pelaku dalam hal yang sama akan berbuat lain? Kemudian apabila setiap orang yang segolongan dengan pelaku akan berbuat lain,
maka pelaku dapat dikatakan telah berbuat lalaialpa. Disebut juga kelalaian beratmenonjol culpa lata
Atau dapat dipakai ukuran lain, yaitu dengan diambil orang yang terpandai dalam golongan si pelaku. Disebut juga kelalaian ringan
culpa uvis. 2 Akibat yang dapat diduga sebelumnya, atau keadaan atau akibat yang
dapat diduga sebelumnya, yang membuat perbuatan itu menjadi perbuatan yang dapat dihukum.
Secara umum, kealpaan atau kesengajaan culpa dibedakan atas: 1 Kealpaan dengan kesadaran bewuste schuld
Dalam hal ini, si pelaku telah membayangkan atau menduga akan timbulnya suatu akibat, walaupun ia berusaha untuk mencegah,
namun akibat dari perbuatan tersebut tetap timbul. 2 Kealpaan tanpa kesadaran onbewuste schuld
Dalam hal ini, si pelaku tidak membayangkan atau menduga akan timbulnya suatu akibay yang dilarang dan diancam hukuman oleh
undang-undang, sedangkan ia seharusnya memperhitungkan akan timbulnya suatu akibat.
c. Tidak ada alasan pemaaf dan alasan pembenar
c.1 Tidak ada Alasan Pemaaf
Universitas Sumatera Utara
Alasan pemaaf merupakan alasan yang menghapuskan kesalahan pelakunya, yaitu tak mampu bertanggungjawab Pasal 44 KUHP, pembelaan terpaksa yang
melampaui batas Pasal 49 ayat 2 KUHP, dan dengan itikad baik melaksanakan perintah jabatan yang tidak sah Pasal 51 ayat 2 KUHP.
a. Tidak mampu bertanggungjawab Pasal 44 KUHP berbunyi :
1 Barang siapa
melakukan perbuatan
yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan
kepadanya karena
jiwanya cacatdalam
pertumbuhannya atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana. 2 Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada
pembuatnya karena pertumbuhan jiwanya cacat atau tertganggu karena penyakit, maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan
ke dalam rumah sakit jiwa, paling lama 1 tahun sebagai waktu percobaan.
3 Ketentuan dalam ayat 2 hanya berlaku bagi Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Berdasarkan norma yang dirumuskan pada ayat 1 jelas ada 2 penyebab tidak
dipidananya seseorang
berhubungan dengan
tidak mampunya
bertanggungjawab si pembuat yang terbukti melakukan tindak pidana, yaitu: 1. Karena jiwanya cacat dalam pertumbuhannya; dan
2. Karena terganggu jieanya dari sebab pertumbuhannya. Menurut Van Hattum, pertumbuhan yang tidak sempurna seperti yang
dimaksud diatas haruslah diartikan sebagai suatu pertumbuhan yang tidak sempurna secara biologis dan bukan secara kemasyarakatan, misalnya apa yang
disebut dengan ―imbesilitas‖ ataupun yang juga sering disebut ―onnozelheid‖ atau ―swakzinigheid” atau yang juga sering disebut dengan perkataan lemah pikiran,
idiot, stomzinnigheid, achterlijkheid. Dengan demikian yang tidak termasuk kedalam pengertian pertumbuhan yang tidak sempurna itu ialah seperti
Universitas Sumatera Utara
keterbelakangan atau pertumbuhan yang tidak sempurna karena kurangnya perhatian dari orang tua terhadap seorang anak atau kurangnya pendidikan yang
telah diperoleh dari seseorang.
165
Van Hattum juga berpendapat bahwa dapat pula dimaksudkan kedalam pengertian pertumbuhan yang tidak sempurna seperti
dimaksud diatas, yakni pertumbuhan yang tidak sempurna dari orang-orang buta atau bisu-tuli sejak lahir.
166
Kembali kepada syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 44 tersebut, yang dimaksud dengan keadaan jiwa yang cacat karena pertumbuhannya ialah
seseorang yang sudah dewasa tetapi perangainya seperti anak-anak. Keadaan seperti ini disebut ―dungu‖, setengah matang atau idiootime, imbeciliteit, yang
diakibatkan oleh keterlambatan pertumbuhan jiwa seseorang. Keterlambatan yang mungkin karena jiwanya sangat tumpul, mungkin karena sejak lahirnya dungu
atau tuli, sehingga sukar menerima untuk mengisi jiwanya. Kemudian yang dimaksukan dengan jiwa terganggu karena penyakit ialah yang semula jiwanya
adalah sehat, tetapi kemudian dihinggapi oleh penyakit jiwa yang sering disebut ―gila‖ atau ―pathologische ziektetoestand‖.
167
Seseorang yang diyakini dihinggapi oleh penyakit secara terus-menerus tetapi mungkin juga secara sementara temporair atau kumat-kumatan. Dalam hal
ini gila kumat-kumatan yang termasuk cakupan pasal 44 adalah jika gilanya sedang kumat. Selain dariapada gila kumat-kumatan, dikenal pula adanya
165
P.A.F Lamintang, Op.Cit., Hal. 140.
166
Loc.cit.
167
E. Y Kanter dan S. R Sianturi, Op.Cit., Hal. 258.
Universitas Sumatera Utara
―kegilaan‖ untuk sesuatu perbuatan yang juga dapat dimasukkan dalam pengertian pasal 44 yang disebut sebagai:
168
1. Kleptomani, yaitu kegilaan untuk mencuri sesuatu macam barang tertentu, tanpa disadarinya, atau diluar kehendaknya. Misalnya kegilaan untuk
mengambil korek api atau sendok, sedangkan lain-lain jenis barang tidak. 2. Pyromanie, yaitu kegilaan untuk melakukan pembakaran, tanpa alasan
sama sekali ataupun alasan yang tidak jelas, dan tentunya tanpa kehendak. 3. Nymphomanie, yaitu kegilaan pada seseroang laki-laki yang jika bertemu
dengan seroang wanita, maka ia berbuat hal-hal yang tidak layaksenonoh.
Lebih lanjut ada juga suatu jenis kegilaan yang sering disebut sebagai penyakit ―epilepsy‖ penyakit ayan, yaitu suatu penyakit jiwa tertentu dimana
penderita tidak berdaya sama sekali jika ia sedan stuip mulu berbusa dan menggelepar-gelepar. Lain daripada itu dikenal pula apa yang disebut dengan
―insania moralis‖ yaitu kegilaan tetentu mengenai kesopanan atau kesusilaan.
169
b. Pembelaan terpaksa yang melampaui batas Pasal 49 ayat 2 berbunyi:
Pembelaan terpaksa yang melampaui batas, yang lasngsung disebabkan oleh keguncangan jiwa yang hebat karena serangan atau
ancaman serangan itu tidak dipidana
Apa yang dimaksud dengan melampaui batas adalah 1 melampaui apa yang perlu, dan 2 boleh dilakukan serangan telah tiada. Keistimewaan ini pada
168
Loc.cit.
169
Ibid, Hal. 259.
Universitas Sumatera Utara
merupakan pengecualian pembelaan darurat pada ayat pertama, yang terletak pada kegoncangan jiwa yang hebat hevige gemoedsbeweging.
170
Di dalam rumusan pasal 49 ayat 2 dapat disimpulkan penyebab kegoncangan jiwa yang hebat itu adalah adanya serangan atay ancaman serangan
yang melawan hukum terhadap kepentingan hukumnya. Jadi disini ada hubungan kausal causal verband antara serangan dengan kegoncangan jiwa yang hebat.
Serangan atau ancaman serangan yang bagaimana atau apa ukuran serangan atau ancaman serangan yang langsung dapat menjadi penyebab kegoncangan jiwa yang
hebat itu? Mengenai hal ini tidaklah dapat ditentukan secara umum, melainkan berdasarkan kasus peristiwanya, apakah dari peristiwa konkrit itu menurut akal
dan pengalaman orang pada umumnya dirasa dapat langsung menimbulkan kegoncangan jiwa hebat. Apabila menurut akal pikiran orang normal pada
umumnyaserangan atau ancaman serangan itu dapat menimbulkan kegoncangan jiwa yang hebat, maka disitu terdapat kegocangan jiwa yang hebat.
171
Sedangkan kapan pembelaan terpasa yang melampaui batas itu dapat dilakukan, sepanjang jiwa tersebut masih dalam kegonvangan yang hebat,
walaupun serangan itu telah berakhir. Tetapi tidaklah dapat dilakukan apabila ancaman serangan itu belum ada sama sekali. Misalnya seseorang takut akan
diserang, maka dia menyerang duluan. Hal ini ternyata dalam suatu pertimbangan bahwa ―seseorang yang takut akan diserang ia belum diperkenankan untuk
menyerang dahulu‖.
172
c. Dengan itikad baik melaksanakan perintah jabatan yang tidak sah
170
Adami Chazawi , Op.Cit., Hal. 52.
171
Ibid, Hal. 54.
172
Loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 51 ayat 2 berbunyi : Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak menyebabkan hapusnya
pidana, kecuali apabila yang menerima perintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah diberikan dengan wewenang dan
pelaksanaannya termasuk dalam lingkungan pekerjaannya
Menurut Vos, mengenai ketentuan pasal 51 ayat 2 ini, perintah jabatan yang diberikan oleh yang tidak berwenang untuk lolos dari pemidanaan, haruslah
memenuhi 2 syarat yaitu:
173
1. Syarat subjektif : pembuat harus dengan itikad baik memandang bahwa perintah itu datang dari yang berwenang;
2. Syarat objektif, pelaksanaan perintah harus terletak dalam ruang lingkup pembuat sebagai bawahan.
c.2 Tidak Ada Alasan Pembenar Alasan pembenar merupakan alasan yang menghapuskan sifat melawan
hukumnya perbuatan. Alasan pembenar yang terdapat dalam KUHP adalah daya paksa Pasal 48, pembelaan terpaksa Pasal 49 ayat 1, melakukan ketentuan
undang-undang Pasal 50 dan melaksanakan perintah jabatan yang sah Pasal 51 ayat 1.
a. Tentang daya paksa Pasal 48 KUHP berbunyi :
Barang siapa melakukan perbuatan karena terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang tak dapat dihindarkan tidak boleh dihukum.
Khusus mengenai daya paksa overmacht yang diatur dalam pasal 48 KUHP masih terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan sebagai alasan
173
Andi Hamzah II, Op.Cit., Hal. 163.
Universitas Sumatera Utara
pembenar dan ada yang mengatakan sebagai alasan pemaaf, bahkan ada yang menyatakan sebagai alasan pembenar dan dapat pula sebagai alasan pemaaf.
174
Permasalahannya adalah apakah daya paksa ini berupa paksaan fisik ataukah merupakan paksaan psikis batin. Kekuatan fisik yang mutlak yang tak dapat
dihindari dinamakan vis absoluta, sedangkan kekuatan psikis dinamakan vis compulsive, karena sekalipun tidak memaksa secara mutlak, tetapi tetap memaksa
juga.
175
b. Pembelaan terpaksa Pasal 49 ayat 1 KUHP berbunyi :
Barang siapa melakukan perbuatan, yang terpaksa dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang lain, mempertahankan
kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan orang lain, daripada serangan yang melawan hak dan mengancam dengan segera pada saat itu
juga, tidak boleh dihukum.
Pembelaan terpaksa noodweer yang diatur dalam pasal 49 ayat 1 memiliki unsur-unsur yaitu :
1 Pembelaan itu bersifat terpaksa; 2 Yang dibela adalah diri sendiri, orang lain, kehormatan kesusilaan, atau
harta benda sendiri atau orang lain; 3 Ada serangan sekejap atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat
itu; 4 Serangan itu melawan hukum.
Pembelaan harus seimbang dengan serangan atau ancaman. Serangan tidak boleh melampaui batas keperluan dan keharusan. Asas ini disebut asas
174
H. Setiyono, Kejahatan Korporasi Analisis Victimologis dan Pertanggungjawaban Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang, 2005, Hal. 114.
175
Moeljanto, Op.Cit., Hal. 114.
Universitas Sumatera Utara
subsidaritas subsidiariteit. Harus seimbang antara kepentingan yang dibela dan cara yang dipakai di satu pihak dan kepentingan yang dikorbankan. Tidak semua
alat dapat dipakai, hanya yang pantas dan masuk akal saja. c. Melaksanakan ketentuan undang-undang
Pasal 50 KUHP berbunyi : Barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan peraturan
undang-undang, tidak boleh dihukum. Dalam memastikan apakah orang sedang berhadapan dengan suatu
ketentuan yang ―meletakkan suatu kewajiban‖ ataupun suatu ketentuan yang ―memberikan suatu hak‖, maka menurut Prof. Noyon, yang sangat menentukan
bukannya rumusan ketentuan undang- undang itu sendiri melainkan ―de strekking‖
atau tujuan ketentuan undang-undang tersebut. Bahwa perbuatan apa yang boleh dilakukan itu ada batasannya. Tidak boleh melakukan semua perbuatan, melainka
haruslah sepanjang memang diperlukan, seimbang dan layak untuk demi pelaksanaan kewenangan yang diberikan undang-undang tersbut.
176
d. Melaksanakan perintah jabatan yang sah Pasal 51 ayat 1 KUHP berbunyi :
“Barang siapa melakukan perbuatan untuk menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak akan itu, tidak boleh dihukum.”
Ketentuan ini sama dengan alasan peniadaan pidana oleh sebab menjalankan peraturan perundang-undangan. Di dalam keduanya dasar peniadaan pidana itu
menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan. Juga dimaksudkan pada
176
Adami Chazawi , Op.Cit., Hal. 58.
Universitas Sumatera Utara
kedua-duanya adalah berpua perbuatan yang boleh dilakukan sepanjang menjalankan kewenangan berdasarkan perintah undang-undang maupun perintah
jabatan.
177
Perbedaannya ialah pada perintah jabatan ada hubungan publik antara orang yang memberi perintah dan orang yang diberi perintah yang dalam
melakukan suatu perbuatan tertentu. Kewenangan pada menjalankan perintah jabatan adalah pada perintah yang diberikan berdasarkan undang-undang sah,
sedangkan pada menjalankan perintah undang-undang keabsahan menjalankan perintah itu ada pada undang-undangnya.
178
B. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU TINDAK PIDANA PERPAJAKAN STUSI PUTUSAN NOMOR 1863Pid.B2015PN.Sby
B.1 Kasus B.1.1 Putusan PN Surabaya Nomor 1863Pid.B2015PN.Sby
Nama Lengkap : Agus Sumarwoto
Tempat Lahir : Surabaya
Umur atau Tanggal Lahir : 47 Tahun9 Desember 1967
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Magersari Permai AT-03, RT. 034
RW. 07 Magersari Sidoarjo Jawa Timur
Agama : Islam
177
Loc.cit.
178
Loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan : Karyawan Swasta
1. Kronologi Perkara Sekitar bulan Juni 2012 sampai dengan September 2013 atau
setidak-tidaknya pada waktu lain di tahun 2012 sampai dengan 2013 Terdakwa Agus Sumarwoto merupakan seorang biro jasa pajak yang
membantu kliennya yaitu CV. Bumi Megah Sejahtera, CV. Cipta Mandiri Nusantara CV. Putra Wijaya dan CV. Perfectama untuk
membuat dan melaporkan SPT masa PPN. Terdakwa memiliki tujuan untuk melakukan pengurangan PPN yang harus disetorkan kepada
Negara. Untuk melaksanakan niatnya, Terdakwa menggunakan faktur pajak fiktif yang dikeluarkan oleh PT. CENTRA ALTO PRIMA dan
PT. CITRA BUANA TEKNINDO yang diperolehnya dari NANCY WAHYUTI SUNGKOWO, yang diperoleh dari Martinus Massora alias
Muhammad Ridwan alias Hasan alias Gustian alias Tino Prawira. Faktur tersebut diperoleh Terdakwa dengan memesan faktur
tersebut dengan cara menghubungi NANCY WAHYUTI SUNGKOWO melalui nomor telepon 031-3814660. Setelah menerima pesanan
Terdakwa, NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO
kemudian menghubungi MARTIN di Jakarta, sebagai pemilik dan penerbit faktur
Pajak atas nama PT. CENTRA ALTO PRIMA dan PT. CITRA BUANA TEKNINDO untuk memperoleh faktur pajak fiktif.
Dalam waktu kurang lebih 1 satu minggu kemudian, faktur pajak pesanan Terdakwa dikirimkan ke rumah Terdakwa di Magersari Permai
Universitas Sumatera Utara
AT 03. Sidoarjo, Jawa Timur oleh NANCY WAHYUTI SUNGKOWO dengan menggunakan jasa kurir.
Atas pemberian faktur pajak palsu ini, NANCY WAHYUTI SUNGKOWO memperoleh fee 2,5 dari total Dasar Pengenaan Pajak
yang dipergunakan, sedangkan Terdakwa memperoleh fee sebesar 0,5 dari Total Dasar Pengenaan Pajak.
2. Dakwaan Pasal 39A huruf a Jo. Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 sebagaimana diubah beberapa kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP Pasal 39A huruf a:
―Setiap orang yang dengan sengaja: a. Menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan
pajak, bukti pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 6 enam tahun serta denda paling sedikit 2 dua kali
jumlah faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 enam kali
jumlah faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak.
Pasal 43 ayat l:
Universitas Sumatera Utara
1 Ketentuan sebagaiman dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 39A, berlaku juga bagi wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak atau
pihak lain yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan, yang mengajurkan atau yang membantu melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan Pasal 64 ayat 1 KUHP:
1 Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya
sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan satu aturan pidana;
jika berbeda-beda, yang dtierapkan yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat
3. Tuntutan
1 Menyatakan Terdakwa AGUS SUMARWOTO telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana turut serta melakukan Tindak Pidana
Perpajakan yang dilakukan secara berlanjut sebagaimana diatur didalam Pasal 39A huruf a jo.Pasal 43 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan penuntut umum;
Universitas Sumatera Utara
2 Menjatuhkan pidana
terhadap Terdakwa
AGUS SUMARWOTO berupa pidana penjara selama 3 tiga tahun
dikurangi selama Terdakwa dalam masa penahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dalam rumah tahanan;
3 Menjatuhkan pidana denda sebesar Rp. 380.387.623,- x 2 = Rp. 760.775.246,- tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus
tujuh puluh lima ribu dua ratus empat puluh enam rupiah; 4 Menyatakan barang bukti nomor 1 sd nomor 33 dipergunakan
dalam perkawa terdakwa NANCY WAHYUTI SUNGKOWO; Dan untuk barang bukti nomor 34 sd nomor 74 dikembalikan
kepada Penyidik Direktorat Jenderal Pajak;
5 Menetapkan agar Terdakwa AGUS SUMARWOTO membayar
biaya perkara sebesar Rp. 10.000,- sepuluh ribu rupiah. 4. Fakta Hukum
a. Keterangan Saksi 1. SIGID SARDJONO disumpah
Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga;
Bahwa saksi bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Utara sebagai Kasi Pelayanan, yang bertugas
menerima, mengelola dokumen pajak;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa untuk pengenaan pajak adalah selama penghasilan melebihi batas maka dikenakan pajak
juga terhadap nilai ekonomis selisihnya juga; Bahwa perbuatan Terdakwa setahu saksi adalah
penyalahgunaan faktur; Bahwa saksi pernah menerima berkas dari PT.
Centra yang
jenis pajaknya
adalah pajak
pertambahan nilai; Bahwa setahu saksi, Terdakwa menyalahgunakan
faktur dan saksi hanya menerima dokumen tidak melakukan identifikasi;
Bahwa faktur pajak fiktif adalah tidak ada transaksi nyata realnya;
Bahwa jika ada dokumen yang masuk maka akan saksi proses sesuai dengan standar operasional
prosedur SOP; Bahwa setelah data saksi diterima kemudian
diteruskan ke bagian pengolahan data; Bahwa dalam hal ini yang mengetahui adanya faktur
fiktif adalah bagian pemeriksaan; Bahwa pada tahun 2011 PT. Centra Buana
Tekhnikindo mengeluarkan faktur;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terdapat kerugian setelah dilakukan pemeriksan sebagaimana pemeriksaan saksi pada
Berita Acara Penyidikan; Bahwa saksi bertugas di bagian pelayanan pajak
sejak bulan Juli 2011 sampai dengan bulan Maret 2015;
Bahwa selama saksi bertugas saksi tidak pernah bertemu dengan Terdakwa;
Bahwa ada anggota yang menyeleksi berkas yang diajukan;
Bahwa saksi tidak tahu letak faktur yang bermasalah dalam hal ini, tahunya saksi waktu itu dipanggil
penyidik dan saat itu saksi tahu ada kerugian; Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar
keterangan saksi. 2. MANAF SITUMORANG disumpah
Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga;
Bahwa saksi bertugas di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cakung 2, saksi sebagai Kepala Seksi
Pelayanan;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terkait perbuatan Terdakwa, saksi hanya menerima data PT. Central Alto Prima yaitu data
untuk NPWP, PT. Centra Alto Prima tersebut bergerak di bidang perdagangan umum;
Bahwa saksi tidak pernah melihat terdakwa selama saksi bertugas;
Bahwa dalam hal ini ada indikasi pengurus mengeluarkan faktur yang tidak sesuai dengan aturan
karena faktur tersebut dibuat untuk menutupi; Bahwa pada tanggal 19 April 2010 daftar kemudian
pada tanggal21 April 2010 menjadi Perusahaan kena Pajak;
Bahwa PT. Centra Alto Prima melaporkan kegiatannya setiap bulan melalui SPT;
Bahwa saksi tidak tahu kaitan terdakwa dengan PT. Centra Alto Prima;
Bahwa saksi tidak pernah bertemu Terdakwa; Bahwa saksi tahu laporan PT. Centra Alto Prima
yang tanda tangan adalah sesuai aturan, yaitu direkturnya;
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar keterangan saksi.
Universitas Sumatera Utara
3. LILY SOETEDJO disumpah Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga ; Bahwa saksi bekerja di CV Solid Art pada bagian
acounting; Bahwa saksi tahu CV Sollit Art ijin usahanya adalah
mebelar; Bahwa terdakwa adalah mantan konsultan pajak di
Perusahaan saksi; Bahwa cara pihak saksi untuk membuat laporan
adalah pihak saksi menyiapkan data kemudian data tersebut
diambil terdakwa,
terdakwa yang
mengelola; Bahwa saksi tidak tahu terdakwa tinggal dimana
dan kantornya dimana; Bahwa saksi dalam perkara ini kurang tahu
masalahnya dimana, saksi hanya menyiapkan data dan saksi serahkan ke terdakwa;
Bahwa setahu saksi masalah terdakwa adalah berkaitan dengan perkara bu Nancy,setelah itu
terdakwa minta nomor telepon bu Nancy;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa setahu saksi dalam hal ini ada masalah faktur
antara pembeli
dan pemakai
untuk mengurangi pajak;
Bahwa benar keterangan saksi yang telah saksi berikan pada Berita Acara Penyidikan
;
Bahwa saksi tahu CV Solid Art pernah membeli faktur pajak ke Bu Nancy;
Bahwa data yang saksi siapkan untuk terdakwa adalah berupa faktur pajak;
Bahwa saksi tidak tahu bu Nancy sebagai apa, setahu saksi bu Nancy tidak memiliki perusahaan;
Bahwa saksi tahu barang bukti faktur tersebut sebagaimana bukti yang ditunjukkan didepan
persidangan; Bahwa saat pembelian pada tahun 2013 terdakwa
waktu itu masih sebagai konsultan pajak; Bahwa data faktur pajak dari bu Nancy juga
diserahkan kepada terdakwa; Bahwa data faktur pajak dari bu Nancy juga
diserahkan kepada terdakwa Bahwa saksi tahu CV Solid Artr membeli faktur
pajak ke bu Nancy, pembelian tersebut sesuai pimpinan;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi tidak tahu terdakwa membeli faktur ke bu Nancy;
Bahwa saksi tidak pernah membaca faktur pajak dari bu Nancy;
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar keterangan saksi
4. YUDI KHRISNA HALIM disumpah Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga ; Bahwa saksi kenal dengan terdakwa, karena
terdakwa sebagai konsultan pajak CV saksi CV Bumi Megah Sejahtera, saksi sebagai direkturnya
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013; Bahwa CV saksi bergerak dalam bidang kontraktor;
Bahwa CV saksi tidak pernah menerima faktur pajak PT Alto, saksi tahunya pada tahun 2013 akhir ketika
penyidikan; Bahwa saksi tahunya ada masalah faktur tidak sesuai
transaksi yang sebenarnya; Bahwa saksi tidak pernah ada hubungan kerja
dengan PT Alto; Bahwa dengan adanya faktur pajak fiktif tersebut,
nilai pajaknya jadi rendah;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi pernah meminta untuk mengatur pajak yang terbaik, tiap bulan terdakwa telepon ke saksi
mengenai nilainya dan saksi tidak tahu cara terdakwa bagaimana;
Bahwa saksi tidak tahu terdakwa mendapatkan faktur darimana;
Bahwa setahu saksi data yang tidak benar itu adalah tahun pelaporan 2012 dan 2013;
Bahwa terkait hal tersebut tahun 2014 awal sudah dilakukan perbaikan dan sudah saksi selesaikan
masalahnya; Bahwa untuk pajak tahun 2005 sampai dengan tahun
2011 CV saksi tidak ada kegiatan jadi nihil; Bahwa saksi lupa berapa nilai selisih pajaknya;
Bahwa masuknya faktur tersebut saksi tidak tahu; Bahwa terdakwa tidak tiap hari menghitung pajak
dikantor saksi; Bahwa ketika pembetulan saksi pakai konsultan
pajak bu Mega; Bahwa data-data tersebut waktu itu saksi serahkan
kepada terdakwa; Bahwa waktu pembetulan saksi tidak berhubungan
dengan petugas pajak tapi melalui konsultan pajak;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi sudah tidak memiliki tanggungan lagi kepada terdakwa;
Bahwa SPT dalam hal ini dilaporkan kepada saksi untuk saksi tagihkan.
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar keterangan saksi.
5. Ir. EDI PURNOMO, SH disumpah Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga ; Bahwa saksi adalah pemilik CV Prefect Tama Raya;
Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 1980an;
Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa karena yang mengurus pajaknya adalah Terdakwa;
Bahwa saksi sebagai direktur utama CV Perfect Tama Raya;
Bahwa sejak tahun 1980 saksi sudah kenal Terdakwa sebagai konsultan pajak sampai sekarang;
Bahwa terdakwa pernah memberikan masukan kepada saksi , kata terdakwa ada faktur pajak lebih
tapi tidak ada transaksinya dan saksi tidak mau terima;
Bahwa CV saksi tidak pernah memakai faktur fiktif;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terdakwa pernah menawarkan kepada saksi kalau ada kekurangan faktur akan dicarikan dan
saksi tolak; Bahwa faktur pajak milik PT Citra Buana
Tehnikindo tidak pernah masuk ke saksi. Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar
keterangan saksi. 6. GWATTININGSIH LUKITO disumpah
Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga ;
Bahwa saksi bekerja di BCA cabang Kapas Krampung, saksi sebagai pimpinannya;
Bahwa saksi tidak kenal dengan saudara Nancy; Bahwa saksi tahu ada nasabah atas nama Nancy di
BCA Kapas Krampung; Bahwa sesuai data ada transaksi antara dengan bu
Nancy, transaksi tersebut sesama Bank BCA tapi terdakwa di BCA cabang lainnya;
Bahwa saksi tahu print out rekening BCA tersbeut sebagaimana bukti yang ditunjukkan didepan
persidangan; Bahwa saksi dalam perkara ini pernah diperiksa
penyidik terkait transaksi transfer;
Universitas Sumatera Utara
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar keterangan saksi.
7. NINIK SULIYANTI disumpah Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga ; Bahwa saksi bekerja di CV Cipta Mandiri Nusantara
pada bagian purchasing; Bahwa CV tempat saksi bekerja adalah bergerak
dalam bidang konstruksi; Bahwa saksi tahu terdakwa adalah konmsultan CV
kami; Bahwa saksi pernah memberikan data kepada
terdakwa berupa faktur pajak dan ada transaksinya; Bahwa saksi pernah cek faktur pajak Central Alto
Prima dijadikan pajak pengurangan, ada 3 faktur jumlahnya sekitar Rp. 50.000.000,-;
Bahwa saksi pernah melihat faktur Central Alto Prima setelah ada pemeriksaan Dirjen Pajak;
Bahwa waktu ada masalah itu terdakwa cerita kalau untuk Central Alto Prima ada masalah;
Bahwa dengan adanya faktur fiktif itu nilai pajak yang harus dibayar jadi berkurang;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi tidak pernah melihat faktur tersebut sebagaimana bukti yang ditunjukkan didepan
persidangan; Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan benar
keterangan saksi. 8. NANCY WAHYUTI SUNGKOWO disumpah
Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga ;
Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa, terdakwa pernah telepon ke saksi membicarakan tentang pajak
masukan, Terdakwa memesan kepada saksi pajak masukan PT yang ada;
Bahwa saksi pernah diajak Terdakwa untuk mengirikan dokumen;
Bahwa awalnya saksi kenal dengan saudara Martin, dikenalkan Mario menawarkan pekerjaan untuk
kirim dokumen dan saksi mendapatkan imbalan; Bahwa Terdakwa membeli faktur ke saudara Martin
dan saksi yang menghubungkan; Bahwa setelah dipesan Terdakwa kemudian
dokumen beberapa hari kemudian datang dan saksi dapat fee komisi dari saudara Martin;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa saksi bicara kepada Martin, misalnya : pesan untuk
transaksi Rp.
100.000.000,-, terdakwa
pembayarannya sekitar 2,1 , martin kasih saksi Rp. 4.000.000,-, kemudian Rp. 7.000.000,- sekian
satunya Rp. 10.000.000,- sekitar itu; Bahwa saksi lupa berapa kali kirim faktur kepada
Terdakwa; Bahwa saksi tidak pernah lihat dokumen yang saksi
kirim, dokumen tersebut dimasukkan kedalam amplop yang kemudian dikirimkan ke Terdakwa;
Bahwa mengenai pembayaran adalah melalui transfer ke rekening saksi;
Bahwa cara terdakwa memsan adalah Terdakwa bilang kepada saksi ‖pesan pajak masukan‖;
Bahwa saksi kenal saudara Martin sekitar tahun 2012, Martin bilang kepada saksi kalau dia adalah
konsultan pajak; Bahwa Terdakwa memesan faktur ke saksi lebih dari
3 kali; Bahwa saksi mendapat fee dari Martin;
Bahwa cara pembayarannya adalah terdakwa setor kepada saksi lalu saksi bayarkan ke Martin;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa ada setoran yang saksi ingat Rp. 20.000.000,- ;
Bahwa selain Terdakwa juga ada Solid Art yang memesan faktur pajak lewat saksi;
Bahwa saksi menjadi perantara tersebut antara tahun 2012 sampai dengan 2013;
Bahwa saksi tidak pernah memberi fee kepada Terdakwa;
Bahwa saudara Martin berkara ia sebagai importir; Bahwa saksi tahu yang mengeluarkan faktur pajak
Centra Buana pada tahun 2012; Bahwa saudara martin menerima uang tunai dari
saksi; Bahwa saksi adalah nasabah Bank BCA Kapas
Krampung; Bahwa saksi menarik uang tunai dari Terdakwa
tidak sekaligus; Bahwa saksi mendapatkan fee sekitar Rp.
4.500.000,-., Rp. 7.500.000,-., Rp.10.000.000,-., Rp. 12.000.000,-;
Bahwa saksi kirim dokumen menggunakan ekspedisi TIKI;
Universitas Sumatera Utara
Atas keterangan saksi, Terdakwa menyatakan kenal dengan saksi pada waktu penyidikan dan benar
keterangan saksi. 9. TJANG HERMAN WIBISONO disumpah
Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga ;
Bahwa saksi sebagai pemilik PT Putra Wijaya; Bahwa terdakwa adalah sebagai konsultan pajak PT.
Putra Wijaya sejak tahun 2010; Bahwa PT. Putra Wijaya pernah pakai faktur CV
Centra Alto Prima atau tidak yang tahu adalah terdakwa;
Bahwa saksi pernah diperiksa terkait pajak terkait ada kurang pajak;
Bahwa saksi pernah kurang bayar pajak sebesar Rp. 10.000.000,- ke Kantor Pajak;
Bahwa saksi tidak tahu apakah PT Putra Wijaya transaksi jual beli dengan CV Alto Prima;
Bahwa saksi tidak pernah meminta kepada terdakwa untuk mengatur nilai pajak;
Bahwa saksi dalam pada PT Putra Wijaya adalah sebagai direktur;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa istri saksi yang memilih terdakwa untuk sebagai admin pajak;
Bahwa tentang faktur dalam hal ini istri saksi yang tahu;
Bahwa saksi sudah membayar kekurangan pajak dalam hal ini;
Bahwa catatan admin, keuangan yang mengatur adalah istri saksi;
Bahwa honor terdakwa kalau tidak salah adalah Rp. 300.000,- per bulan yang tahu istri saksi;
b. Keterangan Ahli 1. Ahli EVAN ARIEF ROSYIDIN ANWAR disumpah
Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga ;
Bahwa faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak merupakan sarana administrasi yang sangat penting
dalam pelaksanaan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai sebagai sarana untuk pengkreditan atau
pengurangan pajak terutang sehingga perbuatan yang sengaja menerbitkan danatau menggunakan faktur
pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dapat mengakibatkan dampak negatif
dalam keberhasilan pemungutan Pajak Pertambahan
Universitas Sumatera Utara
Nilai atau dengan kata lain dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara;
Bahwa saksi MARTINUS MASSORA alias MUHAMMAD RIDWAN DPO membuat faktur
pajak yang tidak didasari dengan transaksi jual-beli barang. Selanjutnya saksi MARTINUS MASSORA
alias MUHAMMAD RIDWAN menyerahkan Faktur Pajak kepada terdakwa dan saksi NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO untuk dijual kepada para pengguna Faktur Pajak yang merupakan perusahaan
yang mendapat surat kuasa dari direksi yang sebenarnya dan beberapa dokumen penting telah
dipalsukan dan telah digunakan sebagai kredit pajak pada SPT Masa PPN para pengguna dengan
memperoleh imbalan tertentu, delik pidana yang bisa disangkakan atas perbuatan terdakwa dan saksi
NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO serta
MARTINUS MASSORA alias MUHAMMAD RIDWAN dalam tindak pidana di bidang perpajakan
adalah melanggar ketentuan dalam Pasal 39A huruf a UU KUP berbunyi : ―Setiap orang yang dengan
sengaja menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan
Universitas Sumatera Utara
pajak, danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 6 enam tahun serta denda paling
sedikit 2 dua kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak,
danatau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 enam kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti
pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, danatau bukti setoran pajak‖, serta pasal 43 ayat 1
UU KUP, yang menyebutkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dan Pasal 39A, berlaku
juga bagi wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain yang menyuruh melakukan, yang
menganjurkan, atau yang membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan;
Menurut pendapat ahli berdasarkan berita acara Pemeriksaan saksi serta dokumen- dokumen terkait
yang dijadikan dasar dalam pemeriksaan dimana perbuatan terdakwa AGUS SUMARWOTO dan
NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO adalah
membantu melakukan penjualan faktur pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya yang
Universitas Sumatera Utara
diterbitkan oleh PT CENTRA ALTO PRIMA PT CAP dan PT CITRA BUANA TEKNINDO PT
CBT yang diperoleh dari MARTINUS MASSORA alias MUHAMMAD RIDWAN untuk membantu
mengurangi pajak yang harus disetor kenegara sehingga
dapat menimbulkan
kerugian pada
pendapatan negara karena SPT yang dilaporkan isi tidak benar dan terdapat faktur pajak yang tidak
berdasarkan transaksi yang sebenarnya
yang dikreditkan oleh pengguna faktur pajak sehingga
mengurangi PPN yang seharusnya disetorkan ke kas Negara;
Bahwa ahli telah melakukan perhitungan kerugian negara yang ditimbulkan karena adanya perbuatan
terdakwa AGUS SUMARWOTO terkait dengan pendistribusian faktur pajak yang dikeluarkan oleh
PT CENTRAL ALTO PRIMA dan PT CITRA BUANA TEKNINDO periode 2010 sampai dengan
2013 adalah
sekurang-kurangnya sebesar
Rp.380.387.623 Tiga ratus tiga delapan puluh juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu enam ratus dua
puluh tiga c. Keterangan Terdakwa
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terdakwa dalam keadan sehat jasmani dan rohani dan bersedia memberikan keterangan;
Bahwa terdakwa mulai tahun 1995 menjadi biro jasa pajak, dan terdakwa memiliki sertifikasi;
Bahwa kantor terdakwa di Magersari AT-3 Sidoarjo; Bahwa terdakwa membantu untuk melakukan laporan
bulanan dan tahunan sesuai data dari wajib pajak, terdakwa hanya menghitungkan saja dan yang
menandatangani laporan adalah wajib pajak; Bahwa terkait dalam perkara ini ada 4 perusahaan yaitu :
Bumi Megah Sejahtera, PKP, NPWP bidang kontraktor berkantor di Mer Kalijudan, 2 PT. Cipta Mandiri
kontraktor, Perfect Tama Raya bidang kontraktor, dan Putra Wijaya kotraktor yang semuanya pengusaha kena
pajak; Bahwa untuk persaingan usaha yang ketat, di lapangan
dari nilai mereka berkewajiban dan meminta untuk menghemat, lalu terdakwa kenalkan solid art bu Nancy
dan darisana dapat Central Alto; Bahwa dari bu Nancy minta 3 dari nilai pajak dan
terdakwa mendapat 0,5 ;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa cara terdakwa mendapatkan faktur adalah dengan kontak bu Nancy lalu kirim kurir lalu terdakwa serahkan
faktur ke pengguna; Bahwa untuk pembayaran jasa faktur tersebut bisa
melalui tunai bisa juga transfer, dan terdakwa ke bu Nancy dengan cara transfer;
Bahwa kerugian adalah sekitar Rp. 240.000.000,- karena ada faktur yang tidak digunakan dan didakwaan perkara
ini adalah kerugian Rp. 360.000.000,- an; Bahwa Perfect Tama Saya menerima faktur namun tidak
dipakai juga di yang lainnya, jadi ada selisih dikit dengan yang tercantum di dakwaan;
Bahwa terdakwa membeli faktur pada tahun 2012 sampai tahun 2013, sebelumnya terdakwa tidak pernah
melakukan, itu terdaka lakukan semenjak kenal dengan bu Nancy;
Bahwa terdakwa membeli faktur ke bu Nancy adalah 3 dari pengenaan pajaknya;
Bahwa terdakwa lupa berapa kali transfer uang ke bu Nancy;
Bahwa faktur adalah dari Solid Art;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa dalam hal ini keuntungan terdakwa adalah sebesar Rp. 12.000.000,-, bu Nancy mendapatkan 2,5
tapi setahu terdakwa ia setor lagi ke Jakarta; Bahwa ada faktur yang sudah terdaka beli namun tidak
dipergunakan; Bahwa terdakwa lupa ada berapa faktur yang tidak
digunakan; Bahwa setelah dilakukan penyidikan kemudian
dilakukan pelunasan kekurangan pajak oleh wajib pajaknya;
Bahwa CV Perfevt Tama Raya tidak menggunakan faktur fiktif sebagaimana bukti yang ditunjukkan
didepan persidangan; Bahwa surat tersebut adalah bukti perbaikan pajak
sebagaimana bukti
yang ditunjukkan
didepan persidangan;
Bahwa terdakwa tidak menyarankan untuk menggunakan faktur fiktif kepada wajib pajak dalam hal
ini; Bahwa tujuan digunakan faktur pajak fiktif itu untuk
menghemat biaya mengurangi pajak; 5. Pertimbangan Hakim
Ad.1.Unsur “Setiap orang”;
Universitas Sumatera Utara
Menimbang, bahwa ―Unsur Setiap Orang‖ di dalam UU KUP memang tidak didefinisikan secara khusus namun menurut
ketentuan hukum dikenal dua macam subjek hukum yaitu Natuurlijk Persoon atau mens persoon yang disebut orang atau
manusia dan Rechtpersoon atau badan hukum; Menimbang, bahwa Dalam pengertian hukum, perkataan
orang persoon berarti pembawa hak dan kewajiban subyek di dalam hukum. Dimaksud dengan orang atau subyek hukum,
dapat diartikan sebagai manusia naturlijkpersoon atau badan hukum rechtspersoon;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan setiap orang dalam rumusan Hukum Pidana adalah siapa saja recht persoon
yang dapat dijadikan subyek hukum, yang mempunyai hak dan kewajiban, cakap bertindak beekwaam tidak di bawah curatele
dan tidak sakit jiwa, pelaku tindak pidana dan subyek tersebut dapat pegawai negeri atau swasta, laki-laki atau perempuan,
siapa saja sebagai pelaku tindak pidana dan dapat dipertanggungjawabkan secara pidana terhadap perbuatan-
perbuatan yang dilakukannya; Menimbang
bahwa Penuntut
Umum telah
menghadapkan Terdakwa di muka persidangan, dan atas pertanyaan Majelis Hakim ia menerangkan bernama AGUS
SUMARWOTO, setelah dicocokkan ternyata sama dan sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan nama dan identitas Terdakwa sebagaimana termuat dalam surat Dakwaan Penuntut Umum;
Menimbang bahwa nama dan identitas Terdakwa sebagaimana termuat dalam surat Dakwaan dibenarkan oleh
Saksi-saksi; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut
Majelis Hakim berkeyakinan bahwa orang yang dihadapkan dimuka persidangan adalah Terdakwa sebagaimana disebutkan
dalam surat Dakwaan Penuntut Umum, sehingga tidak terjadi error in persona;
Menimbang bahwa selama proses pemeriksaan di muka persidangan terbukti, Terdakwa dapat mengikuti jalannya
persidangan dengan baik, dan tidak pula ditemukan adanya fakta-fakta yang menunjukkan Terdakwa tidak sehat jasmani
dan rohaninya; Menimbang bahwa berdasarkan hal tersebut diatas
Majelis Hakim berkesimpulan unsur ―barang siapa‖ dalam hal ini telah terpenuhi;
Ad.2. Unsur “Dengan sengaja menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya.;
Universitas Sumatera Utara
Menimbang, bahwa Menurut Prof. Moeljatno, yang
dimaksud dengan sengaja adalah suatu bentuk dolus atas
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, dimana
kesengajaan itu merupakan sikap bathin yang ada dalam diri terdakwa yang kemudian diaplikasikan dengan
perbuatan dan perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa
dengan sadar serta akibat-akibat yang timbul atas perbuatan
tersebut dikehendak oleh terdakwa. Istilah lain untuk
makna ―tujuan‖ adalah kata ―dengan maksud‖. Bahwa dalam buku buku belanda ada istilah ―dengan maksud‖ dan
sebagainya, misalnya dalam pasal 104, 362 KUHP; Menurut v hattum, hal itu harus dimaknakan
sebagai tujuan
subjektif daripada
terdakwa. Terdakwa harus sungguh-sungguh mengingini
keadaan tersebut.;
Pompe sebaliknya memberi makna objektif, artinya
bukan saja kalau keadaan tersebut diingini olehnya, tetapi
bagaimana keadaan
tampak dalam
kenyataannya.; Menimbang, bahwa terkait unsur Menerbitkan
danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak
yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya adalah
Universitas Sumatera Utara
bersifat alternatif dengan pengertian lain apabila salah satu atau kedua-duanya terpenuhi, maka unsur ini telah
terpenuhi; Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian unsur
Dengan sengaja menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak
danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya tersebut di atas, maka fakta-fakta
hukum yang terungkap dipersidangan melalui keterangan saksi-saksi MANAT SITUMORANG, SIGIT SARDJONO,
LILY SOETEDJO, YUDI KRISHNA HALIM, Ir. EDI PURBOWO,
SH., NINIK
SULIYANTI ,
GWATTININGSIH LUKITO,
NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO keterangan ahli perpajakan EVAN ARIEF ROSYIDIN ANWAR dan keterangan terdakwa serta
barang bukti yang sudah disita secara sah dan telah diperlihatkan di persidangan terungkap bahwa :
Menimbang, bahwa terdakwa Agus Sumarwoto yang bekerja sebagai Biro Jasa Pajak pada sekitar bulan
Juni 2012 sampai dengan bulan September 2013 membantu CV.
BUMI MEGAH SEJAHTERA, CV. CIPTA
MANDIRI NUSANTARA, CV. PUTRA WIJAYA dan
CV. CIPTA MANDIRI NUSANTARA
Universitas Sumatera Utara
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi GWATTININGSIH LUKITO., selaku Pemimpin Cabang
Pembantu BCA Kapas Krampung, Surabaya menjelaskan bahwa benar terdapat kiriman uang masuk ke rekening
NANCY WAHYUTI SUNGKOWO Nomor 1011120585 dari sejak tanggal 2 Agustus 2010 sampai dengan 18
September 2013 dari terdakwa AGUS SUMARWOTO dengan rekening nomor 0182841453, melalui Internet
Banking dan M – Banking;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi NANCY WAHYUTI SUNGKOWO menerangkan bahwa
selama periode bulan Juni 2012 sampai dengan bulan September 2013 terdakwa AGUS SUMARWOTO pernah
membeli Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan oleh PT. Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo kepada
saksi NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO
untuk kepentingan CV. BUMI MEGAH SEJAHTERA, CV
CIPTA MANDIRI NUSANTARA, CV PUTRA WIJAYA dan CV PERFECTAMA, dimana Faktur Pajak tersebut
adalah Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya;
Menimbang bahwa
berdasarkan keterangan
Terdakwa Agus Sumarwoto menerangkan bahwa selama
Universitas Sumatera Utara
periode bulan Juni 2012 sampai dengan bulan September 2013 terdakwa membeli Faktur Pajak Fiktif yang
diterbitkan oleh PT. Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo
kepada saksi
NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO untuk kepentingan CV. BUMI MEGAH SEJAHTERA, CV CIPTA MANDIRI NUSANTARA, CV
PUTRA WIJAYA dan CV PERFECTAMA, dimana Faktur Pajak tersebut adalah Faktur Pajak yang tidak sesuai
dengan transaksi yang sebenarnya , diman Faktur Pajak Fiktif
tersebut diperoleh
NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO dari Muhammad Ridwan; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Ahli
perpajakan EVAN
ARIEF ROSYIDIN
ANWAR menjelaskan bahwa ahli melakukan perhitungan kerugian
pada pendapatan Negara kaitannya dengan perkara terdakwa Agus Sumarwoto, dimana yang dijadikan dasar
dalam melakukan perhitungan kerugian pada pendapatan Negara adalah Berita Acara Pemeriksaan saksi- saksi dan
data-data berupa Faktur Pajak Fiktif atau Faktur pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya yang
diterbitkan oleh PT. Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo yang telah dipergunakan oleh CV. BUMI
MEGAH SEJAHTERA,
CV. CIPTA
MANDIRI
Universitas Sumatera Utara
NUSANTARA, CV.
PUTRA WIJAYA
dan CV.
PERFECTAMA, dan dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh ahli ditemukan adanya kerugian pada pendapatan
Negara sebesar Rp.380.387.623 tiga ratus delapan puluh juta tiga ratus delapan puluh tujuh ribu enam ratus dua
puluh tiga rupiah Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pembuktian
tersebut diatas, maka unsur ―Dengan sengaja Menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan
pajak, bukti pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya‖ telah
terpenuhi;
Ad.3.Unsur “Wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain yang menyuruh melakukan, yang turut
serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan”. ;
Menimbang, bahwa Pengertian tentang ―turut serta melakukan‖ dapat diketahui dari doktrin maupun
yurisprudensi sebagai berikut; Menimbang, bahwa Menurut Prof. Mr. D. Simon
dalam bukunya, ―Leerboek vat het Nedcerland Strafrecht‖ halaman 303-329 dikutip dari buku Hukum Pidana
Indonesia, Drs. P.A.F. Lamintang, SH, C. Djisman
Universitas Sumatera Utara
Samosir, SH., Penerbit Sibar Baru, Bandung halaman 39 menyatakan bahwa :―Orang lain yang turut serta melakukan
kejahatan itu dapat dianggap sebagai pelaku, maka disitu dapat terjadi medepleger atau turut serta melakukan.
Mededaderschap itu
menunjukkan tentang
adanya kerjasama secara fisik untuk melakukan sesuatu perbuatan,
kerjasama fisik itu haruslah didasarkan pada kesadaran bahwa mereka itu bekerjasama‖;
Menimbang, bahwa dalam undang undang nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum tata cara perpajakan
dan perubahannya tidak dijelaskan mengenai makna turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau membantu
melakukan sehingga sesuai dengan pasal 103 KUHP maka ketentuan ketentuan dalam buku 1 KUHP diberlakukan
sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang undang ketentuan umum perpajakan. Selanjutnya dalam konteks
pembuktian perkara ini yang dimaksud dengan turut serta adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 55 ayat 1 ke-1
KUHP, yaitu penyertaan deelneming adalah turut melakukan
atau medepelgen.
Sedangkan masalah
membantu melakukan diatur dalam pasal 56 ayat 1 dan ayat 2 KUHP yang dibagi kepada bantuan untuk
mempermudah pelaku untuk melakukan tindak pidana
Universitas Sumatera Utara
sebelum dan mempermudah pelaku menikmati hasil tindak pidana sesudah. Bahwa oleh karena dalam praktek
peradilan bentuk deelneming ini selalu terdapat seorang pelaku dan seorang atau lebih yang turut melakukan tindak
pidana yang dilakukan oleh pelakunya, maka bentuk deelneming ini juga sering disebut sebagai suatu
mededaderschap. Apabila seseorang itu melakukan suatu tindak pidana, maka biasanya ia disebut sebagai seorang
dader atau seorang pelaku, tetapi apabila beberapa orang secara bersama-sama melakukan tindak pidana, maka setiap
peserta di dalam tindak pidana itu sebagai mededader dari peserta atau peserta-peserta lain atau sebaliknya;
Menimbang, bahwa Bahwa Menurut Yurisprudensi Mahkamah
Agung RI
dalam putusan
Nomor :
1395.KPid1985 tanggal 24 September 1987 yang memutuskan sebagai berikut:
―Penerapan Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP ‗turut melakukan
‘, inisiatif melakukan delik tidak harus timbul dari sipembuat terdakwa‖.;
Menimbang, bahwa
Menurut Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI di atas dapat disimpulkan tentang syarat medeplegen, sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Adanya niat yang sama, ditandai dengan ―begin van uitvoering‖ atau ―suatu
permulaan pelaksanaan‖; Bahwa tidak perlu semua peserta harus
memenuhi unsur delik; Bahwa tidak perlu siapa diantara peserta
yang kemudian telah menyelesaikan secara sempurna kejahatan mereka;
Menimbang, Bahwa pengertian deelneming ini perlu dikemukakan untuk menentukan pertanggungjawaban
dari peserta pelaku tindak pidana dari suatu delict. Masalah penyertaan deelneming dibahas oleh Prof. Satochid
Kartanegara, S.H. dalam bukunya ―Hukum Pidana, Kumpulan Kuliah Bagian Kedua‖ menyebutkan pasal 55
ayat 1 ke- 1 KUHP sebagai ajaran ―deelneming‖ yang
terdapat pada suatu strafbaarfeit atau delict, apabila dalam suatu delict tersangkut beberapa orang atau lebih dari
seorang, dalam hal ini harus dipahami bagaimana hubungan tiap peserta itu terhadap delict.;
Menimbang, bahwa Pelaku adalah mereka yang memenuhi semua unsur yang dirumuskandi dalam undang-
undang mengenai suatu tindak pidana atau delict. Turut serta melakukan itu dapat terjadi jika dua orang atau lebih
Universitas Sumatera Utara
melakukan secara bersama-sama sesuatu perbuatan yang dapat dihukum, sedangkan dengan perbuatan masing-
masing saja maksud itu tidak akan dapat tercapai. Jika kerjasama antara pelaku itu sedemikian lengkapnya
sehingga tindakan dari salah seorang diantara mereka tidaklah mempunyai sifat sebagai suatu pemberian bantuan,
maka disitu terdapat turut serta melakukan; Menimbang, bahwa Menurut Prof. DR. Loebby
Luqman, S.H. dalam bukunya ―Percobaan, Penyertaan dan Gabungan Tindak Pidana‖ halaman 69 yang menyadur
pendapat Hoge Raad, Noyon dan Putusan Mahkamah Agung Tanggal 26 Juni 1971 No. 15KKr1970, menganut
bahwa tidak perlu semua peserta didalam penyertaan yang berbentuk ikut serta harus memenuhi semua unsur tindak
pidana yang dilakukan; Menimbang, bahwa Berdasarkan fakta-fakta yang
terungkap di persidangan berdasarkan keterangan saksi, petunjuk, keterangan terdakwa dan barang bukti terungkap
bahwa : Menimbang, bahwa sejak bulan Juni 2012 sd bulan
September 2013 terdakwa AGUS SUMARWOTO bekerja sebagai biro jasa pajak yang mempunyai kewajiban
membantu CV. Bumi Megah Sejahtera, CV. Cipta Mandiri
Universitas Sumatera Utara
Nusantara, CV. Putra Wijaya dan CV. Perfectama yangm erupakan kliennya dalam pembuatan dan pelaporan SPT
masa PPN. Dimana terdakwa dengan maksud untuk mengurangi jumlah PPN yang harus disetorkan kepada
Negara maka terdakwa menggunakan Faktur Pajak Fiktif dikeluarkan oleh PT. CENTRA ALTO PRIMA dan PT.
CITRA BUANA TEKNINDO tanpa adanya transaksi atau penyerahan barang, yang mana Faktur Pajak Fiktif tersebut
terdakwa peroleh dari Saksi Nancy Wahyuti Sungkowo, dan saksi Nancy Wahyuti Sungkowo setelah memperoleh
pesanan faktur
pajak dari
terdakwa, kemudian
menghubungi saksi
MARTINUS MASSORA
alias MUHAMMAD RIDWAN di Jakarta sebagai pemilik dan
penerbit faktur pajak atas nama PT. CENTRA ALTO PRIMA dan PT. CITRA BUANA TEKNINDO, selanjutnya
saksi Nancy Wahyuti Sungkowo menerima pesanan faktur dari Jakarta dalam bentuk dokumen dan kemudian langsung
mengirimkan dokumen tersebut kepada ke alamat terdakwa Agus Sumarwoto dengan menggunakan jasa kurir. Dan
terdakwa Agus Sumarwoto dalam penggunaan SPT masa PPN yang dikreditkan sebagai faktur masukan mengetahui
bahwa Faktur Pajak tersebut tidak disertai dengan transaksi yang sebenarnya, serta terdakwa Agus Sumarwoto atas
Universitas Sumatera Utara
penggunaan Faktur Pajak Fiktif tersebut membayar kepada saksi Nancy Wahyuti Sungkowo sebesar 2,5 dari Dasar
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, sedangkan terdakwa mendapatkan pembayaran dari klien-kliennya sebesar 3
dari Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Dimana dari samua penggunaan Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan
oleh PT. Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo yang terdakwa peroleh dari Saksi Nancy Wahyuti
Sungkowo dan dipergunakan oleh klien-klien terdakwa periode bulan Juni 2012 s.d bulan September 2013
terdakwa memperoleh keuntungan sebesar ± Rp. 0,5 dari Dasar Pengenaan Pajak DPP setiap Faktur Pajak Fiktif
tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi
NANCY WAHYUTI SUNGKOWO menerangkan bahwa selama periode bulan Juni 2012 sampai dengan bulan
September 2013 terdakwa AGUS SUMARWOTO pernah membeli Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan oleh PT.
Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo kepada saksi
NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO untuk
kepentingan CV. BUMI MEGAH SEJAHTERA, CV CIPTA MANDIRI NUSANTARA, CV PUTRA WIJAYA
dan CV PERFECTAMA, dimana Faktur Pajak tersebut
Universitas Sumatera Utara
adalah Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya;
Menimbang, bahwa
berdasarkan keterangan
Terdakwa Agus Sumarwoto menerangkan bahwa selama periode bulan Juni 2012 sampai dengan bulan September
2013 terdakwa membeli Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan oleh PT. Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana
Teknindo kepada
saksi NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO untuk kepentingan CV. BUMI MEGAH
SEJAHTERA, CV CIPTA MANDIRI NUSANTARA, CV PUTRA WIJAYA dan CV PERFECTAMA, dimana Faktur
Pajak tersebut adalah Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya , dimana Faktur Pajak
Fiktif tersebut
diperoleh NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO dari Muhammad Ridwan;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan –
pertimbangan tersebut diatas, maka unsur ―Wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain
yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan
terpenuhi;
Ad.5. Unsur “Antara beberapa perbuatan, meskipun masing- masing
merupakan kejahatan atau
pelanggaran, ada
Universitas Sumatera Utara
hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut”;
Menimbang, bahwa Pasal 64 ayat 1 KUHP, mengatur, jika antara beberapa perbuatan meskipun
masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang
sebagai suatu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan satu aturan pidana, jika berbeda-beda, yang diterapkan yang
memuat ancaman pidana pokok yang paling berat. Perbuatan pidana yang masing-masing, berdiri sendiri
tetapi mempunyai pertalian satu sama lain, perbuatan berlanjut ini dikenal dengan istilah ―Voorgezett
Handeling‖, dimana untuk membuktikan unsur ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menentukan
adanya suatu perbuatan berlanjut antara lain : Bahwa pada diri pelaku dader harus ada
kesatuan putusan dan kehendak dan perbuatan-perbuatan itu harus berasal dari
satu putusan kehendak yang dilarang,yang menentukan dalam hal ini adalah apakah
sebenarnya yang menjadi dasar perbuatan itu.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa perbuatan pelaku dader itu haruslah sama dan satu macam;
Bahwa waktu antara perbuatan yang satu dengan yang lain tidak terlalu lama, akan
tetapi perbuatan itu boleh terus menerus berjalan bertahun-tahun;
Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan sesuai keterangan saksi, terdakwa, ahli dan barang bukti
jika dikaitkan dengan perbuatan berlanjut terungkap fakta berikut :
Menimbang, bahwa
terdakwa AGUS
SUMARWOTO yang bekerja sebagai biro jasa pajak dan mempunyai kewajiban membantu CV. Bumi Megah
Sejahtera, CV. Cipta Mandiri Nusantara, CV. Putra
Wijaya dan CV. Perfectama yang merupakan klien terdakwa dalam pembuatan dan
pelaporan SPT masa PPN. Dimana terdakwa secara berkelanjutan yaitu sejak
periode bulan Juni 2012 sd bulan September 2013 dengan maksud untuk membantu mengurangi jumlah
PPN yang harus disetorkan oleh CV. Bumi Megah Sejahtera, CV. Cipta Mandiri Nusantara, CV. Putra
Wijaya dan
CV. Perfectama
kepada Negara
menggunakan Faktur Pajak Fiktif atau Faktur Pajak
Universitas Sumatera Utara
tanpa adanya transaksi atau penyerahan barang yang dikeluarkan oleh PT. CENTRA ALTO PRIMA DAN =
PT. CITRA BUANA TEKNINDO, yang mana Faktur Pajak Fiktif tersebut terdakwa peroleh dari Saksi Nancy
Wahyuti Sungkowo yang terdakwa dengan cara membeli Faktur Pajak Fiktif tersebut dari saksi Nancy Wahyuti
Sungkowo sebesar 2,5 dari Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, sedangkan terdakwa mendapatkan
pembayaran dari klien-kliennya sebesar 3 dari Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, dan dari samua
penggunaan Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan oleh PT. Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo
yang terdakwa peroleh dari Saksi Nancy Wahyuti Sungkowo dan dipergunakan oleh klien-klien terdakwa
selama periode bulan Juni 2012 s.d bulan September 2013 terdakwa memperoleh keuntungan sebesar ± 0,5
dari Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai yang tertuang dalam setiap Faktur Pajak Fiktif tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi NANCY WAHYUTI SUNGKOWOmenjelaskan
bahwa selama periode bulan Juni 2012 sampai dengan bulan September 2013 terdakwa AGUS SUMARWOTO
membeli Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan oleh PT.
Universitas Sumatera Utara
Centra Alto Prima dan PT. Citra Buana Teknindo kepada saksi NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO untuk kepentingan CV. BUMI MEGAH SEJAHTERA, CV
CIPTA MANDIRI
NUSANTARA, CV
PUTRA WIJAYA dan CV PERFECTAMA, dimana Faktur Pajak
tersebut adalah Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya;
Menimbang, bahwa Terdakwa Agus Sumarwoto menerangkan bahwa selama periode bulan Juni 2012
sampai dengan bulan September 2013 terdakwa membeli Faktur Pajak Fiktif yang diterbitkan oleh PT. Centra Alto
Prima dan PT. Citra Buana Teknindo kepada saksi NANCY WAHYUTI SUNGKOWO untuk kepentingan
CV. BUMI MEGAH SEJAHTERA, CV CIPTA MANDIRI NUSANTARA, CV PUTRA WIJAYA dan
CV PERFECTAMA, dimana Faktur Pajak tersebut adalah Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan transaksi
yang sebenarnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tersebut diatas, maka unsur ―Antara beberapa perbuatan, meskipun masing-
masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus
Universitas Sumatera Utara
dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa dengan telah terpenuhinya seluruh unsur pasal yang didakwakan dalam dakwaan
Penuntut Umum maka terdakwa AGUS SUMARWOTO telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah turut
serta melakukan tindak pidana perpajakan terus menerus sebagai perbuatan yang dilanjutkan sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 39 A huruf a jo Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, jo pasal 64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan tunggal penuntut umum ;
Menimbang. bahwa karena semua unsur-unsur dalam dakwaan tunggal Penuntut Umum telah terpenuhi
maka Pembelaan Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya haruslah ditolak ;
Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim sependapat dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum
yang menuntut Terdakwa dengan dakwaan Kesatu namun tidak
sependapat dengan
tuntutan hukuman
yang dibebankan oleh Jaksa Penuntut Umum kepada Terdakwa
Universitas Sumatera Utara
karena adanya
keadaan yang
memberatkan dan
meringankan Terdakwa ; Menimbang, bahwa dalam persidangan tidak
terungkap fakta pada diri Terdakwa adanya alasan pemaaf atau alasan pembenar yang menghapuskan tanggung-jawab
pidana, maka Terdakwa harus dipidana yang setimpal dengan perbuatannya ;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dalam perkara ini telah ditangkap dan ditahan secara sah menurut
hukum, maka berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat 4 KUHAP masa penangkapan dan atau penahanan terhadap
Terdakwa tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
Menimbang, mengenai barang bukti yang telah disita oleh Penyidik secara sah menurut hukum berupa
barang bukti nomor 1 sd nomor 33 yang telah disita dari Terdakwa sedangkan Barang Bukti tersebut dipakai dalam
perakra lain maka berdasarkan ketentuan pasal 46 ayat 2 jo pasal; 194 ayat 3 KUHAP, Majelis menetapkan bahwa
barang dikembalikan Jaksa Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara NANCY WAHYUTI
SUNGKOWO;
Universitas Sumatera Utara
Menimbang, mengenai barang bukti yang telah disita oleh Penyidik secara sah menurut hukum berupa
barang bukti nomor 34 sd nomor 74 yang telah disita dari Terdakwa sedangkan Barang Bukti tersebut dipakai dalam
perakra lain maka berdasarkan ketentuan pasal 46 ayat 2 jo pasal; 194 ayat 3 KUHAP, Majelis menetapkan bahwa
barang dikembalikan kepada Penyidik Direktorat Jenderal Pajak;
Menimbang. Bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana perlu memperhatikan keadaan-keadaan
yang meringankan dan yang meberatkan pada diri terdakwa :
KEADAAN YANG MEMBERATKAN : Perbuatan terdakwa tidak mendukung Program
Pemerinta RI dalam menambah pendapatan Negara dari sektor perpajakan;
KEADAAN YANG MERINGANKAN; Terdakwa berlaku sopan selama persidangan ;
Terdakwa mengaku terus terang dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi;
Terdakwa belum pernah dihukum ; 6. Putusan Hakim
Universitas Sumatera Utara
1. Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Turut serta melakukan
Tindak Pidana Perpajakan terus menerus sebagai perbuatan yang dilanjutkan sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 39 A huruf a jo Pasal 43 ayat 1 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, jo pasal
64 ayat 1 KUHP sebagaimana dakwaan tunggal penuntut umum;
2. Menghukum ia oleh karena itu dengan pidana penjara selama 2 dua tahun dan denda sebesar : Rp. 380.387.623,- x 2 = Rp.
760.775.246,- tujuh ratus enam puluh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu dua ratus empat puluh enam rupiah dengan
ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar dapat diganti dengan pidana kurungan selama 1 satu bulan ;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani dikurangkan seluruhnya dengan pidana yang
dijatuhkan ; 4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan ;
5. Menetapkan barang bukti berupa : 1. Asli Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak a.n. PT
CITRA BUANA TEKNINDO tanggal 03 Agustus 2011
Universitas Sumatera Utara
beserta copy identitas pengurus sebanyak 3 tiga lembar;
2. Asli Surat Tempat Kedudukan, Tempat Tinggal Direktur dan Alamat Perusahaan sebanyak 1 satu
lembar; 3. Copy Surat Keterangan Domisili Perusahaan No.
02521.842.911 tanggal 22 Maret 2011 dari Lurah Tugu Utara, sebanyak 1 satu lembar;
4. Copy Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia
Nomor :
AHU- 12614.A.H.01.01.Tahun 2011 tanggal 14 April 2011
tentang Pengesahan Badan Hukum Perseoan PT CITRA BUANA TEKNINDO, sebanyak 1 satu lembar;
5. Asli surat kuasa untuk mengurus pembuatan NPWP a.n. PT CITRA BUANA TEKNINDO beserta copy KTP
penerima kuasa sebanyak 2 dua lembar; 6. Copy Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT CITRA
BUANA TEKNINDO Nomor : 40 tanggal 21 Maret 2011 sebanyak 12 duabelas lembar;
7. Asli SPT Masa PPN Masa Januari 2012 Pembetulan 1 dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan
lampirannya berupa Copy Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Copy Surat Setoran Pajak SSP lembar 1,
Universitas Sumatera Utara
dan Copy Bukti Penerimaan Surat SPT Masa PPN Masa Januari 2012 sebanyak 18 delapan belas lembar;
8. Asli SPT Masa PPN Masa Desember 2012 Pembetulan 1 dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan
lampirannya berupa Copy Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Copy Surat Setoran Pajak SSP lembar 1,
dan Copy Bukti Penerimaan Surat ,dan Asli SPT Masa PPN Masa Desember 2012 sebanyak 20 duapuluh
lembar; 9. Asli SPT Masa PPN Masa Januari 2013 Pembetulan 2
dua dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya berupa SPT Masa PPN Masa Januari 2013
Pembetulan 1 satu dilampiri Copy Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Copy Surat Setoran Pajak SSP
lembar 1, dan Copy Bukti Penerimaan Surat ,dan Copy SPT Masa PPN Masa Januari 2013 sebanyak 37 tiga
puluh tujuh lembar; 10. Asli SPT Masa PPN Masa Mei 2013 dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen dengan ]lampirannya berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari
BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3, sebanyak 11 sebelas lembar;
Universitas Sumatera Utara
11. Asli SPT Masa PPN Masa Juni 2013 dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya
berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3,
sebanyak 10 sepuluh lembar; 12. Asli SPT Masa PPN Masa Juli 2013 dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari
BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3, sebanyak 10 sepuluh lembar;
13. Asli SPT Masa PPN Masa Agustus 2013 Pembetulan 1 satu dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan
lampirannya berupa SPT Masa PPN Masa Agustus 2013 dilampiri Copy Bukti Penerimaan Negara dari
BNI, Copy Surat Setoran Pajak SSP lembar 1, dan Copy Bukti Penerimaan Surat , sebanyak 23 dua puluh
tiga lembar; 14. Asli SPT Masa PPN Masa September 2013 dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari
BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3, sebanyak 10 sepuluh lembar;
Universitas Sumatera Utara
15. Asli Rekening Koran BCA, a.n Gwan Pheng Stefanus Soetikno, No.Rekening: 7200010056, Periode 31-08-13
sd 30-09-13, mata uang: IDR, sebanyak 3 tiga lembar;
16. Asli Rekening Koran BCA, a.n Gwan Pheng Stefanus Soetikno, No.Rekening: 0886668877, Periode 31-08-13
sd 30-09-13, mata uang: IDR, sebanyak 14 empat belas lembar;
17. Fotocopi SPT Masa PPN, Masa 09 s.d 09 – 2012,
Tanda Terima BPS, SSP, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, NPWP: 02.906.485.4-006.000, sebanyak 1
satu set; 18. Fotocopi SPT Masa PPN, Masa 12012, Tanda Terima
BPS, SSP, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, NPWP: 02.906.485.4-006.000, sebanyak 1 satu set;
19. Fotocopi SPT Masa PPN, Masa 12012, Tanda Terima BPS, SSP, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, NPWP:
02.906.485.4-006.000, sebanyak 1 satu set; 20. Fotocopi SPT Masa PPN, Masa 112013, Tanda Terima
BPS, SSP, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, NPWP: 02.906.485.4-006.000, sebanyak 1 satu set;
Universitas Sumatera Utara
21. Fotocopi SPT Masa PPN, Masa 122013, Tanda Terima BPS, SSP, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, NPWP:
02.906.485.4-006.000, sebanyak 1 satu set; 22. Fotocopi SPT Masa PPN, Masa 12013, Tanda Terima
BPS, SSP, a.n PT CITRA BUANA TEKNINDO, NPWP: 31.367.219.8-045.000, sebanyak 1 satu set;
23. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000729 tanggal 22 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT
CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar; 24. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000684
tanggal 01 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar;
25. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000695 tanggal 06 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT
CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar; 26. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000699
tanggal 07 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar;
27. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000705 tanggal 10 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT
CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar;
Universitas Sumatera Utara
28. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000716 tanggal 14 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT
CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar; 29. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000718
tanggal 19 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar;
30. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000723 tanggal 20 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT
CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar; 31. Asli Kwitansi, Faktur Pajak No.010.000-12.00000736
tanggal 26 November 2012, Invoice, Surat Jalan, a.n PT CENTRA ALTO PRIMA, sebanyak 4 empat lembar;
32. Asli Kwitansi, Invoice, Surat Jalan, fotocopi Faktur Pajak No.010.000-13.00000004 tanggal 03 Januari
2013, a.n PT CITRA BUANA TEKNINDO, sebanyak 4 empat lembar;
33. Asli Kwitansi, Invoice, Surat Jalan, fotocopi Faktur Pajak No.010.000-13.00000016 tanggal 08 Januari
2013, a.n PT CITRA BUANA TEKNINDO, sebanyak 4 empat lembar;
34. Asli Kwitansi, Invoice, Surat Jalan, fotocopi Faktur Pajak No.010.000-13.00000026 tanggal 11 Januari
Universitas Sumatera Utara
2013, a.n PT CITRA BUANA TEKNINDO, sebanyak 4 empat lembar;
Dipergunakan dalam perkara terdakwa NANCY WAHYUTI SUNGKOWO;
35. Asli SPT Masa PPN Masa Mei 2013 dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya
berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3,
sebanyak 11 sebelas lembar;
36. Asli SPT Masa PPN Masa Juni 2013 dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya
berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3,
sebanyak 10 sepuluh lembar;
37. Asli SPT Masa PPN Masa Juli 2013 dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya
berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3,
sebanyak 10 sepuluh lembar;
38. Asli SPT Masa PPN Masa Agustus 2013 Pembetulan 1 satu dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dengan
lampirannya berupa SPT Masa PPN Masa Agustus 2013 dilampiri Copy Bukti Penerimaan Negara dari
Universitas Sumatera Utara
BNI, Copy Surat Setoran Pajak SSP lembar 1, dan Copy Bukti Penerimaan Surat , sebanyak 23 dua puluh
tiga lembar; 39. Asli SPT Masa PPN Masa September 2013 dan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen dengan lampirannya berupa dilampiri Asli Bukti Penerimaan Negara dari
BNI, Asli Surat Setoran Pajak SSP lembar 3, sebanyak 10 sepuluh lembar;
40. Fotocopy Dokumen ―PERMOHONAN MENJADI
PENABUNG TABUNGAN HARI DEPAN‖ di Bank BCA, Account No. 12058-5, atas nama: NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO, tertanggal 15 Oktober 1990, beserta lampiran, sebanyak 2 dua lembar;
41. Fotocopy Dokumen : ― FORMULIR PEMBUKAAN
REKENING PERORANGAN‖ di Bank BCA Kapas Krampung, No. Rekening 1010861213, atas nama:
NANCY WAHYUTI SUNGKOWO, tertanggal 13 November 2013, beserta lampirannya, sebanyak 5
lima lembar; 42.
Print out cetak ―:LAPORAN TRANSAKSI‖ mutasi rekening, Bank BCA Cabang Kapas Krampung, atas
nama: NANCY
WAHYUTI SUNGKOWO,No.
Universitas Sumatera Utara
Rekening 01011120585, Periode Januari 2010 s.d. September 2013, sebanyak 1 satu set;
43. Print out cetak―MUTARSI HARIAN‖ Bank BCA
Cabang Kapas Krampung, atas nama: NANCY WAHYUTI SUNGKOWO,No. Rekening 1010861213,
Periode November 2013 s.d. Desember 2013, sebanyak 1 satu lembar;
44. CPU Komputer PC SPIDER PC AMD Sempron tm Processor LE-1150 dengan 1 satu unit Hard Disk
merk SEAGATE Barracuda 500 GB SN Z3TS6 GKV, ST 500D4002, PN 180142-303, Firmware KC48 Date
code 14135 sebanyak 1 satu unit; 45. Fotocopy legalisir tanda tangan pemilik rekening buku
tabungan Bank BCA KCU Sidoarjo atas nama AGUS SUMARWOTO
Nomor Rekening:
6150488000, sebanyak 3 tiga set;
46. Fotocopy legalisir tanda tangan pemilik rekening buku tabungan Bank BCA KCU Sidoarjo atas nama AGUS
SUMARWOTO Nomor
Rekening: 0182841453,
sebanyak 4 empat set; 47. Asli Kwitansi No. 0155, Surat Jalan No. 0155, Invoice
No. 0155 dan Faktur Pajak Nomor : 010.000. —
13.00000155 atas nama Pengusaha Kena Pajak PT.
Universitas Sumatera Utara
CENTRA ALTO PRIMA , NPWP 02.906.485.4- 066.000 , Pembeli Barang Kena Pajak CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
48. Asli Kwitansi No. 0197, Surat Jalan No. 0197, Invoice No. 0197 dan Faktur Pajak Nomor : 010.000.
— 13.00000197 atas nama Pengusaha Kena Pajak PT.
CENTRA ALTO PRIMA , NPWP 02.906.485.4- 066.000 , Pembeli Barang Kena Pajak CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
49. Asli Kwitansi No. 3033, Surat Jalan No. 0464, Invoice No. 3033 dan Faktur Pajak Nomor : 010.000.
— 13.73643033 atas nama Pengusaha Kena Pajak PT.
CENTRA ALTO PRIMA, NPWP 02.906.485.4- 066.000 , Pembeli Barang Kena Pajak CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
50. Asli Kwitansi No. 1659, Surat Jalan No. 0476, Invoice No. 1659 dan Faktur Pajak Nomor : 010.901-
13.81791659, tanggal 24 Juli 2013 atas nama Pengusaha Kena Pajak PT. CENTRA ALTO PRIMA ,
NPWP 02.906.485.4-066.000 , Pembeli Barang Kena
Universitas Sumatera Utara
Pajak CV. BUMI MEGAH, NPWP 02.454.296.7- 619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
51. Asli Kwitansi No. 0375, Surat Jalan No. 0405, Invoice No. 0375 dan Faktur Pajak Nomor : 010.000-
12.00000375, tanggal 30 Juni 2013 atas nama Pengusaha
Kena Pajak
PT. CITRA
BUANA TEKNINDO , NPWP 31.367.219.8-045.000 , Pembeli
Barang Kena Pajak CV. BUMI MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
52. Asli Kwitansi No. 0346, Surat Jalan No. 0376, Invoice No. 0346 dan Faktur Pajak Nomor : 010.000-
12.00000346, tanggal 23 Juni 2013 atas nama Pengusaha
Kena Pajak
PT. CITRA
BUANA TEKNINDO , NPWP 31.367.219.8-045.000 , Pembeli
Barang Kena Pajak CV. BUMI MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
53. Asli Kwitansi No. 0335, Surat Jalan No. 0365, Invoice No. 0335 dan Faktur Pajak Nomor : 010.000-
12.00000335, tanggal 20 Juni 2013 atas nama Pengusaha
Kena Pajak
PT. CITRA
BUANA TEKNINDO , NPWP 31.367.219.8-045.000 , Pembeli
Barang Kena Pajak CV. BUMI MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000 , sebanyak 4 empat lembar;
Universitas Sumatera Utara
54. Asli 1satu set SPT Masa PPN Masa bulan Juni tahun 2012 dengan lampirannya atas nama CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000. , sebanyak 11 sebelas lembar;
55. Asli 1satu set SPT Masa PPN Masa bulan Maret tahun 2013 dengan lampirannya, atas nama CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000, sebanyak 11 sebelas lembar;
56. Asli 1satu set SPT Masa PPN Masa bulan April tahun 2013 dengan lampirannya, atas nama CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000, sebanyak 11 sebelas lembar;
57. Asli 1satu set SPT Masa PPN Masa bulan Juli tahun 2013 dengan lampirannya, atas nama CV. BUMI
MEGAH, NPWP 02.454.296.7-619.000, sebanyak 9 sembilan lembar;
58. Asli Kwitansi No. 3018 tanggal 12 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu
lembar; 59. Asli Invoice No. 3018 tanggal 12 Juli 2013 PT.
CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu lembar;
Universitas Sumatera Utara
60. Asli Faktur Pajak Nomor 010.900.13.73643018 tanggal 12 Juli 2013 PT. CENTRA
ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu lembar;
61. Asli Surat Jalan No. 0449 tanggal 12 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu
lembar; 62. Asli Kwitansi No. 3004 tanggal 08 Juli 2013 PT.
CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu lembar;
63. Asli Invoice No. 3004 tanggal 08 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu
lembar; 64. Asli Faktur Pajak Nomor 010.900.13.73643004 tanggal
08 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA
SEBANYAK 1 satu lembar; 65. Asli Surat Jalan No. 0435 tanggal 08 Juli 2013 PT.
CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu lembar;
66. Asli Kwitansi No. 3026 tanggal 17 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu
lembar; 66 Asli Invoice No. 3026 tanggal 17 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1satu
lembar;
Universitas Sumatera Utara
67. Asli Faktur Pajak Nomor 010.900.13.73643026 tanggal 17 Juli 2013 PT. CENTRA
ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu lembar;
68. Asli Surat Jalan No. 0457 tanggal 17 Juli 2013 PT. CENTRA ALTO PRIMA SEBANYAK 1 satu
lembar; 69. Fotocopy yang sudah ditandatangani sesuai aslinya
Bukti Penerimaan Surat nomor 905407782 sebanyak 1 satu lembar;
70. Fotocopy yang sudah ditandatangani sesuai aslinya Surat Setoran Pajak SSP tanggal 31 Agustus 2013
untuk pembayaran PPN masa Juli 2013 sebanyak 1 satu lembar;
71. Fotocopy yang sudah ditandatangani sesuai aslinya Bukti
Penerimaan Surat
nomor S-
01024415PPN1111WPJ.24KP.10032013 tanggal 02 September 2013 sebanyak 1 satulembar;
72. Fotocopy yang sudah ditandatangani sesuai aslinya SPT Masa PPN masa Juli 2013 dan lampirannya sebanyak 7
tujuh lembar; 73. Fotocopy yang sudah ditandatangani sesuai aslinya
Bukti Penerimaan
Surat nomor
S-
Universitas Sumatera Utara
01027471PPN1111WPJ.24KP.10032013 tanggal 07 Oktober 2013 sebanyak 1 satu lembar;
74. Fotocopy yang sudah ditandatangani sesuai aslinya SPT Masa PPN masa Juli 2013 pembetulan 1 dan
lampirannya sebanyak 7 tujuh lembar;
dikembalikan kepada Penyidik Direktorat Jenderal Pajak;
6. Menetapkan pula agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- lima ribu rupiah ;
B2. Analisis Putusan Berdasarkan Putusan PN Surabaya Nomor 1863Pid.B2015PN.Sby,
diketahui bahwa Terdakwa terbukti bersalah dengan melakukan menggunakan faktur pajak palsu yang tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya secara
sengaja. Didalam putusnnya, Majelis Hakim PN Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara dengan Agus Sumarwoto sebagai Terdakwa menjatuhkan
pidana penjara selama 2dua tahun serta pidana denda sebesar Rp.760.775.246,- tujuh ratus enam puluh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu dua ratus empat
puluh enam rupiah dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 satu bulan.
Dalam mempertanggungjawabkan
perbuatannya, seseorang
harus memenuhi 3 syarat.
179
Dalam kasus ini, pada dasarnya Terdakwa Agus
179
Syarat dalam pertanggungjawaban atas kesalahan perbuatan pidana: a. Kemampuan bertanggungjawab atau dapat dipertanggungjawabkannya perbuatan
tersebut oleh pelaku;
Universitas Sumatera Utara
Sumarwoto telah memenuhi ketiga syarat tersebut, sehingga adalah tepat Majelis Hakim menjatuhkan pidana kepada Terdakwa.
Prof. Mr. G.A. van Hamel berpendapat, bahwa agar seseorang dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya, maka orang tersebut harus memenuhi
syarat berikut ini:
180
1 Jiwa orang tersebut harus sedemikian rupa sehingga ia mengerti atau menginsafi nilai dari perbuatannya;
2 Orang tersebut harus menginsafi bahwa perbuatannya menurut tata cara kemasyarakatan adalah dilarang;
3 Orang harus dapat menentukan kehendaknya terhadap perbuatannya. Apabila ditinjau dari aspek pertama pertanggungjawaban pidana, yakni
kemampuan bertanggungjawab, Terdakwa Agus Sumarwoto sudah memenuhi kriteria untuk dapat bertanggungjawab
181
. Hal ini didasari pada fakta-fakta sebagai berikut:
b. Adanya perbuatan yang melanggar hukum, yaitu sikap psikis si pelaku yang berhubungan dengan perbuatannya, yaitu disengaja dan tanpa sengaja karena
kelalaian atau karena kurang hati-hati. c. Tidak
ada alasan
pembenar atau
alasan yang
menghapuskan pertanggungjawaban pidana bagi si pembuat.
180
P.A.F Lamintang, Op.Cit., Hal. 379
181
Dikatakan seseorang mampu bertanggungjawab atas suatu tindakan pidana itu, pada umumnya :
a. Keadaan jiwanya: 1 Tidak terganggu oleh penyakit terus-menerus atau sementara temporer;
2 Tidak cacat dalam pertumbuhan idiot, gagu dan sebagainya 3 Tidak terganggu karena terkejut, hipnotis, amarah yang meluap, pengaruh obat sadar
mengigau karena demam, dan lain-lain b. Kemampuan jiwa:
1 Dapat menginsyafi hakikat dari tindakannya; 2 Dapat menentukan kehendaknya atas tindakan tersebut, apakah dilaksanakan atau tidak;
3 Dapat mengetahui ketercelaan dari tindakan tesebut.
Universitas Sumatera Utara
1 Terdakwa sebagai subjek hukum, yang memiliki hak dan kewajiban di mata hukum, telah cakap hukum. Dimana pada saat Terdakwa
melakukan perbuatannya Terdakwa sudah berumur lebih dari 18 tahun, dan sudah dianggap dewasa dan mampu bertanggungjawab secara
hukum; 2 Terdakwa tidak mengalami kekurangsempurnaan akal atau sakit
ingatan, sehingga ketentuan Pasal 44 ayat 1 KUHP
182
tidak berlaku bagi Terdakwa;
3 Terdakwa dapat mengetahui ketercelaan dari tindakan yang dilakukannya, yakni dengan menggunakan faktur pajak palsu yang
tidak sesuai dengan transaksi yang sebenarnya; 4 Terdakwa memiliki kemampuan jiwa untuk dapat menentukan
kehendaknya atas tindakan tersebut, apakah dilaksanakan atau tidak, namun Terdakwa lebih memilih untuk melakukan menggunakan faktur
pajak palsu; 5 Terdakwa mengetahui perbuatan yang dilakukannya itu dapat dicela
didalam masyarakat. Syarat kedua dari pertanggungjawaban pidana adalah
adanya perbuatan yang melanggar hukum. Dalam kasus ini, Terdakwa telah memuhi syarat ini, dimana ia telah
terbukti dengan sengaja menggunakan faktur pajak palsu yang tidak sesuai dengan transasksi yang sebenarnya, sesuai dengan apa yg dituntut
183
oleh Penuntut Umum serta
182
Pasal 44 ayat 1 KUHP: ―Tidak boleh dihukum barang siapa yang melakukan perbuatan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab kurang sempurna akalnya atau sakit ingatan.”
183
Tuntutan Penuntut Umum:
Universitas Sumatera Utara
apa yang diputus oleh Majelis Hakim yang mengadili perkara ini. Hal ini juga didukung oleh fakta hukum dalam keterangan saksi NANCY WAHYUTI SUNGKOWO, dimana
didalam keterangannya saksi NANCY mengatakan bahwa Terdakwa pernah menghubungi saksi NANCY utuk membicarakan tentang Pajak Masukan serta melakukan
pemesanan faktur pajak palsu dari saksi NANCY
184
. Selain itu juga Terdakwa memberikan fee sebesar 2,5 dari Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
185
. Dalam pemeriksaan saksi, Terdakwa juga telah menyatakan bahwa keterangan Saksi NANCY
benar Selain itu didalam keterangannya, Terdakwa juga telah mengakui bahwa ia telah
menghubungi saksi NANCY untuk melakukan pemesanan faktur pajak
186
, dan memberikan fee sebesar 2,5 , serta mendapat fee 5 dari Dasar Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai. Terdakwa juga telah mengakui bahwa faktur pajak itu ia gunakan untuk menghemat biaya serta mengurangi pajak
187
. Dari keterangan-keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Terdakwa
memang sengaja untuk melakukan pembelian faktur pajak palsu tersebut dari saksi
1Menyatakan Terdakwa AGUS SUMARWOTO telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana turut serta
melakukan Tindak Pidana Perpajakan yang dilakukan secara berlanjut sebagaimana diatur didalam Pasal 39A huruf a jo.Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP
sebagaimana dakwaan penuntut umum; 2Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa AGUS SUMARWOTO berupa pidana
penjara selama 3 tiga tahun dikurangi selama Terdakwa dalam masa penahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dalam rumah tahanan;
3Menjatuhkan pidana denda sebesar Rp. 380.387.623,- x 2 = Rp. 760.775.246,- tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu dua ratus empat puluh enam
rupiah; 4Menyatakan barang bukti nomor 1 sd nomor 33 dipergunakan dalam perkawa
terdakwa NANCY WAHYUTI SUNGKOWO; Dan untuk barang bukti nomor 34 sd nomor 74 dikembalikan kepada Penyidik Direktorat Jenderal Pajak;
5Menetapkan agar Terdakwa AGUS SUMARWOTO membayar biaya pv erkara sebesar Rp. 10.000,- sepuluh ribu rupiah
.
184
Poin ke-2 keterangan saksi NANCY WAHYUTI SUNGKOWO
185
Poin ke-7 keterangan saksi NANCY WAHYUTI SUNGKOWO
186
Poin ke-12 keterangan Terdakwa AGUS SUMARWOTO
187
Poin ke-23 keterangan Terdakwa AGUS SUMARWOTO
Universitas Sumatera Utara
NANCY, hal ini mendukung mengenai fakta kejiwaan serta kemampuan jiwa Terdakwa dalam mempertanggungjawabkan perbuatan pidana yang dilakukannya.
Syarat ketiga dari pertanggungjawaban pidana adalah tidak adanya alasan pembenar
188
ataupun alasan pemaaf
189
yang dapat menghapuskan pidana Terdakwa. Didalam persidangan, tidak ditemukan satupun unsur dari alasan pembenar ataupun
alasan pemaaf terhadap tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa. Dengan terpenuhinya ketiga syarat pertanggungjawaban pidana tersebut, maka pelaku tindak pidana, yang
dalam hal ini adalah Agus Sumarwoto selaku Terdakwa dapat dimintakan pertanggungjawaban pidananya.
Dalam pertimbangannya, Majelis Hakim telah memberikan penjelasan mengenai unsur dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum
190
. Dalam penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa semua unsur yang ada dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah terpenuhi.
Pertimbangan Hakim juga telah didukung oleh alat-alat bukti yang sah menurut KUHAP
191
, dimana alat bukti yang dapat dihadirkan didalam persidangan, yang berupa:
188
Alasan pembenar yang terdapat dalam KUHP adalah daya paksa Pasal 48, pembelaan terpaksa Pasal 49 ayat 1, melakukan ketentuan undang-undang Pasal 50 dan melaksanakan
perintah jabatan yang sah Pasal 51 ayat 1
189
Alasan pemaaf merupakan alasan yang menghapuskan kesalahan pelakunya, yaitu tak mampu bertanggungjawab Pasal 44 KUHP, pembelaan terpaksa yang melampaui batas Pasal 49
ayat 2 KUHP, dan dengan itikad baik melaksanakan perintah jabatan yang tidak sah Pasal 51 ayat 2 KUHP.
190
Unsur Dakwaan: 1. Setiap orang;
2. Dengan sengaja menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan
transaksi yang sebenarnya; 3. Wakil, kuasa, pegawai dari Wajib Pajak, atau pihak lain yang menyuruh melakukan,
yang turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan; 4. Antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau
pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut;
191
Pasal 184 KUHAP: 1 Alat bukti yang sah ialah:
a. Keterangan saksi; b. Keterangan ahli;
c. Surat; d. Petunjuk;
Universitas Sumatera Utara
1. Keterangan saksi yang berjumlah 9 orang dan telah disumpah; 2. Keterangan saksi ahli yang berjumlah 1 orang yang telah disumpah;
3. Keterangan Terdakwa; 4. Petunjuk yang didapat oleh Hakim sepanjang berjalannya persidangan,
untuk mendukung Pertimbangan Hakim, telah memenuhi syarat batas minimal alat bukti menurut Pasal 183 KUHAP
192
. Oleh
karena telah terpenuhinya syarat seseorang untuk melakukan
pertanggungjawaban serta alat-alat bukti sah yang dapat meyakinkan Majelis Hakim bahwa Terdakwa merupakan pelaku, maka penjatuhan pidana kepada Terdakwa Agus
Sumarwoto sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam Hukum Pidana di Indonesia.
e. Keterangan terdakwa. 2 Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
192
Pasal 183 KUHAP: 1. Kesalahannya terbukti dengan sekurang-
kurangnya ―dua alat bukti yang sah‖; 2. Dan atas keterbuktian dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, hakim
―memperoleh keyakinan‖ bahwa tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
Universitas Sumatera Utara
171
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari keseluruhan bab dalam skripsi ini adalah:
1. Tindak Pidana Perpajakan adalah suatu perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan pajak yang menimbulkan kerugian
keuangan negara dimana pelakunya diancam dengan hukuman pidana. Ketentuan yang mengatur tindak pidana pajak terdapat dalam hukum
pidana pajak yang berisi peraturann-peraturan tentang: a. Perbuatan-perbuatan apa yang dapat diancam dengan hukuman.
b. Siapa-siapa yang dapt dihukum c. Hukuman apa yang dapt dijatuhkan
Selain itu, Tindak Pidana Perpajakan ini dapat terjadi karena: a. Alpa, yaitu tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, kurang
mengindahkan kewajiban dari pelaku Tindak Pidana Perpajakan. b. Sengaja, yaitu pelaku memang dengan sengaja melakukan
pelanggaran atas ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2. Undang-undang dibidang perpajakan yang masih berlaku di Indonesia hingga saat ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan; b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, tentang Perubahan Keempat
atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan; c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.;
d. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa; e. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;
f. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah 3. Pada umumnya, yang dikatakan sebagai pelaku tindak pidana adalah:
a. Orang yang melakukan, b. Orangyang menyuruh melakukan;
c. Orang yang turut serta melakukan perbuatan; d. Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu,
dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan
Universitas Sumatera Utara
kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan
orang lain supaya melakukan perbuatan. Sedangkan didalam Tindak Pidana Perpajakan, secara khusus
terdapat pelaku dari tindak pidana perpajakan itu sendiri, yaitu: a. Wajib Pajak
b. Fiskus Petugas Pajak, Pegawai Pajak, dan Pejabat Pajak c. Pihak Ketiga yang terlibat didalam pengurusan pajak
4. Syarat dalam pertanggungjawaban atas kesalahan perbuatan pidana: a. Kemampuan
bertanggungjawab atau
dapat dipertanggungjawabkannya perbuatan tersebut oleh pelaku;
b. Adanya perbuatan yang melanggar hukum, yaitu sikap psikis si pelaku yang berhubungan dengan perbuatannya, yaitu
disengaja dan tanpa sengaja karena kelalaian atau karena kurang hati-hati.
c. Tidak ada alasan pembenar atau alasan yang menghapuskan pertanggungjawaban pidana bagi si pembuat.
Didalam Analisis Putusan ini, Terdakwa Agus Sumarwoto telah memenuhi syarat pertanggungjawaban pidana diatas, maka Terdakwa
dapat mempertanggungjawabkan perbuatan pidana yang dilakukannya, sehingga penjatuhan vonis oleh Majelis Hakim telah sesuai dengan
ketentuan Hukum Pidana yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
B. SARAN
1. Perlunya ditingkatkan sanksi-sanksi pidana yang lebih tegas dan berat
didalam Undang-undang
Perpajakan Nasional,
sehingga dapat
memberikan efek jera kepada setiap pelaku tindak pidana perpajakan; 2.
Perlunya ditingkatkan kesadaran masyarakat terhadap betapa pentingnya pajak tersebut terhadap pendapatan serta keuangan Negara, sehingga
dapat meminimalisir terjadinya tindak pidana dibidang perpajakan yang dapat menimbulkan kerugian pada keuangan negara;
3. Hakim dalam memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara tindak
pidana perpajakan hendaknya memperhatikan segala aspek-aspek mengenai pertanggungjawaban pidana pelaku, serta mempertimbangkan
segala fakta-fakta hukum yang ada didalam pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI PERPAJAKAN DI INDONESIA
A. DASAR HUKUM PERPAJAKAN DI INDONESIA
Sebelum berlakunya Undang-undang Pajak Nasional, sebagian besar dari Undang-undang ordinasi Pajak adalah berasal dari produk pemerintah Hindia
Belanda. Undang-undang ini kemudian banyak mengalami perubahan dan tambahan yang dalam disusun dalam Bahasa Indonesia, mengingat Undang-
undang Dasar 1945 yang berbunyi: ―Segala badan negara dan peraturan yang ada masih berlaku, selama
belum diadakan yang baru menurut Undang- Undang Dasar ini”
23
Dengan lahirnya Undang-Undang Pajak Nasional merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan sampai
sekarang, sehingga kelahirannya memiliki arti yang besar bagi bangsa dan negara. Didalam perkembangannya, terdapat beberapa pembaharuan perpajakan
didalam perundang-undangan nasional, yakni:
24
1 Pembaharuan Pajak Nasional I
25
Pembaharuan Pajak Nasional terjadi pada tahun 1980-an, dimana pembaruan pajak ini diakibatkan oleh merosotnya harga minyak dan
gas bumi dipasaran dunia yang berdampak pada pendapatan negara. Selain itu, pranata hukum perpajakan yang berlaku pada saat itu juga
23
H.Bohari, Op.Cit., hal 4
24
Y. Sri Pudayatmoko, Pengantar Hukum Pajak, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008, hal 92
25
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
masih merupakan pratana hukum pajak yang bersumber dari kolonial Belanda. Pembaharuan Pajak Nasional I ditandai dengan
dikeluarkannya undang-undang di bidang perpajakan, seperti: a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan KUTAP, dengan mencabut Ordonasi Pajak Perseoran 1925, Ordonasi Pajak Pendapatan 1944,
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1967 tentang Perubahan dan Penyempurnaan Tata Cara Pemungutan Pajak Pendapatan 1944,
Pajak Kekayaan 1932 dan Pajak Perseroan 1925, serta Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1970 tentang Pajak atas Bunga
Deviden dan Royalty 1970; b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 183 tentang Pajak Penghasian
PPh., dengan mencabut Pasal 15 ke-4 dan ke-5 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing, dan Pasal 9, Pasal 12 ke-4 dan ke-5, Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 168 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri; c. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPN, dan PPn-BM, dengan mencabut
Undang-Undang Nmr 35 Tahun 1953 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomo 19 Tahun 1951 tentang Pajak
Penjualan sebagai Undang-Undang sebagaimana beberapa kali
Universitas Sumatera Utara
diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nmr 2 Tahun 1968 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang
Pajak Penjuaan 1951; d. Undang-Undang Nomor 12 Tahum 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan PBB, dengan mencabut Ordonasi Pajak Rumah Tangga 1908, Ordnasi Verponding Indonesia 1923, Ordonasi
Verponding 1928, Ordonasi Pajak Kekayaan 1932, Ordonasi Pajak Jalan 1942, Pasal 14 huruf j, k dan l Undang-Undang
Nomor 11 Darurat Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1959 tentang Pajak Hasi Bumi yang dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961 telah ditetapkan menjadi
Undang-Undang; e. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
dengan mencabut Aturan Bea Materai 1921 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2
Prp Tahun 1965 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1969.
2 Pembaruan Perpajakan Nasional II
26
Pembaharuan Perpajakan Nasional I dianggap telah memberikan manfaat dalam meningkatkan pendapatan negara diluar sektor
26
Ibid
Universitas Sumatera Utara
minyak dan gas bumi, namun masih ada beberapa kekurangan dari Pembaharuan Perpajakan Nasional I, yakni:
a. Self assessment system yang memberikan kepercayaan besar kepada wajib pajak ternyata masih kurang berhasil;
b. Law enforcement di dalam pajak masih lemah; Alasan-alasan tersebut menggagas Pemerintah untuk mencoba
mengajukan Pembaharuan Perpajakan Nasional II pada tahun 1994, dimana didalam Pembaharuan Perpajakan Nasional II pajak
diupayakan untuk menjadi alat untuk mempereh pendapatan negara yang utama fungsi budgeter, alat untuk mendorong perekonomian
fungsi mengatur, peningkatan penegakan hukum di bidang pajak, serta efisiensi dalam pemungutan pajak. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka dikeluarkanlah beberapa undang-undang di bidang pajak, yakni:
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan; b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991 tentang
Pajak Penghasilan; c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak
Universitas Sumatera Utara
Pertambahan Nilai Atas Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah;
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan. 3 Pembaharuan Perpajakan Nasional III
27
Pada tahun 1997 Pemerintah mengundangkan beberapa undang- undang dibidang perpajakan. Pada Pembaharuan Perpajakan
Nasional III ini kebanyakan mengubah dan menambah ketentuan- ketentuan yang ada sebelum Pembaharuan Perpajakan I. Hal yang
melatarbelakangi penambahan serta pengubahan ini adalah: a. Kebetuhan akan adanya peradilan pajak yang komprehensif
untuk memberikan putusan atas sengketa pajak dengan proses sederhana, cepat dan berbiaya murah;
b. Kebutuhan akan adanya undang-undang yang mengatur pajak daerah
yang dapat
memberikan kepastian,
kejelasan, kesederhanaan, tidak tumpang tindih dan dapat mengikuti
tuntuan untuk memberikan pemasukan daerah daam rangka peningkatan otonomi daerah;
c. Kebutuhan akan undang-undang penagihan pajak dengan surat paksa yang dapat mengatasi semua permasalahan di masyarakat,
khususnya permasalahan mengenai tunggakan pajak, serta
27
Ibid
Universitas Sumatera Utara
memberi motivasi peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak;
d. Kebutuhan akan ketentuan undang-undang yang mengatur penerimaan negara bukan pajakn yang memberikan keadian,
kepastian hukum,
kesederhanaan, melalui
mekanisme persetujuan Dewan Perwakian Rakyat;
e. Perlunya diadakan pungutan pajak atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan sebagai pengganti Bea Balik Nama atas hak
harta tetap berupa hak atas tanah yang pernah berlaku, tapi kemudian ditiadakan.
Pembaruan Perpajakan Nasional III kemudian menghasilkan beberapa undang-undang, yakni:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak;
b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa;
d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
4 Pembaharuan Perpajakan Nasional IV Pada tahun 2000, Pemerintah kembali melakukan pembaharuan
dibidang perpajakan terhadap beberapa undang-undang di bidang
Universitas Sumatera Utara
perpajakan yang dikeluarkan pada saat Pembaharuan Perpajakan Nasional I, Pembaharuan Perpajakan Nasional II dan sebagian
ketentuan yang dikeluarkan pada Pembaharuan Perpajakan Nasional III. Beberapa undang-undang yang dikeluarkan pada saat
Pembaharuan Perpajakan Nasional IV adalah: a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan; c. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah; d. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa;
e. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan;
Universitas Sumatera Utara
f. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah; 5 Pembaharuan Perpajakan Nasional V
28
Pada tahun 2007, Pemerintah kembali melakukan Pembaharuan Pajak Nasional V. Tetapi pada masa Pembaharuan Perpajakan
Nasional V hanya ada satu undang-undang dibidang perpajakan yang berhasil dihasikan, yaitu Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
6 Pembaharuan Pajak Nasional VI Pada tahun 2008, Pemerintah kembali melakukan Pembaharuan
Pajak Nasional VI. Pada masa ini hanya ada 1 undang-undang dibidang perpajakan yang dapat dihasilkan, yaitu Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008, tentang Perubahan Keempat atas Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, serta
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 7 Pembahuran Pajak Nasional VII
Pada tahun 2009, Pemerintah kembali lagi melakukan Pembaharuan Pajak Nasional VII. Pada masa ini terdapat 3 undang-undang
28
Ibid
Universitas Sumatera Utara
dibidang perpajkan yang dihasilkan yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta yang terakhir
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sehingga dapat dikatakan undang-undang dibidang perpajakan yang masih
berlaku di Indonesia hingga saat ini adalah: a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan;
b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak;
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;
d. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa;
Universitas Sumatera Utara
e. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan; f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, tentang Perubahan Keempat
atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan; g. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Keempat
atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan;
h. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah; i. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
B. PENGATURAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERPAJAKAN DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA
Setiap perbuatan yang dianggap sebagai tindak pidana perpajakan dirumuskan dalam undang-undang. Perumusan tindak pidana perpajakan terutama
terdapat dalam undang-undang yang mengatur hukum pajak formal yaitu Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007 dalam Pasal 38, 39, 39A, 41A, 41C, 43A, 44 dan
44B.
29
29
T.N. Syamsyah, Tindak Pidana Perpajakan, PT. Alumni, Bandung, 2011, hlm 3.
Universitas Sumatera Utara
Rumusan tindak pidana yang terdapat didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007:
30
Pasal 38 ―Setiap orang karena kealpaannya:
a. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi isinya tidak benar atau
tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar‖.
Pasal 39 1
―Setiap orang dengan sengaja: a. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
b. Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan pengusaha Kena Pajak;
c. Tidak menyampaikan surat pemberitahuan; d. Menyampaikan surat pemberitahuan danatau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap; e. Menolak untuk melakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29; f. Memperlihatkan pembukuan pencatatan, atau dokumen lain yang palsu
atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya;
g. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperhatikan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lain; h. Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau
diselenggarakan secara program aplikasi on-line di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 1; atau
i. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungunt sehingga dapat menimbukan kerugian pada pendapatan Negara dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah pajak terutang yang
30
UU RI Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas UU RI Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Universitas Sumatera Utara
tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
2 Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditambah 1 satu kali
menjadi 2 dua kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum 1 satu tahun, terhitung
sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
3 Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan Tindak Pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa Nomor Pokok
Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud didalam ayat 1 huruf b, atau menyampaikan Surat
Pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d, dalam
rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
pajak atau pengkreditan pajak”. Pasal 39A
―Setiap orang yang dengan sengaja: a. Menerbitkan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan
pajak, bukti pemotongan pajak, danatau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya; atau
b. Menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 dua tahun dan paling lama 6 enam tahun serta denda paling sedikit 2 dua kali
jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan ajak, bukti pemotongan pajak, danatau bukti etoran pajak dan paling banyak 6
enam kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak,
bukti pemotongan pajak, danatau bukti setoran pajak.” Pasal 41
1 Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenhui kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp. 25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah.
2 Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,-
lima puluh juta rupiah.
3 Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya
dilanggar. Pasal 41A
Universitas Sumatera Utara
Setiap orang yang wajib memberikan keterangan atau bukti yang diminta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 tetapi dengna sengaja tidak
memberikan keterangan atau bukti, atau memberikan keterangan atau bukti yang tidak benar dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu
tahun dan denda paling banyak Rp.25.000.000,- dua puluh lima juta rupiah.
Pasal 41C 1 Setiap orang yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35A ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak
Rp.1.000.000.000.000,- satu miliar rupiah.
2 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35A ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 sepuluh bulan atau denda paling banyak Rp.800.000.000,- delapan ratus juta
rupiah.
3 Setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan data dan informasi yang diminta oleh Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35A ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 10 sepuluh bulan atau denda paling banyak Rp.800.000.000,- delapan
ratus juta rupiah.
4 Setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi perpajakan sehingga menimbulkan kerugian pada negara dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah
Selain didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, terdapat undang- undang dibidang perpajakan lain yang juga memiliki ketentuan pidana
didalamnya, diantaranya:
31
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai, dalam Pasal 13 dan Pasal 14, yang berbunyi
32
: Pasal 13
31
Ibid.
32
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
Universitas Sumatera Utara
Dipidana sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana:
a. Barang siapa meniru atau memalsukan materai stempel dan kertas materai atau meniru dan memalsukan tanda tangan yang
perlu untuk mensahkan materai Pasal 253 KUHP; b. Barang siapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud
untuk diedarkan atau memasukkan ke Negara Indonesia materai palsu, yang dipalsukan atau dibuat dengan melawan
hak Pasal 257 KUHP;
c. Barang siapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan ke Negara Indonesia materai yang merknya,
capnya, tandatangannya, tanda sahnya atau tanda waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah materai itu
belum dipakai danatau menyuruh orang lain menggunakannya dengan melawan hak Pasal 257 dan 260 KUHP;
d. Barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahui digunakan untuk melakukan salah satu
kejahatan untuk meniru dan memalsukan benda materai Pasal 261 KUHP.
Pasal 14 1 Barang siapa dengan sengaja menggunakan cara lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 huruf b tanpa izin Menteri Keuangan, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya 7 tujuh tahun.
2 Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah kejahatan
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
33
, dalam Pasal 24-26, yang berbunyi: Pasal 24
―Barang siapa karena kealpaannya: 1. Tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak
kepada Direktori Jenderal Pajak. 2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak, tetapi isinya tidak
benar atau tindak lengkap danatau melampirkan keterangan yang tidak benar, sehingga menimbulkan kerugian kepada Negara, dipidanakan
dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2 dua kali pajak yang terutang.
33
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai
Universitas Sumatera Utara
Pasal 25 1 Barang siapa dengan sengaja:
a. Tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak;
b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek pajak, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap danatau melampirkan keterangan
tidak benar; c. Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain
yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; d. Tidak memperlihatkan atau tidak menyampaikan surat atau
dokumen lainnya; e. Tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan
yang diperlukan 2 Terhadap bukan wajib pajak yang bersangkutan yang melakukan
tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf d dan huruf e, dipidana dengan kurungan selama-lamanya 1 satu tahun atau denda
setinggi-tingginya Rp.2.000.000,- dua juta rupiah
3 Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang
perpajakan sebelum lewat 1 satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau
sejak dibayarnya denda.
Pasal 26 Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25
tidak dapat dituntut setelah lampau 10 sepuluh tahun sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, dalam Pasal 41A, yang berbunyi
34
: Pasal 41A
1 Penanggung Pajak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 1 dipidana dengan penjara paling
lama 4 empat tahun dan denda paling banyak Rp.12.000.000,- dua belas juta rupiah.
2 Apabila pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat 3 huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, tidak melaksanakan
kewajibannya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat bulan 2 dua minggu dan denda paling banyak
Rp.10.000.000,- sepuluh juta rupiah.
34
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
Universitas Sumatera Utara
3 Setiap orang yang dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang, atau dengan
sengaja mencegah menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan dalam melaksanakan ketnetuan undang-undang yang dilakukan oleh
juru sita, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat bulan 2 dua minggu dan denda paling banak Rp.10.000.000,-
sepuluh juta rupiah.
d. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan atas Barang Mewah, didalam Pasal
24 dan Pasal 25, yang berbunyi
35
: Pasal 24
Barang siapa karena kealpaannya: a. Tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Objek
Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak; b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak, tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap danatau melampirkan keterangan tidak benar, sehingga menimbulkan kerugian Negara, dipidana dengan
pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2 dua kali pajak yang terutang.
Pasal 25 1 Barang siapa dengan sengaja:
a. Tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak;
b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap danatau melampirkan
keterangan tidak benar; c. Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain
yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; d. Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau
dokumen lainnya; e. Tidak menunjukkan data atau tidak menyampiakan keterangan
yang diperlukan; Sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya 2 dua tahun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5 lima kali pajak yang terutang.
35
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan atas Barang Mewah
Universitas Sumatera Utara
2 Terhadap bukan Wajib Pajak yang bersangkutan yang melakukan tindakan sebgaiamana dimaksud dalam ayat 1 huruf d dan huruf
e, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 satu tahun atau denda setinggi-tingginya Rp.2.000.000,- dua juta rupiah
3 Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang
perpajakan sebelum lewat 1 satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalanai sebagian atau seluruh pidana penjara atau sejak
dibayarnya denda.
e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, didalam Pasal 174, Pasal 176 dan Pasal 177, yang
berbunyi
36
: Pasal 174
1 Wajib Pajak yang karena alpanya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun
atau pidana denda paling banyak 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
2 Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan
keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun
atau pidana denda paling banyak 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
Pasal 176 Wajib Retribusi yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD
atau mengisi tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keungan Daerah
dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga bulan atau pidana denda paling banyak 3 tiga kali jumlah retribusi
terutang yang tidak dibayar atau kurang dibayar
Pasal 177
36
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Universitas Sumatera Utara
1 Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal
sebagaimana dimaksu dalam Pasal 172 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan
pidana denda paling banyak Rp.4.000.000,- empat juta rupiah
2 Pejabat atau tenga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang
menyebabka tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksu dalam Pasal 172 ayat 1 dan ayat 2 dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 2 dua tahun dan pidana denda plaing banyak Rp.10.000.000,- sepuluh juta rupiah
3 Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 hanya dilakukan atas pengaduan orang yang
kerahasiannya terlanggar. 4 Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud dengan ayat 1 dan ayat
2 sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentinga pribadi atau bada selakuWajib Pakal atau Wajib Retribusi, karena itu
dijadikan tindak pidana pengaduan.
Selain melalui undang-undang dibidang perpajakan, sumber lain untuk tindak pidana dibidang perpajakan terdapat dari rumusan-rumusan didalam KUHP
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang memuat rumusan mengenai tindak pidana seperti:
1. Pemerasan Pemerasan Afpersing yang dilakukan oleh pejabat pajak diatur
didalam Pasal 421, Pasal 423, Pasal 425 KUHP. Selain dilakukan oleh Pejabat pajak, pemerasan juga dapat dilakukan oleh Wajib Pajak itu
sendiri serta orang lain.
37
2. Penyuapan Yang diancam dengan pidana bukan hanya orang yang melakukan suap,
tetapi juga Pejabat Pajak yang menerima suap. Penyuapan dapat terjadi apabila wajib pakal memberi uang atau menjanjikan sesuatu kepada
37
T.N.Syamsah, Op.Cit, Hal 23
Universitas Sumatera Utara
Pejabat pajak, supaya Pejabat pajak tidak melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak ataupun perusahaannya, dan pajak yang
ditetapkan kepada Wajib Pajak atau perusahaan lebih rendah daripada yang semestinya
38
. Ketentuan mengenai penyuapan ini diatur didalam Pasal 209 ayat 1 dan ayat 2 KUHP, Pasal 418-419 KUHP.
3. Penggelapan Penggelapan didalam KUHP diatur didalam Pasal 372-373 KUHP.
Penggelapan terhadap pajak dapat terjadi apabila Pemberi pekerjaan yang telah memungut Pajak Penghasilan dari para pegawainya dengan
pemotongan gaji dari pegawai yang didasarkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, kemudian pemberi pekerjaan tadi
tidak menyetorkan jumlah pajak tersebut, tetapi malah menggunakan uang pajak tersebut untuk kepentingan pribadi.
39
4. Penipuan Penipuan bedrog diatur dialam Pasal 378 KUHP. Dalam hal ini,
penipuan bedrod dilakukan oleh Pejabat Pajak, yang meminta pembayaran uang dari Wajib Pajak, dengan janji bahwa pajaknya akan
dihapuskan, karena Pejabat Pajak merupakan yang berwenang menetapkan pajak dari Wajib Pajak. Kemudian diketahui bahwa pejabat
tersebutbukan lah orang yang memiliki wewenang untuk menetapkan
38
Ibid, Hal.25
39
Ibid, Hal. 25
Universitas Sumatera Utara
pajak dari Wajib Pajak, dan pajak dari Wajib Pajak juga tidak dihapuskan.
40
5. Paksaan Kekerasan Paksaaan dan kekerasan diatur didalam Pasal 211-213 KUHP. Paksaan
dan kekerasan dapat terjadi apabila Pejabat Pajak yang sedang memeriksa atau akan memeriksa pajak Wajib pajak mengalami
perlawanan oleh Wajib Pajak atau tidak diberi kesempatan untuk memasuki runagan atau memeriksa pembukuan atau administrasi pajak
dari Wajib Pajak.
41
40
Ibid, Hal.26
41
Ibid, Hal. 27
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakn untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2
Menurut Soeparman Soenohamidjaja dalam disertasinya, pajak adalah iuran wajib berupa uang atau
barang yang dapat dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum. Sedangkan menurut Prof Dr. Rochmat Soemitro, pajak merupakan peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan
undang-undang dapat dipaksakan yang langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
3
Sehingga dapat disimpulkan pajak merupakan suatu iuran yang bersifat wajib, dimana iuran ini didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang dibuat oleh Pemerintah. Iuran ini kemudian akan digunakan Pemerintah untuk kepentingan orang banyak.
Dalam Pasal 11 ayat 3 dan Penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, dijelaskan bahwa salah satu dari Pendapatan
Negara adalah penerimaan pajak. Penerimaan pajak merupakan semua
2
Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
3
Rochmat Soemitro, Pajak dan Pembangunan dalam Bohari, Pengatar Hukum Pajak, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006, Hal. 26
Universitas Sumatera Utara
penerimaan Negara yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak penerimaan Internasional adalah semua penerimaan Negara
yang berasal dari bea masuk dan bea keluar.
4
Dewasa ini, pajak merupakan andalan pemasukan uang bagi sebuah negara. Negara menggunakan uang pajak untuk membiayai kesejahteraan umum,
penyelenggaraan pemerintahan, pertahanan dan lain-lain. Pajak dirasakan sebagai suatu beban, juga telah banyak dikemukakan banyak orang
5
. Sehingga dapat dikatakan pajak adalah sumber paling penting didalam Penerimaan Negara. Hal.
ini dapat kita lihat didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015. Target Pendapatan Negara pada APBN Tahun Anggaran 2015
adalah sebesar Rp. 1793,6 Triliun yang bersumber dari 67 pajak yakni sebesar Rp. 1201,7 Triliun
6
. Besarnya jumlah serta persentase ini menunjukkan betapa besarnya Pendapatan Negara dari sektor pajak.
Didalam prakteknya, pajak masih dianggap sebagai sebuah peluang bagi sebagian orang atau kelompok tertentu untuk mengambil keuntungan baik untuk
diri sendiri maupun bagi kepentingan kelompok tertentu. Keuntungan ini dapat dilakukan dengan banyak cara. Hal. ini tentu akan mengakibatkan Negara
menderita kerugian akibat upaya-upaya yang dilakukan oleh orang atau kelompok tertentu. Dalam Pasal 1 ayat 22 UU No.1 Tahun 2004 Tentang Pembendaharaan
Negara, kerugian Negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang
4
Pasal 1 ayat 2 UU No. 45 Tahun 2007 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008
5
Salamun A.T, Pajak Citra dan Bebannya, dalam Soeparman, Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, Hal. 1
6
http:www.kemenkeu.go.idwideapbn2015, diakses pada tanggal 10 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat Perbuatan Melawan Hukum baik sengaja maupun lalai. Secara sederhana, kerugian negara merupakan kekurangan
uang yang nyata dan pasti jumlahnya dapat dihitung akibat Perbuatan Melawan Hukum baik karena kelalaian maupun kesengajaan, yang berasal dari pungutan
negara yang tidak dibayar atau tidak disetor kepada kas Negara oleh Pelaku Tindak Pidana Perpajakan. Tidak hanya kerugian Negara, Hal. ini juga berdampak
pada tingkat kesejahteraan masyarakat.
7
Untuk menanggulangi serta menghadapi permasalahan ini, Pemerintah telah melakukan perubahan-perubahan terhadap Undang-Undang Perpajakan yang ada
di Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia merupakan upaya untuk mencegah dan meminimalisir kasus-kasus tindak pidana perpajakan yang
terjadi. Pemerintah telah menunjuk Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia untuk melakukan pengawasan terhadap pihak-pihak terkait yang terlibat didalam
sistem perpajakan, baik yang berasal dari sektor kantor-kantor Pemerintahan, maupun yang berasal dari sektor swasta. Selain itu, Pemerintah juga memasukkan
sanksi pidana didalam Undang-Undang Perpajakan untuk menimbulkan efek jera terhadap pelaku tindak pidana perpajakan di Indonesia.
Skripsi ini akan membahas mengenai pertanggungjawaban pidana pelaku yang melakukan tindak pidana perpajakan dengan studi putusan Pengadilan
Negeri Surabaya Nomor 1863Pid.B2015PN.Sby dengan Agus Sumartowo, konsultan pajak yang mengurus pajak dari CV. Bumi Megah Sejahtera, CV. Cipta
Mandiri Nusantara, CV. Putra Wijaya dan CV. Perfectama sebagai Terdakwa
7
Simon Nahak. Hukum Pidana Perpajakan, Setara Press, Malang, 2014, Hal. 41
Universitas Sumatera Utara
yang menyampaikan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dengan menggunakan faktur fiktif yang dikeluarkan oleh PT.
CENTRA ALTO PRIMA dan PT. CITRA BUANA TEKNINDO dalam kurun waktu tahun 2012-2013 yang semuanya akan dirangkum dalam skripsi ini.
Kasus tindak pidana perpajakan dalam Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 1863Pid.B2015PN.Sby dengan Agus Sumartowo, biro jasa pajak dari
CV. Bumi Megah Sejahtera, CV. Cipta Mandiri Nusantara, CV. Putra Wijaya dan CV. Perfectama melakukan perbuatan pidana dengan menerbitkan faktur pajak
yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dengan tujuan mengurangi Pajak Pertambahan Nilai PPN yang harus dibayar wajib pajak ke Negara, serta
mendapat fee sebesar 0,5 dari jumlah Dasar Pengenaan Pajak yang diberikan setiap wajib pajak yang menggunakan Faktur Pajak Fiktif.
Didalam penerbitan faktur fiktif tersebut, terdakwa Agus Sumartowo memperoleh Faktur Pajak Fiktif dari Nancy Wahyuti Sungkowo yang didapatnya
dari Martinus Massora alias Muhammad Ridwan alias Hasan alias Gustian alias Tino Prawira.
Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Surabaya dalam tuntutannya menuntut Terdakwa Agus Sumarwotwo dengan pidana penjara selama 3 tiga
tahun, dikurangi dengan masa tahanan yang telah dijalani Terdakwa, dan Denda sebesar Rp. 760.775.246 tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh
lima ribu dua ratus empat puuh enam rupiah
8
. Dalam putusannya, Pengadilan
8
http:mahkamahagung.go.id diakses tanggal 10 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
Negeri Surabaya pada tanggal 21 Oktober menjatuhkan hukuman kepada Terdakwa Agus Sumartowo dengan pidana penjara selama 2 dua tahun dan
denda sebesar Rp. 760.775.246 tujuh ratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu dua ratus empat puuh enam rupiah dengan ketentuan
apabila denda tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 1 satu bulan.
Besarnya kerugian Negara yang ditimbulkan akibat perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh para Wajib Pajak ini tentu harus mendapat sorotan oleh
publik. Perbuatan yang dilakukan ini selain menimbulkan keresahan didalam masyarakat, juga mengakibatkan berkurangnya Pendapatan Negara serta
berpengaruh besar terhadap perekonomian negara yang tentunya juga akan berpengaruh terhadap pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
B. Rumusan Masalah