38
6 107
70
Rata-rata 92
57
F2 1
42 23
2 45
25 3
47 25
4 50
30 5
52 35
6 55
38
Rata-rata 48
29
F3 1
50 30
2 51
30 3
51 37
4 55
37 5
55 43
6 58
43
Rata-rata 53
37
F4 1
72 43
2 84
43 3
84 47
4 92
47 5
92 51
6 95
55
Rata-rata 86
48
F5 1
57 37
2 65
45 3
65 45
4 70
50 5
75 50
6 75
55
Rata-rata 68
47
Keterangan: F1 = Formula 1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0
F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 0 : 4 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3
F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F5 = Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2
4.3.7 Uji Disolusi
Uji disolusi terhadap 5 formula ODF chlorpheniramine maleate dilakukan pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25 dan 30. Sebagai pembanding digunakan serbuk
chlorpheniramine maleate. Medium yang digunakan adalah dapar fosfat pH 6,8
Universitas Sumatera Utara
39
untuk mengasumsikan obat terdisolusi dalam saliva yang memiliki pH 5,5-7 Siddiqui, et.al., 2011. Laju disolusi dihitung berdasarkan persen kumulatif
chlorpheniramine maleate yang terlarut dalam medium terhadap waktu dan berdasarkan luas area di bawah kurva untuk menentukan konsentrasi
chlorpheniramine maleate dalam medium terhadap waktu AUC. Hasil persen kumulatif rata-rata uji disolusi film dan hasil perhitungan AUC 0 - 30 dapat
dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.6 Hasil persen kumulatif rata-rata uji disolusi film
Waktu menit
Persen Kumulatif F1
F2 F3
F4 F5
Serbuk chlorpheniramine
maleate 5
52,70 75,42
70,24 55,13
66,90 78,67
10 65,58
80,30 77,33
64,19 76,31
87,61 15
73,52 85,83
85,14 80,61
80,89 91,23
20 79,65
91,50 90,18
85,85 85,86
94,89 25
86,95 95,56
94,77 90,37
90,60 96,32
30 94,52
98,27 97,63
95,26 96,61
99,81
Dalam Tabel 4.6 persen kumulatif rendah pada menit ke 5 merupakan proses pelepasan obat dari bentuk sediaannya dan kemudian meningkat pada menit ke 10
sampai menit ke 30 merupakan proses disolusi. Konsentrasi chlorpheniramine maleate dalam medium pada waktu 0 menit hingga 30 menit secara berurutan,
serbuk F2 F3 F5 F4 F1.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 4.1 Grafik laju disolusi ODF chlorpheniramine maleate berdasarkan
persen kumulatif terhadap waktu Keterangan:
F1 = Formula 1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0 F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 0 : 4
F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3 F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1
F5 = Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2 Tabel 4.7
Hasil Perhitungan AUC 0 – 30
Keterangan: F1 = Formula 1 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 4 : 0
F2 = Formula 2 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 0 : 4 F3 = Formula 3 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 1 : 3
F4 = Formula 4 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 3 : 1 F5 = Formula 5 menggunakan polimer kombinasi HPMC : pektin = 2 : 2
Dalam Gambar 4.1 dan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan
AUCmenunjukkan bahwa konsentrasi chlorpheniramine maleate yang terlarut
20 40
60 80
100 120
5 10
15 20
25 30
K u
m u
lat if
O b
at T
er lar
u t
Waktu menit Profil Laju Disolusi Berdasarkan Kumulatif
F1 F2
F3 F4
F5 Serbuk
Formula AUC 0 – 30 menit
F1 2028,32
F2 2388,64
F3 2332,38
F4 2118,87
F5 2244,33
Serbuk chlorpheniramine maleate 2493,14
Universitas Sumatera Utara
41
dalam medium dari 0 menit hingga 30 menit lebih besar pada formula yang menggunakan pektin dengan konsentrasi perbandingan lebih tinggi. Jika dilihat
dari grafik, terjadi tumpang tindih dimulai dari menit ke 10 sampai menit ke 30. Jadi untuk melihat seberapa banyak obat terlarut dihitunglah nilai AUC nya dan
berdasarkan uji statistik One Way ANOVA, P 0,05, uji Post Hoc dianalisis dengan Duncan terdapat perbedaan yang signifikan antara formula ODF
chlorpheniramine maleate dengan serbuk chlorpheniramine maleate. Uji pelepasan obat secara in vitro dengan Disolution Tester dari semua
formulasi ODF dapat dilihat pada Tabel 4.8. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna dari profil disolusi pada semua formula maka dilakukan uji
statistik ANOVA dengan menggunakan program SPSS 18.0 dengan p 0,05.
4.4 Analisis Data Secara Statistik 4.4.1 Hasil uji ANOVA dan Duncan disolusi menit ke-5 ODF