Id TINJAUAN UMUM TERHADA

36

2.4.2 Sistem Kepribadian

Menurut Freud, sistem kepribadian memiliki tiga unsur penting, yaitu Id aspek biologis, Ego aspek psikologis dan Super Ego aspek sosiologis.

a. Id

Id adalah sistem kepribadian paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Id merupakan sebuah “reservoir” atau wadah dalam jiwa seseorang yang berisikan dorongan-dorongan primitif yang disebut primitive drives atau inner forces. Dorongan-dorongan primitif ini merupakan dorongan- dorongan yang menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau dorongan ini dipenuhi dengan segera maka akan tercapai perasaan senang atau puas. Id adalah sistem kepribadian asli yang dibawa sejak lahir. Id berfungsi berdasarkan prinsip kenikmatan pleasure principle, yaitu berusaha memeroleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Bagi Id, kenikmatan adalah keadaan yang relative inaktif dan rasa sakit adalah tegangan atau peningkatan energi yang mendambakan kepuasan. Bagi individu, tegangan itu merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketegangan tersebut dan menggantinya dengan kenikmatan, Id memiliki perlengkapan berupa dua macam proses. Proses pertama yaitu tindakan-tindakan refleks reflex action, adalah suatu bentuk tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera, serta ada pada individu yang merupakan bawaan lahir. Tindakan refleks ini digunakan individu untuk menangani pemuasan rangsang sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan. Contohnya refleks mengedipkan mata. Universitas Sumatera Utara 37 Proses kedua yaitu proses primer, adalah suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Proses primer dilakukan dengan membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan dan dipakai untuk menangani stimulus kompleks, seperti seorang bayi yang lapar membayangkan makanan. Proses membentuk gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan disebut pemenuhan hasrat wish fulfillment, misalnya lamunan, mimpi dan halusinasi psikotik. Tetapi bagaimanapun menurut prinsip realitas yang bersifat objektif, proses primer dengan objek yang dihadirkannya itu tidak akan mampu sungguh-sungguh mengurangi tegangan. Id tidak mampu menilai atau membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta tidak tahu moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata yang memberi kepuasan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alasan inilah yang membuat Id memunculkan Ego.