8. Tingkat konsumsi natrium adalah jumlah rata-rata konsumsi natrium yang
didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari, yang diukur dengan menggunakan metode food recall dan dibandingkan
dengan nilai AKG. 9.
Tingkat konsumsi serat adalah jumlah rata-rata konsumsi serat yang didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari, yang
diukur dengan menggunakan metode food recall dan dibandingkan dengan nilai AKG.
.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Hipertensi Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh petugas kesehatan atau bidan desa
setempat dengan menggunakan alat sphygmomanometer yang mempunyai ketelitian milimeter air raksa mmHg.
Hasil pengukuran tekanan darah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1
Hipertensi TDS ≥140 mmHg dan atau TDD ≥90 mmHg
2 Tidak hipertensi TDS 140 mmHg dan atau TDD 90 mmHg
3.6.2 Konsumsi Makanan
1. Jenis dan Frekuensi Makanan
Pengukuran ini dilakukan untuk melihat jenis dan frekuensi makanan pemicu dan pencegah hipertensi yang dikonsumsi lansia. Pengukuran dilakukan
Universitas Sumatera Utara
dengan wawancara secara mendalam dan menggunakan metode frekuensi makanan.
Jenis makanan dikategorikan sebagai berikut: 1
Makanan pencegah hipertensi, yaitu sayuran tomat, kentang, wortel, dll, buah-buahan pisang, jeruk, nenas, dll, ikan air tawar, kacang tanah, dsb.
2 Makanan pemicu hipertensi, yaitu makanan tinggi kolesterol daging sapi,
daging kambing, makanan tinggi natrium, makanan yang diawetkan ikan asin, telur asin, dsb.
Jenis makanan pencegah dan pemicu hipertensi tersebut diukur bersamaan dengan mengukur frekuensi makanan, sehingga dapat diketahui seberapa sering
atau frekuensi masyarakat lansia mengonsumsi makanan-makanan tersebut sehari- harinya.
Untuk frekuensi makanan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1
1 kalihari 2
1 kalihari 3
4-6 kaliminggu 4
1-3 kaliminggu 5
1 kalibulan 6
1 kalitahun 7
Tidak pernah Kategori:
a Sering, jika frekuensi konsumsi makanan 1 kalihari, 1 kalihari dan 4-6
kaliminggu
Universitas Sumatera Utara
b Jarang, jika frekuensi konsumsi makanan 1-3 kaliminggu, 1 kalibulan dan 1
kalitahun c
Tidak pernah
2. Tingkat Konsumsi Makanan
Pengukuran tingkat konsumsi makanan yaitu dengan cara menghitung jumlah rata-rata konsumsi karbohidrat, protein, lemak, natrium dan serat yang
didapat dari hasil konversi semua makanan yang dikonsumsi responden per hari, yang diukur dengan menggunakan metode food recall 24 jam.
Langkah-langkah metode pengukurannya adalah sebagai berikut: 1
Data tingkat konsumsi makanan diperoleh dengan menggunakan metode food recall 24 jam yang dilakukan sebanyak dua kali dan harinya tidak berurutan.
2 Lalu setelah data konsumsi diperoleh, maka dilakukan konversi dari Ukuran
Rumah Tangga ke dalam Ukuran berat gram atau dari satuan berat. 3
Setelah diketahui jumlah bahan makanan dan makanan yang dikonsumsi oleh responden, maka dilakukan perhitungan nilai gizi dan bahan makanan tersebut.
Analisis kandungan zat gizi dilakukan dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan DKBM atau dengan bantuan software nutrisurvey
4 Lalu hasil tiap zat gizi dihitung rata-ratanya dari kedua pengukuran hari
pertama dan hari kedua dan dibandingkan dengan nilai AKG menggunakan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Angka Kecukupan Gizi AKG pada usia lanjut dapat dilihat seperti dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Angka Kecukupan Gizi Usia Lanjut
Umur tahun
Energi kkal
Karbohidrat gr
Protein gr
Lemak gr
Natrium mg
Serat gr
Pria 50-64
2325 349
65 65
1300 33
65-80 1900
309 62
53 1200
27
80+ 1525
248 60
42 1200
21
Wanita 50-64
1900 285
57 53
1300 27
65-80
1550 252
56 43
1200 22
80+ 1425
232 52
40 1200
20
Sumber : Permenkes RI No 75Tahun 2013
Setelah jumlah makanan yang dikonsumsi diperoleh dalam bentuk persen, hasil persen tersebut lalu dikategorikan sebagai berikut WNPG, 2004:
a. Lebih
: 110 AKG b.
Baik : 80-110 AKG
c. Kurang : 80 AKG
3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data