BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kejadian Hipertensi pada Lansia
Di negara maju saat ini hanya sedikit pasien hipertensi dengan tekanan darah yang terkontrol TDS 140, TDD 90 mmHg, hal ini disebabkan oleh
pengobatan yang tidak maksimal pada lansia Suhardjono, 2006. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang menetap.
Peninggian tekanan sistolik tanpa diikuti oleh peninggian tekanan diastolik disebut hipertensi sistolik terisolasi isolated sytolic hypertension. Hipertensi
sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia lanjut, jika keadaan ini dijumpai pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan sirkulasi hiperkinetik dan
diramalkan dikemudian hari tekanan diastoliknya juga ikut. Hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik.
Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi denyut jantung Soeharto, 2004.
Penentuan hipertensi baik sistolik maupun distolik responden diukur melalui sphygmomanometer. Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.2 di Desa Mekar
Bahalat diketahui bahwa proporsi lansia yang menderita hipertensi 60,0 jumlahnya lebih banyak daripada lansia yang tidak menderita hipertensi 40,0.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada kelompok lanjut usia 60 tahun keatas di Desa Mekar Bahalat lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil penelitian Siti Widyaningrum 2012 pada lansia 55 tahun keatas di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember, yaitu sebesar 48.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, angka prevalensi hipertensi di Desa Mekar Bahalat tersebut sudah termasuk dalam kategori tinggi menurut batas yang ditetapkan oleh Depkes RI
2000 untuk usia 50 tahun keatas yaitu melebihi 20-30. Hal ini sudah termasuk dalam masalah kesehatan masyarakat yang tinggi maka itu diperlukan adanya
penanggulangan yang baik dalam mengurangi kejadian hipertensi pada lansia di Desa Mekar Bahalat.
5.2 Konsumsi Makanan