34
3.7 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan ke-
1 2
3 4
5 6
7 8 9
1 Pra Observasi
√. √ 2
ACC Judul Penelitian √ √
3 Penyusunan Proposal
√ √ 4
Bimbingan Proposal √ √
5 Seminar Proposal
√ 6
Revisi Proposal √ √
7 Pengumpulan dan Analisis
Data √ √
8 Bimbingan Skripsi
√ √ 9
Penulisan Laporan √
10 Sidang Meja Hijau
√
Universitas Sumatera Utara
35
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera
Latar belakang berdirinya YPN Putra Sejahtera dimulai dari pergumulan Bapak Lamlam Tarigan dan Ibu Herlina Purba melihat anak-anak di daerah tempat
tinggalnya yang berkeinginan kuat untuk sekolah. Bapak Lamlam Tarigan dan Ibu Herlina Purba adalah pasangan suami istri yang tinggal di Jl. Bunga Rampai 6 dan
daerah tersebut merupakan daerah yang jauh dari perkotaan dan tepatnya berada di wilayah kecamatan Simalingkar B. Hal tersebut juga didorong oleh keinginan
orangtua yang mempunyai anak usia dini untuk memberi pendidikan kepada anaknya agar memperoleh perkembangan yang terarah dan wawasan yang luas. Ibu Herlina
Purba aktif sebagai pengajar di sekolah minggu untuk anak-anak beragama Kristen Protestan sering berdiskusi dengan orangtua anak usia dini tentang bagaimana
mendidik anak agar menjadi seorang anak yang penurut dan mandiri dalam bersikap. Setiap hari minggu ketika selesai beribadah di Gereja, ibu Herlina Purba sering
memberikan masukan kepada orangtua yang mempunyai anak usia dini agar memberikan pendidikan kepada anak sejak masih dini. Ibu Herlina Purba merupakan
seorang sarjana yang menamatkan gelar sarjana pendidikan guru taman kanak-kanak PGTK sehingga orangtua anak usia dini yakin bahwa masukan dari ibu Herlina
untuk memberikan pendidikan kepada mereka adalah suatu hal yang benar dan tepat.
Universitas Sumatera Utara
36
Sebelumnya tempat untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah sedikit. Hal tersebut disebabkan lokasi daerah tempat tinggal mereka yang sangat
jauh dari perkotaan dan lembaga pendidikan yang khusus untuk anak usia dini masih susah ditemukan di daerah tersebut. Selain itu masalah keuangan juga mendasari
orangtua tidak mampu memberikan anak pendidikan usia dini di daerah perkotaan yang jauh dari tempat tinggal mereka. Karena menurut penjelasan singkat ibu Herlina
Purba kehidupan ekonomi masyarakat yang berada di daerah mereka tergolong menengah ke bawah. Menurut ibu herlina Purba untuk orangtua yang menginginkan
anaknya memperoleh pendidikan sejak usia dini adalah dengan cara membawa anaknya untuk diajari di kantor kepala desa. Saat itu kantor kepala desa memberikan
fasilitas kepada orangtua anak usia dini yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan usia dini agar membawa anaknya ke kantor kepala desa untuk diajari. Antusias
orangtua yang mempunyai anak usia dini sangatlah luar biasa. Mereka beramai-ramai mendaftarkan anaknya untuk diajari di salah satu ruangan kantor kepala desa tersebut.
Tidak dipungutnya biaya untuk mendapatkan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah kepala desa membuat saat itu sangat ramai orangtua yang mendaftarkan
anaknya dan menyebabkan kelas sangat penuh sehingga pengajar yang ditugaskan untuk mengajari anak-anak usia dini tersebut kesulitan dalam melaksanakan proses
pendidikan. Anak-anak menjadi tidak terawasi secara tepat dan bukannya mendapatkan pendidikan melainkan sesak-sesakan di kelas yang mereka rasakan.
Selain itu juga para pengajar yang mengajar anak usia dini tidak dibayar oleh pemerintah setempat sehingga terkadang mereka jarang masuk untuk memberikan
pengajaran kepada anak usia dini. Kemudian juga ruangan yang biasa dipakai untuk
Universitas Sumatera Utara
37
mengajar anak usia dini sering juga dipakai oleh perangkat desa untuk melaksanakan rapat ataupun musyawarah kepada masyarakat sehingga terkadang proses pengajaran
harus diberhentikan secara tiba-tiba. Bapak Lamlam Tarigan melihat hal tersebut sebagai suatu masalah dalam dunia
pendidikan terutama di daerah mereka. Beliau yang merupakan pemuda asli daerah tersebut melihat kurangnya sarana dan prasarana lembaga pendidikan di daerah
mereka akan menimbulkan masyarakat yang kurang peduli terhadap pendidikan anak mereka untuk kedepannya. Kekhawatiran bapak Lamlam sejalan dengan pemikiran
sang istri yaitu ibu Herlina Purba dalam melihat dampak kurangnya fasilitas kepada anak usia dini untuk memperoleh pendidikan. Sehingga setelah berdiskusi panjang
lebar akhirnya mereka berdua mempunyai gagasan untuk membuka sebuah yayasan pendidikan yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini untuk dapat
memperoleh pendidikan dan berlatih untuk mandiri dalam bertingkah laku dan tidak memaksa anak dalam proses pengajarannya. Menurut ibu Herlina Purba yang
memiliki pengalaman yang luas dalam mengajari anak usia dini ialah memberikan pendidikan dengan cara menyenangkan akan membuat anak usia dini juga tidak
kehilangan masa untuk bermain bersama temannya dan tidak dipaksakan dalam memperoleh pendidikan tersebut. Beliau paham betul sebagai seorang sarjana PGTK
untuk tidak menghilangkan konsep bermain kepada anak usia dini. Bermain dijadikan sebagai wadah untuk anak usia dini mengenal dan memahami ilmu pengetahuan
dalam porsi anak usia dini.
Universitas Sumatera Utara
38
Keinginan tersebut akhirnya disampaikan kepada lurah setempat dan ternyata mendapatkan respon yang positif dari beliau. Karena pada saat itu anak usia dini yang
mengikuti pendidikan di kantor kepala desa sudah sangat ramai dan tidak dapat memberikan kenyamanan lagi kepada anak usia dini untuk belajar. Lurah saat itu
menyarankan agar keinginan bapak Lamlam Tarigan segera dilaksanakan dan pihak pemerintah desa akan berusaha untuk membantu dalam menyebarkan berita tentang
akan dibukanya sekolah anak usia dini di daerah mereka. Pada saat itu bantuan untuk membangun sekolah anak usia sangatlah minim dari pemerintah setempat sehingga
modal untuk membangun sekolah tersebut semuanya berasal dari keuangan pribadi bapak Lamlam Tarigan. Awalnya bapak Lamlam Tarigan membeli tanah di Jalan
Rampe Raya Simalingkar B dan kemudian membangun ruangan sekolah serta fasilitas bermain untuk anak usia dini. Semua biaya yang dikeluarkan berasal dari
keuangan keluarga bapak Lamlam Tarigan dan ibu Herlina Purba. Beliau mendapat bantuan dana dari orangtua angkat bapak Lamlam Tarigan yang berada di Australia.
Awal mula sekolah ini hanya merupakan bantuan ruangan atau tempat bersekolah yang pusatnya tetap berada di kantor kepala desa tersebut. Sehingga
pemerintah desa sering menunjukkan sekolah yang dibangun bapak Lamlam Tarigan sebagai sekolah untuk anak usia dini yang berada di asuhan ataupun program
pemerintah setempat ketika terjadi pengecekan dari pusat. Namun pada proses berjalannya terjadi suatu ketidakpuasan dari bapak Lamlam Tarigan. Sebab bantuan
dari pemerintah pusat tidak dipergunakan oleh pemerintah setempat untuk memajukan ataupun mendorong sekolah untuk anak usia dini semakin lebih bagus
Universitas Sumatera Utara
39
lagi. Bapak Lamlam merasa sekolah yang ia bangun hanya dijadikan sumber untuk mendapatkan dana ataupun bantuan dari pemerintah pusat tanpa ada kebijakan
menggunakan bantuan tersebut untuk memajukan sekolah anak usia dini dalam sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemudian setelah berdiskusi dengan sang istri
ibu Herlina Purba akhirnya mereka resmi mendirikan sendiri suatu yayasan pendidikan nasional yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Lurah pada
saat itu mempersilahkan hal tersebut karna merupakan hak setiap orang untuk membangun dunia pendidikan untuk semakin lebih maju lagi di daerah mereka.
Akhirnya pada tanggal 13 Juni 2010 sekolah untuk anak usia dini yang dinamakan Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera dengan nomor izin NSS
002076007033 resmi dibuka dan diperkenalkan kepada masyarakat. Pada awal mula peresmian yayasan hanya memiliki satu ruangan saja dan guru yang mengajar hanya
berjumlah dua orang. Kemudian hanya ada kelas Tk nol besar atau taman kanak- kanak saat itu. Namun seiring waktu untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
yang akan dilaksanakan oleh sekolah maka kini telah dipercayakan tiga orang guru untuk dapat mengajari anak usia dini secara tepat. Kemudian ada sebuah ruangan lagi
yang dibangun dan akhirnya dibuka dua tingkatan dalam proses pengajarannya. Tingkatan pertama ialah Tk A atau nol kecil atau playgroup kemudian berlanjut
dengan Tk B atau nol besar atau setingkat taman kanak-kanak. Seorang guru menjadi pendidik di Tk A dan dua orang lagi berada di Tk B. Hal ini disebabkan Tk B
memiliki lebih banyak anak usia dini untuk diajar sehingga memerlukan dua orang guru agar semua murid anak usia dini dapat diperhatikan perkembangannya secara
Universitas Sumatera Utara
40
baik. Izin dinas untuk melakukan pendidikan telah didapatkan dan yayasan pendidikan nasional Putra Sejahtera resmi ataupun legal untuk tempat anak
mendapatkan pendidikan anak usia dini secara formal. Untuk menyebarkan berita dibukanya sekolah untuk anak usia dini ini selain dibantu oleh petugas kepala desa,
promosi juga dilakukan dengan cara membuat selebaran ataupun brosur pengenalan sekolah kepada masyarakat setempat. Bapak Lamlam Tarigan juga meminta bantuan
kepada pihak gereja tempat mereka beribadah untuk memberitakan bahwa telah dibuka sekolah anak usia dini di daerah mereka. Setelah resmi dibuka antusias
masyarakat untuk mendaftarkan anaknya bersekolah di YPN Putra Sejahtera masih sangat minim. Menurut Ibu Herlina Purba hal itu diakibatkan belum percayanya
masyarakat terhadap kualitas dari pengajar di Putra Sejahtera dan lokasi sekolah yang berada di dalam gang sehingga keberadaan sekolah tersebut tidak bisa dilihat dari
depan jalan raya. Untuk bisa melihat sekolah tersebut secara langsung diperlukan perjalanan ke dalam gang lagi sehingga dapat melihat sekolah untuk anak usia dini
tersebut. Alamat tepatnya sekolah untuk anak usia dini tersebut berada di Jln Bunga Sampe Raya Simalingkar B. Lebih jelasnya ialah lewat simpang kuburan pemda atau
berada sebelum simpang kebun binatang kira-kira 100 m, Simalingkar B. YPN Putra Sejahtera menerima pendaftaran untuk anak usia 3-6 tahun. Ada dua
kelas yang dibuka di sekolah tersebut yaitu Tk A dan Tk B. Tk A merupakan kelas untuk anak usia yang lebih muda atau untuk kelas playgroup antara 3-4 tahun dan
materi yang diajarkan untuk anak usia dini tersebut juga belum terlalu banyak dan lebih banyak menjadikan permainan sebagai wadah anak untuk bisa belajar dan
Universitas Sumatera Utara
41
mudah memahami. Kemudian Tk B yang terdiri dari anak usia 4-5 tahun dan merupakan proses kelanjutan dari Tk A. Untuk kelas ini anak usia dini lebih diajarkan
untuk bersifat secara mandiri dan diajarkan untuk memperoleh pengetahuan yang luas di umur mereka.
Dalam perjalanan berdirinya sekolah yang sudah berjalan selama hampir 4 tahun ini Ibu Herlina Purba mengatakan bahwa minat orangtua untuk memberikan
pendidikan anak usia dini sangatlah minim. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang berada di daerah mereka tinggal merupakan masyarakat yang memiliki ekonomi
yang lemah. Sehingga untuk tahun ke-empat ini yayasan masih banyak berkorban dalam memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Bahkan bisa dibilang sekolah
ini dalam empat tahun berdirinya belum memperoleh keuntungan dalam masalah finansial ataupun keuangan. Namun hal tersebut tidak membuat semangat bapak
Lamlam Tarigan dan ibu Herlina Purba surut untuk membangun daerah mereka menjadi daerah yang dipenuhi anak yang berwawasan luas dan diharapkan dapat
memberikan prestasi serta kebanggaan kepada daerah mereka tinggal. Agar yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera semakin banyak dan tidak terlalu
mengkhawatirkan masalah keuangan ataupun pembayaran di sekolah, maka yayasan memberikan berbagai diskon untuk meringankan masyarakat kurang mampu tetap
dapat menyekolahkan anak mereka di YPN Putra Sejahtera. Sehingga sampai tahun keempat berdirinya YPN Putra Sejahtera telah menamatkan 50 orang anak usia dini.
Dan saat ini anak usia dini yang memperoleh pendidikan di YPN Putra Sejatera ada 30 orang yang terdiri dari 9 orang berada di kelas Tk A ataupun Playgroup dan 21
Universitas Sumatera Utara
42
orang yang berada di Tk B. Untuk kelas Tk B ada dua orang guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran di kelas tersebut, yaitu Lasni Sihotang dan Lilis Susianti
sebagai pengajar Tk B. Tujuan diberikan dua guru dalam satu kelas ialah agar anak usia dini dapat dikontrol secara keseluruhan dan semuanya mendapatkan bimbingan
dan pengarahan yang mendalam, sehingga tidak ada anak usia dini yang tertinggal dalam proses pengajaran di Tk B. Sedangkan di kelas Tk A ataupun Playgroup
dipercayakan kepada Helpa Gurusinga sebagai pengajar di kelas tersebut. Helpa Gurusinga merupakan guru yang berada di YPN Putra Sejahtera sejak berdirinya
sekolah tersebut. Untuk mengajari anak usia dini yang berada di kelas playgroup butuh pengetahuan yang tepat bagaimana mendidik anak usia 3-4 tahun agar dapat
memperoleh pendidikan yang tepat di usia mereka yang masih sangat rawan dan menyeimbangkan dengan pemberiaan aneka permainan yang mendidik. Helpa
Gurusinga sejauh ini berhasil memberikan pengajaran kepada anak usia dini di kelas playgroup secara baik. Sehingga Helpa Gurusinga untuk tahun keempatnya masih
dipercayakan sebagai pengajar di YPN Putra Sejahtera. Sebab menurut Ibu Herlina Purba untuk menunjang pendidikan yang berkualitas di YPN Putra Sejahtera
diperlukan pengajar ataupun pendidik yang cakap dan kuat dibidangnya sehingga tidak memberikan hasil yang negatif ataupun yang salah ketika anak usia dini keluar
dari YPN Putra Sejahtera dan berinteraksi dengan masyarakat. Jadi menurut ibu Herlina Purba sebagai wakil ketua yayasan, yayasan memberikan profit ataupun
pengahasilan yang lumayan besar kepada pengajar di YPN Putra Sejahtera dengan tujuan agar mampu memberikan yang tebaik di dalam proses pemberian pengajaran
kepada anak usia dini dan tidak terganggu juga dalam masalah keuangan yang
Universitas Sumatera Utara
43
mereka terima. Walaupun yayasan belum memperoleh keuntungan dari berdirinya sekolah untuk anak usia dini ini tetapi yayasan tetap memperhatikan kesejahteraan
pengajar yang mereka miliki sehingga apa yang diberikan oleh guru anak usia dini dalam proses pendidikan seimbang dengan apa yang mereka peroleh dari kewajiban
mereka sebagai pengajar di YPN Putra Sejahtera.
4.1.2 Visi dan Misi Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang selanjutnya akan menggantikan orangtua untuk menjadi tulang punggung bangsa dalam menciptakan
kehidupan yang lebih baik lagi pada bangsa dan negara. Oleh sebab itu tidak hanya diperlukan cerdas secara kognitif saja tetapi juga menjadi seseorang yang cerdas
secara sosial dan emosional. Masyarakat masih memandang sebelah mata terhadap institusi pendidikan anak usia dini. Hal ini dikarnakan banyak sekolah untuk anak
usia dini tidak mempunyai tujuan ataupun visi dan misi ke arah mana anak akan dibawa dalam proses pendidikannya. Sehingga kerap kali lembaga pendidikan seperti
ini dijadikan persepsi sebagai tempat penitipan anak saja, dan bukan merupakan sebuah lembaga yang memberikan pengajaran dan pendidikan yang dibutuhkan anak
usia dini sdengan tujuan mengarahkan ke arah yang lebih baik. Sebagai institusi pendidikan untuk anak usia dini, YPN Putra Sejahtera paham betul penilaian
masyarakat seperti itu bukan tidak beralasan melainkan hasil dari kekecewaan terhadap lembaga pendidikan anak usia dini yang tidak bertanggung jawab dalam
menghasilkan anak yang mandiri dan cerdas sesuai keinginan orangtua. YPN Putra Sejahtera memiliki visi dan misi sebagai berikut yaitu “Mendidik Anak Cinta
Universitas Sumatera Utara
44
Sesama, Tuhan, Bangsa dan Negara serta Membentuk Karakter dan Moral Anak dalam Mencerdaskan Bangsa”. Itulah yang menjadi visi dan misi dari YPN Putra
Sejahtera dalam mendidik anak. Visi dan Misi ini juga ditulis di berbagai selebaran pengenalan YPN Putra Sejahtera ketika tahun ajaran masuk sekolah. Seperti yang
disampaikan oleh wakil ketua YPN, H.P. Pr, 48 tahun : “Dari awal terbentuk sekolah ini memang inginnya membentuk anak usia dini
memiliki karakter yang terarah kearah yang lebih baik, supaya gag menjadi anak yang nakal dan pas besarnya bisa membanggakan orangtua dan
kampungnya juga. Jadi visi dan misi sekolah betul kita praktekkan dalam pengajaran yaitu mencerdaskan anak bangsa menjadi manusia seutuhnya
atau sesuai dengan kurikulum yang kita punya, yang cinta sesamanya, Tuhan, bangsa dan Negara sehingga menjadi seorang anak yang berkarakter,
berkepribadian dan berhati mulia ataupun bermoral sesuai UUD ’45.”
4.1.3 Sarana dan Prasarana Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera
Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik. Karena apabila kedua hal ini
tidak tersedia maka semua kegiatan yang dipersiapkan dan dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan rencana.
1 Ruangan Belajar. Terdapat dua ruang belajar tempat anak usia dini diberi
pendidikan. Satu ruangan untuk Tk A atau playgroup dan satu ruangan lagi untuk Tk B atau Taman kanak-kanak.
Untuk mendukung segala kegiatan proses pengajaran di sekolah maka sarana dan prasarana sangat diperlukan dan
tentunya diharapkan dapat membuat anak usia dini betah serta nyaman berada di sekolah. Sarana dan prasarana yang ada di YPN Putra Sejahtera saat ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
45
2 Aneka Permainan. Layaknya sekolah untuk anak usia dini terdapat aneka
permainan yang bisa dimainkan oleh anak baik secara individu maupun kelompok.
3 Ruangan Mandi Bola. Ada sebuah ruangan yang dimana biasa anak usia dini
bisa bermain mandi bola. 4
Ruangan Untuk Musyawarah. Terdapat sebuah ruangan tersendiri yang khusus dibuat sebagai tempat para orangtua dan guru bisa berkumpul untuk
bermusyawarah. Musyawarah biasa dilakukan ketika sekolah akan melakukan kegiatan seperti study tour atau pembagian rapor dan lain lain yang
menyangkut anak usia dini dan sekolah apabila diperlukan musyawarah. 5
Bus antar-jemput. Terdapat sebuah bus yang dipergunakan untuk mengantar serta menjemput anak usia dini.
6 Wastafel. Terdapat juga wastafel yang dipergunakan anak usia dini untuk
mencuci tangannya sebelum memakan bekal yang disiapkan oleh masing- masing orangtua. Untuk memakainya anak usia dini telah diajari agar
membiasakan diri untuk antri dalam memperoleh giliran. 7
Kamar Mandi. Ada dua buah kamar mandi di sekolah yang dibedakan antara kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan.
8 Audiovisual. Dipergunakan untuk memberikan pemberitahuan ataupun
pengumuman kepada semua yang ada di sekolah. Kemudian juga untuk pengeras suara saat dilakukan senam ataupun hal yang lain.
Universitas Sumatera Utara
46
Sarana dan prasarana yang ada di YPN Putra Sejahtera memang terlihat lebih sederhana. Hal ini dikarnakan lokasi sekolah yang masih jauh dari daerah perkotaaan
dan anak usia dini yang diberi pendidikan belum terlalu banyak sehingga dana yang diperoleh untuk melengkapi sarana dan prasarana masih minim. Lokasi sekolah yang
begitu luas sehingga terdapat banyak tanaman ataupun pohon-pohon yang berada di YPN Putra Sejahtera sehingga suasana udara di sekolah tersebut masih sejuk.
Ditambahkan oleh informan H.P. Pr, 48 tahun “Untuk sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah cuman segini dulu
kita buat. Kalau ada yang perlu ditambahkan lagi ya akan menyusul sesuai kebutuhan di sekolah. Untuk bus sekolah contohnya baru ada setelah
melakukan musyawarah dari orangtua murid yang kerepotan untuk mengantar anaknya tepat ke sekolah karna tugas di rumah banyak juga yang
harus dikerjakan. Jadi untuk tahun ini mulai beroperasi bus sekolah yang akan mengantar dan menjemput anak usia dini, nanti juga bisa dipergunakan
untuk kepentingan study tour murid sekolah.”
4.1.4 Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia
PAUD di Indonesia eksistensinya dimulai sebelum masa kemerdekaan. Pada masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu; pada masa pergerakan
nasional pada penjajahan Belanda sekitar tahun 1908-1941 dan masa penjajahan Jepang Tahun 1942-1945. Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali
berdirinya Budi Utomo, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum budi putera semakin dirasakan. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara, sepulang
diasingkan dari Belanda selama dua tahun 1913-1915, mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang menjadi Taman Indria.
Universitas Sumatera Utara
47
Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD, terus berlanjut namun semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal
penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang. Periode berikutnya adalah periode setelah
kemerdekaan. Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru Taman
Kanak-kanak TK Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasional dalam melawan kembalinya Belanda. Di era ini pemerintah dan swasta mulai membangun
banyak TK. Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian
dari sistem pendidikan nasional. Pada periode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi, dan pengembangannya yang terus berlanjut hingga
ke luar pulau Jawa. Periode 1998-2003 ditandai dengan otonomi pendidikan, yang berpengaruh
terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah-daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan
nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan Anak TPA dan satuan PAUD Sejenis. Periode 2003-2009, ditandai dengan keluarnya undang-
undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang, yaitu
pada pasal 1 butir 14 tentang pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus mengatur tentang PAUD; dan pasal-pasal terkait lainnya. Periode 2010-sekarang,
ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan PAUD
Universitas Sumatera Utara
48
nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal PAUDNI melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010. Pada
perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya sebagai karakteristiknya yang meliputi TK termasuk Taman Kanak-kanak Bistanul AthfalTK-BA, RA, KB,
TPA, Satuan PAUD Sejenis, serta PAUD berbasis keluarga danatau lingkungan.
Perkembangan pendidikan anak di Indonesia juga mendapatkan beberapa permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk segera diatasi. Hal itu diantaranya
menyangkut jumlah anak yang belum mengikuti PAUD masih cukup besar, sarana dan dan prasarana belajar secara kuantitatif maupun kualitatif masih terbatas, hal ini
disebabkan oleh terbatasnya kreativitas guru PAUD untuk menciptakan dan mengembangkan metode pembelajaran dan sumber belajar dengan memanfaatkan
potensi budaya dan alam sekitar. Kompetensi sebagian besar guru PAUD masih belum memadai karena sebagian besar dari mereka tidak berasal dari latar belakang
pendidikan PAUD dan mereka belum memperoleh pelatihan yang berkaitan dengan konsep dan ilmu praktis tentang PAUD. Perbedaan anak usia dini yang mengikuti
PAUD di perkotaan dan perdesaan masih sangat besar, hal itu bisa disebabkan kurangnya sarana pendidikan anak usia dini di pedesaan. Ini terjadi karena sumber
informasi kepada masyarakat desa serta faktor kehidupan ekonomi masyarakat desa yang kebanyakan ialah masyarakat kelas bawah. Antara pendidikan dan
SEJARAH SEKOLAH PAUD DI INDONESIA _ ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR DAN BERKEMBANG.htm diakses pada 28 Maret 2014 pukul 12.31
Universitas Sumatera Utara
49
perkembangan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan
dalam penyiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sumber daya manusia bangsa Indonesia ke depan tidak terlepas dari fungsi
pendidikan nasional. Dalam pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan : Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Idi, 2011:60
4.1.5 Profil Informan
4.1.5.1 Informan Kunci Orangtua ataupun wali anak usia dini yang
memperoleh pendidikan di Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera 1.
Nama : Jenny Simanjuntak Ibu Ponda Panjaitan
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : Diploma 3 Status
: Menikah
Universitas Sumatera Utara
50
Alamat : Jl. Bunga Rampai VI Gg. Kenanga
Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga Ibu Jenny Simanjuntak adalah orangtua anak usia dini yang pertama sekali
peneliti temui di YPN Putra Sejahtera. Saat itu ibu Jenny baru saja sampai di sekolah untuk mengantar anaknya. Anak beliau yang bersekolah di Putra Sejahtera bernama
Ponda Panjaitan, Ponda berada di Tk A atau playgroup. Ibu Jenny sangat ramah kepada peneliti dan setelah mengetahui tujuan dan maksud peneliti datang ke sekolah
maka ibu itu bersedia menjadi informan. Beliau bercerita bahwa tujuan memberikan pendidikan anak usia dini kepada Ponda adalah untuk membentuk mental dan
kepribadian si anak. Karena menurut beliau apabila mental anak sudah terbentuk maka kemana pun ia melangkah ia akan dapat menghadapi segalanya. Menurut beliau
lembaga pendidikan PAUD ini sangat bagus untuk membentuk karakter anak. Kebetulan ibu Jenny dan yayasan berada di satu lingkungan sehingga ibu Jenny
sering bercerita kepada yayasan tentang bagaimana Ponda di rumah. Ponda merupakan anak yang sangat aktif di rumah, dia suka bermain dan berlari-lari
sehingga juga menyulitkan ibu Jenny dalam mengurusnya. Akhirnya ibu Jenny memasukkan Ponda ke YPN Putra Sejahtera agar lebih diarahkan ke arah yang lebih
baik. Hasilnya menurut ibu Jenny ialah Ponda menjadi anak yang lebih mandiri dan semakin disiplin. Dan hebatnya lagi ia sudah mempunyai cita-cita ke depannya
menjadi apa. Walaupun hanya sebatas cita-cita saat masih kecil ibu Jenny tetap optimis anaknya tersebut dapat meraihnya. Ibu Jenny paham betul bahwa pendidikan
Universitas Sumatera Utara
51
bukan semata-mata tugas sekolah, melainkan keluarga juga harus berperan aktif dalam meningkatkan kecerdasan anak karena keluarga merupakan tempat si anak
lama menghabiskan waktu untuk berinteraksi. Jadi beliau melakukannya dengan cara memberikan gizi yang cukup kepada anak. Saat pagi sebelum berangkat sekolah ibu
Jenny selalu menyediakan sarapan dan menyiapkan bekalnya di sekolah kemudian pada saat malam hari ibu Jenny sering bertanya tentang kegiatan apa yang dilakukan
ketika di sekolah. Hal itu dimaksudkan dengan tujuan anaknya dapat mengingat kembali apa yang telah diajarkan kepadanya dan juga membangkitkan semangat
belajarnya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan perkembangan anak bahwa itu sudah menjadi tugas orangtua dan sudah selayaknya
seorang ibu melaksanakan tanggung jawab tersebut dalam keluarga. Menurut ibu Jenny, anaknya sangat betah berada di YPN Putra Sejahtera bahkan ketika demam
pun ia mau pergi ke sekolah tetapi saya tidak perbolehkan karena takut anak menjadi drop dan demamnya semakin parah. Agar dapat mengetahui perkembangan dari
Ponda, ibu Jenny selalu membicarakan tentang perkembangan Ponda setiap kali ada waktu berbincang dengan guru. Hal itu dimaksudkan beliau agar beliau tahu sampai
sejauh mana berkembang si anak di sekolah. Situasi lingkungan tempat ibu Jenny tinggal yang berada di jalan Bunga Rampai
VI Gg Kenanga dipenuhi oleh anak-anak seumuran Ponda yang juga masih sekolah tingkatan TK dan SD sehingga ketika Ponda bermain bersama teman-teman di
lingkungan mereka tinggal sering lupa waktu karena terlalu asik bermain dengan teman-temannya. Menurut ibu Jenny banyaknya anak-anak kecil di lingkungan
Universitas Sumatera Utara
52
mereka membuat Ponda memiliki banyak teman sehingga terkadang lupa waktu dalam bermain dan akhirnya harus dipanggil dulu baru mau pulang ke rumah. Untuk
menjaga Ponda dari pengaruh lingkungan yang buruk beliau sering bertanya kepada Ponda tentang siapa-siapa saja yang menjadi teman Ponda bermain dan menanyakan
bermain apa. Menurut beliau anak-anak yang nakal di daerah mereka biasanya yang sudah kelas 5-6 sd sehingga ibu tersebut menasehati kepada Ponda agar jangan
bermain dengan mereka dan memberikan alasan bahwa mereka itu nakal. Penilaian dari tetangga sangat mendukung dengan pemberian pendidikan anak usia dini yang
dilakukannya. Karena disana juga banyak anak-anak seusia Ponda yang mengikuti pendidikan anak usia dini.
2. Nama
: Tuti Manalu Ibu Prasetyo Jenis Kelamin
: Perempuan Umur
: 33 Agama
: Protestan Pendidikan Terakhir : SMA
Status : Menikah
Alamat : Jl. Bunga Rampai VI Gg. Mawar
Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga Ibu Tuti Manalu adalah salah seorang orangtua murid anak usia dini di YPN
Putra Sejahtera. Anaknya yang bernama Prasetyo berada di kelas Tk A atau Playgroup yang diasuh oleh mis Helpa Gurusinga biasa disapa akrab guru tersebut.
Universitas Sumatera Utara
53
Menurut ibu Tuti pendidikan anak usia dini tersebut adalah tempat untuk memotivasi anak menjadi lebih baik. Kemudian pula tujuan ibu tersebut memberikan pendidikan
anak usia dini kepada Prasetyo adalah dengan tujuan agar menjadi anak yang lebih mandiri dan ketika setelahnya masuk sekolah dasar tidak terkejut tentang apa yang
akan terjadi di sekolah. Jadi agar Prasetyo bisa lebih mandiri dalam melakukan apapun, karna di rumah Prasetyo merupakan anak yang manja sehingga ibu Tuti
lumayan kesulitan dalam mendidik anak karna takut anak akan melanjutkan sifatnya tersebut sampai dewasa. Menurut ibu tersebut anaknya diajarkan layaknya mamak
dan anak serta tidak ada kekerasan pada proses pengajaran sehingga anaknya merasa nyaman berada di sekolah tersebut. Bahkan Prasetyo akan marah kalau saja ada hari
libur yang membuat dia tidak bisa bersekolah dan berkumpul bersama temannya. Selain menjadi anak yang mandiri, ibu Tuti juga ingin agar anaknya berkembang
memiliki karakter yang baik kemudian tahu apa yang diinginkan menjadi cita-citanya kelak. Hasil dari pendidikan tersebut sudah mulai terasa kepada ibu yang memiliki
dua orang anak tersebut. Prasetyo mulai mempraktekkan di rumah supaya tidak membuang sampah sembarangan kemudian juga ketika Prasetyo selesai makan, ia
akan membantu ibu Tuti untuk membereskan yang kotor. Semua ada aturannya begitu yang dikatakan Prasetyo setiap kali ikut membantu membereskan selesai
makan. Untuk meningkatkan kecerdasan Prasetyo, ibu Tuti selalu bertanya tentang apa
yang dipelajari tadi di sekolah ketika Prasetyo pulang sekolah. Kemudian ibu tersebut menyuruh anak untuk mempraktekkannya kembali dan ketika malam hari
Universitas Sumatera Utara
54
menanyakan apa pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya. Setiap pulang sekolah Prasetyo selalu bercerita kepada ibu Tuti tentang apa saja yang terjadi di
sekolah. Dimulai dari temannya yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, kemudian temannya yang membawa bekal apa untuk dimakan saat istirahat. Ibu Tuti ingin agar
setelah anaknya bersekolah di YPN Putra Sejahtera, pikiran anaknya menjadi terbuka dan dengan itu wawasannya akan berkembang sehingga apa yang dicita-citakan dapat
dicapainya. Lingkungan sekitar ibu Tuti juga dipenuhi oleh anak-anak yang masih bersekolah
kemudian juga orangtuanya yang pergi bekerja. Namun ada juga beberapa orang anak yang ternyata sudah tidak sekolah berbulan-bulan sehingga akhirnya putus sekolah.
Hal itu terjadi akibat orangtua yang tidak memperhatikan sekolah si anak secara intensif sehingga anak bisa tidak ketahuan bolos sekolah selama berbulan-bulan. Oleh
karena ibu ibu Tuti selalu menasehati kepada anaknya agar selalu bersekolah, dan mengatakan bahwa tidak baik yang tidak sekolah itu. Untuk pergaulan anak dengan
teman di lingkungannya ibu Tuti tidak terlalu khawatir anaknya akan masuk ke dalam lingkungan atau pergaulan anak-anak yang nakal. Menurutnya anaknya sudah mulai
tahu mana membedakan teman yang baik dan nakal. Untuk yang tidak mau bersekolah dianggap si anak adalah orang yang nakal dan ia tidak mau berteman
setiap kali ibu Tuti bertanya siapa-siapa saja temannya. Kemudian ibu Tuti juga melakukan pendekatan yang intensif kepada si anak agar anak selalu mau bercerita
tentang segala aktivitas yang baru saja dilakukannya seharian penuh. Menurut beliau lingkungan tempat tinggalnya mendukung penuh terhadap tindakan ibu Tuti yang
Universitas Sumatera Utara
55
memberikan pendidikan anak usia dini kepada anak, dengan alasan bahwa anak akan lebih mudah menangkap pelajaran ketika masuk sekolah dasar dan bisa lebih unggul
dibandingkan teman-temannya. 3.
Nama : Evi Bangun Ibu Mika Maria Simanjuntak
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 26
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : SMA Status
: Menikah Alamat
: Jl. Bunga Rampai Lk III Gg Sibayak Jumlah Tanggungan : 1
Pekerjaan : Petani
Ibu Evi adalah ibu dari Mika Maria Simanjuntak yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera kelas Tk B atau berada di atas Tk A atau playgroup. Selain menjadi ibu
rumah tangga, ibu Evi juga sering membantu suaminya dengan bertani. Menurut ibu Evi pendidikan anak usia dini adalah tempat mendidik anak secara emosional agar
anak menjadi lebih mandiri. Tujuan ibu ini memberikan pendidikan anak usia dini kepada Mika karna ingin anaknya menjadi seseorang yang mandiri, pintar dan tidak
kalah dengan teman-teman sebayanya. Ibu ini tidak ingin anaknya dikatakan bodoh oleh orang lain. Menurut ibu Evi juga PAUD sangat penting diberikan kepada anak
karena selain membuat anak menjadi pintar, anak akan mudah beradaptasi dengan lingkungannya karna di sekolah telah mempunyai teman banyak dan tentunya dapat
Universitas Sumatera Utara
56
bergaul secara aktif. Ibu Evi pertama sekali mendengar keberadaan YPN Putra Sejahtera adalah dari gereja tempat beliau beribadah. Kemudian jarak yang lumayan
dekat dari rumah membuat ibu tersebut akhirnya mendaftarkan Mika ke YPN Putra Sejahtera. Ibu Evi mengatakan keunggulan yang dimiliki sekolah ini ialah
keterbukaan terhadap hasil dari pendidikan yang diperoleh oleh anak mereka, kemudian untuk hal-hal yang menyangkut perkembangan anak pihak sekolah juga
sering berdiskusi dengan para orangtua dengan cara mengajak berkumpul dan melakukan pertemuan di sekolah. YPN Putra Sejahtera mempunyai sarana atau
tempat dimana orangtua biasa berkumpul apabila ada pertemuan dengan orangtua membahas sesuatu hal seperti pengadaan harmoni wisata. Tujuan ibu ini memberikan
pendidikan anak usia dini kepada anak juga agar anaknya ketika masuk sekolah dasar dapat dengan mudah menangkap pelajaran karna sudah memiliki bekal pendidikan
sewaktu di Tk. Selain keinginan ibu evi yang ingin anaknya mempunyai kecerdasan yang lebih dibandingkan teman-temannya, ia juga ingin agar anaknya tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang mandiri dan tidak manja. Hasil dari pendidikan anak usia dini yang diberikan kepada Mika saat ini mulai
terasa dengan si anak mulai lancar dalam berhitung walaupun untuk membaca anak ini masih kesulitan. Ibu Evi juga selalu menanyakan tentang apa saja yang baru
dipelajari di sekolah sehingga anaknya bisa mengingat kembali apa yang diajarkan gurunya dan bisa mengulanginya kembali. Menurut ibu Evi anaknya merasa nyaman
ataupun betah berada di sekolah. Ketika pulang dari sekolah ia langsung menyuruh anaknya untuk istirahat siang tetapi ketika anaknya belum mau tidur siang maka
Universitas Sumatera Utara
57
beliau akan serius memperhatikan si anak dalam aktivitasnya. Setelah anak tidur siang baru beliau membereskan pekerjaan rumah yang menjadi tanggungjawabnya.
Mika pernah menceritakan kepada ibunya tentang temannya yang nakal sehingga akhirnya dihukum dan juga ketika dia tidak berhati-hati dalam bermain lalu kemudian
terjatuh dan menimbulkan luka di lengannya. Untuk saat ini ibu ini ingin anaknya agar bisa membaca secara lancar, beliau mengatakan bahwa kalau lancar berhitung
tetapi membacanya belum bisa ya sama saja tidak ada gunanya. Minat anaknya untuk mengikuti pendidikan di sekolah menurutnya sangat tinggi sehingga ibu Evi yakin
anaknya merasa nyaman berada di YPN Putra Sejahtera. Lingkungan ibu Evi nyaman dan tidak ada orang yang suka membuat keributan
disana. Anak-anak seumuran anaknya juga banyak disana dan menurutnya baik-baik. Mika dalam pergaulannya dengan teman-teman di lingkungannya tidak hanya
berteman dengan teman sebayanya tetapi dengan umur yang jauh diatasnya juga ia berteman dan akrab. Namun semenjak banyaknya kasus tindakan kekerasan kepada
anak saat ini membuat ibu tersebut lebih memberikan pengarahan kepada anaknya agar tidak mendapatkan kekerasan dari orang lain. Ibu Evi mengatakan bahwa ia
mengajari anaknya apabila jangan mau diginikan sama orang yang artinya jangan mau ketika seseorang melakukan sesuatu hal yang tidak lazim kepadanya. Beliau
mengaku mendapat dukungan dari tetangga ataupun lingkungan tempat tinggal perihal memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya. Masyarakat yang
berada di lingkungan tempat tinggalnya selalu memberikan dukungan kepada setiap orangtua anak usia dini yang memberikan pendidikan kepada anaknya.
Universitas Sumatera Utara
58
4. Nama
: Sandra Pangaribuan Ibu Yohana Kezia Sihotang Jenis Kelamin
: Perempuan Umur
: 39 Agama
: Protestan Pendidikan Terakhir : Sarjana Akuntansi
Status : Menikah
Alamat : Jl. Bunga Rampai II
Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga Ibu Sandra Pangaribuan adalah orangtua dari Yohana Kezia Sihotang yang
berada di kelas Tk A atau setingkat playgroup. Ibu ini mengatakan bahwa pendidikan anak usia dini ialah pendidikan supaya lebih cepat mengenal angka dan huruf
sebelum sekolah dasar. Kemudian setelah itu PAUD juga mempunyai peran untuk membuat anak mudah bersosialisasi dengan lingkungannya dan kedepannya tidak
mudah dibodoh-bodohi oleh orang dan tentunya akan mendapatkan pekerjaan. Motivasi beliau memberikan pendidikan anak usia dini kepada Yohana adalah agar
anaknya menjadi lebih pintar kemudian mandiri setelah itu mentalnya bisa terbentuk secara baik. Ibu ini juga ingin agar anaknya tidak menjadi seorang anak yang pemalu.
Ibu Sandra pertama sekali mendengar tentang keberadaan sekolah ini ialah dari teman tempat lingkungannya tinggal. Menurutnya keunggulan YPN Putra Sejahtera
dibandingkan sekolah lain ialah karna sekolah ini mempunyai guru-guru yang bagus. Beliau mendengar hal tersebut dari temannya yang anaknya dulu memperoleh
Universitas Sumatera Utara
59
pendidikan di YPN Putra Sejahtera. Kemudian ia merasa bahwa di sekolah lain yang memiliki banyak siswa tetapi juga memiliki guru yang sedikit sehingga menyebabkan
banyak anak yang tidak terkontrol secara mendalam. Sedangkan di YPN Putra Sejahtera siswanya lebih sedikit sehingga gurunya dapat mengawasi anaknya secara
mendalam dan memperhatikan perkembangan belajarnya. Sejauh ini ibu Sandra merasa bahwa pendidikan yang didapatkan anaknya di
sekolah mulai terlihat hasilnya. Hal itu seperti anaknya yang kemudian menjadi lebih mandiri. Contoh nyata anaknya yang mulai mandiri terlihat ketika anaknya pulang
sekolah dan langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya. Bahkan ketika ibu Sandra menyuruh agar anaknya istirahat terlebih dahulu tetapi ditolak anaknya. Pr dulu mak
yang ku kerjakan begitu yang biasa dikatakan Yohana apabila disuruh untuk tidur siang dulu. Bahkan si anak belum mau makan apabila tugasnya belum selesai.
Sehingga ibu Sandra selalu mendmpingi Yohana ketika sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya dan ketika si anak kesulitan dalam mengerjakan tugasnya ibu
Sandra kemudian membantu untuk mengarahkan dan kemudian mengajarinya. Sebagai ibu rumah tangga yang juga mempunyai tugas dalam membereskan semua
yang ada di rumah, ibu Sandra melihat anaknya mulai mandiri sehingga ketika akan membantu dalam pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada anaknya, si anak akan
mengatakan bahwa mamak udah sana kerjain yang lain biar aku yang kerjakan tugasku. Kemudian ibu Sandra paham bahwa mungkin itu yang dibilang gurunya agar
tugasnya tidak boleh dikerjakan oleh orangtuanya melainkan harus dirinya sendiri yang mengerjakan. Jadi untuk hal tersebut ibu Sandra biasa meninggalkan si anak
Universitas Sumatera Utara
60
untuk mengerjakan tugasnya lebih dahulu kemudian ketika anaknya dilihat mulai kesulitan maka ibu tersebut mulai membantu mengarahkan dan mengajari tetapi yang
menulis tetap harus anaknya. Karena menurut Yohana, ibu gurunya akan memarahi kalau yang menulis ataupun yang mengerjakan tugas yang diberikan ialah
orangtuanya. Yohana menurut ibu Sandra biasanya bercerita mengenai pengalamannya di
sekolah saat ada momen-momen tertentu saja sehingga ibu tersebut biasa yang mulai bertanya tentang apa-apa saja yang terjadi di sekolah. Ibu Sandra berharap setelah
masuk YPN Putra sejahtera anaknya menjadi pintar. Karna melihat minat belajar si anak yang sangat tinggi bisa menjadi pelecut semangat agar anaknya tumbuh menjadi
seorang yang pintar. Pernah suatu saat ibu Sandra menyuruh anaknya untuk tidak bersekolah dulu dengan alasan bahwa ada pesta yang harus diikuti olehnya sehingga
tidak ada yang menjaga ketika pulang dari sekolah. Jadi ibu ini bermaksud untuk membawa Yohana juga ke pesta tersebut. Tetapi hal tersebut membuat anaknya
marah dan kemudian menangis dan mengatakan bahwa gag mau aku mak gag sekolah. Dari kejadian tersebut ibu Sandra berharap semangat anaknya untuk
bersekolah tetap tinggi. Menurut ibu Sandra situasi lingkungan tempat tinggalnya sangat hancur. Karena
banyak sekali anak yang nakal disana. Disanalah semua anak-anak yang nakal itu berada. Begitu yang dikatakan oleh ibu yang memiliki dua orang anak ini. Bahkan
ibu ini berkata bahwa anak-anak mudanya disana sudah banyak yang memakai narkoba. Sehingga ibu tersebut juga mempunyai keinginan untuk pindah dari
Universitas Sumatera Utara
61
lingkungan tersebut. Beliau takut anaknya akan terikut oleh pergaulan yang ada di lingkungan mereka. Tetapi anaknya juga sudah tahu bahwa anak-anak yang berada di
lingkungan tempat tinggalnya tidak baik sehingga ia tidak mau bermain dengan mereka. Ibunya juga mengatakan agar jangan mau bergaul dengan anak-anak yang
bandal tersebut. Untuk menghindarkan anaknya dari lingkungan yang buruk, ibu Sandra selalu mengkontrol anaknya sehingga tidak mau mengikuti anak-anak yang
nakal yang ada di lingkungannya tersebut. Beliau juga menjelaskan tentang keadaan lingkungan tempat tinggal mereka berada sehingga anaknya mempunyai pandangan
terhadap yang baik dan buruk. Masyarakat yang ada di lingkunga tempat tinggal ibu Sandra juga mendukung tindakan ibu ini agar memberikan pendidikan anak usia dini
kepada anaknya dengan mengatakan lebih baik anaknya bersekolah daripada keluyuran seperti anak nakal yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka.
5. Nama
: Berlin Tumanggor Bibi Yoshua Sianturi Jenis Kelamin
: Perempuan Umur
: 20 Agama
: Islam Pendidikan Terakhir : SMA
Status : Lajang
Alamat : Jl. Pintu Air IV No. 389
Pekerjaan :Mahasiswa
Berlin Tumanggor merupakan bibi dari Yoshua Sianturi, ia yang biasa mengantar Yoshua untuk pergi ke sekolah. Yoshua tinggal bersama nenek dan bibinya di Jln
Universitas Sumatera Utara
62
Pintu Air IV No. 389. Ayah dan ibu Yoshua sudah meninggal sehingga sampai saat ini ia diasuh oleh nenek dan bibinya. Berlin juga tercatat sebagai seorang mahasiswi
perguruan tinggi swasta. Ia biasa berangkat kuliah pada siang hari karna pagi hari harus membantu membereskan rumah, menyiapkan sarapan dan kemudian mengantar
Yoshua untuk berangkat sekolah. Nenek Yoshua sudah terlalu tua untuk mengantar cucunya berangkat sekolah. Menurut Berlin pendidikan anak usia dini ialah
pendidikan yang dimulai untuk anak usia dini untuk melatih kemampuan otaknya agar bisa lebih pintar. Berlin yang menjadi wali dari Yoshua berkeinginan agar
Yoshua menjadi anak yang pintar kemudian wawasannya terbuka serta peduli terhadap lingkungannya. Pendidikan anak usia dini sangatlah penting saat ini sesuai
dengan perkembangan zaman yang menuntut anak untuk lebih cerdas lagi tambah Berlin. Berlin mengetahui keberadaan YPN Putra Sejahtera ketika melewati
persimpangan jalan dan melihat pamflet yang berdiri tentang adanya sekolah ini. Kemudian setelah itu ia kemudian mendapatkan selebaran brosur dan akhirnya
mendaftarkan Yoshua untuk bersekolah di YPN Putra Sejahtera. Yoshua akhirnya dimasukkan ke kelas Tk A atau playgroup. Menurutnya alasan memilih YPN Putra
Sejahtera sebagai tempat untuk menempuh pendidikan anak usia dini kepada Yoshua ialah karna menurutnya belajar di yayasan tersebut sangat bagus ditambah siswanya
juga sedikit sehingga memudahkan gurunya untuk mengontrol semua anak usia dini yang belajar disana kemudian yang proses pengajarannya juga bagus. Alasan Berlin
mengatakan demikian karna gurunya mengajarkan tahapan-tahapan yang diajarkan kepada anak usia dini dari dasar tanpa memaksa si anak untuk langsung bisa
memahami yang diajarkan secara ketat.
Universitas Sumatera Utara
63
Berlin ingin Yoshua agar lebih mandiri karna ia akan menghadapi kenyataan menjadi anak yatim piatu dan harus bisa mengerjakan sesuatu secara mandiri. Sejauh
ini sekolah di YPN Putra Sejahtera mulai memberikan hasil yang positif kepada Yoshua. Contohnya ialah ketika di rumah ia mulai bersikap lebih dewasa dan
pengetahuannya juga semakin banyak. Menurut Berlin dalam meningkatkan kecerdasan Yoshua ialah dengan cara tidak terlalu memaksa kehendaknya agar si
anak terlalu keras belajar, kemudian dengan mencari tahu bagaimana sebenarnya minat si anak belajar. Setelah itu mencari cara bagaimana si anak agar dapat lebih
mudah dan memahami apa yang diajarkan kepadanya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan dan perkembangan pendidikan Yoshua maka setiap pagi Berlin selalu
menyiapkan sarapan pagi dan juga bekal Yoshua untuk di sekolah. Kemudian mengantar Yoshua pergi ke sekolah dan setelah itu ia pulang untuk membereskan
rumah. Setelah pulang sekolah Yoshua lebih banyak menghabiskan waktu bersama bulangnya karena pada siang hari Berlin harus berangkat ke kampus untuk kuliah.
Lalu ketika malamnya ataupun ketika pulang kuliah Berlin selalu menanyakan perihal apa pekerjaan rumah yang diberikan gurunya kemudian membantu Yoshua
mengerjakan tugas yang tidak dipahaminya dan membantu Yoshua mengulang pelajaran sewaktu di sekolah.
Menurut penuturan dari Berlin, Yoshua sangat betah berada di sekolah. Ketika disuruh untuk tidak sekolah dulu karna saat itu Yoshua sedang sakit dan takut akan
semakin parah, ia tidak mau dan memaksa untuk tetap pergi ke sekolah. Yoshua juga sering menceritakan pengalamannya saat di sekolah dengan bibinya tersebut yaitu
Universitas Sumatera Utara
64
ketika ia pergi berenang bersama teman-temannya dari sekolah. Kemudian juga yang baru-baru ini ia bercerita pengalamannya saat ia dan teman sekelasnya pergi ke Binjai
untuk melakukan kegiatan harmoni wisata dari sekolahnya. Berlin yang merupakan seorang mahasiswi tahu betul bahwa perlu komunikasi yang tepat kepada guru tempat
Yoshua belajar agar dapat berkembang sesuai dengan yang diinginkan keluarga. Berlin pernah mengatakan kepada gurunya agar diajari apabila ngomongnya ada yang
salah dan kemudian juga ia pernah menyampaikan kepada guru agar kelas tempat Yoshua belajar tidak kotor. Hal itu dikatakan karna Yoshua pernah bercerita tentang
keadaan kelasnya yang kotor. Karna menurut Berlin, ketika di rumah Yoshua selalu diajarkan untuk menjaga kebersihan dan dilarang untuk bermain di luar dengan
teman-temannya yang nakal. Karena secara pribadi Berlin menginginkan Yoshua memiliki karakter yang baik dan sopan. Minat belajar Yoshua di sekolah menurut
Berlin sangat tinggi. Contohnya ketika pulang sekolah, ia langsung membuka tas dan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya. Ini kak ada tugas dari
miss, bantu mengerjainya yaa kak, itu biasa yang dikatakan Yoshua ketika pulang sekolah. Berlin hanya menjawab iya nanti malam kakak ajari karna Berlin juga harus
berangkat kuliah saat itu. Melihat situasi lingkungan tempat tinggal mereka diakui Berlin buruk. Disana
dipenuhi anak-anak remaja yang sering melakukan keributan di kampung mereka. Sehingga ia juga takut Yoshua akan mengikuti sifat-sifat buruk tersebut. Tetapi
sampai saat ini Yoshua masih bersikap baik dan ada beberapa temannya di lingkungan rumah yang baik-baik. Yoshua bukanlah anak yang pemalu sehingga ia
Universitas Sumatera Utara
65
mudah bergaul dengan anak-anak yang ada di lingkungannya. Tetapi hal tersebut menurut Berlin bisa berakibat buruk apabila kurangnya pengawasan dari mereka
sehingga Yoshua masuk ke lingkungan yang buruk. Jadi dari keluarga mereka membatasi dengan siapa Yoshua bermain. Penilaian masyarakat di lingkungan
mereka bertempat tinggal menyatakan bahwa memberikan pendidikan saat usia dini sangat berlebihan karna sewaktu sekolah dasar diajari juga membaca dan berhitung.
Namun Berlin mengatakan bahwa semua ini demi kebaikan Yoshua dan tidak terlalu memikirkan yang dikatakan oleh tetangganya.
6. Nama
: Agustina Napitupulu Ibu Maria Kezia Siallagan Jenis Kelamin
: Perempuan Umur
: 31 Agama
: Protestan Pendidikan Terakhir : SMU
Status : Menikah
Alamat : Jl. Bunga Rampai 3
Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan
:Petani Ibu Agustina Napitupulu adalah orangtua dari Maria Kezia Siallagan. Maria
berada di kelas Tk B atau taman kanak-kanak. Ibu ini memiliki dua orang anak dan Maria merupakan anak yang kedua. Kakaknya juga dahulu mendapatkan pendidikan
di YPN Putra Sejahtera dan sekarang sudah siswa sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini menurut ibu Agustina ialah tempat untuk memberikan pendidikan anak usia
Universitas Sumatera Utara
66
dini. Beliau menambahkan YPN Putra Sejahtera merupakan sekolah yang bagus. Motivasi beliau memberikan pendidikan anak usia dini kepada si anak adalah agar
anaknya dapat menjadi anak yang pintar dan dapat menggapai cita-citanya. Sebelumnya ia mendengar tentang yayasan ini dari tetangganya. Menurut beliau
keunggulan memberikan pendidikan di YPN Putra sejahtera ialah dikarnakan anaknya sudah diberi pengenalan dalam bahasa inggris. Dari pengamatan peneliti
ketika berada di sekolah memang terlihat anak diajarkan untuk mengenal bahasa inggris. Sewaktu berdoa ketika hendak makan saat istirahat siang, anak usia dini
tersebut menggunakan bahasa inggris. Maria mempunyai cita-cita yang sangat tinggi yaitu menjadi seorang dokter sehingga ibu Agustina merasa perlu pembekalan yang
sangat lebih dimulai saat anak usia dini. Maria di rumah selalu mempraktekkan apa yang diajarkan di sekolah sehingga ibu tersebut merasa mantap menyekolahkan
anaknya di yayasan tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan belajar anaknya maka ibu Agustina selalu memperhatikan anaknya ketika belajar. Namun ketika ditanya
apakah memberi kursus privat lain di luar jam sekolah demi kecerdasan yang lebih lagi kepada si anak, ibu ini menjawab tidak ada dan menurut beliau otak anaknya
belum mampu menerima semua ilmu di usianya. Selain sebagai ibu rumah tangga, ibu ini juga sering membantu suaminya dalam
bertani. Sehingga terkadang ibu ini harus pulang duluan ke rumah untuk melihat apakah anaknya sudah pulang atau belum. Anaknya diakui ibu ini sangat betah berada
di sekolah karena guru yang mengajari mereka sangat baik. Maria yang berada di Tk B memang diajari oleh dua orang guru dalam satu kelas. Berdua mereka bekerjasama
Universitas Sumatera Utara
67
dalam mengajari anak usia dini dan memperhatikan perkembangan anak yang mereka ajarkan. Sehingga walaupun di kelas tersebut ramai tetapi dapat ditenangkan oleh
kedua orang gurunya. Ibu ini sudah yakin dengan metode pengajaran yang diberikan sekolah kepada anaknya sehingga beliau tidak pernah memberikan kritik ataupun
saran kepada gurunya. Menurutnya hasil dari pendidikan yang diberikan sekolah kepada kakaknya Maria yang sebelumnya bersekolah di YPN Putra Sejahtera sangat
bagus sehingga yakin untuk menyekolahkan anaknya yang kedua di yayasan tersebut. Ibu Agustina menginginkan anaknya menjadi anak yang jauh lebih baik lagi dan
ketika menempuh sekolah dasar tidak menjadi anak yang nakal karna sudah di bimbing sejak masih di TK. Minat anaknya untuk bersekolah dikatakan sangat tinggi
tetapi kadang kesulitan mengingat pelajaran apa yang telah dikerjakan saat di sekolah.
Melihat situasi di lingkungan tempat tinggal ibu Agustina yang berada di jalan bunga rampai 3 menurutnya aman dan tidak pernah terjadi keributan. Anak-anak
seumuran Maria sudah jarang ada di lingkungan mereka tinggal. Kebanyakan disana pemuda pemudinya sudah kuliah sehingga Maria hanya bermain bersama kakaknya.
Untuk menghindarkan anak dari lingkungan ataupun pergaulan yang buruk, ibu ini memberikan ajaran dari dasar terlebih dahulu yaitu kuat agamanya dan paham firman
Tuhan sesuai ajaran agama yang dianut yaitu Protestan. Penilaian masyarakat di lingkungannya untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah baik dan
beliau sebelumnya dianjurkan oleh orangtua yang menjadi temannya di lingkungannya untuk memberikan pendidikan anak usia dini kepada Maria di Tk
Universitas Sumatera Utara
68
Harapan Baru. Tk Harapan Baru adalah salah satu Tk yang berada di daerah tempat mereka tinggal. Namun menurut cerita ibu Agustina di Harapan Baru tidak ada
pengenalan bahasa inggrisnya sehingga akhirnya lebih memilih ke YPN Putra Sejahtera.
7. Nama
: Dosmaria Simanjuntak Ibu Philip Nababan Jenis Kelamin
: Perempuan Umur
: 40 Agama
: Protestan Pendidikan Terakhir : Diploma 1
Status : Menikah
Alamat : Jl. Bunga Rampai II Gg denkon
Jumlah Tanggungan : 2 Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga Ibu Dosmaria Simanjuntak adalah ibu orangtua anak usia dini yang peneliti
jumpai ketika hendak menjemput anaknya yang bernama Philip Nababan untuk pulang ke rumah. Saat itu ibu Dosmaria hendak pergi ke suatu tempat sehingga beliau
membawa Philip karena di rumah tidak ada orang yang akan menjaganya. Philip berada di Tk B yang diasuh dan diajari oleh Lilis dan Lasni Sihotang. Ibu ini bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan ketika suaminya sedang panen barulah beliau turut membantu suaminya. Hal ini dikarnakan ibu Dosmaria memiliki dua orang anak usia
dini yang masih butuh perhatian khusus darinya terlebih kepada Philip yang masih umur 5 tahun. Menurut beliau pendidikan anak usia dini ialah tempat mengajar dari
Universitas Sumatera Utara
69
playgroup sampai ke TK. Ibu ini paham betul bahwa zaman sekarang manusia dituntut untuk lebih tinggi dalam memperoleh pendidikan sehingga tujuannya
memberikan pendidikan anak usia dini kepada Philip agar si anak menjadi lebih mandiri, disiplin dan sejak usia dini bisa menjadi anak yang pintar. Menurut beliau
lagi saat ini sangat penting untuk anak usia dini mendapatkan pendidikan karna anak sekarang dituntut untuk lebih cepat mengenal atau memahami pelajaran di
sekolahnya. Ibu Agustina mengetahui tentang yayasan ini dari teman satu lingkungannya. Sebelumnya anak pertama ibu ini diberikan pendidikan di tempat lain
dan dia merasa anaknya menjadi tertekan terhadap metode pelajaran yang diberikan sehingga untuk anaknya yang kedua dia masukkan ke Putra Sejahtera. Keunggulan
dari YPN Putra Sejahtera yang juga banyak disampaikan oleh teman satu lingkungannya ialah anak usia dini yang mengikuti pendidikan di yayasan tersebut
ditempah dan di ajari untuk berani tampil. Kemudian juga anaknya diajarkan untuk mengenal bahasa inggris walaupun masih sedikit-sedikit. Menurutnya proses
pengajaran yang diberikan sekolah mengajarkan anak menjadi seorang yang bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya dan bisa bersikap lebih mandiri.
Ibu Agustina memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya dengan tujuan agar anaknya bisa lebih mandiri kemudian tidak manja dan bukan hanya karna
ikut-ikutan belaka dengan orang lain. Beliau ingin wawasan anaknya lebih luas dan pintar. Sejauh ini proses pendidikan yang diikuti anaknya menghasilkan hal yang
positif. Contohnya adalah ketika anaknya di rumah langsung mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri dan ketika di rumah pun lebih mudah diatur. Peran orangtua dalam
Universitas Sumatera Utara
70
meningkatkan kecerdasan anak ialah dengan cara membimbing saat anak belajar dan memperhatikan perkembangan belajarnya. Untuk membagi waktu antara pekerjaan
dan perkembangan si anak ibu ini bercerita bahwa pagi hari ia menyiapkan sarapan dan bekal anaknya kemudian mengantar anaknya pergi ke sekolah. Setelah itu
barulah ibu ini membereskan pekerjaan rumah. Anaknya merasa nyaman berada di sekolah dan pengalaman saat di sekolah, hanya diceritakan apabila ada kejadian
tertentu saja. Ibu ini juga pernah menyarankan kepada gurunya agar anaknya diperhatikan lebih dan harus sudah bisa membaca. Ibu ini memang ingin anaknya
mempunyai karakter yang mandiri dan memiliki jati dirinya sendiri. Situasi lingkungan tempat tinggal ibu Dosmaria yang berada di jalan bunga
rampai 2 gang denkon menurutnya sepi dan aman-aman saja. Namun keberadaan anak-anak nakal dan sudah merokok ada juga disana tetapi lokasinya agak jauh dari
rumah mereka. Jadi untuk menghindarkan anaknya dari lingkungan yang buruk ibu ini selalu mengajarkan anaknya mana yang baik dan buruk. Karna bukan hanya
sekolah yang bertanggungjawab terhadap pendidikan yang diperoleh anak tetapi juga keluargalah yang harus lebih paham mengenai sifat anak. Untuk penilaian dari
masyarakat lingkungan sekitar tempat tinggal sering mengatakan tentang kenapa cepat sekali menyekolahkan anaknya. Namun ibu ini ingin anaknya agar menjadi
anak yang lebih mandiri dan tidak cengeng karna yang diajarkan di sekolah berbeda dengan yang diajarkan di rumah.
8. Nama
: Henny Manullang Ibu Arturo Simamora Jenis Kelamin
: Perempuan
Universitas Sumatera Utara
71
Umur : 36
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : SMK Status
: Menikah Alamat
: Jl. Pintu Air IV Gg Lestari Jumlah Tanggungan : 3
Perkerjaan : Ibu Rumah Tangga
Ibu Henny Manullang mempunyai anak laki-laki bernama Arturo Simamora yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera. Artur merupakan siswa di Tk B. Menurut
ibu Henny pendidikan anak usia dini adalah tempat untuk mengajarkan anak bersosialisasi dan bergaul dengan lingkungannya. Ibu ini ingin agar anaknya dapat
bersosialisasi dengan baik di lingkungannya. Ibu Henny memasukkan anaknya ke Putra Sejahtera adalah dengan keinginan agar anaknya mempunyai wawasan yang
luas dan juga bisa bersikap disiplin. Menurutnya proses pengajaran yang diberikan oleh sekolah ialah baik sehingga membuat anaknya mampu belajar bersosialisasi
dengan temannya dan kedepannya dapat bersosialisasi dan bermasyarakat. Ibu Henny mendengar tentang keberadaan yayasan Putra Sejahtera sekitar dua tahun yang lalu
dari temannya. Kemudian beliau mendengar bahwa mantan siswa di Putra Sejahtera hasilnya kemandiriannya sangat bagus dan ibu ini ingin pula anaknya menjadi anak
yang mandiri. Selain itu terdapat juga pengenalan bahasa inggris di sekolah ini sehingga menjadi nilai positif dibandingkan sekolah-sekolah untuk anak usia dini
yang lain. Menurutnya keunggulan YPN Putra Sejahtera terlihat dari pengajaran yang
Universitas Sumatera Utara
72
baik oleh para gurunya kemudian penanaman nilai agama juga diajarkan di sekolah tersebut. Tetapi yang lebih membedakan dibandingkan sekolah yang lain ialah adanya
pengenalan bahasa inggris yang diajarkan kepada anak walaupun hanya sedikit. Artur menurut ibunya mempunyai semangat sekolah yang sangat tinggi dan merasa
anaknya betah berada di sekolah tersebut. Sejauh ini pola pengajaran yang diberikan sekolah terhadap anaknya mulai
dapat dilihat ketika di rumah yaitu terlihat seperti si anak mulai mandiri dalam mengerjakan sesuatu. Peran seharusnya orangtua dalam meningkatkan kecerdasan
anak menurut ibu yang mempunyai tiga orang anak ini ialah ikut turut serta dalam membimbing dan mengajari anak karna tidak hanya sekolah yang mempunyai
tanggung jawab dalam kecerdasan anak. Cara membagi peran antara pekerjaan dan perkembangan anak ialah dengan cara memberi kebebasan anak dalam belajar. Ibu ini
tidak mau menuntut anaknya untuk terlalu keras dalam belajar karna beliau tahu untuk usia saat ini anaknya lebih mempunyai keinginan untuk bermain daripada
belajar. Jadi ketika malam hari anaknya lebih cepat tidur karna kelelahan bermain bersama temannya.Ibu ini tidak pernah memberikan kritik ataupun saran kepada
gurunya dengan alasan gurunya disitu sudah bagus kualitasnya, jadi percaya kepada metode pengajaran yang diberikan oleh gurunya.
Menurut ibu Henny lingkungan tempat tinggal mereka kurang ramai karna lingkungannya dipenuhi dengan orang-orang pekerja yang berangkat kerja pada pagi
hari dan pulang pada malam hari. Tidak ada juga orang-orang ataupun anak-anak yang suka membuat keributan di lingkungan mereka dan bisa dibilang sebagai
Universitas Sumatera Utara
73
lingkungan yang aman. Diakui ibu ini kalau ada juga beberapa anak seusia Artur yang bermain bersama anaknya dan menurutnya tidak ada yang nakal. Lingkungan
tempat tinggalnya pun mendukung dalam tindakan ibu Henny yang memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya.
9. Nama
: R. Sitohang Ruth Elisabeth Sitohang Jenis Kelamin
: Perempuan Umur
:58 Agama
: Protestan Pendidikan Terakhir : SMP
Status : Janda
Alamat : Komplek Sekolah Negri
Pekerjaan : Menjaga cucu
Ibu Sitohang adalah nenek dari Ruth Elisabeth Sitohang. Orangtua Ruth sibuk untuk mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan mereka dari pagi hingga malam. Hal
tersebut karna ayah dan ibu Ruth tidak mempunyai pekerjaan yang tetap sehingga sangat sibuk untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan penghasilan untuk
kehidupan mereka. Kehidupan ekonomi keluarga Ruth bisa dibilang di bawah. Bahkan untuk membayar uang sekolah di YPN Putra Sejahtera seringkali terlambat
karna belum mempunyai uang untuk membayarnya. Namun pihak yayasan tahu betul kondisi ekonomi yang dialami oleh keluarga Ruth sehingga mereka memaklumi
apabila nenek Ruth terlambat membayarnya. Ruth banyak menghabiskan waktu
Universitas Sumatera Utara
74
bersama neneknya untuk dijaga. Ketika malam harilah baru orangtua Ruth mempunyai waktu dalam memperhatikan perkembangan anaknya.
Menurut nenek Ruth pendidikan anak usia dini adalah tempat sekolah untuk anak usia dini. Motivasi memberikan pendidikan anak usia dini kepada cucunya agar
cucunya bisa menjadi anak yang pintar. Nenek Ruth sangat bersemangat menceritakan keadaan cucunya saat di rumah. Beliau mengatakan bahwa saat pulang
sekolah Ruth langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya padahal nenek Ruth sudah menyuruhnya untuk istirahat ataupun tidur siang terlebih
dahulu. Menurut sang nenek, pendidikan anak usia dini sangat penting bagi Ruth agar waktunya diisi dengan belajar dan tidak banyak bermain. Nenek Ruth mendengar
tentang YPN Putra Sejahtera dari teman satu lingkungannya dan melihat bahwa anak- anak yang dididik di yayasan tersebut hasilnya menjadi anak yang baik dan Ruth pun
dalam perkembangannya di sekolah telah menjadi anak yang baik. Kemudian juga sikap keterbukaan oleh yayasan kepada orangtua membuat sang nenek merasa
nyaman menitipkan cucunya disitu. Pernah beberapa kali keluarga ataupun orangtua Ruth terlambat membayar uang sekolah karna belum memiliki uang dan hal tersebut
dimaklumkan oleh yayasan dan tidak menekan untuk langsung harus dibayar. Orangtua Ruth menginginkan agar cucunya tersebut menjadi anak yang baik
kepada orangtuanya, neneknya dan teman-temannya. Supaya apa yang dikatakan oleh orangtua dapat diikuti dan tidak melawan kepada orangtua. Dan sejauh ini hal positif
yang telah dilakukan Ruth adalah menjadi anak yang mandiri dan ketika disuruh oleh orangtuanya di rumah maka hal tersebut diturutinnya. Tugas orangtualah yang
Universitas Sumatera Utara
75
seharusnya mendidik dan mengajari anak agar dapat menjadi anak yang pintar namun karna orangtua Ruth dikatakan nenek masih tidak memiliki kerja yang tetap
kemudian masih juga tinggal dengan orangtuanya yang tidak lain nenek tersebut sehingga sang nenek pun tidak bisa mengharapkan hal tersebut didapatkan oleh
cucunya. Kehidupan sehari-hari Ruth ialah pada pagi hari setelah bangun kemudian sarapan setelah itu diantar oleh nenek ke sekolah. Kemudian siang pulang dari
sekolah nenek akan menyuruh Ruth untuk tidur siang selepas itu boleh bermain sebentar dengan teman-teman di sekitar rumahnya. Pada malam hari untuk mengurus
Ruth diserahkan sepenuhnya kepada orangtuanya sehingga ia masih sempat berinteraksi dengan orangtuanya yang pada sore hari baru pulang kerja. Menurut sang
nenek juga bahwa Ruth sangat betah berada di sekolah, ia sering menceritakan pengalamannya ketika berada di rumah. Yang terakhir ketika ia dan teman-temannya
pergi berenang dari sekolah. Biasanya orangtua diperkenankan untuk ikut serta ke kolam renang namun untuk keluarga Ruth terpaksa tidak ada yang menemani karna
nenek juga tidak bisa terlalu capek. Jadi keluarga juga sebelumnya hanya bisa menasehati Ruth agar tidak jauh-jauh dari misnya ataupun gurunya.
Selain minat untuk sekolah yang tinggi diperlihatkan ada juga yang telah sering dikatakan Ruth kepada keluarganya yaitu ia sudah mulai memikirkan cita-
citanya. Ruth ingin menjadi seorang bidan katanya kepada orangtuanya. Namun untuk hal tersebut nenek menasehati agar tidak boleh nakal dan selalu bersikap baik
agar hal tersebut dapat terwujud. Berbicara tetntang lingkungan tempat tinggal dari keluarga Ruth diakui sang nenek ialah lingkungan yang baik-baik saja, anak-anak
Universitas Sumatera Utara
76
yang berada di dalamnya juga baik, sore hari mereka bermain bersama. Karena mereka juga tinggal di wilayah komplek guru sehingga rata-rata orangtua disana ialah
guru dan mereka mengajarkan anaknya untuk bersikap baik kepada orang yang lebih tua. Namun ketika si nenek melihat Ruth bermain bersama temannya yang berada di
luar komplek ataupun jauh maka nenek tersebut akan cepat menyuruh Ruth untuk kembali. Neneknya tidak ingin Ruth bermain dengan teman-temannya yang nakal dan
agar tidak belajar mengucapkan kata-kata yang kotor. Penilaian masyarakat tempat tinggal Ruth mendukung tindakan dari keluarga Ruth yang memberikan pendidikan
sejak usia dini kepada anak. 4.1.5.2
Informan biasa Guru dan Yayasan YPN Putra Sejahtera
1. Nama
: Lasni Sihotang Jenis Kelamin
: Perempuan Usia
: 27 Agama
: Protestan Pendidikan Terakhir : S 1
Status : Menikah
Alamat : Jl. Bunga Rampai 2
Pekerjaan : Guru
Lasni Sihotang adalah seorang guru yang ada di YPN Putra Sejahtera sejak dua tahu yang lalu. Ia merupakan pengajar di kelas Tk B bersama dengan Lilis
Susianti. Ibu Lasni Sihotang mengaku mengajar di pendidikan anak usia dini karena awalnya sangat suka dengan anak-anak dan ingin mengajari mereka. Menurut beliau
Universitas Sumatera Utara
77
hal yang diajarkan di sekolah ialah meliputi mengarahkan anak tentang mencintai tanah air, mengetahui berasal dari suku mana dan paham bahwa ia harus cinta kepada
tanah air Indonesia. Proses pengajaran yang diberikan masih sekedar mengenal huruf saja tetapi kadang orangtua menginginkan anaknya sudah langsung bisa lancar
membaca. Hal ini dikarnakan ada satu atau dua sekolah di daerah mereka yang hanya menerima anak sekolah dasar yang sudah bisa membaca dan itu menjadi
kekhawatiran tersendiri bagi para orangtua. Namun untuk hal tersebut tidak dipaksakan kepada anak usia dini untuk dilakukan. Kalau untuk berhitung memang
sudah diajarkan dan anak usia dini yang mereka ajarkan sudah pandai berhitung. Menurut ibu Lasni yang saat ditemui juga sedang hamil ataupun mengandung sudah
menjadi nilai lebih kepada anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini dibandingkan yang tidak. Alasannya karena anak yang mengikuti pendidikan anak
usia dini dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak ia ketahui sehingga dapat menjadi nilai lebihnya.
Dalam proses pengajarannya ibu Lasni juga selalu bercerita ataupun bertukar pikiran dengan orangtua tentang bagaimana perkembangan si anak di rumah dan apa
yang menjadi kekurangannya sehingga ia kesulitan menerima pelajaran yang diajarkan. Menurut beliau ituah peran orangtua agar terlibat langsung dalam proses
pengajaran sehingga guru bisa lebih mudah mengarahkan si anak. Salah satu contoh ketika ada orangtua anak usia dini yang bercerita bahwa anaknya di rumah masih
suka ngompeng ataupun memakai kompeng ketika minum. Maka setelah itu ketika di sekolah ibu Lasni mengajarkan dan membimbing agar anak yang diajarkan sudah
Universitas Sumatera Utara
78
tidak memakai kompeng lagi karna sudah beranjak dewasa. Minat anak di kelas yang ia ajarkan sangat tinggi namun ada dua orang yang kurang bersemangat dalam proses
pengajaran. Ketika peneliti menanyakan apakah ada anak yang sering melakukan keributan ketika berada di kelas maka ibu itu tertawa dan menjawab ya sudah pasti
namanya juga anak-anak dan banyak memang yang melakukan keributan terutama saat proses pengajaran berlangsung. Contohnya ketika ada kawannya diam pas belajar
maka anak yang jahil tersebut mengganggu temannya dengan cara mencubitnya. Jadi tindakan pertama yang dilakukan ialah dengan cara menegur namun jika hal tersebut
tidak membuat jera si anak maka anak yang nakal tersebut di suruh berdiri di depan kelas dengan tujuan agar merasa malu kepada temannya karna melakukan kejahilan.
Namun anak hanya disuruh berdiri di depan kelas tidak lama dan tidak ada kekerasan yang dilakukan kepada anak yang ia ajarkan. Menurut guru ini tidak ada kesulitan
yang pernah ia temui selama ia mengajar anak usia dini Dalam proses pengajaran yang diberikan pernah guru ini menemukan anak
usia dini yang ketika berada di sekolah ialah anak yang baik, penurut dan pintar di sekolah sedangkan di rumah menjadi anak yang tidak teratur ataupun sesukanya di
rumah padahal sudah diajarkan untuk bersikap baik ketika berada di sekolah. Hal tersebut menurut beliau dikarnakan orangtuanya yang terlalu memanjakan anaknya
sehingga menjadi sesukanya ketika berada di rumah namun ketika berada di sekolah ia takut dengan gurunya hingga akhirnya tidak berani berbuat nakal. Untuk itu guru
ini mengajarkan kepada anak didiknya menyangkut moralnya agar ditempah menjadi anak yang lebih baik. Setelah itu dikembangkan karakter yang baik pada si anak
Universitas Sumatera Utara
79
sesuai yang diharapkan oleh semua orang terutama orangtuanya. Namun ada juga yang akhirnya anak usia dini yang harus berhenti dari sekolah karna kesulitan biaya
dan tidak dapat membayar uang sekolah. Yang menjadi penyebab anak usia dini tidak dapat mengikuti pendidikan di sekolah selain karna sakit ada juga yang karna
orangtuanya harus menghadiri pesta sehingga anaknya dibawa turut serta karna kekhwatiran tidak akan ada yang mengantar atau menjemput di sekolah dan juga
tidak ada temannya ketika berada di rumah. Ibu guru ini mengaku bahwa untuk mengontrol emosinya saat mengajar anak usia dini dengn cara lebih bersabar
mendidik mereka. Media yang menjadi sumber pengajaran guru ini dalam memberikan
pendidikan diperoleh dari buku-buku yang ia baca kemudian juga sesekali ia mengutipnya dari internet. Keterampilan yang ia ajarkan seperti mewarnai gambar
kemudian seni melipat kertas atau origami. Setelah itu kegiatan olahraga juga diberikan kepada anak usia dini. Untuk mengantisipasi anak yang bosan berada di
kelas dan membuat mereka merasa betah maka ibu ini akan membuat permainan dimulai dengan menyanyi diteruskan dengan membuat gambar dan menciptakan syair
lagu dari gambar tersebut setelah itu menyerahkan kepada anak untuk menjawabnya sehingga anak juga tidak sekedar bermain namun dilatih untuk bisa kreatif. Mengenai
pengaruh lingkungan tempat tinggal dengan perkembangan anak menurut ibu Lasni akan sangat mempengaruhi apabila teman bermain si anak merupakan anak yang
nakal dan dikhawatirkan anak tersebut juga terikut menjadi anak yang nakal. Sehingga diperlukan peran orangtua dalam pengawasan terhadap teman bermain
Universitas Sumatera Utara
80
anak. Tetapi kalau di lingkungan sekolah menurut guru ini baik-baik saja, semua anak teratur dan dapat diajari bersikap baik. Upaya yang dilakukan agar anak terhindar dari
lingkungan yang buruk ialah dengan memberikan pengawasan kepada anak usia dini oleh orangtua. Kemudian orangtua dapat berdiskusi ataupun menceritakan tentang
perkembangan anaknya di rumah begitu juga dengan guru di sekolah. Sehingga hal- hal yang negatif yang dilakukan anak bisa segera dihindarkan. Jadi komunikasi
merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam perkembangan anak. 2.
Nama : Helpa Puspita Sari Gurusinga
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 23
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : SMA Status
: Lajang Alamat
: Jl. Bunga Rampai No. 240 Pekerjaan
: Guru Mahasiswa Mis helpa biasa panggilan oleh anak usia dini kepada ibu guru yang mengajar
di tk A ini. Helpa adalah salah satu dari tiga orang guru yang ada di YPN Putra Sejahtera. Ia sendirian dalam mengajar anak usia dini di kelas tk A. Maklum karena
muridnya juga lebih sedikit dari yang ada di kelas tk B. Helpa merupakan guru sejak awal terbentuknya YPN Putra Sejahtera. Ia mengajar hampir empat tahun lamanya.
Untuk menjadi seorang guru anak usia dini, ia mengaku belajar sebelumnya ke lembaga pelatihan pengajar anak usia dini untuk bisa mengajar di YPN Putra
Universitas Sumatera Utara
81
Sejahtera. Tempat tinggal mis Helpa berdekatan dengan sekolah sehingga memudahkan mis ini untuk sampai di sekolah terlebih dahulu dibandingkan guru
yang lain. Yang membuat mis Helpa tertarik mengajar di yayasan ini ialah karena di sekolah ini mengajarnya nyaman dan tidak ada keributan dikarnakan lokasi sekolah
yang jauh dari jalan raya sehingga sangat nyaman dan tenang untuk mengajar. Yang menjadi prioritas pengajaran di YPN Putra Sejahtera menurut Helpa ialah pendidikan
karakter yang baik. Yang menyebabkan anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini lebih baik dibandingkan yang tidak mengikuti pendidikan terletak pada
kepercayaan diri si anak ketika berada di kelas. Contohnya ialah anak usia dini yang mendapat pendidikan PAUD lebih sering berlatih di sekolah kemudian juga si anak
yang mempunyai teman-teman di sekolah menghasilkan anak menjadi percaya diri karena telah mudah bergaul dan berguna ketika nanti telah berada di sekolah dasar.
Fokus dari mis Helpa dalam memberikan pendidikan anak usia dini ialah selain pendidikan karakter yang akan kita ajarkan, kita juga mengembangkan kepercayaan
diri si anak, kemudian dalam mengenal huruf dan angka setelah itu juga kita tekankan cinta kepada tanah air. Menurut guru yang juga seorang mahasiswa perguruan tinggi
swasta ini peran orangtua dalam proses pengajaran ialah berupa memberikan masukan dimana saja yang menjadi kekurangan kepada anaknya. Komunikasi seperti
ini biasa terjadi ketika ada pertemuan antara orangtua ataupun rapat kepada orangtua anak usia dini. Ia mengatakan bahwa belum pernah terjadi permasalahan antara
dirinya dengan orangtua. Namun jika pun ada maka hal tersebut bisa dibicarakan secara baik-baik. Selisih yang biasa terjadi antara orangtua dan guru ialah terletak
pada keinginan orangtua yang ingin anaknya sudah langsung bisa membaca padahal
Universitas Sumatera Utara
82
di dalam kurikulum mereka hal tersebut tidak ada dan tidak bisa dipaksakan kepada anak. Orangtua anak usia dini biasa bercerita kepada gurunya tentang tingkah si anak
ketika di rumah dan apa yang menjadi kekurangannya atau tentang apa yang diajarkan di sekolah kemudian telah dipraktekkan si anak di rumah.
Minat anak untuk mengikuti pendidikan di sekolah mereka menurut mis helpa sangat tinggi, selain dikarnakan ada mainan di sekolah ditambah adanya teman-teman
sekolah mereka. Bahkan pernah ada orangtua yang cerita kalau anaknya akan menangis jikalau tidak diizinkan ke sekolah. Anak yang melakukan keributan di
sekolah biasanya karena sering mengobrol dan bermain dengan temannya. Jika hal tersebut terjadi maka mis helpa biasa menghukum dengan cara menegur dan apabila
tidak berhasil kepada si anak dan kembali mengulangnya maka si anak juga akan disuruh berdiri di depan kelas sehingga anak yang nakal tersebut merasa malu kepada
teman-temannya dan tidak akan mengulang kesalahannya. Yang membuat mis helpa kesulitan dalam mendidik anak dikarnakan tuntutan
dari orantua yang terlalu berlebihan seperti anak yang sudah harus bisa membaca sedangkan di kurikulum masih hanya pada pengenalan angka dan huruf. Ada
beberapa anak yang di sekolah merupakan anak yang baik dan mudah menangkap pelajaran tetapi di rumah menjadi anak yang nakal dan bersikap sesukanya. Hal itu
menurut mis Helpa dikarnakan si anak diberikan kebebasan ketika berada di rumah sedangkan di sekolah ia harus mengikuti aturan-aturan. Mandiri dan bertanggung
jawab merupakan nilai utama yang biasa mis helpa ajarkan kepada anak usia dini.
Universitas Sumatera Utara
83
Anak-anak usia dini yang berhenti mengikuti pendidikan di tengah jalan ataupun yang keluar biasanya dikarnakan orangtuanya tidak sanggup membayar uang
pendidikannya atau mengalami masalah ekonomi namun ada juga yang karna si anak mempunyai semangat di awal saja dan akhirnya malas untuk sekolah setelahnya.
Kemudian yang menjadi alasan dari anak usia dini tidak mengikuti pendidikan ataupun tidak dapat hadir ialah karena anak tersebut sakit sehingga orangtuanya tidak
mengizinkannya ke sekolah kemudian juga karna orangtua anak usia dini tersebut ke pesta keluarga sehingga menyebabkan ia harus membawa anaknya karena takut tidak
ada yang menjaga anaknya ketika pulang dari sekolah. Guru yang masih berumur 23 tahun ini mengaku mengontrol emosinya ketika melakukan proses pengajaran dengan
cara memikirkan apa sebenarnya yang menjadi tugas serta tujuannya menjadi guru anak usia dini yaitu mendidik anak secara tepat dan bukan melalui tindakan
kekerasan. Keterampilan yang biasa diajari di sekolah ialah seni, bahasa, materi kognitif
dan semua yang diperlukan. Media yang menjadi sumber guru ini dalam memberikan pendidikan ialah berasal dari buku-buku, internet kemudian televisi seperti jika ada
tayangan yang bagus atau siaran yang bagus untuk diajarkan kepada anak usia dini maka hal tersebut bisa diajarkan kepada anak. Tetapi ibu guru ini lebih sering
memakai buku sebagai sumber mengajarnya. Cara membuat anak merasa betah dan nyaman di sekolah ialah dengan cara melihat apa yang menjadi kemauan mereka
namun tetap ada batasannya. Biasanya mereka ingin selalu bermain bersama teman- temannya dan hal tersebut kemudian juga dibatasi supaya tidak sepanjang waktu
Universitas Sumatera Utara
84
mereka bermain terus. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak dikarnakan anak-anak sangat suka menirukan apa saja yang dilakukan oleh orang di
sekitarnya. Jadi untuk menghindarkan anak dari lingkungan yang buruk ialah dengan cara mengawasi anak agar tidak mengikuti anak-anak yang nakal dalam
pergaulannya. Mis helpa juga mengaku bahwa untuk hal seperti ini peran orangtualah yang sangat diharapkan dalam mengawasi anak agar terhindar dari lingkungan yang
buruk. Untuk guru hanya bisa dengan cara memberikan pengarahan ketika berada di sekolah dan mengingatkan agar tidak bermain dengan anak-anak yang nakal serta
menjauhi lingkungan yang tidak baik tersebut. 3.
Nama : Herlina Purba
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 48
Agama : Protestan
Pendidikan Terakhir : PGTK Status
: Menikah Alamat
: Jl. Bunga Rampai 6 Pekerjaan
: Yayasan Ibu Herlina Purba adalah wakil yayasan di YPN Putra Sejahtera. Beliau dan
suaminya bapak Lamlam Tarigan selaku ketua yayasan yang mendirikan sekolah ini pada tanggal 13 juni 2010. Bapak Lamlam Tarigan sebagai pendiri sekolah ini
mendirikan sekolah dari kantong sendiri dan bantuan dari orangtua angkat beliau yang berada di Australia. Ibu ini merupakan tamatan dari pendidikan guru taman
Universitas Sumatera Utara
85
kanak-kanak. Beliau juga aktif mengajar sekolah minggu kepada anak-anak di gereja tempat mereka beribadah. Yang menjadi visi dan misi YPN Putra Sejahtera dalam
memberikan pendidikan kepada anak usia dini ialah membangun pondasi dasar anak menuju masa depan bangsa, berkarakter, baik, beriman , cerdas, mandiri, serta berani
tampil tanpa membedakan suku, bangsa, dan agama. Menurut ibu Herlina yang membuat sekolah ini dapat bertahan walaupun berada di daerah yang jauh di
perkotaan dan berada di wilayah masyarakat yang kurang secara ekonomi ialah dikarnakan proses pengajaran kepada anak usia dini dilakukan dengan proses yang
terbaik serta kewajiban sebagai pemuda daerah yang ingin membantu agar masyarakat di daerah mereka bisa memberikan pendidikan kepada anak usia dini
yang mereka miliki. Agar anak-anak di daerah tersebut terbentuk karakternya secara baik yaitu karakter yang baik kemudian cerdas. Sejauh ini yayasan yang telah berdiri
hampir empat tahun ini belum pernah sekalipun memperoleh bantuan dari pemerintah.
Menurut beliau permasalahan dunia pendidikan saat ini ialah biaya untuk mengikuti proses pendidikan yang terlalu mahal. Sehingga tugas negara yang berada
dalam pembukaan uud 1945 yang menjamin kecerdasan hidup berbangsa dan ikut dalam keprntingan sosial sudah mulai tidak sejalan saat ini. Karena untuk
menyekolahkan anak ke sekolah saja sekarang biayanya sudah sangat mahal walaupun sekolah itu merupakan sekolah negri. Seperti halnya di daerah ibu Herlina
Purba mayoritas masyarakatnya ekonomi menengah ke bawah. Sehingga ada beberapa orangtua yang kesulitan membayar uang sekolah tepat waktu. Jadi untuk
Universitas Sumatera Utara
86
mengantisipasi hal tersebut yayasan biasanya memberikan diskon yang meringankan orangtua tersebut membayar uang sekolah agar anaknya tetap bisa bersekolah. Sebab
kebanyakan yang bersekolah di Putra Sejahtera merupakan keluarga dari golongan bawah ataupun tidak mampu.
Pendidikan kepada anak usia dini saat ini sangatlah penting karna sejak dini kita telah melatih anak-anak usia dini ini untuk memiliki akhlak yang lebih mengerti,
semakin berani dan cerdas. Untuk hal tersebut tidak pernah terjadi permasalahan di sekolah. Yang menjadi masalah hanyalah keterlambatan membayar uang sekolah oleh
orangtua anak usia dini. Interaksi antara orangtua dan guru diakui ibu ini berjalan sangat baik. Hal-hal seperti kegiatan harmoni wisata ataupun study tour ke museum
atau juga acara kelulusan buat anak usia dini dibicarakan dengan orangtua secara baik-baik. Jika akan ada kegiatan seperti itu pihak yayasan akan mengundang
orangtua anak usia dini untuk membicarakan secara baik-baik. Tidak ada pemaksaan ataupun keharusan seperti sekolah-sekolah yang lain. Yayasan akan melihat semampu
orang tua saja dan sekolah juga menyediakan fasilitas ataupun tempat dimana orangtua, guru dan yayasan bisa bermusyawarah di sekolah. Namun pernah juga
sekali waktu terjadi salah paham antara guru dan orangtua. Hal itu dikarnakan ada orangtua anak usia dini yang membandingkan yayasan Putra Sejahtera dengan
sekolah lain yang anaknya baru dua bulan belajar di sekolah sudah meminta kepada gurunya agar anaknya langsung bisa membaca. Jadi untuk kejadian tersebut maka
kita berikan pengertian kepada orangtua bahwa anak usia dini tidak bisa dipaksa dalam memperoleh pendidikan. Kemudian guru juga mempunyai kurikulum yang
Universitas Sumatera Utara
87
dimana anak usia dini tidak diharuskan sudah langsung bisa membaca. Hal itu dilakukan agar orangtua mengerti dan tidak terlalu menekan anaknya yang masih
mempunyai keinginan lebih bermain dibandingkan belajar. Setelah lulus biasanya anak usia dini yang ada di YPN Putra Sejahtera meneruskan pendidikan sekolah
dasarnya ke SD Santo Petrus atau SD Harapan Baru.
4.2 Analisa dan Interpretasi Data
4.2.1 Potensi Anak Yang Mendapatkan Pendidikan Sejak Usia Dini
Potensi berasal dari bahasa inggris to potent yang berarti keras atau kuat. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan ataupun daya. Secara sederhana defenisi potensi bisa dikatakan sebagai
segala sesuatu yang dapat dikembangkan untuk masa depan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa potensi diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh
seseorang yang masih terpendam dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan apabila didukung dengan latihan serta sarana yang memadai. Anak-
anak merupakan calon generasi penerus bangsa yang nantinya akan menjadi tumpuan harapan negara dalam menyelesaikan segala permasalahan di masa depan.
Dibutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya cerdas kognitif saja, tetapi juga sumber daya manusia yang cerdas secara sosial dan emosional.
Universitas Sumatera Utara
88
Secara umum potensi diri yang ada pada setiap manusia dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu :
1. Potensi fisik merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai
fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup.
2. Potensi mental intelektual merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak
manusia terutama otak sebelah kiri. Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
3. Potensi sosial emosional merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak
manusia terutama otak sebelah kanan. Fungsinya antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri.
4. Potensi mental spiritual merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada
bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan di luar ego.
5. Potensi daya juang merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada
bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang tinggi.
Pendidikan anak usia dini yang kini mulai berkembang dan mulai diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah merupakan basis pendidikan anak yang
sangat penting. Meskipun terkadang masih terdapat juga sebagian kecil masyarakat yang masih memandang sebelah mata terhadap lembaga pendidikan ini. Diakui oleh
para orangtua anak usia dini di YPN Putra Sejahtera bahwa ada beberapa kerabat, tetangga serta teman satu lingkungan yang sering menanyakan mengapa terlalu cepat
Universitas Sumatera Utara
89
memberikan pendidikan kepada anak mereka. Mereka mengatakan bahwa mubazir uangnya dihabiskan untuk hal seperti itu dan lebih baik dibuat untuk keperluan yang
lain. Seperti dialami oleh seorang informan S.P. atau Ibu Yohana Kezia Sihotang Pr 39 thn.
“Kalau tetangga yang ada di dekat rumah bilangnya bagus cepat sekolah supaya tidak keluyuran gag jelas juga. Tapi ada saudara kita juga yang
bilang kok cepat kali kezia sekolah, nanti di sekolah bisa stres dia dan pasti harus bayar uang sekolah. Begitu juga ada yang bilang, tetapi setelah saya
lihat hasilnya cukup bagus dan anak pun udah mulai belajar mandiri, mengerjakan tugasnya sendiri dan ibu harap untuk seterusnya dia bisa
semangat belajar. Jadi gag rugi masukkan kezia ke Putra Sejahtera.”
Ada benarnya yang dikatakan oleh ibu Kezia Sihotang karena PAUD memiliki menfaat yang bermakna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak baik
dalam aspek kognitif, emosi, fisik, sosial, dan emosional. Hal tersebut juga sesuai dalam pembaruan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi, dan strategi
pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah. Idi,2011:162 PAUD memiliki rencana pembelajaran yang sesungguhnya kompleks dan
mampu meningkatkan potensi anak. Manfaat rangkaian proses belajar tersebut sesungguhnya adalah membuat anak usia dini mampu melewati tugas
perkembangannya dengan baik. Para orang tua yang belum memahami syarat tugas perkembangan anak usia dini dan tidak mendidikkan anaknya di PAUD akan
Universitas Sumatera Utara
90
memiliki kesulitan dalam mendidik dan menstimulasi anak secara tepat. Perkembangan anak usia dini memang merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Pasalnya, jika ada anak usia dini yang mengalami perkembangan yang lambat yang tidak diketahui sejak dini, maka akan menjadi sulit bagi anak untuk
tumbuh secara optimal. Sedangkan, di dalam PAUD, anak akan mendapatkan bimbingan untuk dapat tumbuh secara optimal baik dalam aspek kognitif, emosional,
sosial, bahasa, seni, fisik dan spritural. Gambaran diatas sesuai dengan yang diutarakan informan D.S. atau ibu Philip
Nababan Pr,40 tahun yang mengatakan : “PAUD sangat penting sekali untuk anak usia dini semisal anak saya karna
zaman sekarang anak dituntut untuk lebih cepat mengenal pelajaran di sekolah. Tujuannya juga supaya anak menjadi lebih mandiri, disiplin dan
sejak usia dini dia lebih pintar lagi. Dan sekarang Philip saya lihat udah mulai mandiri, berani tampil gag malu-malu lagi dan bisa mengetahui dan
menyanyikan lagu dengan memakai bahasa inggris sedikit-sedikit. Dia juga udah mulai belajar bertanggung jawab dengan mengerjakan pekerjaan
rumahnya sendiri.”
Anak usia dini memang sebaiknya mengikuti PAUD agar menjadikan anak tersebut berkembang secara optimal dan tidak tertinggal. Kemudian para orang tua
hendaknya memberikan dukungannya secara optimal agar anak tidak hanya mendapatkan pendidikan dari sekolah tetapi juga mendapatkannya ketika berada di
rumah. Usia pada anak usia dini memasuki PAUD idealnya 2 hingga 5 tahun. Fleksibiltas PAUD yang dapat menerima siswa kapan pun tanpa menunggu tahun
ajaran baru merupakan kebijakan yang ramah kepada orang tua dan anak yang hendak mendaftarkan diri ataupun sekedar mencari tahu tentang seberapa pentingnya
Universitas Sumatera Utara
91
pendidikan anak usia dini itu sendiri. Seperti yang dilakukan oleh YPN Putra Sejahtera ketika akan memulai tahun ajaran dan mulai menerima anak usia dini yang
baru. Gerbang dibiarkan terbuka dengan pengertian bahwa sekolah membuka pintu masuk setiap orangtua yang ingin mendaftarkan anak usia dini kapan pun. Jadi,
yayasan serta guru dengan tangan terbuka boleh dijumpai walaupun sudah sore hari dan tentunya bisa datang ke kediaman guru serta yayasan Putra Sejahtera untuk
mendaftarkan anaknya, menanyakan informasi pendaftaran ataupun hanya sekedar sharing ataupun mengobrol tentang pentingnya pendidikan anak usia dini.
4.2.2 Kondisi Anak Usia Dini di YPN Putra Sejahtera
Setiap hari sekolah akan ada kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak usia dini di lembaga pendidikan ini. Kegiatan tersebut dilakukan secara rutinitas dalam
menunjang proses pendidikan yaitu seperti belajar berhitung atau membaca kemudian bernyanyi hal yang diajarkan atau juga saat harus bekerjasama dengan sesama anak
usia dini dalam mengikuti permainan yang diberikan oleh guru ataupun misnya. Kita pasti tidak tahu apakah yang sebenarnya dirasakan atau dipikirkan oleh anak-anak
usia dini ini. Setiap anak akan memiliki perasaan yang berbeda-beda tentang apa yang telah dialaminya saat di sekolah. Banyak hal yang dapat dialami anak usia dini
tersebut yaitu seperti senang, sedih, gembira, nyaman, tidak nyaman, marah, tidak suka dan banyak hal lagi. Sebab tidak semua anak usia dini mempunyai semangat
yang tinggi dalam mengikuti proses pendidikan. Seperti yang diungkapkan L.S. Pr, 27 tahun :
“yang menjadi alasan anak usia dini untuk gag sekolah lagi selain karna ekonomi keluarganya lagi susah ya karna si anaknya sendiri malas ke sekolah
Universitas Sumatera Utara
92
maunya masih main-main, jadi ketika sudah diantar orangtuanya kesini pun ada anak yang menangis dan minta pulang. Biasanya anak seperti itu akibat
dia tidak mempunyai teman di sekolah tetapi kalau di dekat rumahnya mungkin banyak atau juga sebab itu dia belum merasa nyaman ditinggal
orangtuanya di sekolah.”
Untuk membuat anak usia dini mengikuti yang dikatakan oleh orangtua bukanlah sesuatu yang mudah. Terutama saat anak tersebut sangat tidak suka dengan
apa yang disuruh oleh orangtuanya. Contoh kecilnya saat anak disuruh untuk makan sayur, membereskan mainannya atau bisa juga saat disuruh untuk mandi. Namun
untuk hal seperti itu orangtua mungkin masih memberikan toleransi namun berbeda halnya saat itu menyangkut pendidikan formal si anak yaitu saat si anak harus pergi
ke sekolah. Untuk anak yang masih malas untuk berangkat ke sekolah orangtua pasti akan berusaha keras untuk memaksa baik itu dengan cara memarahi ataupun
membujuk si anak. Anak yang mendapat perlakuan seperti itu pada akhirnya memang akan berangkat ke sekolah tetapi orangtua tidak akan tahu bagaimana perasaan si
anak. Hal kecil seperti itu dapat membuat jiwa anak tidak sehat dan akan menggangu proses perkembangannya. Oleh sebab itu orangtua tetap harus berhati-hati dalam
memberikan sesuatu kepada anak terutama saat anak tersebut masih di usia sangat muda.
Orangtua akan sangat terbantu dalam mengawasi proses perkembangan anak apabila si anak usia dini menceritakan setiap hal yang dilakukannya kepada orangtua
dan hal tersebut dilakukannya dengan tanpa ditanya terlebih dahulu dari orangtua. Sebab anak akan berada di luar pengawasan orangtua secara tidak langsung saat
mereka di sekolah ataupun saat mereka bermain dengan teman-temannya di sekitaran lingkungannya. Jadi dengan menceritakan kepada orangtua mengenai pengalamannya
Universitas Sumatera Utara
93
maka orangtua juga dapat memahami serta memberikan pengajaran terhadap yang dilakukan oleh anaknya. Begitu pula dengan yang terjadi pada anak usia dini di
yayasan Putra Sejahtera. Ada orangtua anak usia dini tersebut yang sering mendengarkan cerita anaknya saat di sekolah dan menjadikan orangtua tidak khawatir
terhadap apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh anaknya serta ada juga orangtua yang anaknya hanya menceritakan pengalamannya di sekolah hanya saat ditanya.
Berikut adalah gambaran yang diberikan orangtua anak usia dini saat ditanya mengenai kondisi anak usia dini dalam mengikuti pendidikan :
“kalau Philip biasanya cerita pas di sekolah kalau ada kejadian tertentu di sekolah makanya kita sering nanya dan dia termasuk anak yang malas ke
sekolah, maunya libur, agak bandal memang cuman sudah agak berkurang lah”. Ibu Philip Nababan
“Si kesia selalu cerita apa saja kegiatannya saat di sekolah. Kekgini misnya di sekolah mak. Semualah diceritakan pas di sekolah sama kami. Tetapi untuk
pelajarannya dia agak kurang mengingat memang. Karna lebih banyak mengobrol sama temannya mungkin.” Ibu Maria Kezia
“Sering kalau Yoshua cerita pas di sekolahnya, kayak kemarin lah pas mereka ada kegiatan berenang jadi diceritakannya lah semua pas mereka
disana karna saat itu juga gag ikut saya mendampinginya karna ada masuk kuliah jadi saya titip ke misnya aja. Dia juga cerita kalau mereka mau pergi
ke binjai untuk keperluan study tour mungkin. Kalau untuk semangat belajarnya sangat tinggi, pulang sekolah langsung nunjukin peernya, tapi
karna akan berangkat kuliah saya bilang nanti malam kakak bantu mengerjakannya ya. Pas sakit pun dia tetap mau sekolah karna saking
semangatnya tetapi tetap kita larang supaya tunggu sembuh dulu”. Bibi Yoshua Sianturi
Saat peneliti bertemu dengan anak usia dini tidak perlu menunggu lama untuk kami bisa akrab. Mereka terbuka saat peneliti mencoba mengajak berbicara ataupun
mengobrol yang kemudian setelah itu mulai bermain bersama seperti membantu mereka bermain ayunan ataupun bermain kejar-kejaran. Philip merupakan anak yang
Universitas Sumatera Utara
94
cukup akrab dengan peneliti. Dia sangat senang setiap peneliti mengambil poto untuk keperluan dokumentasi dan mengajak teman-temannya supaya ikut di foto. Seperti
yang dikatakan ibunya memang dia agak sedikit nakal, tetapi dia sangat kompak bermain dengan teman-temannya. Maria kezia merupakan anak gemuk yang menurut
peneliti sangat lucu. Dia selalu malu-malu saat peneliti mengajaknya berbicara ataupun bermain dan sering menertawakan peneliti bersama teman-temannya.
Kakaknya dulu bersekolah di yayasan ini juga dan setelah melihat hasil perkembangannya maka maria juga dimasukkan kesini. Teman-temannya lebih suka
memanggilnya dengan sebutan kesia. Saat itu Maria kesia terlihat murung saat orangtuanya menjemputnya sebelum sekolah pulang. Hal tersebut diakibatkan ada
pesta yang harus dihadiri sehingga Kesia harus ikut karena tidak ada orang di rumah yang mengawasinya. Sementar itu Yoshua merupakan anak dengan bada yang
mungkin paling kecil diantara teman-temannya. Dia juga berada di kelas A yang tergolong anak yang berada di usia 4-5 tahun. Yoshua terlihat lebih tenang tetapi juga
mau mengobro dengan peneliti. Sedih membayangkan bahwa anak seumur ini sudah tidak mempunyai ayah dan ibu. Menurutnya bulang dan bibinya sangat baik padanya
dan pulang sekolah nanti dia akan dijemput oleh bibinya. Badannya memang agak kurus tetapi itu tidak menghalanginya untuk ikut berlarian dengan teman-temannya.
Kondisi anak usia dini di Putra Sejahtera memang bermacam-macam tetapi mereka sama dalam hal antusias mengikuti pendidikan di tempat tersebut. Baik itu
saat di dalam kelas saat berlatih berhitung ataupun mengingat dan menyanyikan lagu bahasa inggris. Kemudian saat mereka di luar kelas untuk beristirahat dan memakan
bekal yang telah mereka bawa dari rumah. Saat seseorang dengan gilirannya
Universitas Sumatera Utara
95
memimpin doa untuk makan kemudian harus antri untuk membersihkan tangan mereka di wastafel sampai saat mereka kemudia bermain-main dengan temannya.
Pada suatu kesempatan ada seorang anak yang buang air besar di luar atau di celana. Sebelumnya peneliti mengira bahwa anak tersebut akan mendapatkan banyak ejekan
dari teman-temannya karna pada saat itu sangat tidak sedap wangi yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut. Namun perkiraan peneliti salah besar, setelah anak tersebut
keluar dari kamar mandi dan memakai celana yang sudah khusus dipersiapkan untuk peristiwa tersebut tidak ada anak-anak yang tertawa ataupun mengejek. Wajah anak
tersebut sangat malu dan tidak berani menatap teman-temannya. Namun ada seorang anak perempuan yang mengajaknya duduk di sebelahnya dan mengatakan “jangan
diejek ya malu dia ini”. Hal tersebut dituruti yang lain dan terbukti tidak ada yang mengejek ataupun mentertawakannya. Kemudian ibu Herlina Purba menjelaskan
kepada peneliti terkait peristiwa yang baru terjadi : “Disini memang udah begitu, gag ada anak-anak yang mengejek apabila
terjadi yang kayak itu. Karena gurunya sebelumnya telah memberikan pengajaran bahwa hal tersebut bukan untuk sesuatu untuk diejek, kita ajari
bahwa semua orang bisa mengalami hal tersebut dan kita sebagai temannya tidak boleh menjauhi bahkan harus membuat dia supaya tidak malu lagi. Jadi
tidak ada anak-anak yang mau mengejek apabila terjadi hal tersebut. Celananya memang udah disiapkan sekolah apabila terjadi hal tersebut.”
Walaupun berada di daerah yang sangat jauh dari perkotaan tetapi kualitas pendidikan di YPN Putra Sejahtera juga sangat bagus. Hal tersebut bisa dilihat dari
kondisi anak usia dini yang telah digambarkan sebelumnya. Dengan tenaga pengajar yang seadanya tidak membuat anak usia dini tidak bisa diperhatikan secara penuh.
Apabila setiap anak memiliki pendidikan serta pemahaman seperti yang digambarkan tersebut maka ke depannya akan lahir anak-anak yang memiliki tingkat kedewasaan
Universitas Sumatera Utara
96
yang tinggi dan dapat membantunya dalam berinteraksi serta bergaul dalam setiap lingkungan manapun.
4.2.3 Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Anak
Usia Dini di YPN Putra Sejahtera
Istilah karakter dapat dihubungkan dengan istilah etika, ahlak, atau nilai dan
berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif dan bukan sesuatu yang netral. Pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diterapkan ke dalam pemikiran
seseorang untuk menjadikan akhlak jasmani rohani maupun budi pekerti agar menjadi lebih berarti dari sebelumnya sehingga dapat mengurangi krisis moral yang menerpa
negeri ini. Pengertian pendidikan karakter amat sangat lebih baik diterapakan ke dalam pikiran seseorang sejak usia dini, sehingga dapat membentuk karakter
seseorang menjadi lebih bernilai dan bermoral di usia dini untuk kemudian dapat menjadi landasan kuat di dalam kehidupannya kelak. Penguatan pendidikan moral
atau pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut berupa merajainya
korupsi, meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan kepada anak- anak dan remaja, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perusakan milik orang lain
dan banyak lagi sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, sehingga dari semua itu betapa pentingnya pendidikan karakter
untuk ditanamkan kepada generasi muda saat ini. Oleh karena itu diperlukan konsep pendidikan karakter terutama konsep pendidikan yang beranjak dari akar budaya
Universitas Sumatera Utara
97
luhur bangsa Indonsesia. Di Putra Sejahtera hal tersebut memang sudah menjadi bagian utama proses pembelajaran yang diberikan. Seperti yang diutarakan oleh
informan H.P Pr,48 thn yang mengatakan: “Di sekolah ini hal yang utama kita berikan ialah pendidikan karakter,
karakter yang baik tentunya dan juga bermanfaat buat si anak di masa depan. Rata-rata orangtua murid yang menyekolahkan anaknya disini mempunyai
tujuan memberikan pendidikan hanya agar anaknya sudah lancar membaca dan bisa berhitung cepat. Sehingga apa hal utama yang sangat penting
mereka lupa yaitu karakter anak itu mau jadi seperti apa mereka lupa. Setiap hari nanya ke misnya atau gurunya kenapa kok anak saya belum bisa
membaca. Jadi untuk hal tersebut saya sering mengajak orangtua untuk musyawarah dan memberikan penjelasan tentang apa yang sebenarnya
sangat penting untuk ditanamkan kepada anak.”
Hal tersebut diperkuat informan yang seorang guru H.P.Gs. Pr,23thn:
“Prioritas pengajaran di YPN Putra Sejahtera adalah pendidikan berkarakter yang baik kepada anak. Pembentukan karakter pada seorang anak memang
butuh waktu dan komitmen yang tidak hanya dari guru untuk mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter namun juga dari orangtuanya sendiri
sebagai orang yang lebih dekat dengan anak .Butuh waktu dan perhatian dari lingkungan yang merupakan tempat anak itu bertumbuh. Jika kita
mengajarinya sesuai dengan proses serta kurikulum yang juga kita punya maka akan berdampak positif. Banyak anak awalnya masuk disini masih
harus ditemani mamanya belajar apalagi untuk tk A yang masih sangat usia dini tetapi setelah kita beri perhatian yang penuh dan kita buat mereka
nyaman di sekolah maka untuk dua hari kemudian orangtuanya sudah bisa menunggu d luar. Karna anak usia dini tersebut hanya merasa malu kepada
orang yang belum dikenalnya jadi kita berikan mereka pengajaran agar rasa percaya dirinya tinggi dan mulai untuk tidak malu-malu lagi.”
Pendidikan karakter merupakan pondasi suatu bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Faktor lingkungan dalam konteks
pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting karena lingkungan merupakan tempat dimana anak usai dini akan tumbuh dan berkembang.
Pembentukan karakter melalui faktor lingkungan dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
98
pengembangan keteladanan yang ditularkan sehingga orang lain mengembangkan sesuatu yang baik, kemudian intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan dalam
menghasilkan karakter yang baik dan berguna kemudian dilakukan pembiasaan secara terus-menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan
penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
YPN Putra Sejahtera dalam memberikan pendidikan karakter lebih memprioritaskan ke dalam proses pengajaran dengan tujuan dapat mendalami secara
penuh apa yang sangat penting untuk ditanam dalam diri anak usia dini. Seperti yang diungkapkan oleh informan L.S. Pr,27thn :
“Prioritas yang kita ajari pertama sekali ialah pendidikan karakternya kemudian diikuti dengan mengajarkan pentingnya cinta kepada tanah air
Indonesia. Kemudian anak mengetahui mereka berasal dari suku mana. Contohnya bisa dengan memberikan pengetahuan tentang bangsa Indonesia
yang bisa merdeka dan mengusir penjajah dari tanah air, atau juga dengan Indonesia yang memiliki kebudayaan sangat banyak serta daerah-daerah di
Indonesia yang sangat indah. Kita bisa peroleh gambar tersebut dari media internet kemudian kita beri lihat kepada anak sehingga mereka merasa sangat
beruntung lahir sebagai orang Indonesia dan memiliki cinta tanah air yang kuat kepada Indonesia. Sederhana memang tetapi bisa membuat imajinasi
anak berkembang dan terarah. Dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi yakni
bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun dan bertanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan.”
Universitas Sumatera Utara
99
4.2.4 Analisa Orientasi Nilai Orangtua Memberikan PAUD
Orientasi nilai orangtua merupakan peninjauan sikap yang dilakukan oleh orangtua dengan mendasari pikiran dan akal sehat terhadap suatu kegiatan ataupun
tujuan yang dapat menjadi nilai lebih yang ingin dicapai. Suatu kegiatan ataupun tujuan tersebut ialah memberikan pendidikan anak usia dini. Nilai yang dimaksud
ialah nilai yang seharusnya didapat oleh anak-anak seperti nilai menghormati orangtua, nilai kesopanan dan yang terdapat dalam pendidikan karakter. Seiring
pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan banyak orangtua yang telah memberikan pendidikan sejak usia dini kepada anak. Orangtua tidak dapat bekerja
sendiri dalam mendidik anak sebab pekerjaan mendidik bukanlah pekerjaan yang gampang. Dibutuhkan peran lembaga pendidikan dalam mendidik anak. Kebanyakan
orang berpandangan bahwa mendidik hanyalah pekerjaan meniru apa yang diamati dari orangtua atau guru kemudian ditiru. Namun tidak semua hubungan ataupun
pergaulan antara orangtua dan anak bersifat pendidikan. Bahkan ada juga yang mendapatkan pengaruh negatif dari hubungan antara orangtua dan anak. Contohnya
seorang penjahat yang mengajarkan anaknya menjadi seorang pencopet, perampok ataupun tukang hipnotis. Satu-satunya pengaruh yang dapat dinamakan pendidikan
adalah pengaruh yang menuju kedewasaan anak untuk dapat menolong anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya atas tangung jawab
sendiri. Soetopo,2005:31 Teori cermin diri yang dikemukakan oleh Charles H. Cooley menggambarkan
bahwa seseorang tersebut berkembang dengan proses bantuan dari orang lain
Universitas Sumatera Utara
100
Damsar, 2011:81. Gambaran diri seseorang tidak selalu sesuai dengan fakta objektif. Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri yang berkaitan
dengan orientasi nilai orangtua memberikan pendidikan anak usia dini. Pertama ialah membayangkan bagaimana kita di mata orang lain. Hal ini membuat orangtua akan
merasa dirinya berpendidikan, orangtua yang cerdas dan merasa hebat serta mampu apabila memberikan pendidikan anak usia dini kepada anaknya. Kedua kita
membayangkan bagaimana seharusnya penilaian orang lain menilai tampilan kita. Pada fase orangtua yang telah memberikan pendidikan anak usia dini tersebut akan
membayangkan bagaimana perlakuan orang lain terhadapnya. Contoh perlakuan orang lain terhadapnya ialah seperti menanyakan tentang perkembangan anaknya
yang mengikuti pendidikan anak usia dini tersebut yang kemudian dapat menjadi acuan orangtua lain mengikuti tindakan yang dilakukan oleh orangtua tersebut.
Namun dalam teori ini hal tersebut belum tentu benar sebab orangtua yang merasa hebat karna telah memberikan pendidikan anak usia dini tersebut akan merasa biasa-
biasa saja apabila mendengar ada orangtua lain yang selain memberikan anaknya pendidikan anak usia dini juga mmberikan les keterampilan lain kepada anaknya. Dan
yang ketiga ialah gabungan dari yang pertama dan kedua tentang bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut. Dengan adanya penilaian dari orang lain
bahwa bahwa orangtua tersebut adalah orangtua yang hebat, berpendidikan dan cerdas maka timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri. Gambaran cermin diri
sesuai dengan pernyataan informan A.N. atau ibu Maria Kezia Siallagan Pr,31 thn: “Sebelumnya ada tetangga ibu yang duluan memasukkan anaknya ke YPN
ini. Kemudian saya lihat dan tanya-tanya bagaimana hasilnya setelah masuk
Universitas Sumatera Utara
101
sekolah ini maka dijawabnya bahwa anaknya telah menjadi lebih mandiri dari yang sebelumnya. Kemudian anaknya juga jauh lebih pintar dari yang
sebelumnya. Oleh sebab itu ibu dan bapaknya Kezia putuskan untuk mendaftarkan Kezia ke sekolah ini biar bisa juga menjadi seperti anak
tetangga ibu yang mandiri dan pintar.
Hal serupa diperkuat oleh informan R.S. Pr,58 tahun atau nenek Ruth E. Sitohang : “Saya taunya YPN ini dari tetangga. Saya lihat anak mereka jadi lebih baik
setelah sekolah di Putra Sejahtera makanya saya masukkan cucu saya kesini. Orangtua Ruth sibuk cari kerja dari pagi sampai sore jadi saya yang lebih
sering bersama Ruth. Saya dengar mantan muridnya Putra Sejahtera bagus- bagus setelah sekolah disini dan yayasannya baik dan terbuka terhadap
semuanya seperti yang biasa kami alami apabila terlambat membayar uang sekolah. Kalau kami bilang belum ada uang untuk bayar uang sekolah
mereka bilang iya tidak apa-apa dan kemudian memberikan tambahan waktu untuk membayar.”
Semua informan dalam hal pemberian les keterampilan lain atau kursus privat kepada anak menjawab belumlah ada. Hal itu disebabkan biaya yang akan
dikeluarkan akan bertambah serta ada juga orangtua yang takut apabila anaknya diberi les keterampilan lain maka anaknya akan mengalami stres akibat terlalu banyak
belajar. Seperti yang diutarakan E.B. atau ibu Mika Maria Simanjuntak : “Kalau untuk memberikan les keterampilan lain kepada anak yah gag
mampu lagi kami. Maklum lah orangtuanya cuman petani dan hidup pun pas- pasannya, kalau ngasi les privat lain kan keluar biaya lagi. Lagian saya rasa
itu juga tidak terlalu penting karna apabila si anak tidak mampu mengikutinya maka anak bisa menjadi stress.”
Orientasi nilai orangtua dalam memberikan pendidikan anak usia dini bertujuan menginginkan kedepannya ada perubahan dalam kehidupan mereka
Universitas Sumatera Utara
102
terutama kepada anak usia dini yang mereka punya. Hal tersebut dilandasi tidak hanya sekedar untuk ikut-ikutan orangtua lain yang memberikan PAUD kepada anak
mereka. Orangtua anak usia dini yang memberikan anaknya PAUD di YPN Putra Sejahtera memahami bahwa anaknya akan menjalani proses tahap perkembangan
menjadi orang yang lebih dewasa. Orangtua anak usia dini menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang berkualitas yang jauh melebihi daripada yang
didapatkan orangtua anak usia dini itu sendiri. Sehingga di kemudian hari orangtua anak usia dini tersebut dapat melihat anaknya mempunyai pekerjaan yang jauh lebih
baik dibandingkan yang dikerjakan orangtuanya sekarang.
4.2.5 Peran Lingkungan dalam Orientasi Orangtua memberikan Pendidikan
Anak Usia Dini
Amatlah wajar jika mengharapkan keluarga sebagai pelaku utama dalam mendidik dasar–dasar moral pada anak. Sebab keluarga menjadi tempat awal
mulanya seorang anak mendapatkan pendidikan dan lebih banyak menghabiskan waktu. Akan tetapi banyak anak, terutama anak-anak yang tinggal di daerah miskin
tidak memperoleh pendidikan dari orang tua mereka. Kondisi sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan berbagai permasalahan, seperti kemiskinan, pengangguran,
tingkat pendidikan rendah, kehidupan bersosial yang rendah, akan berkaitan juga dengan tingkat stres yang tinggi dan apabila lebih jauh lagi berpengaruh terhadap
pola asuhnya kepada anak. Anak usia dini yang orangtuanya tidak mampu memberikan PAUD umumnya akan langsung mendaftarkan anaknya ke sekolah dasar
SD dalam usia sangat muda, yaitu 5 tahun. Hal ini akan membahayakan, karena
Universitas Sumatera Utara
103
mereka belum siap secara mental dan psikologis, sehingga dapat membuat mereka merasa tidak mampu, merasa lebih lemah karna jauh lebih muda dibandingkan teman
sekelasnya, rendah diri, dan dapat membuat mereka malas untuk belajar. Adalah hal yang sangat penting untuk menggerakkan masyarakat di daerah miskin untuk mulai
memasukkan anak usia dini ke prasekolah ataupun ke pendidikan anak usia dini sehingga membangun pola pikir masyarakat yang kuat dalam dunia pendidikan. Anak
usia dini selanjutnya pasti akan melakukan interaksi dan harus mampu bersosialisasi dengan lingkungannya secara benar dan tepat. Di dalam proses interaksi yang
melibatkan anak dan remaja terjadi proses sosialisasi. Sosialisai tersebut merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang dididik atau diajak kemudian
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Soekanto,2012:385
Mayoritas kehidupan ekonomi orangtua anak usia dini yang mengikuti pendidikan di YPN Putra Sejahtera diakui Ibu Herlina Purba ialah berasal dari
golongan menengah ke bawah. Bahkan pekerjaan yang dilakukan dari para ibu dari anak usia dini tersebut kebanyakan hanyalah menjadi ibu rumah tangga sedangkan
yang bekerja hanya sang suami dengan berdagang, bertani, ataupun berladang. Sehingga bukan sesuatu yang baru apabila ada diantara orangtua yang terlambat
membayar satu atau dua bulan uang sekolah. Namun hal tersebut tidak menyusutkan semangat dari Bapak Lamlam dan ibu Herlina untuk tetap melanjutkan sekolah yang
mereka bangun. Seperti yang di ungkapkan informan H.P. Pr,48tahun :
Universitas Sumatera Utara
104
“Disini ada juga beberapa anak yang orangtuanya sering terlambat membayar uang SPP, ya karna kehidupan ekonomi disini masih bisa
dikatakan menengah ke bawahlah nak. Jadi untuk yang seperti itu kita maklumkan kok dan beri keringanan dengan kita perbolehkan mencicil
sehingga si anak tetap bisa bersekolah. Sebab tujuan awal saya dan bapak membangun sekolah ini agar lingkungan tempat kami ini bisa jauh lebih baik
untuk ke depannya. Masa depan anak mereka pun bisa berubah ke arah yang lebih baik daripada orangtua mereka apabila mereka mempunyai semangat
yang tinggi dalam belajar. Jadi apabila nanti orangtua di lingkungan tempat kami tinggal sudah memberikan PAUD kepada anak mereka maka kami
harapkan orangtua anak usia dini yang lain akan tergerak juga untuk memasukkan anaknya ke PAUD, kemudian mereka juga akan bercerita
dengan tetangga mereka tentang perkembangan si anak setelah mengikuti PAUD dan kemudian menyarankan sehingga pola pikir orangtua disini tidak
ketinggalan dengan yang ada di kota.”
4.2.6 Analisa Fungsional Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut teori fungsional struktural masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan, berhubungan dan saling
menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa
setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya.
Secara universal tujuan dan fungsi pendidikan itu adalah memanusiakan manusia oleh manusia yang telah memanusia. Oleh karna itu pendidikan diselenggarakan untuk
setiap manusia Indonesia sehingga manusia Indonesia tersebut memiliki kemampuan mengembangkan diri, meningkatkan mutu kehidupan, meninggikan martabat dalam
rangka mencapai tujuan nasional. Batubara,2004:12.
Universitas Sumatera Utara
105
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik dari mereka. Untuk mewujudkan hal tersebut dimasa ini ialah dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki yaitu pendidikan. Oleh sebab itu sudah banyak orangtua yang telah memberikan anaknya pendidikan di usia
dini seperti yang terjadi di YPN Putra Sejahtera. Setiap orangtua yang memberikan anaknya pendidikan anak usia dini memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda. Seperti
menginginkan anaknya lebih mandiri, pintar, mudah bergaul dan menjadi anak yang baik. Seperti yang dingkapkan J.S. atau Ibu Ponda Panjaitan Pr,33 tahun :
“Tujuan ibu memasukkan Ponda ke YPN Putra Sejahtera agar dia dapat mandiri melakukan berbagai hal kemudian pendidikannya juga telah mulai
diasah sejak kecil. Ibu juga ingin karakternya dikuatkan disana supaya sejak dini mempunyai landasan yang kuat dalam bersifat serta bersikap dan juga
melakukan tindakan.”
Sekolah bukanlah pabrik industri yang langsung menghasilkan barang siap pakai. Manusia tidak hanya ditempah menjadi manusia dengan sumber daya manusia
yang lebih baik lagi di sekolah tetapi juga di keluarga serta lingkungan sosial. Sampai sekarang antara pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat tidak dapat dipisahkan.
Pendidikan sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena itu pendidikan bersifat fungsional dalam sistem hidup dan kehidupan manusia.
Sesuai dengan teori struktural fungsional yang mengatakan bahwa masyarakat merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang memiliki fungsi
masing-masing sehingga tercipta suatu keseimbangan. Begitu pula dengan pendidikan anak usia dini yang terjadi di YPN Putra Sejahtera. Orangtua tidak boleh
Universitas Sumatera Utara
106
membiarkan secara penuh sekolah mengambil semua tanggungjawab dalam mendidik anak. Orangtua juga harus aktif dalam mendidik anak dan mengawasi anak dalam
setiap perkembangannya. Seperti yang diutarakan L.S. Pr, 28 tahun : “Ada beberapa orangtua disini yang memberikan tanggungjawab penuh soal
pendidikan anak pada sekolah. Jadi ketika terjadi anaknya mulai melakukan hal yang tidak baik di rumah maka guru yang menjadi sasaran
ketidaksenangan mereka. Padahal di sekolah anak bersikap baik dan mengikuti semua proses pendidikan. Oleh sebab itu orangtua yang begitu kita
beri penjelasan bahwa hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian orangtua kepada anak sehingga si anak yang merasa tidak ada aturan di
rumah bersikap sesuka hati. Hal itu terjadi juga diakibatkan faktor lingkungan tempat anak berinteraksi sehingga anak mengikuti teman-
temannya yang bersifat nakal. Jadi orangtua juga harus aktif dalam memberikan pengawasan kepada anak supaya tidak terjadi hal demikian.”
Anak usia dini masih butuh pengawasan maka waktu mereka akan lebih banyak berada di rumah ataupun lingkungan tempat tinggal mereka. Lingkungan juga
merupakan tempat dimana seseorang belajar banyak hal. Oleh sebab itu anak usia dini juga harus aktif berinteraksi dengan lingkungan tempat mereka tinggal dengan tujuan
agar anak mampu bersosialisasi dengan baik dan tentunya juga belajar banyak hal yang tidak didapat dari sekolah ataupun rumah. Untuk itu orangtua harus secara aktif
mengawasi anak dalam bergaul serta berinteraksi agar tidak menuju ke lingkungan yang buruk. Seperti yang diutarakan S.P. atau ibu Yohana Pr, 39 tahun:
“Lingkungan tempat ibu tinggal hancurlah karna disana banyak anak bandal,
disitulah semua anak-anak nakal gag cuman remajanya aja, anak-anaknya juga disana sudah banyak melakukan hal yang buruk seperti merokok, oleh
sebab itu kami juga mau pindah dari situ, karna aku takut anak terikut ke lingkungan yang buruk apalagi disana banyak yang make narkoba. Makanya
ibu selalu awasi kemana dan sama siapa yohana kalau bermain supaya dia gag terikut-ikut sama anak-anak yang nakal.”
Universitas Sumatera Utara
107
Sekolah, orangtua dan lingkungan mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lain dalam proses pendidikan anak usia dini. Apabila
suatu sistem tidak berjalan semestinya maka dapat menghasilkan anak yang seperti sukses dalam pendidikan tetapi tidak mampu bersosialisasi dengan baik atau tidak
patuh terhadap kaidah ataupun norma-norma dalam masyarakat.
4.2.7 Harapan Orangtua Pada PAUD di YPN Putra Sejahtera
Pemberian pendidikan anak usia dini oleh orangtua tentu memberikan harapan tersendiri didalam diri setiap orangtua. Hal tersebut dikarenakan mereka telah
mengeluarkan biaya lebih supaya anak mereka dapat mengikuti pendidikan di YPN Putra Sejahtera. Orangtua yang mendaftarkan anaknya ke YPN Putra Sejahtera tentu
mempunyai harapan yang besar kepada sekolah terlebih kepada orangtua yang memiliki kehidupan ekonomi yang sulit tetapi tetap memberikan PAUD kepada anak.
Harapan tersebut seperti anak dapat berkembang sesuai prosesnya dan mendapatkan pendidikan karakter yang kemudian dapat menjadi pegangan hidup anak. Oleh sebab
itu YPN Putra Sejahtera mempunyai tanggungjawab yang betul-betul harus dilaksanakan agar anak para orangtua tersebut berhasil mendapatkan semua proses
pendidikan anak usia dini dan berkembang dengan baik. “Harapannya ketika anak kami berikan sekolah pendidikan anak usia dini
ialah anak dapat menjadi lebih mandiri dan mempunyai sifat yang baik. Terutama Prasetyo adalah anak laki-laki maka dia harus memiliki sifat baik
dan jiwa kemandirian agar dia dapat menjadi anak yang unggul dan dapat menjadi pemimpin. Di rumah juga saya ajari tetapi biar dia lebih
berkembang dan berinteraksi dengan teman-temannya maka saya daftarkan di sekolah ini. Kebetulan juga yayasannya ialah tetangga saya sehingga bisa
selalu mengawasinya secara aktif.” Ibu Prasetyo, T.M.
Universitas Sumatera Utara
108
Hal tersebut diperkuat oleh ibu Philip : “Sebelumnya abangnya juga udah saya beri pendidikan seperti ini, cuman di
tempat yang lain. Jadi biar berkembang seperti abangnya juga maka saya masukkan Philip pendidikan anak usia dini juga. Alasannya gag ditempat
abangnya yang sebelumnya ialah karena disini telah ada pengenalan bahasa inggrisnya jadi lebih bagus dari sebelumnya. Harapannya tentu agar Philip
berkembang secara baik sesuai apa yang diajarkan oleh guru-gurunya. Dengan didengarnya bahasa inggris di sekolah maka harapan ibu ia akan
terbiasa mendengar bahasa tersebut dan tertarik mencari tahu artinya. Sehingga nanti untuk pendidikan selanjutnya dia menjadi lebih mudah
mengikuti.” Ibu Philip, D.S.
Pernyataan diatas merupakan harapan yang tentunya tidak akan jauh berbeda dengan harapan orangtua lain yang mendaftarkan anaknya di YPN Putra Sejahtera.
Semua orangtua ingin anaknya berkembang secara baik ataupun tepat dan tentunya di tempat yang baik dan tepat pula. YPN Putra Sejahtera merupakan lembaga
pendidikan yang dibentuk oleh Bapak Lamlam tarigan dan Ibu Herlina Purba untuk anak usia dini secara formal. Hal tersebut dilakukan akibat saat itu tidak ada
pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan secara formal di lingkungan mereka. Pendidikan anak usia dini yang dibentuk oleh lurah saat itu tidak berjalan secara
teratur akibat ruangan untuk belajar anak usia dini sering juga dipakai untuk rapat ataupun musyawarah. Keinginan pasangan suami istri ini untuk memajukan daerah
mereka sangat bulat sehingga dengan modal sendiri mereka bisa membangun yayasan pendidikan tersebut.
“Pertama bangun modalnya dari kantong sendiri dibantu dengan orangtua angkat bapak Lamlam. Karena saat itu lembaga pendidikan tidak ada di
lingkungan kami sementara anak usia dini disini banyak yang perlu dididik supaya tidak terpengaruh ke lingkungan yang buruk.” Ibu Herlina Purba
Universitas Sumatera Utara
109
Ibu Herlina yang merupakan tamatan dari pendidikan untuk anak usia dini dan juga aktif mengajar sebagai guru sekolah minggu melihat permasalahan ini sebagai
tanggungjawab sebagai putra daerah untuk memajukan kesejahteraan tempat tinggalnya. Menurut ibu Herlina rata-rata masyarakat yang ada di daerahnya tinggal
memiliki ekonomi menengah ke bawah. Sehingga pendidikan untuk anak usia dini belum terasa di daerahnya. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani dan
pedagang. Untuk mendidik anak usia dini mereka lakukan dengan pribadi yaitu keluarga sendiri yang bertanggungjawab. Apabila orangtua bekerja ke ladang atau
pasar maka anaknya akan turut serta dibawa pula. Sehingga saat itu banyak anak usia dini tidak terkontrol secara baik dan berkembang sesuai lingkungan tempat tinggal.
Disamping harus berjualan ataupun memanen orangtua harus memperhatikan anaknya yang dibawa serta sehingga pekerjaan pun kurung efektif. Maka dari itu
bapak Lamlam dan Ibu Herlina yang merasa mampu dan memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap daerah mereka tinggal akhirnya membentuk suatu lembaga
pendidikan secara formal untuk anak usia dini mendapatkan pendidikan. “Bapak Lamlam dan ibu Herlina Purba adalah tetangga saya. Jadi dari
beliau juga kami para orangtua anak usia dini mendapatkan informasi tentang seberapa pentingnya pendidikan anak usia dini untuk anak. Awalnya
sedikit yang sekolah disana namun setelah melihat hasil anak didiknya yang jadi lebih mandiri kemudian pintar dan baik semua jadilah sekarang ramai
disana anak muridnya dan tahun ini saya buat juga anak saya disana.” Ibu Prasetyo
Pernyataan diatas ditambahi oleh bibi Yoshua Sianturi dan Ibu Mika Maria: “Awalnya itu pas mau pulang ke rumah dari kampus. Saya lihat ada di
pamflet lembaga pendidikan untuk anak usia dini. Kebetulan saya punya adik yang masih usia dini. Besoknya saya cari tahu tentang PAUD tersebut dan
setelah saya lihat bagus jadi keluarga memutuskan untuk memasukkan Yoshua kesini. Tempatnya juga jauh dari keramaian jadi anak bisa lebih
tenang mendapatkan pendidikan. Beruntung juga ada lembaga seperti ini di
Universitas Sumatera Utara
110
daerah dekat rumah jadi yang memiliki anak usia dini terbantu dalam proses pendidikan anak usia dini. Dan harapannya dengan Yoshua belajar disini
maka dia mendapatkan banyak pengetahuan dan menjadi anak yang bersifat dan bersikap baik.” Bibi Yoshua Sianturi
“Bersyukur juga ada lembaga pendidikan anak usia dini di dekat rumah jadi anak bisa belajar dengan baik dan tidak tertinggal dengan anak-anak yang
lain. Yang mengajar pun kita sudah kenal dan mereka orangnya baik. Kalau Mika sih berhitung sudah bagus cuman kalau untuk membacanya kurang jadi
saya sering juga konsultasi kepada gurunya biar lebih diperhatikan.” Ibu Mika Maria
4.2.8 Kendala Guru dan Yayasan dalam Menjalankan Proses Pendidikan
Profesi apapun serta dimanapun pasti memiliki kesulitan maupun kendala tertentu. Hal tersebut tidak terlepas dengan yang dialami oleh guru maupun yayasan
Putra Sejahtera. Kesulitan ataupun kendala tertentu merupakan bagian penting dari pekerjaan agar mendapatkan pengetahuan yang baru serta sikap harus bagaimana
dalam menghadapi suatu masalah. “Kalau dari pihak yayasan melihat ya karna disini yang belajarnya banyak
dari orangtuanya yang ekonominya menengah ke bawah jadi sering terlambat bayar uang sekolah sementara kita juga harus bayar tenaga pengajar kan.
Tapi tetap gag menghalangi kita menunda gaji para guru, guru-guru disini di gaji tepat waktu dan lebih dari cukuplah. Kendala yang lain paling hubungan
antara guru dengan orangtua yang maunya agar anaknya lebih diperhatikan, jadi untuk hal seperti itu kita buat musyawarah agar lebih enak bicaranya,
baik itu dalam perkembangan anak ataupun apakah ada yang salah dari proses pengajaran yang diberikan guru”. Ibu Herlina Purba
Pernyataan diatas ditambahi oleh Helpa Gurusinga: “Permasalahan yang terjadi sampai sekarang buat aku kayaknya gag ada.
Jika ada pun orangtua yang merasa anaknya tidak ada perkembangan samasekali atau pengen anaknya diperhatikan terus maka hal tersebut masih
bisa diomongkan baik-baik. Banyak memang orangtua yang ingin langsung agar anaknya bisa membaca namun hal tersebut tidak dapat kita berikan
karena kita juga punya kurikulum yang harus diikuti. Jadi kita juga tidak ingin anak menjadi stress akibat terlalu dipaksa harus mengerti. Dan apabila
Universitas Sumatera Utara
111
orangtua masih ngotot maka kita akan beri penjelasan agar anaknya tetap terlindungi dan merasa nyaman berada disini”. H.P.Gs. Pr, 23 tahun, guru
Hal tersebut merupakan kendala yang dihadapi oleh yayasan ataupun guru. Sifat orangtua yang ingin anaknya untuk bisa lebih maju dari teman-teman sekelasnya
dapat membuat ia merasa anaknya harus diperhatikan lebih. Namun hal tersebut tidak dapat diwujudkan sebab semua anak usia dini memiliki kedudukan yang sama serta
mendapatkan perhatian yang sama. Oleh sebab itu orangtua tidak boleh terlalu egois dan merasa bahwa anaknya tidak diperhatikan perkembangannya oleh sang guru. Ada
beberapa tipe orangtua dalam melihat perkembangan anaknya ke guru : 1.
Orangtua yang setiap hari sekolah ingin berjumpa guru si anak dan langsung membahas secara mendalam tentang perkembangan anaknya kepada guru di
sekolah. 2.
Orangtua yang cuek dan membiarkan anak untuk diawasi sepenuhnya oleh guru. Hal tersebut terjadi akibat percaya penuh pada kualitas guru akibat hasil
dari didikan guru kepada anaknya sebelumnya ataupun tetangganya. 3.
Orangtua yang membiarkan anaknya diawasi oleh guru tetapi sesekali dalam suatu waktu menanyakan bagaimana perkembangan anaknya di sekolah.
Menurut peneliti akan sangat lebih baik apabila setiap orangtua anak usia dini di YPN Putra Sejahtera mengikuti tipe orangtua yang nomor tiga. Sebab setiap guru
perlu diberikan kebebasan bereksplorasi dalam mendidik anak usia dini sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta pendidikan yang didapatkan sewaktu belajar menjadi
seorang tenaga pengajar. Setelah itu ketika guru ada waktu senggang ataupun kosong dalam mengajar maka dapat diajak berdiskusi terhadap perkembangan anak.
Universitas Sumatera Utara
112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan formal yang sangat
dibutuhkan oleh setiap anak usia dini untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak baik dalam aspek kognitif, emosi, fisik,
sosial dan emosional. Terutama di daerah yang jauh dari perkotaan agar tidak tertinggal seperti yang diterapkan YPN Putra Sejahtera.
2. YPN Putra Sejahtera memberikan pemahaman lebih pendidikan karakter
terhadap anak usia dini dengan tujuan dapat bertingkah laku baik dan mempunyai moral sejak dini.
3. Lingkungan dapat berfungsi memberikan gambaran terhadap setiap orangtua
dalam memperlakukan anak usia dini. Seperti yang terjadi di lingkungan orangtua anak usia dini di YPN Putra Sejahtera yang memberikan penilaian
berbeda-beda terhadap pemberian PAUD yang dilakukan orangtua kepada anak. Orangtua maupun setiap orang pasti akan mendapatkan penilaian
ataupun gambaran dari orang yang ada di sekitarnya. 4.
Orangtua yang memberikan anaknya pendidikan di YPN Putra Sejahtera dengan sebelumnya memperhatikan hasil proses pendidikan yang diberikan
oleh sekolah terhadap anak yang menjadi tetangga mereka.
Universitas Sumatera Utara
113
5. Keluarga, lingkungan dan sekolah mempunyai tugas yang berbeda-beda
dalam mengembangkan pendidikan setiap anak usia dini namun saling berhubungan satu sama lain.
6. Pendidikan anak usia dini mempunyai sifat yang eksternal artinya pendidikan
telah dimulai jauh sebelum manusia itu ada ataupun tiada kemudian memaksa ataupun mengikat sehingga orangtua ataupun anak tidak bisa menolak fakta
sosial ini serta umum atau berkembang dalam masyarakat. YPN putra Sejahtera
5.2 Saran