Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera

35 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera

Latar belakang berdirinya YPN Putra Sejahtera dimulai dari pergumulan Bapak Lamlam Tarigan dan Ibu Herlina Purba melihat anak-anak di daerah tempat tinggalnya yang berkeinginan kuat untuk sekolah. Bapak Lamlam Tarigan dan Ibu Herlina Purba adalah pasangan suami istri yang tinggal di Jl. Bunga Rampai 6 dan daerah tersebut merupakan daerah yang jauh dari perkotaan dan tepatnya berada di wilayah kecamatan Simalingkar B. Hal tersebut juga didorong oleh keinginan orangtua yang mempunyai anak usia dini untuk memberi pendidikan kepada anaknya agar memperoleh perkembangan yang terarah dan wawasan yang luas. Ibu Herlina Purba aktif sebagai pengajar di sekolah minggu untuk anak-anak beragama Kristen Protestan sering berdiskusi dengan orangtua anak usia dini tentang bagaimana mendidik anak agar menjadi seorang anak yang penurut dan mandiri dalam bersikap. Setiap hari minggu ketika selesai beribadah di Gereja, ibu Herlina Purba sering memberikan masukan kepada orangtua yang mempunyai anak usia dini agar memberikan pendidikan kepada anak sejak masih dini. Ibu Herlina Purba merupakan seorang sarjana yang menamatkan gelar sarjana pendidikan guru taman kanak-kanak PGTK sehingga orangtua anak usia dini yakin bahwa masukan dari ibu Herlina untuk memberikan pendidikan kepada mereka adalah suatu hal yang benar dan tepat. Universitas Sumatera Utara 36 Sebelumnya tempat untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah sedikit. Hal tersebut disebabkan lokasi daerah tempat tinggal mereka yang sangat jauh dari perkotaan dan lembaga pendidikan yang khusus untuk anak usia dini masih susah ditemukan di daerah tersebut. Selain itu masalah keuangan juga mendasari orangtua tidak mampu memberikan anak pendidikan usia dini di daerah perkotaan yang jauh dari tempat tinggal mereka. Karena menurut penjelasan singkat ibu Herlina Purba kehidupan ekonomi masyarakat yang berada di daerah mereka tergolong menengah ke bawah. Menurut ibu herlina Purba untuk orangtua yang menginginkan anaknya memperoleh pendidikan sejak usia dini adalah dengan cara membawa anaknya untuk diajari di kantor kepala desa. Saat itu kantor kepala desa memberikan fasilitas kepada orangtua anak usia dini yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan usia dini agar membawa anaknya ke kantor kepala desa untuk diajari. Antusias orangtua yang mempunyai anak usia dini sangatlah luar biasa. Mereka beramai-ramai mendaftarkan anaknya untuk diajari di salah satu ruangan kantor kepala desa tersebut. Tidak dipungutnya biaya untuk mendapatkan pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah kepala desa membuat saat itu sangat ramai orangtua yang mendaftarkan anaknya dan menyebabkan kelas sangat penuh sehingga pengajar yang ditugaskan untuk mengajari anak-anak usia dini tersebut kesulitan dalam melaksanakan proses pendidikan. Anak-anak menjadi tidak terawasi secara tepat dan bukannya mendapatkan pendidikan melainkan sesak-sesakan di kelas yang mereka rasakan. Selain itu juga para pengajar yang mengajar anak usia dini tidak dibayar oleh pemerintah setempat sehingga terkadang mereka jarang masuk untuk memberikan pengajaran kepada anak usia dini. Kemudian juga ruangan yang biasa dipakai untuk Universitas Sumatera Utara 37 mengajar anak usia dini sering juga dipakai oleh perangkat desa untuk melaksanakan rapat ataupun musyawarah kepada masyarakat sehingga terkadang proses pengajaran harus diberhentikan secara tiba-tiba. Bapak Lamlam Tarigan melihat hal tersebut sebagai suatu masalah dalam dunia pendidikan terutama di daerah mereka. Beliau yang merupakan pemuda asli daerah tersebut melihat kurangnya sarana dan prasarana lembaga pendidikan di daerah mereka akan menimbulkan masyarakat yang kurang peduli terhadap pendidikan anak mereka untuk kedepannya. Kekhawatiran bapak Lamlam sejalan dengan pemikiran sang istri yaitu ibu Herlina Purba dalam melihat dampak kurangnya fasilitas kepada anak usia dini untuk memperoleh pendidikan. Sehingga setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya mereka berdua mempunyai gagasan untuk membuka sebuah yayasan pendidikan yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini untuk dapat memperoleh pendidikan dan berlatih untuk mandiri dalam bertingkah laku dan tidak memaksa anak dalam proses pengajarannya. Menurut ibu Herlina Purba yang memiliki pengalaman yang luas dalam mengajari anak usia dini ialah memberikan pendidikan dengan cara menyenangkan akan membuat anak usia dini juga tidak kehilangan masa untuk bermain bersama temannya dan tidak dipaksakan dalam memperoleh pendidikan tersebut. Beliau paham betul sebagai seorang sarjana PGTK untuk tidak menghilangkan konsep bermain kepada anak usia dini. Bermain dijadikan sebagai wadah untuk anak usia dini mengenal dan memahami ilmu pengetahuan dalam porsi anak usia dini. Universitas Sumatera Utara 38 Keinginan tersebut akhirnya disampaikan kepada lurah setempat dan ternyata mendapatkan respon yang positif dari beliau. Karena pada saat itu anak usia dini yang mengikuti pendidikan di kantor kepala desa sudah sangat ramai dan tidak dapat memberikan kenyamanan lagi kepada anak usia dini untuk belajar. Lurah saat itu menyarankan agar keinginan bapak Lamlam Tarigan segera dilaksanakan dan pihak pemerintah desa akan berusaha untuk membantu dalam menyebarkan berita tentang akan dibukanya sekolah anak usia dini di daerah mereka. Pada saat itu bantuan untuk membangun sekolah anak usia sangatlah minim dari pemerintah setempat sehingga modal untuk membangun sekolah tersebut semuanya berasal dari keuangan pribadi bapak Lamlam Tarigan. Awalnya bapak Lamlam Tarigan membeli tanah di Jalan Rampe Raya Simalingkar B dan kemudian membangun ruangan sekolah serta fasilitas bermain untuk anak usia dini. Semua biaya yang dikeluarkan berasal dari keuangan keluarga bapak Lamlam Tarigan dan ibu Herlina Purba. Beliau mendapat bantuan dana dari orangtua angkat bapak Lamlam Tarigan yang berada di Australia. Awal mula sekolah ini hanya merupakan bantuan ruangan atau tempat bersekolah yang pusatnya tetap berada di kantor kepala desa tersebut. Sehingga pemerintah desa sering menunjukkan sekolah yang dibangun bapak Lamlam Tarigan sebagai sekolah untuk anak usia dini yang berada di asuhan ataupun program pemerintah setempat ketika terjadi pengecekan dari pusat. Namun pada proses berjalannya terjadi suatu ketidakpuasan dari bapak Lamlam Tarigan. Sebab bantuan dari pemerintah pusat tidak dipergunakan oleh pemerintah setempat untuk memajukan ataupun mendorong sekolah untuk anak usia dini semakin lebih bagus Universitas Sumatera Utara 39 lagi. Bapak Lamlam merasa sekolah yang ia bangun hanya dijadikan sumber untuk mendapatkan dana ataupun bantuan dari pemerintah pusat tanpa ada kebijakan menggunakan bantuan tersebut untuk memajukan sekolah anak usia dini dalam sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kemudian setelah berdiskusi dengan sang istri ibu Herlina Purba akhirnya mereka resmi mendirikan sendiri suatu yayasan pendidikan nasional yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Lurah pada saat itu mempersilahkan hal tersebut karna merupakan hak setiap orang untuk membangun dunia pendidikan untuk semakin lebih maju lagi di daerah mereka. Akhirnya pada tanggal 13 Juni 2010 sekolah untuk anak usia dini yang dinamakan Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera dengan nomor izin NSS 002076007033 resmi dibuka dan diperkenalkan kepada masyarakat. Pada awal mula peresmian yayasan hanya memiliki satu ruangan saja dan guru yang mengajar hanya berjumlah dua orang. Kemudian hanya ada kelas Tk nol besar atau taman kanak- kanak saat itu. Namun seiring waktu untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh sekolah maka kini telah dipercayakan tiga orang guru untuk dapat mengajari anak usia dini secara tepat. Kemudian ada sebuah ruangan lagi yang dibangun dan akhirnya dibuka dua tingkatan dalam proses pengajarannya. Tingkatan pertama ialah Tk A atau nol kecil atau playgroup kemudian berlanjut dengan Tk B atau nol besar atau setingkat taman kanak-kanak. Seorang guru menjadi pendidik di Tk A dan dua orang lagi berada di Tk B. Hal ini disebabkan Tk B memiliki lebih banyak anak usia dini untuk diajar sehingga memerlukan dua orang guru agar semua murid anak usia dini dapat diperhatikan perkembangannya secara Universitas Sumatera Utara 40 baik. Izin dinas untuk melakukan pendidikan telah didapatkan dan yayasan pendidikan nasional Putra Sejahtera resmi ataupun legal untuk tempat anak mendapatkan pendidikan anak usia dini secara formal. Untuk menyebarkan berita dibukanya sekolah untuk anak usia dini ini selain dibantu oleh petugas kepala desa, promosi juga dilakukan dengan cara membuat selebaran ataupun brosur pengenalan sekolah kepada masyarakat setempat. Bapak Lamlam Tarigan juga meminta bantuan kepada pihak gereja tempat mereka beribadah untuk memberitakan bahwa telah dibuka sekolah anak usia dini di daerah mereka. Setelah resmi dibuka antusias masyarakat untuk mendaftarkan anaknya bersekolah di YPN Putra Sejahtera masih sangat minim. Menurut Ibu Herlina Purba hal itu diakibatkan belum percayanya masyarakat terhadap kualitas dari pengajar di Putra Sejahtera dan lokasi sekolah yang berada di dalam gang sehingga keberadaan sekolah tersebut tidak bisa dilihat dari depan jalan raya. Untuk bisa melihat sekolah tersebut secara langsung diperlukan perjalanan ke dalam gang lagi sehingga dapat melihat sekolah untuk anak usia dini tersebut. Alamat tepatnya sekolah untuk anak usia dini tersebut berada di Jln Bunga Sampe Raya Simalingkar B. Lebih jelasnya ialah lewat simpang kuburan pemda atau berada sebelum simpang kebun binatang kira-kira 100 m, Simalingkar B. YPN Putra Sejahtera menerima pendaftaran untuk anak usia 3-6 tahun. Ada dua kelas yang dibuka di sekolah tersebut yaitu Tk A dan Tk B. Tk A merupakan kelas untuk anak usia yang lebih muda atau untuk kelas playgroup antara 3-4 tahun dan materi yang diajarkan untuk anak usia dini tersebut juga belum terlalu banyak dan lebih banyak menjadikan permainan sebagai wadah anak untuk bisa belajar dan Universitas Sumatera Utara 41 mudah memahami. Kemudian Tk B yang terdiri dari anak usia 4-5 tahun dan merupakan proses kelanjutan dari Tk A. Untuk kelas ini anak usia dini lebih diajarkan untuk bersifat secara mandiri dan diajarkan untuk memperoleh pengetahuan yang luas di umur mereka. Dalam perjalanan berdirinya sekolah yang sudah berjalan selama hampir 4 tahun ini Ibu Herlina Purba mengatakan bahwa minat orangtua untuk memberikan pendidikan anak usia dini sangatlah minim. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang berada di daerah mereka tinggal merupakan masyarakat yang memiliki ekonomi yang lemah. Sehingga untuk tahun ke-empat ini yayasan masih banyak berkorban dalam memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Bahkan bisa dibilang sekolah ini dalam empat tahun berdirinya belum memperoleh keuntungan dalam masalah finansial ataupun keuangan. Namun hal tersebut tidak membuat semangat bapak Lamlam Tarigan dan ibu Herlina Purba surut untuk membangun daerah mereka menjadi daerah yang dipenuhi anak yang berwawasan luas dan diharapkan dapat memberikan prestasi serta kebanggaan kepada daerah mereka tinggal. Agar yang bersekolah di YPN Putra Sejahtera semakin banyak dan tidak terlalu mengkhawatirkan masalah keuangan ataupun pembayaran di sekolah, maka yayasan memberikan berbagai diskon untuk meringankan masyarakat kurang mampu tetap dapat menyekolahkan anak mereka di YPN Putra Sejahtera. Sehingga sampai tahun keempat berdirinya YPN Putra Sejahtera telah menamatkan 50 orang anak usia dini. Dan saat ini anak usia dini yang memperoleh pendidikan di YPN Putra Sejatera ada 30 orang yang terdiri dari 9 orang berada di kelas Tk A ataupun Playgroup dan 21 Universitas Sumatera Utara 42 orang yang berada di Tk B. Untuk kelas Tk B ada dua orang guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran di kelas tersebut, yaitu Lasni Sihotang dan Lilis Susianti sebagai pengajar Tk B. Tujuan diberikan dua guru dalam satu kelas ialah agar anak usia dini dapat dikontrol secara keseluruhan dan semuanya mendapatkan bimbingan dan pengarahan yang mendalam, sehingga tidak ada anak usia dini yang tertinggal dalam proses pengajaran di Tk B. Sedangkan di kelas Tk A ataupun Playgroup dipercayakan kepada Helpa Gurusinga sebagai pengajar di kelas tersebut. Helpa Gurusinga merupakan guru yang berada di YPN Putra Sejahtera sejak berdirinya sekolah tersebut. Untuk mengajari anak usia dini yang berada di kelas playgroup butuh pengetahuan yang tepat bagaimana mendidik anak usia 3-4 tahun agar dapat memperoleh pendidikan yang tepat di usia mereka yang masih sangat rawan dan menyeimbangkan dengan pemberiaan aneka permainan yang mendidik. Helpa Gurusinga sejauh ini berhasil memberikan pengajaran kepada anak usia dini di kelas playgroup secara baik. Sehingga Helpa Gurusinga untuk tahun keempatnya masih dipercayakan sebagai pengajar di YPN Putra Sejahtera. Sebab menurut Ibu Herlina Purba untuk menunjang pendidikan yang berkualitas di YPN Putra Sejahtera diperlukan pengajar ataupun pendidik yang cakap dan kuat dibidangnya sehingga tidak memberikan hasil yang negatif ataupun yang salah ketika anak usia dini keluar dari YPN Putra Sejahtera dan berinteraksi dengan masyarakat. Jadi menurut ibu Herlina Purba sebagai wakil ketua yayasan, yayasan memberikan profit ataupun pengahasilan yang lumayan besar kepada pengajar di YPN Putra Sejahtera dengan tujuan agar mampu memberikan yang tebaik di dalam proses pemberian pengajaran kepada anak usia dini dan tidak terganggu juga dalam masalah keuangan yang Universitas Sumatera Utara 43 mereka terima. Walaupun yayasan belum memperoleh keuntungan dari berdirinya sekolah untuk anak usia dini ini tetapi yayasan tetap memperhatikan kesejahteraan pengajar yang mereka miliki sehingga apa yang diberikan oleh guru anak usia dini dalam proses pendidikan seimbang dengan apa yang mereka peroleh dari kewajiban mereka sebagai pengajar di YPN Putra Sejahtera.

4.1.2 Visi dan Misi Yayasan Pendidikan Nasional Putra Sejahtera