Ketepatan waktu timeliness Penyampaian Laporan Keuangan

untuk dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman. 3. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim untuk sumber daya tersebut, serta dampak transaksi-transaksi, pristiwa, dan kejadian yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumber daya tersebut. 4. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut dan bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya kepada milik. Pelaporan keuangan dimaksudkan untuk memberi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai penghasilan dan komponen- komponennya yang didasarkan atas akuntansi aktual.

2.3 Ketepatan waktu timeliness Penyampaian Laporan Keuangan

Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang akan mempengaruhi pemakai informasi dan membuat prediksi dan keputusan. Selanjutnya ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajemen dalam merespon setiap kejadian dan permasalahan. Apabila informasi itu tidak Universitas Sumatera Utara disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai didalam mempengaruhi kualitas keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya atas informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin butuh menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, pelaporan dilakukan sebelum seluruh transaksi atau peristiwa lainnya diketahui sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, apabila pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal, tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Jadi, supaya tercipta Universitas Sumatera Utara keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan Harahap, 2008. Pelaporan yang tepat waktu memberikan kontribusi untuk kinerja yang efisien dan cepat pada pasar modal dalam fungsi penetapan harga dan evaluasinya. Ketepatan waktu penyampaian informasi terkini bagi penggunanya dan menyiratkan bahwa laporan keuangan harus di sampaikan sesering mungkin, sehingga akan mengungkap perubahan situasi dalam perusahaan yang mungkin berdampak pada prediksi dan keputusan informasi. Ketepatan waktu pelaporan keuangan dilandasi oleh teori kepatuhan dan teori agensi. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan publik di Indonesia telah diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor : KEP-346BL2011 bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib melaporkan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan Bapepam-LK dan mengumumkan kepada masyarakat untuk memenuhi prinsip pelaporan dan keterbukaan informasi. Peraturan ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam paling lama 3 bulan setelah tahun buku berakhir atau 90 hari. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara “Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah, dan bila keterlambatan lebih dari 500 hari akan dihapus dari bursa”. Menurut Tyler Saleh, 2004 terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Dalam hal penyampaian laporan keuangan ke publik, perspektif instrumental menggambarkan bahwa insentif yang diperoleh perusahaan bila menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu yaitu respon baik publik terhadap perusahaan itu sendiri, dan sebaliknya. Sedangkan untuk perspektif yang kedua, seorang individu cenderung untuk mematuhi ketentuan dalam hal ini ketepatan waktu pelaporan keuangan karena dianggap sebagai suatu keharusan normative commitment through morality dan karena otoritas penyusun ketentuan tersebut dalam hal ini adalah Bapepam mendikte perilaku untuk melaporkan keuangannya tepat pada waktu yang telah ditentukan normative commitment through legitimacy. Jensen dan Meckling 1976 mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak kerja sama nexus of contract yang mana satu atau lebih principal menggunakan orang lain atau agent untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Di dalam teori ini, principal adalah pemegang sahampemilikinvestor, sedangkan Universitas Sumatera Utara agent adalah manajer atau manajemen yang mengelola perusahaan. Menurut Dinita 2011, principal disebut sebagai pihak yang mengevaluasi informasi yang disajikan oleh agen yang bertanggung jawab sebagai pihak yang mengambil keputusan. Teori agensi menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara pemegang saham dengan manajer, kreditur dengan manajer, atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan keagenan. Pihak manajemen perusahaan sebagai pengelola perusahaan mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang lebih banyak dibandingkan pemilikpemegang saham. Oleh karena itu, pihak manajemen berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik yakni melalui pengungkapan informasi akuntansi dalam laporan keuangan secara tepat waktu. Laporan keuangan digunakan oleh pihak yang berkepentingan yaitu terutama pengguna eksternal yang tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi sangat besar sebagai dasar mengambil keputusan. Situasi ini akan memicu timbulnya asimetri informasi, yaitu suatu kondisi dimana pihak manajemen perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Sulistyo 2010 menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan tepat waktu akan dapat mengurangi asimetri informasi tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Dokumen yang terkait

PENGARUH AUDIT DELAY, OPINI AUDIT, REPUTASI AUDITOR DAN PERGANTIAN MANAJEMEN PADA VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

4 73 20

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit, Stuktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

2 19 106

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Firm Size, Leverage, Auditor Switching dan Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

1 8 114

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

0 4 14

PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR, OPINI AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LABA RUGI TERHADAP AUDIT REPORT LAG Pengaruh Pergantian Auditor, Opini Audit, Ukuran Perusahaan, Dan Laba Rugi Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terd

0 4 18

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, OPINI AUDITOR, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011 – 2015).

6 6 103

Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), Ukuran Perusahaan Klien, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Auditor Switching,

0 1 20

SKRIPSI PENGARUH AUDIT REPORT LAG DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN REPUTASI KAP SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 12

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KAP, KOMITE AUDIT, AUDITOR SWITCHING, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BEI TAHUN 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 1 19

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KAP, KOMITE AUDIT, AUDITOR SWITCHING, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BEI TAHUN 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 8