70
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan terhadap tokoh utama Mamoru dalam novel The Devil
’s Whisper karya Miyuki Miyabe dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tokoh yang ada dalam novel adalah tokoh fiksi atau dengan kata lain
merupakan hasil kreativitas seorang pengarang. Pengarang bebas menentukan bagaimana tokoh tersebut ditampilkan, baik dari segi fisik maupun
perwatakannya. 2.
Di dalam novel ini menceritakan tentang seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun bernama Mamoru Kusaka yang tinggal dengan bibi, paman dan
sepupunya tak lama setelah ibunya meninggal. Sebelumnya ia selalu dibully karena ayahnya telah mencuri dana masyarakat sebesar 5 juta yen. Sang ayah
tak pernah kembali sejak Mamoru berusia 4 tahun, hingga muncul kasus pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pamannya. Tanpa diduga, kasus
tersebut menguak kebenaran atas masa lalu Mamoru. 3.
Novel The Devil’s Whisper dianalisis dengan menggunakan teori struktur kepribadian Sigmund Freud, yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Teori ini bisa
disebut juga sebagai teori psikoanalisa yang sangat membantu penulis dalam melakukan analisis terhadap setiap konflik batin yang dialami tokoh utama.
4. Dilihat dari segi kepribadian, Id dari tokoh utama yaitu Mamoru banyak
mendominasi dan sering dibantu oleh Ego dalam mencapai kepuasan. Namun
Universitas Sumatera Utara
71
ada juga beberapa sikap Ego dan Super Ego yang menjadi penghalang ketika perbuatan Id sudah di luar norma, aturan dan tidak sesuai dengan hati nurani.
Jadi bisa dikatakan bahwa Ego dan Super Ego berhasil menekan Id. 5.
Id Mamoru adalah berkeinginan untuk membunuh Yoshitake karena telah menabrak ayahnya hingga tewas. Ketika Egonya hampir berhasil
menjalankan hasrat tersebut, yaitu dengan mengucapkan kata kunci yang diberikan Harasawa agar Yoshitake terhipnotis dan tanpa sadar akan
melompat dari jendela kantornya, hati nurani Mamoru tergerak dan malah menyelamatkan Yoshitake. Ini berarti Super Ego Mamoru telah berhasil
menekan Id Mamoru karena telah bertindak hal yang benar. 6.
Miyuki Miyabe selaku pengarang dari novel ini adalah orang Jepang yang tinggal di New York, Amerika Serikat. Ia memiliki pandangan yang sudah
terbuka dan menjunjung tinggi HAM. Pengarang berusaha memberitahukan kepada para pembaca setianya bagaimana situasi dan kondisi seorang anak
yang dikucilkan oleh masyarakat sejak kecil. Selain itu, pengarang juga ingin membuka pikiran pembaca agar jangan menghakimi seseorang dari perbuatan
orang tua ataupun keluarganya, karena walaupun orangtuanya bertindak kriminal, belum tentu anaknya juga bertindak kriminal. Kejahatan seseorang
tidak bisa diteruskan kepada keturunannya. 7.
Jepang memiliki budaya yang khas dan unik. Sikap masyarakat Jepang yang menempatkan rasa malu sebagai nilai yang paling tinggi di dalam kehidupan
tanpa mengabaikan rasa takut yang paling tinggi yaitu Tuhan, di mana orang Jepang menganut paham budaya malu. Oleh sebab itu, seluruh aktivitas
difokuskan pada usaha untuk menjaga rasa malu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
72
8. Rasa malu atau haji adalah budaya yang terdapat dalam masyarakat Jepang
yang tetap dijalankan sebagai ciri khas bangsa. Haji juga merupakan reaksi psikologis yang timbul akibat adanya kritikan, sindiran dan cemoohan dari
orang lain. 9.
Melalui novel ini juga ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari tokoh utama, di antaranya belajar bagaimana menerima kenyataan walaupun sulit
sekalipun, tidak memiliki rasa dendam dan berusaha memaafkan kesalahan orang lain. Serta berpikir secara logika tanpa mengesampingkan ego ataupun
perasaan untuk membantu sesama manusia.
9.2 Saran