anak yang ternyata sudah tidak sekolah berbulan-bulan sehingga akhirnya putus sekolah. Hal itu terjadi akibat orangtua yang tidak memperhatikan sekolah si anak secara intensif sehingga anak bisa tidak ketahuan bolos sekolah selama berbulan-bulan. Oleh karena ibu ibu Tuti selalu menasehati kepada anaknya agar selalu bersekolah, dan mengatakan bahwa tidak baik yang tidak sekolah itu. Untuk pergaulan anak dengan teman di lingkungannya ibu Tuti tidak terlalu khawatir anaknya akan masuk ke dalam lingkungan atau pergaulan anak-anak yang nakal. Menurutnya anaknya sudah mulai tahu mana membedakan teman yang baik dan nakal. Untuk yang tidak mau bersekolah dianggap si anak adalah orang yang nakal dan ia tidak mau berteman setiap kali ibu Tuti bertanya siapa-siapa saja temannya. Kemudian ibu Tuti juga melakukan pendekatan yang intensif kepada si anak agar anak selalu mau bercerita tentang segala aktivitas yang baru saja dilakukannya seharian penuh. Menurut beliau lingkungan tempat tinggalnya mendukung penuh terhadap tindakan ibu Tuti yang Universitas Sumatera Utara 55 memberikan pendidikan anak usia dini kepada anak, dengan alasan bahwa anak akan lebih mudah menangkap pelajaran ketika masuk sekolah dasar dan bisa lebih unggul dibandingkan teman-temannya. 3. Nama : Evi Bangun Ibu Mika Maria Simanjuntak Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 26 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : SMA Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai Lk III Gg Sibayak Jumlah Tanggungan : 1 Pekerjaan : Petani Ibu Evi adalah ibu dari Mika Maria Simanjuntak yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera kelas Tk B atau berada di atas Tk A atau playgroup. Selain menjadi ibu rumah tangga, ibu Evi juga sering membantu suaminya dengan bertani. Menurut ibu Evi pendidikan anak usia dini adalah tempat mendidik anak secara emosional agar anak menjadi lebih mandiri. Tujuan ibu ini memberikan pendidikan anak usia dini kepada Mika karna ingin anaknya menjadi seseorang yang mandiri, pintar dan tidak kalah dengan teman-teman sebayanya. Ibu ini tidak ingin anaknya dikatakan bodoh oleh orang lain. Menurut ibu Evi juga PAUD sangat penting diberikan kepada anak karena selain membuat anak menjadi pintar, anak akan mudah beradaptasi dengan lingkungannya karna di sekolah telah mempunyai teman banyak dan tentunya dapat Universitas Sumatera Utara 56 bergaul secara aktif. Ibu Evi pertama sekali mendengar keberadaan YPN Putra Sejahtera adalah dari gereja tempat beliau beribadah. Kemudian jarak yang lumayan dekat dari rumah membuat ibu tersebut akhirnya mendaftarkan Mika ke YPN Putra Sejahtera. Ibu Evi mengatakan keunggulan yang dimiliki sekolah ini ialah keterbukaan terhadap hasil dari pendidikan yang diperoleh oleh anak mereka, kemudian untuk hal-hal yang menyangkut perkembangan anak pihak sekolah juga sering berdiskusi dengan para orangtua dengan cara mengajak berkumpul dan melakukan pertemuan di sekolah. YPN Putra Sejahtera mempunyai sarana atau tempat dimana orangtua biasa berkumpul apabila ada pertemuan dengan orangtua membahas sesuatu hal seperti pengadaan harmoni wisata. Tujuan ibu ini memberikan pendidikan anak usia dini kepada anak juga agar anaknya ketika masuk sekolah dasar dapat dengan mudah menangkap pelajaran karna sudah memiliki bekal pendidikan sewaktu di Tk. Selain keinginan ibu evi yang ingin anaknya mempunyai kecerdasan yang lebih dibandingkan teman-temannya, ia juga ingin agar anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang mandiri dan tidak manja. Hasil dari pendidikan anak usia dini yang diberikan kepada Mika saat ini mulai terasa dengan si anak mulai lancar dalam berhitung walaupun untuk membaca anak ini masih kesulitan. Ibu Evi juga selalu menanyakan tentang apa saja yang baru dipelajari di sekolah sehingga anaknya bisa mengingat kembali apa yang diajarkan gurunya dan bisa mengulanginya kembali. Menurut ibu Evi anaknya merasa nyaman ataupun betah berada di sekolah. Ketika pulang dari sekolah ia langsung menyuruh anaknya untuk istirahat siang tetapi ketika anaknya belum mau tidur siang maka Universitas Sumatera Utara 57 beliau akan serius memperhatikan si anak dalam aktivitasnya. Setelah anak tidur siang baru beliau membereskan pekerjaan rumah yang menjadi tanggungjawabnya. Mika pernah menceritakan kepada ibunya tentang temannya yang nakal sehingga akhirnya dihukum dan juga ketika dia tidak berhati-hati dalam bermain lalu kemudian terjatuh dan menimbulkan luka di lengannya. Untuk saat ini ibu ini ingin anaknya agar bisa membaca secara lancar, beliau mengatakan bahwa kalau lancar berhitung tetapi membacanya belum bisa ya sama saja tidak ada gunanya. Minat anaknya untuk mengikuti pendidikan di sekolah menurutnya sangat tinggi sehingga ibu Evi yakin anaknya merasa nyaman berada di YPN Putra Sejahtera. Lingkungan ibu Evi nyaman dan tidak ada orang yang suka membuat keributan disana. Anak-anak seumuran anaknya juga banyak disana dan menurutnya baik-baik. Mika dalam pergaulannya dengan teman-teman di lingkungannya tidak hanya berteman dengan teman sebayanya tetapi dengan umur yang jauh diatasnya juga ia berteman dan akrab. Namun semenjak banyaknya kasus tindakan kekerasan kepada anak saat ini membuat ibu tersebut lebih memberikan pengarahan kepada anaknya agar tidak mendapatkan kekerasan dari orang lain. Ibu Evi mengatakan bahwa ia mengajari anaknya apabila jangan mau diginikan sama orang yang artinya jangan mau ketika seseorang melakukan sesuatu hal yang tidak lazim kepadanya. Beliau mengaku mendapat dukungan dari tetangga ataupun lingkungan tempat tinggal perihal memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya. Masyarakat yang berada di lingkungan tempat tinggalnya selalu memberikan dukungan kepada setiap orangtua anak usia dini yang memberikan pendidikan kepada anaknya. Universitas Sumatera Utara 58 4. Nama : Sandra Pangaribuan Ibu Yohana Kezia Sihotang Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 39 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : Sarjana Akuntansi Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai II Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Ibu Sandra Pangaribuan adalah orangtua dari Yohana Kezia Sihotang yang berada di kelas Tk A atau setingkat playgroup. Ibu ini mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini ialah pendidikan supaya lebih cepat mengenal angka dan huruf sebelum sekolah dasar. Kemudian setelah itu PAUD juga mempunyai peran untuk membuat anak mudah bersosialisasi dengan lingkungannya dan kedepannya tidak mudah dibodoh-bodohi oleh orang dan tentunya akan mendapatkan pekerjaan. Motivasi beliau memberikan pendidikan anak usia dini kepada Yohana adalah agar anaknya menjadi lebih pintar kemudian mandiri setelah itu mentalnya bisa terbentuk secara baik. Ibu ini juga ingin agar anaknya tidak menjadi seorang anak yang pemalu. Ibu Sandra pertama sekali mendengar tentang keberadaan sekolah ini ialah dari teman tempat lingkungannya tinggal. Menurutnya keunggulan YPN Putra Sejahtera dibandingkan sekolah lain ialah karna sekolah ini mempunyai guru-guru yang bagus. Beliau mendengar hal tersebut dari temannya yang anaknya dulu memperoleh Universitas Sumatera Utara 59 pendidikan di YPN Putra Sejahtera. Kemudian ia merasa bahwa di sekolah lain yang memiliki banyak siswa tetapi juga memiliki guru yang sedikit sehingga menyebabkan banyak anak yang tidak terkontrol secara mendalam. Sedangkan di YPN Putra Sejahtera siswanya lebih sedikit sehingga gurunya dapat mengawasi anaknya secara mendalam dan memperhatikan perkembangan belajarnya. Sejauh ini ibu Sandra merasa bahwa pendidikan yang didapatkan anaknya di sekolah mulai terlihat hasilnya. Hal itu seperti anaknya yang kemudian menjadi lebih mandiri. Contoh nyata anaknya yang mulai mandiri terlihat ketika anaknya pulang sekolah dan langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bahkan ketika ibu Sandra menyuruh agar anaknya istirahat terlebih dahulu tetapi ditolak anaknya. Pr dulu mak yang ku kerjakan begitu yang biasa dikatakan Yohana apabila disuruh untuk tidur siang dulu. Bahkan si anak belum mau makan apabila tugasnya belum selesai. Sehingga ibu Sandra selalu mendmpingi Yohana ketika sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya dan ketika si anak kesulitan dalam mengerjakan tugasnya ibu Sandra kemudian membantu untuk mengarahkan dan kemudian mengajarinya. Sebagai ibu rumah tangga yang juga mempunyai tugas dalam membereskan semua yang ada di rumah, ibu Sandra melihat anaknya mulai mandiri sehingga ketika akan membantu dalam pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada anaknya, si anak akan mengatakan bahwa mamak udah sana kerjain yang lain biar aku yang kerjakan tugasku. Kemudian ibu Sandra paham bahwa mungkin itu yang dibilang gurunya agar tugasnya tidak boleh dikerjakan oleh orangtuanya melainkan harus dirinya sendiri yang mengerjakan. Jadi untuk hal tersebut ibu Sandra biasa meninggalkan si anak Universitas Sumatera Utara 60 untuk mengerjakan tugasnya lebih dahulu kemudian ketika anaknya dilihat mulai kesulitan maka ibu tersebut mulai membantu mengarahkan dan mengajari tetapi yang menulis tetap harus anaknya. Karena menurut Yohana, ibu gurunya akan memarahi kalau yang menulis ataupun yang mengerjakan tugas yang diberikan ialah orangtuanya. Yohana menurut ibu Sandra biasanya bercerita mengenai pengalamannya di sekolah saat ada momen-momen tertentu saja sehingga ibu tersebut biasa yang mulai bertanya tentang apa-apa saja yang terjadi di sekolah. Ibu Sandra berharap setelah masuk YPN Putra sejahtera anaknya menjadi pintar. Karna melihat minat belajar si anak yang sangat tinggi bisa menjadi pelecut semangat agar anaknya tumbuh menjadi seorang yang pintar. Pernah suatu saat ibu Sandra menyuruh anaknya untuk tidak bersekolah dulu dengan alasan bahwa ada pesta yang harus diikuti olehnya sehingga tidak ada yang menjaga ketika pulang dari sekolah. Jadi ibu ini bermaksud untuk membawa Yohana juga ke pesta tersebut. Tetapi hal tersebut membuat anaknya marah dan kemudian menangis dan mengatakan bahwa gag mau aku mak gag sekolah. Dari kejadian tersebut ibu Sandra berharap semangat anaknya untuk bersekolah tetap tinggi. Menurut ibu Sandra situasi lingkungan tempat tinggalnya sangat hancur. Karena banyak sekali anak yang nakal disana. Disanalah semua anak-anak yang nakal itu berada. Begitu yang dikatakan oleh ibu yang memiliki dua orang anak ini. Bahkan ibu ini berkata bahwa anak-anak mudanya disana sudah banyak yang memakai narkoba. Sehingga ibu tersebut juga mempunyai keinginan untuk pindah dari Universitas Sumatera Utara 61 lingkungan tersebut. Beliau takut anaknya akan terikut oleh pergaulan yang ada di lingkungan mereka. Tetapi anaknya juga sudah tahu bahwa anak-anak yang berada di lingkungan tempat tinggalnya tidak baik sehingga ia tidak mau bermain dengan mereka. Ibunya juga mengatakan agar jangan mau bergaul dengan anak-anak yang bandal tersebut. Untuk menghindarkan anaknya dari lingkungan yang buruk, ibu Sandra selalu mengkontrol anaknya sehingga tidak mau mengikuti anak-anak yang nakal yang ada di lingkungannya tersebut. Beliau juga menjelaskan tentang keadaan lingkungan tempat tinggal mereka berada sehingga anaknya mempunyai pandangan terhadap yang baik dan buruk. Masyarakat yang ada di lingkunga tempat tinggal ibu Sandra juga mendukung tindakan ibu ini agar memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya dengan mengatakan lebih baik anaknya bersekolah daripada keluyuran seperti anak nakal yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka. 5. Nama : Berlin Tumanggor Bibi Yoshua Sianturi Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 20 Agama : Islam Pendidikan Terakhir : SMA Status : Lajang Alamat : Jl. Pintu Air IV No. 389 Pekerjaan :Mahasiswa Berlin Tumanggor merupakan bibi dari Yoshua Sianturi, ia yang biasa mengantar Yoshua untuk pergi ke sekolah. Yoshua tinggal bersama nenek dan bibinya di Jln Universitas Sumatera Utara 62 Pintu Air IV No. 389. Ayah dan ibu Yoshua sudah meninggal sehingga sampai saat ini ia diasuh oleh nenek dan bibinya. Berlin juga tercatat sebagai seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta. Ia biasa berangkat kuliah pada siang hari karna pagi hari harus membantu membereskan rumah, menyiapkan sarapan dan kemudian mengantar Yoshua untuk berangkat sekolah. Nenek Yoshua sudah terlalu tua untuk mengantar cucunya berangkat sekolah. Menurut Berlin pendidikan anak usia dini ialah pendidikan yang dimulai untuk anak usia dini untuk melatih kemampuan otaknya agar bisa lebih pintar. Berlin yang menjadi wali dari Yoshua berkeinginan agar Yoshua menjadi anak yang pintar kemudian wawasannya terbuka serta peduli terhadap lingkungannya. Pendidikan anak usia dini sangatlah penting saat ini sesuai dengan perkembangan zaman yang menuntut anak untuk lebih cerdas lagi tambah Berlin. Berlin mengetahui keberadaan YPN Putra Sejahtera ketika melewati persimpangan jalan dan melihat pamflet yang berdiri tentang adanya sekolah ini. Kemudian setelah itu ia kemudian mendapatkan selebaran brosur dan akhirnya mendaftarkan Yoshua untuk bersekolah di YPN Putra Sejahtera. Yoshua akhirnya dimasukkan ke kelas Tk A atau playgroup. Menurutnya alasan memilih YPN Putra Sejahtera sebagai tempat untuk menempuh pendidikan anak usia dini kepada Yoshua ialah karna menurutnya belajar di yayasan tersebut sangat bagus ditambah siswanya juga sedikit sehingga memudahkan gurunya untuk mengontrol semua anak usia dini yang belajar disana kemudian yang proses pengajarannya juga bagus. Alasan Berlin mengatakan demikian karna gurunya mengajarkan tahapan-tahapan yang diajarkan kepada anak usia dini dari dasar tanpa memaksa si anak untuk langsung bisa memahami yang diajarkan secara ketat. Universitas Sumatera Utara 63 Berlin ingin Yoshua agar lebih mandiri karna ia akan menghadapi kenyataan menjadi anak yatim piatu dan harus bisa mengerjakan sesuatu secara mandiri. Sejauh ini sekolah di YPN Putra Sejahtera mulai memberikan hasil yang positif kepada Yoshua. Contohnya ialah ketika di rumah ia mulai bersikap lebih dewasa dan pengetahuannya juga semakin banyak. Menurut Berlin dalam meningkatkan kecerdasan Yoshua ialah dengan cara tidak terlalu memaksa kehendaknya agar si anak terlalu keras belajar, kemudian dengan mencari tahu bagaimana sebenarnya minat si anak belajar. Setelah itu mencari cara bagaimana si anak agar dapat lebih mudah dan memahami apa yang diajarkan kepadanya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan dan perkembangan pendidikan Yoshua maka setiap pagi Berlin selalu menyiapkan sarapan pagi dan juga bekal Yoshua untuk di sekolah. Kemudian mengantar Yoshua pergi ke sekolah dan setelah itu ia pulang untuk membereskan rumah. Setelah pulang sekolah Yoshua lebih banyak menghabiskan waktu bersama bulangnya karena pada siang hari Berlin harus berangkat ke kampus untuk kuliah. Lalu ketika malamnya ataupun ketika pulang kuliah Berlin selalu menanyakan perihal apa pekerjaan rumah yang diberikan gurunya kemudian membantu Yoshua mengerjakan tugas yang tidak dipahaminya dan membantu Yoshua mengulang pelajaran sewaktu di sekolah. Menurut penuturan dari Berlin, Yoshua sangat betah berada di sekolah. Ketika disuruh untuk tidak sekolah dulu karna saat itu Yoshua sedang sakit dan takut akan semakin parah, ia tidak mau dan memaksa untuk tetap pergi ke sekolah. Yoshua juga sering menceritakan pengalamannya saat di sekolah dengan bibinya tersebut yaitu Universitas Sumatera Utara 64 ketika ia pergi berenang bersama teman-temannya dari sekolah. Kemudian juga yang baru-baru ini ia bercerita pengalamannya saat ia dan teman sekelasnya pergi ke Binjai untuk melakukan kegiatan harmoni wisata dari sekolahnya. Berlin yang merupakan seorang mahasiswi tahu betul bahwa perlu komunikasi yang tepat kepada guru tempat Yoshua belajar agar dapat berkembang sesuai dengan yang diinginkan keluarga. Berlin pernah mengatakan kepada gurunya agar diajari apabila ngomongnya ada yang salah dan kemudian juga ia pernah menyampaikan kepada guru agar kelas tempat Yoshua belajar tidak kotor. Hal itu dikatakan karna Yoshua pernah bercerita tentang keadaan kelasnya yang kotor. Karna menurut Berlin, ketika di rumah Yoshua selalu diajarkan untuk menjaga kebersihan dan dilarang untuk bermain di luar dengan teman-temannya yang nakal. Karena secara pribadi Berlin menginginkan Yoshua memiliki karakter yang baik dan sopan. Minat belajar Yoshua di sekolah menurut Berlin sangat tinggi. Contohnya ketika pulang sekolah, ia langsung membuka tas dan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya. Ini kak ada tugas dari miss, bantu mengerjainya yaa kak, itu biasa yang dikatakan Yoshua ketika pulang sekolah. Berlin hanya menjawab iya nanti malam kakak ajari karna Berlin juga harus berangkat kuliah saat itu. Melihat situasi lingkungan tempat tinggal mereka diakui Berlin buruk. Disana dipenuhi anak-anak remaja yang sering melakukan keributan di kampung mereka. Sehingga ia juga takut Yoshua akan mengikuti sifat-sifat buruk tersebut. Tetapi sampai saat ini Yoshua masih bersikap baik dan ada beberapa temannya di lingkungan rumah yang baik-baik. Yoshua bukanlah anak yang pemalu sehingga ia Universitas Sumatera Utara 65 mudah bergaul dengan anak-anak yang ada di lingkungannya. Tetapi hal tersebut menurut Berlin bisa berakibat buruk apabila kurangnya pengawasan dari mereka sehingga Yoshua masuk ke lingkungan yang buruk. Jadi dari keluarga mereka membatasi dengan siapa Yoshua bermain. Penilaian masyarakat di lingkungan mereka bertempat tinggal menyatakan bahwa memberikan pendidikan saat usia dini sangat berlebihan karna sewaktu sekolah dasar diajari juga membaca dan berhitung. Namun Berlin mengatakan bahwa semua ini demi kebaikan Yoshua dan tidak terlalu memikirkan yang dikatakan oleh tetangganya. 6. Nama : Agustina Napitupulu Ibu Maria Kezia Siallagan Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 31 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : SMU Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai 3 Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan :Petani Ibu Agustina Napitupulu adalah orangtua dari Maria Kezia Siallagan. Maria berada di kelas Tk B atau taman kanak-kanak. Ibu ini memiliki dua orang anak dan Maria merupakan anak yang kedua. Kakaknya juga dahulu mendapatkan pendidikan di YPN Putra Sejahtera dan sekarang sudah siswa sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini menurut ibu Agustina ialah tempat untuk memberikan pendidikan anak usia Universitas Sumatera Utara 66 dini. Beliau menambahkan YPN Putra Sejahtera merupakan sekolah yang bagus. Motivasi beliau memberikan pendidikan anak usia dini kepada si anak adalah agar anaknya dapat menjadi anak yang pintar dan dapat menggapai cita-citanya. Sebelumnya ia mendengar tentang yayasan ini dari tetangganya. Menurut beliau keunggulan memberikan pendidikan di YPN Putra sejahtera ialah dikarnakan anaknya sudah diberi pengenalan dalam bahasa inggris. Dari pengamatan peneliti ketika berada di sekolah memang terlihat anak diajarkan untuk mengenal bahasa inggris. Sewaktu berdoa ketika hendak makan saat istirahat siang, anak usia dini tersebut menggunakan bahasa inggris. Maria mempunyai cita-cita yang sangat tinggi yaitu menjadi seorang dokter sehingga ibu Agustina merasa perlu pembekalan yang sangat lebih dimulai saat anak usia dini. Maria di rumah selalu mempraktekkan apa yang diajarkan di sekolah sehingga ibu tersebut merasa mantap menyekolahkan anaknya di yayasan tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan belajar anaknya maka ibu Agustina selalu memperhatikan anaknya ketika belajar. Namun ketika ditanya apakah memberi kursus privat lain di luar jam sekolah demi kecerdasan yang lebih lagi kepada si anak, ibu ini menjawab tidak ada dan menurut beliau otak anaknya belum mampu menerima semua ilmu di usianya. Selain sebagai ibu rumah tangga, ibu ini juga sering membantu suaminya dalam bertani. Sehingga terkadang ibu ini harus pulang duluan ke rumah untuk melihat apakah anaknya sudah pulang atau belum. Anaknya diakui ibu ini sangat betah berada di sekolah karena guru yang mengajari mereka sangat baik. Maria yang berada di Tk B memang diajari oleh dua orang guru dalam satu kelas. Berdua mereka bekerjasama Universitas Sumatera Utara 67 dalam mengajari anak usia dini dan memperhatikan perkembangan anak yang mereka ajarkan. Sehingga walaupun di kelas tersebut ramai tetapi dapat ditenangkan oleh kedua orang gurunya. Ibu ini sudah yakin dengan metode pengajaran yang diberikan sekolah kepada anaknya sehingga beliau tidak pernah memberikan kritik ataupun saran kepada gurunya. Menurutnya hasil dari pendidikan yang diberikan sekolah kepada kakaknya Maria yang sebelumnya bersekolah di YPN Putra Sejahtera sangat bagus sehingga yakin untuk menyekolahkan anaknya yang kedua di yayasan tersebut. Ibu Agustina menginginkan anaknya menjadi anak yang jauh lebih baik lagi dan ketika menempuh sekolah dasar tidak menjadi anak yang nakal karna sudah di bimbing sejak masih di TK. Minat anaknya untuk bersekolah dikatakan sangat tinggi tetapi kadang kesulitan mengingat pelajaran apa yang telah dikerjakan saat di sekolah. Melihat situasi di lingkungan tempat tinggal ibu Agustina yang berada di jalan bunga rampai 3 menurutnya aman dan tidak pernah terjadi keributan. Anak-anak seumuran Maria sudah jarang ada di lingkungan mereka tinggal. Kebanyakan disana pemuda pemudinya sudah kuliah sehingga Maria hanya bermain bersama kakaknya. Untuk menghindarkan anak dari lingkungan ataupun pergaulan yang buruk, ibu ini memberikan ajaran dari dasar terlebih dahulu yaitu kuat agamanya dan paham firman Tuhan sesuai ajaran agama yang dianut yaitu Protestan. Penilaian masyarakat di lingkungannya untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah baik dan beliau sebelumnya dianjurkan oleh orangtua yang menjadi temannya di lingkungannya untuk memberikan pendidikan anak usia dini kepada Maria di Tk Universitas Sumatera Utara 68 Harapan Baru. Tk Harapan Baru adalah salah satu Tk yang berada di daerah tempat mereka tinggal. Namun menurut cerita ibu Agustina di Harapan Baru tidak ada pengenalan bahasa inggrisnya sehingga akhirnya lebih memilih ke YPN Putra Sejahtera. 7. Nama : Dosmaria Simanjuntak Ibu Philip Nababan Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 40 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : Diploma 1 Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai II Gg denkon Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Ibu Dosmaria Simanjuntak adalah ibu orangtua anak usia dini yang peneliti jumpai ketika hendak menjemput anaknya yang bernama Philip Nababan untuk pulang ke rumah. Saat itu ibu Dosmaria hendak pergi ke suatu tempat sehingga beliau membawa Philip karena di rumah tidak ada orang yang akan menjaganya. Philip berada di Tk B yang diasuh dan diajari oleh Lilis dan Lasni Sihotang. Ibu ini bekerja sebagai ibu rumah tangga dan ketika suaminya sedang panen barulah beliau turut membantu suaminya. Hal ini dikarnakan ibu Dosmaria memiliki dua orang anak usia dini yang masih butuh perhatian khusus darinya terlebih kepada Philip yang masih umur 5 tahun. Menurut beliau pendidikan anak usia dini ialah tempat mengajar dari Universitas Sumatera Utara 69 playgroup sampai ke TK. Ibu ini paham betul bahwa zaman sekarang manusia dituntut untuk lebih tinggi dalam memperoleh pendidikan sehingga tujuannya memberikan pendidikan anak usia dini kepada Philip agar si anak menjadi lebih mandiri, disiplin dan sejak usia dini bisa menjadi anak yang pintar. Menurut beliau lagi saat ini sangat penting untuk anak usia dini mendapatkan pendidikan karna anak sekarang dituntut untuk lebih cepat mengenal atau memahami pelajaran di sekolahnya. Ibu Agustina mengetahui tentang yayasan ini dari teman satu lingkungannya. Sebelumnya anak pertama ibu ini diberikan pendidikan di tempat lain dan dia merasa anaknya menjadi tertekan terhadap metode pelajaran yang diberikan sehingga untuk anaknya yang kedua dia masukkan ke Putra Sejahtera. Keunggulan dari YPN Putra Sejahtera yang juga banyak disampaikan oleh teman satu lingkungannya ialah anak usia dini yang mengikuti pendidikan di yayasan tersebut ditempah dan di ajari untuk berani tampil. Kemudian juga anaknya diajarkan untuk mengenal bahasa inggris walaupun masih sedikit-sedikit. Menurutnya proses pengajaran yang diberikan sekolah mengajarkan anak menjadi seorang yang bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya dan bisa bersikap lebih mandiri. Ibu Agustina memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya dengan tujuan agar anaknya bisa lebih mandiri kemudian tidak manja dan bukan hanya karna ikut-ikutan belaka dengan orang lain. Beliau ingin wawasan anaknya lebih luas dan pintar. Sejauh ini proses pendidikan yang diikuti anaknya menghasilkan hal yang positif. Contohnya adalah ketika anaknya di rumah langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri dan ketika di rumah pun lebih mudah diatur. Peran orangtua dalam Universitas Sumatera Utara 70 meningkatkan kecerdasan anak ialah dengan cara membimbing saat anak belajar dan memperhatikan perkembangan belajarnya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan dan perkembangan si anak ibu ini bercerita bahwa pagi hari ia menyiapkan sarapan dan bekal anaknya kemudian mengantar anaknya pergi ke sekolah. Setelah itu barulah ibu ini membereskan pekerjaan rumah. Anaknya merasa nyaman berada di sekolah dan pengalaman saat di sekolah, hanya diceritakan apabila ada kejadian tertentu saja. Ibu ini juga pernah menyarankan kepada gurunya agar anaknya diperhatikan lebih dan harus sudah bisa membaca. Ibu ini memang ingin anaknya mempunyai karakter yang mandiri dan memiliki jati dirinya sendiri. Situasi lingkungan tempat tinggal ibu Dosmaria yang berada di jalan bunga rampai 2 gang denkon menurutnya sepi dan aman-aman saja. Namun keberadaan anak-anak nakal dan sudah merokok ada juga disana tetapi lokasinya agak jauh dari rumah mereka. Jadi untuk menghindarkan anaknya dari lingkungan yang buruk ibu ini selalu mengajarkan anaknya mana yang baik dan buruk. Karna bukan hanya sekolah yang bertanggungjawab terhadap pendidikan yang diperoleh anak tetapi juga keluargalah yang harus lebih paham mengenai sifat anak. Untuk penilaian dari masyarakat lingkungan sekitar tempat tinggal sering mengatakan tentang kenapa cepat sekali menyekolahkan anaknya. Namun ibu ini ingin anaknya agar menjadi anak yang lebih mandiri dan tidak cengeng karna yang diajarkan di sekolah berbeda dengan yang diajarkan di rumah. 8. Nama : Henny Manullang Ibu Arturo Simamora Jenis Kelamin : Perempuan Universitas Sumatera Utara 71 Umur : 36 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : SMK Status : Menikah Alamat : Jl. Pintu Air IV Gg Lestari Jumlah Tanggungan : 3 Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga Ibu Henny Manullang mempunyai anak laki-laki bernama Arturo Simamora yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera. Artur merupakan siswa di Tk B. Menurut ibu Henny pendidikan anak usia dini adalah tempat untuk mengajarkan anak bersosialisasi dan bergaul dengan lingkungannya. Ibu ini ingin agar anaknya dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Ibu Henny memasukkan anaknya ke Putra Sejahtera adalah dengan keinginan agar anaknya mempunyai wawasan yang luas dan juga bisa bersikap disiplin. Menurutnya proses pengajaran yang diberikan oleh sekolah ialah baik sehingga membuat anaknya mampu belajar bersosialisasi dengan temannya dan kedepannya dapat bersosialisasi dan bermasyarakat. Ibu Henny mendengar tentang keberadaan yayasan Putra Sejahtera sekitar dua tahun yang lalu dari temannya. Kemudian beliau mendengar bahwa mantan siswa di Putra Sejahtera hasilnya kemandiriannya sangat bagus dan ibu ini ingin pula anaknya menjadi anak yang mandiri. Selain itu terdapat juga pengenalan bahasa inggris di sekolah ini sehingga menjadi nilai positif dibandingkan sekolah-sekolah untuk anak usia dini yang lain. Menurutnya keunggulan YPN Putra Sejahtera terlihat dari pengajaran yang Universitas Sumatera Utara 72 baik oleh para gurunya kemudian penanaman nilai agama juga diajarkan di sekolah tersebut. Tetapi yang lebih membedakan dibandingkan sekolah yang lain ialah adanya pengenalan bahasa inggris yang diajarkan kepada anak walaupun hanya sedikit. Artur menurut ibunya mempunyai semangat sekolah yang sangat tinggi dan merasa anaknya betah berada di sekolah tersebut. Sejauh ini pola pengajaran yang diberikan sekolah terhadap anaknya mulai dapat dilihat ketika di rumah yaitu terlihat seperti si anak mulai mandiri dalam mengerjakan sesuatu. Peran seharusnya orangtua dalam meningkatkan kecerdasan anak menurut ibu yang mempunyai tiga orang anak ini ialah ikut turut serta dalam membimbing dan mengajari anak karna tidak hanya sekolah yang mempunyai tanggung jawab dalam kecerdasan anak. Cara membagi peran antara pekerjaan dan perkembangan anak ialah dengan cara memberi kebebasan anak dalam belajar. Ibu ini tidak mau menuntut anaknya untuk terlalu keras dalam belajar karna beliau tahu untuk usia saat ini anaknya lebih mempunyai keinginan untuk bermain daripada belajar. Jadi ketika malam hari anaknya lebih cepat tidur karna kelelahan bermain bersama temannya.Ibu ini tidak pernah memberikan kritik ataupun saran kepada gurunya dengan alasan gurunya disitu sudah bagus kualitasnya, jadi percaya kepada metode pengajaran yang diberikan oleh gurunya. Menurut ibu Henny lingkungan tempat tinggal mereka kurang ramai karna lingkungannya dipenuhi dengan orang-orang pekerja yang berangkat kerja pada pagi hari dan pulang pada malam hari. Tidak ada juga orang-orang ataupun anak-anak yang suka membuat keributan di lingkungan mereka dan bisa dibilang sebagai Universitas Sumatera Utara 73 lingkungan yang aman. Diakui ibu ini kalau ada juga beberapa anak seusia Artur yang bermain bersama anaknya dan menurutnya tidak ada yang nakal. Lingkungan tempat tinggalnya pun mendukung dalam tindakan ibu Henny yang memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya. 9. Nama : R. Sitohang Ruth Elisabeth Sitohang Jenis Kelamin : Perempuan Umur :58 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : SMP Status : Janda Alamat : Komplek Sekolah Negri Pekerjaan : Menjaga cucu Ibu Sitohang adalah nenek dari Ruth Elisabeth Sitohang. Orangtua Ruth sibuk untuk mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan mereka dari pagi hingga malam. Hal tersebut karna ayah dan ibu Ruth tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga sangat sibuk untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan penghasilan untuk kehidupan mereka. Kehidupan ekonomi keluarga Ruth bisa dibilang di bawah. Bahkan untuk membayar uang sekolah di YPN Putra Sejahtera seringkali terlambat karna belum mempunyai uang untuk membayarnya. Namun pihak yayasan tahu betul kondisi ekonomi yang dialami oleh keluarga Ruth sehingga mereka memaklumi apabila nenek Ruth terlambat membayarnya. Ruth banyak menghabiskan waktu Universitas Sumatera Utara 74 bersama neneknya untuk dijaga. Ketika malam harilah baru orangtua Ruth mempunyai waktu dalam memperhatikan perkembangan anaknya. Menurut nenek Ruth pendidikan anak usia dini adalah tempat sekolah untuk anak usia dini. Motivasi memberikan pendidikan anak usia dini kepada cucunya agar cucunya bisa menjadi anak yang pintar. Nenek Ruth sangat bersemangat menceritakan keadaan cucunya saat di rumah. Beliau mengatakan bahwa saat pulang sekolah Ruth langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya padahal nenek Ruth sudah menyuruhnya untuk istirahat ataupun tidur siang terlebih dahulu. Menurut sang nenek, pendidikan anak usia dini sangat penting bagi Ruth agar waktunya diisi dengan belajar dan tidak banyak bermain. Nenek Ruth mendengar tentang YPN Putra Sejahtera dari teman satu lingkungannya dan melihat bahwa anak- anak yang dididik di yayasan tersebut hasilnya menjadi anak yang baik dan Ruth pun dalam perkembangannya di sekolah telah menjadi anak yang baik. Kemudian juga sikap keterbukaan oleh yayasan kepada orangtua membuat sang nenek merasa nyaman menitipkan cucunya disitu. Pernah beberapa kali keluarga ataupun orangtua Ruth terlambat membayar uang sekolah karna belum memiliki uang dan hal tersebut dimaklumkan oleh yayasan dan tidak menekan untuk langsung harus dibayar. Orangtua Ruth menginginkan agar cucunya tersebut menjadi anak yang baik kepada orangtuanya, neneknya dan teman-temannya. Supaya apa yang dikatakan oleh orangtua dapat diikuti dan tidak melawan kepada orangtua. Dan sejauh ini hal positif yang telah dilakukan Ruth adalah menjadi anak yang mandiri dan ketika disuruh oleh orangtuanya di rumah maka hal tersebut diturutinnya. Tugas orangtualah yang Universitas Sumatera Utara 75 seharusnya mendidik dan mengajari anak agar dapat menjadi anak yang pintar namun karna orangtua Ruth dikatakan nenek masih tidak memiliki kerja yang tetap kemudian masih juga tinggal dengan orangtuanya yang tidak lain nenek tersebut sehingga sang nenek pun tidak bisa mengharapkan hal tersebut didapatkan oleh cucunya. Kehidupan sehari-hari Ruth ialah pada pagi hari setelah bangun kemudian sarapan setelah itu diantar oleh nenek ke sekolah. Kemudian siang pulang dari sekolah nenek akan menyuruh Ruth untuk tidur siang selepas itu boleh bermain sebentar dengan teman-teman di sekitar rumahnya. Pada malam hari untuk mengurus Ruth diserahkan sepenuhnya kepada orangtuanya sehingga ia masih sempat berinteraksi dengan orangtuanya yang pada sore hari baru pulang kerja. Menurut sang nenek juga bahwa Ruth sangat betah berada di sekolah, ia sering menceritakan pengalamannya ketika berada di rumah. Yang terakhir ketika ia dan teman-temannya pergi berenang dari sekolah. Biasanya orangtua diperkenankan untuk ikut serta ke kolam renang namun untuk keluarga Ruth terpaksa tidak ada yang menemani karna nenek juga tidak bisa terlalu capek. Jadi keluarga juga sebelumnya hanya bisa menasehati Ruth agar tidak jauh-jauh dari misnya ataupun gurunya. Selain minat untuk sekolah yang tinggi diperlihatkan ada juga yang telah sering dikatakan Ruth kepada keluarganya yaitu ia sudah mulai memikirkan cita- citanya. Ruth ingin menjadi seorang bidan katanya kepada orangtuanya. Namun untuk hal tersebut nenek menasehati agar tidak boleh nakal dan selalu bersikap baik agar hal tersebut dapat terwujud. Berbicara tetntang lingkungan tempat tinggal dari keluarga Ruth diakui sang nenek ialah lingkungan yang baik-baik saja, anak-anak Universitas Sumatera Utara 76 yang berada di dalamnya juga baik, sore hari mereka bermain bersama. Karena mereka juga tinggal di wilayah komplek guru sehingga rata-rata orangtua disana ialah guru dan mereka mengajarkan anaknya untuk bersikap baik kepada orang yang lebih tua. Namun ketika si nenek melihat Ruth bermain bersama temannya yang berada di luar komplek ataupun jauh maka nenek tersebut akan cepat menyuruh Ruth untuk kembali. Neneknya tidak ingin Ruth bermain dengan teman-temannya yang nakal dan agar tidak belajar mengucapkan kata-kata yang kotor. Penilaian masyarakat tempat tinggal Ruth mendukung tindakan dari keluarga Ruth yang memberikan pendidikan sejak usia dini kepada anak. 4.1.5.2 Informan biasa Guru dan Yayasan YPN Putra Sejahtera 1. Nama : Lasni Sihotang Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 27 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : S 1 Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai 2 Pekerjaan : Guru Lasni Sihotang adalah seorang guru yang ada di YPN Putra Sejahtera sejak dua tahu yang lalu. Ia merupakan pengajar di kelas Tk B bersama dengan Lilis Susianti. Ibu Lasni Sihotang mengaku mengajar di pendidikan anak usia dini karena awalnya sangat suka dengan anak-anak dan ingin mengajari mereka. Menurut beliau Universitas Sumatera Utara 77 hal yang diajarkan di sekolah ialah meliputi mengarahkan anak tentang mencintai tanah air, mengetahui berasal dari suku mana dan paham bahwa ia harus cinta kepada tanah air Indonesia. Proses pengajaran yang diberikan masih sekedar mengenal huruf saja tetapi kadang orangtua menginginkan anaknya sudah langsung bisa lancar membaca. Hal ini dikarnakan ada satu atau dua sekolah di daerah mereka yang hanya menerima anak sekolah dasar yang sudah bisa membaca dan itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orangtua. Namun untuk hal tersebut tidak dipaksakan kepada anak usia dini untuk dilakukan. Kalau untuk berhitung memang sudah diajarkan dan anak usia dini yang mereka ajarkan sudah pandai berhitung. Menurut ibu Lasni yang saat ditemui juga sedang hamil ataupun mengandung sudah menjadi nilai lebih kepada anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini dibandingkan yang tidak. Alasannya karena anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak ia ketahui sehingga dapat menjadi nilai lebihnya. Dalam proses pengajarannya ibu Lasni juga selalu bercerita ataupun bertukar pikiran dengan orangtua tentang bagaimana perkembangan si anak di rumah dan apa yang menjadi kekurangannya sehingga ia kesulitan menerima pelajaran yang diajarkan. Menurut beliau ituah peran orangtua agar terlibat langsung dalam proses pengajaran sehingga guru bisa lebih mudah mengarahkan si anak. Salah satu contoh ketika ada orangtua anak usia dini yang bercerita bahwa anaknya di rumah masih suka ngompeng ataupun memakai kompeng ketika minum. Maka setelah itu ketika di sekolah ibu Lasni mengajarkan dan membimbing agar anak yang diajarkan sudah Universitas Sumatera Utara 78 tidak memakai kompeng lagi karna sudah beranjak dewasa. Minat anak di kelas yang ia ajarkan sangat tinggi namun ada dua orang yang kurang bersemangat dalam proses pengajaran. Ketika peneliti menanyakan apakah ada anak yang sering melakukan keributan ketika berada di kelas maka ibu itu tertawa dan menjawab ya sudah pasti namanya juga anak-anak dan banyak memang yang melakukan keributan terutama saat proses pengajaran berlangsung. Contohnya ketika ada kawannya diam pas belajar maka anak yang jahil tersebut mengganggu temannya dengan cara mencubitnya. Jadi tindakan pertama yang dilakukan ialah dengan cara menegur namun jika hal tersebut tidak membuat jera si anak maka anak yang nakal tersebut di suruh berdiri di depan kelas dengan tujuan agar merasa malu kepada temannya karna melakukan kejahilan. Namun anak hanya disuruh berdiri di depan kelas tidak lama dan tidak ada kekerasan yang dilakukan kepada anak yang ia ajarkan. Menurut guru ini tidak ada kesulitan yang pernah ia temui selama ia mengajar anak usia dini Dalam proses pengajaran yang diberikan pernah guru ini menemukan anak usia dini yang ketika berada di sekolah ialah anak yang baik, penurut dan pintar di sekolah sedangkan di rumah menjadi anak yang tidak teratur ataupun sesukanya di rumah padahal sudah diajarkan untuk bersikap baik ketika berada di sekolah. Hal tersebut menurut beliau dikarnakan orangtuanya yang terlalu memanjakan anaknya sehingga menjadi sesukanya ketika berada di rumah namun ketika berada di sekolah ia takut dengan gurunya hingga akhirnya tidak berani berbuat nakal. Untuk itu guru ini mengajarkan kepada anak didiknya menyangkut moralnya agar ditempah menjadi anak yang lebih baik. Setelah itu dikembangkan karakter yang baik pada si anak Universitas Sumatera Utara 79 sesuai yang diharapkan oleh semua orang terutama orangtuanya. Namun ada juga yang akhirnya anak usia dini yang harus berhenti dari sekolah karna kesulitan biaya dan tidak dapat membayar uang sekolah. Yang menjadi penyebab anak usia dini tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah selain karna sakit ada juga yang karna orangtuanya harus menghadiri pesta sehingga anaknya dibawa turut serta karna kekhwatiran tidak akan ada yang mengantar atau menjemput di sekolah dan juga tidak ada temannya ketika berada di rumah. Ibu guru ini mengaku bahwa untuk mengontrol emosinya saat mengajar anak usia dini dengn cara lebih bersabar mendidik mereka. Media yang menjadi sumber pengajaran guru ini dalam memberikan pendidikan diperoleh dari buku-buku yang ia baca kemudian juga sesekali ia mengutipnya dari internet. Keterampilan yang ia ajarkan seperti mewarnai gambar kemudian seni melipat kertas atau origami. Setelah itu kegiatan olahraga juga diberikan kepada anak usia dini. Untuk mengantisipasi anak yang bosan berada di kelas dan membuat mereka merasa betah maka ibu ini akan membuat permainan dimulai dengan menyanyi diteruskan dengan membuat gambar dan menciptakan syair lagu dari gambar tersebut setelah itu menyerahkan kepada anak untuk menjawabnya sehingga anak juga tidak sekedar bermain namun dilatih untuk bisa kreatif. Mengenai pengaruh lingkungan tempat tinggal dengan perkembangan anak menurut ibu Lasni akan sangat mempengaruhi apabila teman bermain si anak merupakan anak yang nakal dan dikhawatirkan anak tersebut juga terikut menjadi anak yang nakal. Sehingga diperlukan peran orangtua dalam pengawasan terhadap teman bermain Universitas Sumatera Utara 80 anak. Tetapi kalau di lingkungan sekolah menurut guru ini baik-baik saja, semua anak teratur dan dapat diajari bersikap baik. Upaya yang dilakukan agar anak terhindar dari lingkungan yang buruk ialah dengan memberikan pengawasan kepada anak usia dini oleh orangtua. Kemudian orangtua dapat berdiskusi ataupun menceritakan tentang perkembangan anaknya di rumah begitu juga dengan guru di sekolah. Sehingga hal- hal yang negatif yang dilakukan anak bisa segera dihindarkan. Jadi komunikasi merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam perkembangan anak. 2. Nama : Helpa Puspita Sari Gurusinga Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 23 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : SMA Status : Lajang Alamat : Jl. Bunga Rampai No. 240 Pekerjaan : Guru Mahasiswa Mis helpa biasa panggilan oleh anak usia dini kepada ibu guru yang mengajar di tk A ini. Helpa adalah salah satu dari tiga orang guru yang ada di YPN Putra Sejahtera. Ia sendirian dalam mengajar anak usia dini di kelas tk A. Maklum karena muridnya juga lebih sedikit dari yang ada di kelas tk B. Helpa merupakan guru sejak awal terbentuknya YPN Putra Sejahtera. Ia mengajar hampir empat tahun lamanya. Untuk menjadi seorang guru anak usia dini, ia mengaku belajar sebelumnya ke lembaga pelatihan pengajar anak usia dini untuk bisa mengajar di YPN Putra Universitas Sumatera Utara 81 Sejahtera. Tempat tinggal mis Helpa berdekatan dengan sekolah sehingga memudahkan mis ini untuk sampai di sekolah terlebih dahulu dibandingkan guru yang lain. Yang membuat mis Helpa tertarik mengajar di yayasan ini ialah karena di sekolah ini mengajarnya nyaman dan tidak ada keributan dikarnakan lokasi sekolah yang jauh dari jalan raya sehingga sangat nyaman dan tenang untuk mengajar. Yang menjadi prioritas pengajaran di YPN Putra Sejahtera menurut Helpa ialah pendidikan karakter yang baik. Yang menyebabkan anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini lebih baik dibandingkan yang tidak mengikuti pendidikan terletak pada kepercayaan diri si anak ketika berada di kelas. Contohnya ialah anak usia dini yang mendapat pendidikan PAUD lebih sering berlatih di sekolah kemudian juga si anak yang mempunyai teman-teman di sekolah menghasilkan anak menjadi percaya diri karena telah mudah bergaul dan berguna ketika nanti telah berada di sekolah dasar. Fokus dari mis Helpa dalam memberikan pendidikan anak usia dini ialah selain pendidikan karakter yang akan kita ajarkan, kita juga mengembangkan kepercayaan diri si anak, kemudian dalam mengenal huruf dan angka setelah itu juga kita tekankan cinta kepada tanah air. Menurut guru yang juga seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta ini peran orangtua dalam proses pengajaran ialah berupa memberikan masukan dimana saja yang menjadi kekurangan kepada anaknya. Komunikasi seperti ini biasa terjadi ketika ada pertemuan antara orangtua ataupun rapat kepada orangtua anak usia dini. Ia mengatakan bahwa belum pernah terjadi permasalahan antara dirinya dengan orangtua. Namun jika pun ada maka hal tersebut bisa dibicarakan secara baik-baik. Selisih yang biasa terjadi antara orangtua dan guru ialah terletak pada keinginan orangtua yang ingin anaknya sudah langsung bisa membaca padahal Universitas Sumatera Utara 82 di dalam kurikulum mereka hal tersebut tidak ada dan tidak bisa dipaksakan kepada anak. Orangtua anak usia dini biasa bercerita kepada gurunya tentang tingkah si anak ketika di rumah dan apa yang menjadi kekurangannya atau tentang apa yang diajarkan di sekolah kemudian telah dipraktekkan si anak di rumah. Minat anak untuk mengikuti pendidikan di sekolah mereka menurut mis helpa sangat tinggi, selain dikarnakan ada mainan di sekolah ditambah adanya teman-teman sekolah mereka. Bahkan pernah ada orangtua yang cerita kalau anaknya akan menangis jikalau tidak diizinkan ke sekolah. Anak yang melakukan keributan di sekolah biasanya karena sering mengobrol dan bermain dengan temannya. Jika hal tersebut terjadi maka mis helpa biasa menghukum dengan cara menegur dan apabila tidak berhasil kepada si anak dan kembali mengulangnya maka si anak juga akan disuruh berdiri di depan kelas sehingga anak yang nakal tersebut merasa malu kepada teman-temannya dan tidak akan mengulang kesalahannya. Yang membuat mis helpa kesulitan dalam mendidik anak dikarnakan tuntutan dari orantua yang terlalu berlebihan seperti anak yang sudah harus bisa membaca sedangkan di kurikulum masih hanya pada pengenalan angka dan huruf. Ada beberapa anak yang di sekolah merupakan anak yang baik dan mudah menangkap pelajaran tetapi di rumah menjadi anak yang nakal dan bersikap sesukanya. Hal itu menurut mis Helpa dikarnakan si anak diberikan kebebasan ketika berada di rumah sedangkan di sekolah ia harus mengikuti aturan-aturan. Mandiri dan bertanggung jawab merupakan nilai utama yang biasa mis helpa ajarkan kepada anak usia dini. Universitas Sumatera Utara 83 Anak-anak usia dini yang berhenti mengikuti pendidikan di tengah jalan ataupun yang keluar biasanya dikarnakan orangtuanya tidak sanggup membayar uang pendidikannya atau mengalami masalah ekonomi namun ada juga yang karna si anak mempunyai semangat di awal saja dan akhirnya malas untuk sekolah setelahnya. Kemudian yang menjadi alasan dari anak usia dini tidak mengikuti pendidikan ataupun tidak dapat hadir ialah karena anak tersebut sakit sehingga orangtuanya tidak mengizinkannya ke sekolah kemudian juga karna orangtua anak usia dini tersebut ke pesta keluarga sehingga menyebabkan ia harus membawa anaknya karena takut tidak ada yang menjaga anaknya ketika pulang dari sekolah. Guru yang masih berumur 23 tahun ini mengaku mengontrol emosinya ketika melakukan proses pengajaran dengan cara memikirkan apa sebenarnya yang menjadi tugas serta tujuannya menjadi guru anak usia dini yaitu mendidik anak secara tepat dan bukan melalui tindakan kekerasan. Keterampilan yang biasa diajari di sekolah ialah seni, bahasa, materi kognitif dan semua yang diperlukan. Media yang menjadi sumber guru ini dalam memberikan pendidikan ialah berasal dari buku-buku, internet kemudian televisi seperti jika ada tayangan yang bagus atau siaran yang bagus untuk diajarkan kepada anak usia dini maka hal tersebut bisa diajarkan kepada anak. Tetapi ibu guru ini lebih sering memakai buku sebagai sumber mengajarnya. Cara membuat anak merasa betah dan nyaman di sekolah ialah dengan cara melihat apa yang menjadi kemauan mereka namun tetap ada batasannya. Biasanya mereka ingin selalu bermain bersama teman- temannya dan hal tersebut kemudian juga dibatasi supaya tidak sepanjang waktu Universitas Sumatera Utara 84 mereka bermain terus. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak dikarnakan anak-anak sangat suka menirukan apa saja yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Jadi untuk menghindarkan anak dari lingkungan yang buruk ialah dengan cara mengawasi anak agar tidak mengikuti anak-anak yang nakal dalam pergaulannya. Mis helpa juga mengaku bahwa untuk hal seperti ini peran orangtualah yang sangat diharapkan dalam mengawasi anak agar terhindar dari lingkungan yang buruk. Untuk guru hanya bisa dengan cara memberikan pengarahan ketika berada di sekolah dan mengingatkan agar tidak bermain dengan anak-anak yang nakal serta menjauhi lingkungan yang tidak baik tersebut. 3. Nama : Herlina Purba Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 48 Agama : Protestan Pendidikan Terakhir : PGTK Status : Menikah Alamat : Jl. Bunga Rampai 6 Pekerjaan : Yayasan Ibu Herlina Purba adalah wakil yayasan di YPN Putra Sejahtera. Beliau dan suaminya bapak Lamlam Tarigan selaku ketua yayasan yang mendirikan sekolah ini pada tanggal 13 juni 2010. Bapak Lamlam Tarigan sebagai pendiri sekolah ini mendirikan sekolah dari kantong sendiri dan bantuan dari orangtua angkat beliau yang berada di Australia. Ibu ini merupakan tamatan dari pendidikan guru taman Universitas Sumatera Utara 85 kanak-kanak. Beliau juga aktif mengajar sekolah minggu kepada anak-anak di gereja tempat mereka beribadah. Yang menjadi visi dan misi YPN Putra Sejahtera dalam memberikan pendidikan kepada anak usia dini ialah membangun pondasi dasar anak menuju masa depan bangsa, berkarakter, baik, beriman , cerdas, mandiri, serta berani tampil tanpa membedakan suku, bangsa, dan agama. Menurut ibu Herlina yang membuat sekolah ini dapat bertahan walaupun berada di daerah yang jauh di perkotaan dan berada di wilayah masyarakat yang kurang secara ekonomi ialah dikarnakan proses pengajaran kepada anak usia dini dilakukan dengan proses yang terbaik serta kewajiban sebagai pemuda daerah yang ingin membantu agar masyarakat di daerah mereka bisa memberikan pendidikan kepada anak usia dini yang mereka miliki. Agar anak-anak di daerah tersebut terbentuk karakternya secara baik yaitu karakter yang baik kemudian cerdas. Sejauh ini yayasan yang telah berdiri hampir empat tahun ini belum pernah sekalipun memperoleh bantuan dari pemerintah. Menurut beliau permasalahan dunia pendidikan saat ini ialah biaya untuk mengikuti proses pendidikan yang terlalu mahal. Sehingga tugas negara yang berada dalam pembukaan uud 1945 yang menjamin kecerdasan hidup berbangsa dan ikut dalam keprntingan sosial sudah mulai tidak sejalan saat ini. Karena untuk menyekolahkan anak ke sekolah saja sekarang biayanya sudah sangat mahal walaupun sekolah itu merupakan sekolah negri. Seperti halnya di daerah ibu Herlina Purba mayoritas masyarakatnya ekonomi menengah ke bawah. Sehingga ada beberapa orangtua yang kesulitan membayar uang sekolah tepat waktu. Jadi untuk Universitas Sumatera Utara 86 mengantisipasi hal tersebut yayasan biasanya memberikan diskon yang meringankan orangtua tersebut membayar uang sekolah agar anaknya tetap bisa bersekolah. Sebab kebanyakan yang bersekolah di Putra Sejahtera merupakan keluarga dari golongan bawah ataupun tidak mampu. Pendidikan kepada anak usia dini saat ini sangatlah penting karna sejak dini kita telah melatih anak-anak usia dini ini untuk memiliki akhlak yang lebih mengerti, semakin berani dan cerdas. Untuk hal tersebut tidak pernah terjadi permasalahan di sekolah. Yang menjadi masalah hanyalah keterlambatan membayar uang sekolah oleh orangtua anak usia dini. Interaksi antara orangtua dan guru diakui ibu ini berjalan sangat baik. Hal-hal seperti kegiatan harmoni wisata ataupun study tour ke museum atau juga acara kelulusan buat anak usia dini dibicarakan dengan orangtua secara baik-baik. Jika akan ada kegiatan seperti itu pihak yayasan akan mengundang orangtua anak usia dini untuk membicarakan secara baik-baik. Tidak ada pemaksaan ataupun keharusan seperti sekolah-sekolah yang lain. Yayasan akan melihat semampu orang tua saja dan sekolah juga menyediakan fasilitas ataupun tempat dimana orangtua, guru dan yayasan bisa bermusyawarah di sekolah. Namun pernah juga sekali waktu terjadi salah paham antara guru dan orangtua. Hal itu dikarnakan ada orangtua anak usia dini yang membandingkan yayasan Putra Sejahtera dengan sekolah lain yang anaknya baru dua bulan belajar di sekolah sudah meminta kepada gurunya agar anaknya langsung bisa membaca. Jadi untuk kejadian tersebut maka kita berikan pengertian kepada orangtua bahwa anak usia dini tidak bisa dipaksa dalam memperoleh pendidikan. Kemudian guru juga mempunyai kurikulum yang Universitas Sumatera Utara 87 dimana anak usia dini tidak diharuskan sudah langsung bisa membaca. Hal itu dilakukan agar orangtua mengerti dan tidak terlalu menekan anaknya yang masih mempunyai keinginan lebih bermain dibandingkan belajar. Setelah lulus biasanya anak usia dini yang ada di YPN Putra Sejahtera meneruskan pendidikan sekolah dasarnya ke SD Santo Petrus atau SD Harapan Baru.

4.2 Analisa dan Interpretasi Data