25
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh polimer kombinasi HPMC dan pektin terhadap
karakterisasi ODF chlorpheniramine maleate.Karakteristik sediaan ODF yang dievaluasi meliputi organoleptis, bobot, ketebalan film, pH sediaan, indeks
mengembang, penentuan kadarchlorpheniramine maleatedalam film, waktu hancur dan laju disolusi.
3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, Jepang, alat uji disolusi Copley, alat uji waktu hancur
Copley, neraca analitik Dickson, pH meter Hanna, termometer Boeco, Jerman, mikrometer sekrup Mutitoyo, Jepang, lumpang dan stamper.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berkualitas proanalisis.chlorpheniramine maleate, gliserin,polisorbat 80 diperoleh dariPT.
Mutifa Farma, Indonesia. HPMC diperoleh dariThe Dow Chemical Company, Singapura. Pektin diperoleh dariCeamsa, Spanyol. Sorbitol, asam sitrat,natrium
hidroksida, dan aquadest diperoleh dari Brataco, Medan. Essence Melon diperoleh dariPT. Delion Citra Dinamika, Tangerang. Kalium dihidrogen fosfat diperoleh
dari Merck, Jerman.
Universitas Sumatera Utara
26
3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan ODF chlorpheniramine maleate
Komposisi dari masing-masing formula dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Formula sediaan ODF chlorpheniramine maleate
Fungsi Komposisi
Formula Obat Strip mg F1
F2 F3
F4 F5
Bahan Aktif API
Chlorpheniramine maleate 64 64
64 64
64 Polimer
HPMC 450
- 112,5
337,5 225
Pektin -
450 337,5
112,5 225
Plasticizers Gliserin
67,5 67,5 67,5
67,5 67,5
Surfaktan Polisorbat 80
20,5 20,5 20,5
20,5 20,5
Saliva Stimulating
Agent Citric acid
30 30
30 30
30
Sweeting Agent
Sorbitol 20
20 20
20 20
Aspartam 34
34 34
34 34
Flavoring Agent
Essence melon qs
qs qs
qs qs
Solvent Pelarut
Air mL 15
15 15
15 15
Keterangan: F1 = Formula 1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0
F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 0 : 4 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3
F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F5 = Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2
qs = secukupnya
Prosedur pembuatan sediaan oral dissolving film pada penelitian ini diambil dari Mishra dan Amin 2009 dengan mengkombinasikan polimer yang
digunakan dengan perbandingan tertentu. Penentuan perbandingan konsentrasi polimer menggunakan aplikasi perangkat lunak Design-Expert
®
versi 7.1.5 sehingga diperoleh lima formula dengan perbedaan perbandingan konsentrasi
polimer.
Universitas Sumatera Utara
27
Film disiapkan dengan menggunakan polimer hidroksi propil metil selulosa HPMC dan pektin dengan metode solvent casting karena polimer larut
air dilarutkan dalam air dan bersamaan dengan bahan obat. Eksipien lainnya dilarutkan dalam pelarut yang sesuai kemudian kedua larutan dicampur dan
diaduk. Larutan tanpa gelembung ini dituangkan ke dalam cetakan kaca dan disimpan dalam oven pada suhu 40°-50°C Kalyan dan Bansal, 2012.
Semua bahan yang dibutuhkan ditimbang kemudian sejumlah polimer dilarutkaan dalam air panas dan dibiarkan selama 10 menit agar mengembang,
lalu ditambahkan gliserin, diaduk hingga homogen. Sejumlah aspartam dilarutkan dalam air kemudian ditambahkan asam sitrat, sorbitol, polisorbat 80 dan
chlorpheniramine maleate. Larutan diaduk hingga semua bahan terlarut dengan sempurna. Larutan dicampur ke dalam larutan polimer sambil diaduk terus-
menerus lalu ditambahkan essence melon. Campuran kemudian didiamkan pada suhu ruang untuk menghilangkan gelembung udara. Setelah gelembung udara
tidak ada, larutan dapat dituang ke dalam cetakan dengan ukuran 8 cm x 8 cm kemudian film dikeringkan pada lemari pengering selama 24 jam. Setelah kering,
film dikeluarkan dari cetakan dengan hati-hati kemudian dipotong dengan ukuran 2 cm x 2 cm sehingga tiap film mengandung 4 mg chlorpheniramine maleate.
Film ini dikemas dalam aluminium foil dan disimpan dalam wadah pada suhu ruang.
Universitas Sumatera Utara
28
3.3.2 Pembuatan pereaksi 3.3.2.1 Air bebas CO
2
Air dididihkan kuat-kuat dalam beker glass selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin kemudian tidak boleh menyerap karbondioksida dari
udara Ditjen, POM., 1995.
3.3.2.2 Larutan natrium hidroksida 0,2 N
Sebanyak 8 g natrium hidroksida dilarutkan dalam air bebas CO
2
secukupnya hingga 1.000mLDitjen, POM., 1979.
3.3.2.3 Larutan kalium dihidrogen fosfat0,2 M
Sebanyak 27,218 g kalium dihidrogen fosfat dilarutkan dalam airbebas CO
2
dandiencerkan sampai 1.000 mLDitjen, POM., 1979.
3.3.2.4 Larutan dapar fosfat pH 6,8
Sebanyak 50 mL kalium dihidrogen fosfat 0,2 M dimasukkan kedalam labutentukur 200 mL, kemudian ditambahkan dengan natrium hidroksida 0,2 N
sebanyak 22,4 mL lalu diencerkan dengan air bebas CO
2
hingga 200 mLDitjen, POM., 1979.
3.3.3 Penentuan panjang gelombang serapan optimum dan penentuan linearitas kurva kalibrasi chlorpheniramine maleate dalam larutan
dapar fosfat pH 6,8 3.3.3.1 Pembuatan larutan induk baku I LIB I
Sebanyak 50 mg chlorpheniramine maleate ditimbang secara seksama, dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL, kemudian dilarutkan dengan dapar fosfat
pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis larutan induk baku I LIB I adalah 500
μgmL.
Universitas Sumatera Utara
29
3.3.3.2 Pembuatan larutan induk baku II LIB II
Dipipet 10 mL larutan induk baku I, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan
volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis larutan induk baku II LIB II adalah 50
μgmL.
3.3.3.3 Penentuan panjang gelombang serapan optimum chlorpheniramine maleate dalam larutan dapar fosfat pH 6,8
Dipipet 10,5 mL LIB II, dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan
dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda. Konsentrasi teoritis 21,18 μgmL. Diukur
serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 200 nm- 400 nm.
3.3.3.4 Penentuan linearitas kurva kalibrasi chlorpheniramine maleate dalam larutan dapar fosfat pH 6,8
LIB II chlorpheniramine maleate dipipet berturut-turut sebanyak 5 mL;7,5 mL; 10 mL ; 12 mL ; dan 14,5 mL. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu
ukur 25 mL kemudian dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 6,8. Dicukupkan volumenya dengan dapar fosfat pH 6,8 hingga garis tanda sehingga diperoleh
konsentrasi teoritis masing-masing 10 μgmL, 15 μgmL,19,5 μgmL, 24 μgmL,
dan 29 μgmL. Serapan masing-masing larutan diukur menggunakan
spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum 262 nm.
3.3.4 Evaluasi karakteristik sediaan ODFchlorpheniramine maleate 3.3.4.1 Karakteristik organoleptis
Karakteristik organoleptis sediaan ODF chlorpheniramine maleate yang
diamati meliputi homogenitas, warna, bau, rasa dan permukaan film yang dilihat secara visual dan diuji terhadap 10 panelis.
Universitas Sumatera Utara
30
3.3.4.2 Bobot dan ketebalan film
Evaluasi bobot film dilakukan dengan menimbang satu per satu film yang dipilih secara acak sebanyak enam film setiap formula. Berat setiap film tidak
boleh menyimpang secara signifikan dari bobot rata-rata Galgatte, et al., 2013. Evaluasi ketebalan film dilakukan dengan mengukur ketebalan film pada
bagian tengah dan keempat sudutnya menggunakan mikrometer sekrup terhadap enam film setiap formula. Nilai rata-rata ketebalan film dihitung dan standar
deviasi harus kurang dari 5 dan ketebalan film antara 100-200 μm Kalyan dan
Bansal, 2012.
3.3.4.3 pH sediaan
Sebuah film diletakkan dalam beaker gelas, dilarutkan dengan 5 mL air suling. pH sediaan diukur menggunakan pH meter. Pengukuran dilakukan
terhadap enam film setiap formula Kalyan dan Bansal, 2012.
3.3.4.4 Indeks mengembang
Sebuah film ditimbang dan dicatat bobotnya sebagai W . Film dibiarkan
mengembang di dalam 15 mL medium dapar fosfat pH 6,8 pada cawan petri selama 10 detik. ODF diambil dari cawan petri dan dihilangkan airnya dengan
kertas saring, kemudian ditimbang. Perendaman diulang hingga diperoleh bobot konstan sebagai W
t
. Indeks mengembang dihitung dengan persamaan berikut : Indeks mengembang =
W t −W0
W 0
� 100 Keterangan: W
t
: berat film pada waktu t W
: berat film pada waktu 0 Mahalaxmi, et al., 2010
Universitas Sumatera Utara
31
3.3.4.5 Penentuan kadarchlorpheniramine maleatedalam film
Satu lembar film dilarutkan dengan dapar fosfat pH 6,8 dalam labu ukur 100 mL, 15 mL larutan tersebut kemudian diencerkan dengan dapar fosfat pH 6,8
hingga 25 mL. Jumlah chlorpheniramine maleate ditentukan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 262 nm. Rata-rata
kandungan obat dari tiga lembar film dihitung Mohamed, et al., 2011.
3.3.4.6 Waktu hancur
Sediaan film chlorpheniramine maleate dimasukkanpada masing-masing tabung dari keranjang alat uji waktu hancur, digunakan air suling sebagai medium
dengan suhu 37 ± 0,5°C kemudian alat dijalankan. Waktu hancur diamati pada masing-masing film. Film dikatakan hancur ketika tidak ada lagi film yang tersisa
di dalam keranjang Anand, et al., 2007.
3.3.4.7Disolusi chlorpheniramine maleate
Uji disolusi dilakukan dengan alat disolusi tipe dua, dengan metode paddle, kecepatan putar 50 rpm, medium disolusi dapar fosfat pH 6,8 sebanyak
900mL pada suhu 37 ± 0,5°C. Satu film dimasukkan kedalam alat disolusi. Larutan diambil sebanyak 5 mL pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, dan 30. Setiap
pengambilan larutan diganti dengan medium yang sama sebanyak 5 mL sehingga volumenya tetap. Serapan larutan dihitung pada panjang gelombang maksimum
262 nm Anand, et al., 2007.
3.4 Analisis Data Secara Statistik
Analisis data secara statistik dilakukan menggunakan program SPSS 18.0 melalui uji ANOVA untuk membandingkan nilai rata-rata dari data yang
dihasilkan pada evaluasi ODF dengan signifikansi p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan ODF Chlorpheniramine Maleate
Pembuatan ODF chlorpheniramine maleate ini menggunakan polimer kombinasi HPMC dan pektin dengan berbagai perbandingan. Diperoleh lima formula dengan
perbedaan konsentrasi perbandingan polimer setelah diolah menggunakan aplikasi perangkat lunak Design-Expert
®
versi7.1.5. Formula 1F1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0, Formula 2 menggunakan polimer kombinasi
HPMC : pektin = 0 : 4, Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3, Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 :
1, Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2.
4.2 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Optimum dan Linearitas Kurva Kalibrasi Chlorpheniramine Maleate dalam Larutan Dapar Fosfat pH 6,8
4.2.1 Penentuan panjang gelombang serapan optimum chlorpheniramine
maleate dalam larutan dapar fosfat pH 6,8
Clarke 2005 menyatakan bahwa chlorpheniramine maleate memberikan serapan optimum dalam larutan NaOH 0,1 M pada panjang gelombang 262 nm.
Hasil penentuan panjang gelombang serapan optimum chlorpheniramine maleate dalam larutan dapar fosfat pH 6,8 memberikan serapan optimum pada panjang
gelombang yang sama dengan literatur yaitu 262 nm meskipun menggunakan pelarut yang berbeda Spektrum ditunjukkan pada lampiran.
4.2.2 Penentuan linearitas kurva kalibrasi chlorpheniramine maleate dalam larutan dapar fosfat pH 6,8
Universitas Sumatera Utara