Bobot dan ketebalan film pH sediaan Indeks mengembang

34 visual dan diuji terhadap 10 panelis. Data hasil evaluasi karakteristik organoleptis ODF chlorpheniramine maleate dapat dilihat pada Tabel 4.1. Hasil evaluasi karakteristik organoleptis sediaan ODF chlorpheniramine maleate menunjukkan bahwa semua formula menunjukkan homogenitas, warna, bau dan rasa yang sama. Pada kategori rasa, yang memberikan rasa asam pada film adalah asam sitrat yang berfungsi sebagai zat penstimulasi saliva agar film cepat larut dalam mulut, sedangkan yang memberikan rasa manis adalah aspartam dan sorbitol yang berfungsi sebagai zat pemanis. Pada kategori permukaan, semakin besar konsentrasi pektin dalam perbandingan polimer semakin baik teksturnya. Lebih halus, tidak lengket dan transparan. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Galgatte, et al., 2013 yang mengkombinasikan HPMC E15 dan pektin menghasilkan film dengan tekstur yang halus dan transparan.

4.3.2 Bobot dan ketebalan film

Evaluasi terhadap bobot dan ketebalan film penting untuk menentukan keseragaman bobot dan ketebalan sediaan karena hal ini berkaitan secara langsung terhadap ketepatan dosis sediaan Siddiqui,et al., 2011. Hasil evaluasi bobot film menunjukkan bahwa bobot setiap film tidak menyimpang secara signifikan dari bobot rata-rata. Hasil evaluasi ketebalan film menunjukkan standar deviasi kurang dari 5 dan ketebalan film antara 100-200 μm. Data hasil evaluasi bobot dan ketebalan film dapat dilihat pada Tabel 4.2.

4.3.3 pH sediaan

Evaluasi pH sediaan bertujuan untuk mengetahui pH sediaan yang diharapkan mempunyai pH netral untuk menghindari terjadinya iritasi pada oral Universitas Sumatera Utara 35 mukosa yang disebabkan oleh pH asam atau basa Bansal dan Kalyan, 2012. Hasil evaluasi pH sediaan menunjukkan bahwa semua formula memiliki pH sediaan yang netral. Data hasil evaluasi pH sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil evaluasi bobot, ketebalan dan pH sediaan Formula Bobot mg n = 6 Ketebalan mm n = 6 pH Sediaan n = 6 F1 40,1 ±0,0001 0,148 ±0,020 6,5 ± 0,089 F2 40 ± 0,0002 0,099 ± 0,003 6,5 ± 0,063 F3 40 ± 0,0003 0,1 ± 0,006 6,46 ± 0,051 F4 40,1 ±0,0001 0,124± 0,006 6,53 ± 0,051 F5 40 ± 0,0002 0,143± 0,029 6,5 ± 0,089 Keterangan : n = 6, pengujian dilakukan terhadap 6 film F1 = Formula 1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 0 : 4 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F5 = Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2

4.3.4 Indeks mengembang

Indeks mengembang penting untuk memprediksi pelepasan obat. Pelepasan obat akan terjadi lebih cepat bila polimer lebih cepat terhidrasi, mengalami swelling kemudian hancur. Indeks mengembang dihitung dengan melihat besarnya peningkatan massa film yang dibiarkan mengembang dalam larutan dapar fosfat pH 6,8. Peningkatan massa dari film menunjukkan jumlah air yang diserap atau peningkatan hidrasi. Semakin banyak air yang diserap, maka semakin baik daya mengembangnya Semalty dan Kumar, 2008. Persentase indeks mengembang secara berurutan F2 F3 F5 F4 F1. Universitas Sumatera Utara 36 Daya mengembang F2, F3, dan F5 setelah detik ke 20 tidak diperhitungkan karena film memiliki bobot yang konstan dan kemudiaan sediaan hancur. Hal yang sama terjadi pada F4 dan F1 setelah detik ke 30 film memiliki bobot yang konstan dan sediaan hancur sehingga tidak diperhitungkan karena dianggap sediaan film tersebut tidak mengembang kembali. Data hasil evaluasi indeks mengembang dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil evaluasi indeks mengembang Formula Indeks Mengembang 10 detik 20 detik 30 detik F1 87,13 128,48 233,81 F2 309,41 484,81 SH F3 191,71 283,17 SH F4 154,14 266,42 300,10 F5 158,40 266,80 SH Keterangan: SH = Sediaan hancur F1 = Formula 1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 0 : 4 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F5 = Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2

4.3.5 Penetapan kadar chlorpheniramine maleate dalam film

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Oral Dissolving Film Cetirizin Hidroklorida Menggunakan Polimer Kombinasi HPMC dan Pektin

11 68 103

Formulasi Sediaan Oral Dissolving Film Cetirizin Hidroklorida Menggunakan Polimer Kombinasi HPMC dan Pektin

0 2 16

Formulasi Sediaan Oral Dissolving Film Cetirizin Hidroklorida Menggunakan Polimer Kombinasi HPMC dan Pektin

0 0 2

Formulasi Sediaan Oral Dissolving Film Cetirizin Hidroklorida Menggunakan Polimer Kombinasi HPMC dan Pektin

0 0 3

Formulasi Sediaan Oral Dissolving Film Cetirizin Hidroklorida Menggunakan Polimer Kombinasi HPMC dan Pektin

2 7 15

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 0 2

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 1 5

Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 0 58

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Chlorpheniramine Maleate 2.1.1 Uraian bahan - Pembuatan dan Evaluasi secara In Vitro Sediaan Oral Dissolving Film (ODF) Chlorpheniramine Maleate Menggunakan Kombinasi Polimer Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) dan Pektin

0 1 19

PEMBUATAN DAN EVALUASI SECARA IN VITROSEDIAAN ORAL DISSOLVING FILM (ODF)CHLORPHENIRAMINE MALEATE MENGGUNAKAN KOMBINASI POLIMER HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA (HPMC) DAN PEKTIN SKRIPSI

0 1 17