2. Pemerintahan daerah yang besaran anggaran belanja pegawai dibawah atau kurang
dari 50 dari total Anggaran Pendapatan Belanja DaerahAPBD Tahun 2011 untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang melaksanakan tugas sebagai tenaga
pendidik,tenaga dokter,bidan,perawat dan jabatan yang bersifat khusus dan mendesak.
3. Tenaga honorer yang telah bekerja dilembaga pemerintah pada atau sebelum
tanggal 1 Januari 2005 dan telah diverifikasi dan divalidasi berdasarkan kriteria yang diatur dalam Peraturan Pemrintah Nomor 48 Thun 2005 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 43 tahun 2007 sesuai kebutuhan organisasi,redistribusi,dan kemampuan keuangan negara yang akan ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Moratorium CPNS ini tetap dapat dilakukan penerimaan PNS sesuai dengan pengecualian yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri,Menteri Keuangan Nomor 02SPBM.PAN-RB82011, Nomor 800-632 Tahun 2011, Nomor 141PMK.012011
Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil, yaitu untuk tenaga pendidik, tenaga kesehatan seperti dokter, bidan atau perawat,dan tenaga khusus dan
mendesak baik di kementrianlembaga maupun pemerintah daerah, tenaga honorer yang telah bekerja sebelum tanggal 1 Januari 2005 pun tetap dapat diangkat menjadi PNS. Oleh karena
itu, penerimaan PNS hanya dapat dilakukan sebatas pengecualian yang telah ditetapkan oleh peraturan bersama tersebut.
B. Dasar Hukum Moratorium CPNS
Dasar hukum dalam moratorium CPNS adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian.
Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor
02SPBM.PAN-RB82011, Nomor
800-632 Tahun
2011, Nomor
141PMK.012011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipi.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer Menjadi Calom Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 Tentang SumpahJanji Pegawai
Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri
Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri
Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 Tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun
JandaDuda Pegawai. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2006 Tentang Penetapan Pensiun Pokok
Pensiunan Pegawai Negeri Sipil JandaDuda.
C. Latar Belakang Diberlakukannya Moratorium CPNS
Universitas Sumatera Utara
Beberapa daerah di Indonesia telah mengalami pembengkakan jumlah dalam pegawai negeri sipil yang tidak di ikuti dengan pelayanan yang efektif dan efisien. Sistem
perekrutan CPNS yang tidak efisien, analisis jabatan dan kebutuhan pegawai negeri sipil tidak berjalan sebagaimana diinginkan. Peningkatan jumlah Pegawai Negeri Sipil di daerah
yang begitu besar mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah Pegawai Negeri Sipil dengan ketersediaan anggaran, serta tidak seimbangnya jumlah Pegawai Negeri Sipil
dengan kualitas pelayanan publik yang ada. Pemerintah, dalam rangka reformasi birokrasi telah mengeluarkan satu kebijakan yakni Kebijakan Moratorium penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil CPNS. Kebijakan Moratorium penerimaan CPNS ini merupakan upaya pemerintah dalam melakukan penataan pegawai di instansi-instansi pemerintah.
Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS yang tertuang dalam peraturan bersama Menteri Pendayaguaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan Nomor 02SPBM.PAN-RB82011, Nomor 800- 632 Tahun 2011, Nomor 141PMK.012011 Tentang Penundaan Sementara Penerimaan
Calon Pegawai Negeri Sipil Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai sebuah kementrian negara,
lembaga ini bertugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pendayagunaan aparatur negara. Untuk melaksanakan tugas tersebut lembaga ini
dibebani fungsi: 1.
merumuskan kebijakan pemerintah dibidang pendayagunaan aparatur negara; 2.
pengkoordinasian dan penigkatan keterpaduan rencana dan program, pemantauan, analisis, dan evaluasi dibidang pendayagunaan aparatur negara;
3. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan dibidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden
29
.
29
Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 23
Universitas Sumatera Utara
Kewenangan Kantor Menpan sebagaimana tercantum dalam Keppres No. 101 Tahun 2001 khususnya yang berkaitan dengan dengan kepegawaian sering kali bersinggungan
dengan lembaga lain yang juga memiliki tanggung jawab yang sama dengan pengembangan SDM aparatur negara, misalnya BKN. Namun demikian Keppres ini telah menempatkan
Kantor Menpan sebagai lembaga yang berwenang membuat kebijakan pendayagunaan aparatur negara
30
. Faktor yang melatarbelakangi adanya kebijakan moratorium yaitu:
1. Formasi Pegawai Negeri Sipil yang tidak seimbang
Dalam pasal 15 ayat 2 Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, formasi ditetapkan untuk jangka
waktu tertantu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja. Analisis kebutuhan merupakan suatu pedoman dalam penyusunan formasi pegawai negeri sipil.
Sebagai bahan untuk menetapkan formasi, perlu disusun analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil oleh Instansi yang bersangkutan. Analisa kebutuhan Pegawai
Negeri Sipil adalah suatu proses analisa secara logis dan teratur dari segala dasar- dasarfaktor-faktor yang ditentukan untuk dapat menentukan jumlah dan susunan
pangkat serta kualitas Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh sesuatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, berhasil
guna dan berkelanjutan. Analisa kebutuhan Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai salah satu usaha agar setiap Pegawai Negeri Sipil yang ada pada setiap satuan organisasi
negara mempunyai pekerjaan tertentu
31
.
30
Mitfah, Thoha, Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Jakarta, Kencana, 2005, Halaman 11- 14
31
Ahmad Ghufron, Sudarsono, Op.cit,. halaman 28-29.
Universitas Sumatera Utara
Instansi yang menetapkan jumlah pegawai yang akan direkrut, yaitu Badan Kepegawaian Negara dan Menpan dengan memperhatikan pertimbangan dari Menteri
Keuangan, karena terkait dengan anggaran yang masih menanggung semua gaji PNS. Instansi yang berwenang melakukan rekrutmen pada pemerintahan pusat adalah biro
bagian kepegawaian dari masing-masing instansi, sedang di daerah yang bertanggung jawab adalah Badan Kepegawaian Daerah
32
. Penyusunan formasi harus dilakukan dengan tepat. Jika penyusunannya kurang tepat akan menyebabkan adanya ketidak
akuratan database formasi pegawai dan berdampak pada pengambilan keputusan yang kurang tepat dalam menejemen kepegawaian. Ketidak akuratan dalam penyusunan
formasi pegawai, akan berakibat pula pada kondisi kepegawaian saat ini, disatu sisi terjadi penumpukan tenaga administrasi.
Untuk itu, perlunya pemahaman yang tepat dan tanggung jawab pada setiap jabatan, serta kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau tujuan
organisasi. Dengan pemahaman ini, analisis jabatan akan menjadi daftar tanggung jawab yang relevan dengan rancangan strategi dan struktur organisasi, termasuk
kewenangan, tantangan dan hubungan kerja yang tercakup didalamnya. Prinsip- prinsip ini penting untuk dipahami, pasalnya sering terjadi dibanyak organisasi,
bahwa uraian jabatan dibuat tanpa batasan standar jabatan yang sebenarnya dibutuhkan oleh organisasi.
Pemerintah diharapkan dapat secara profesional mengangkat, memindah, dan juga memberhentikan jumlah pegawai negeri agar menjadi rata di semua bidang.
Perlu adanya pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil yang teratur dan terarah agar semuanya berjalan dengan seimbang. Dalam menempatkan seseorang dalam jabatan
atau pengangkatan pegawai dalam suatu pekerjaan, pemerintah harus menggunakan
32
Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 92
Universitas Sumatera Utara
prinsip “the right man on the right place” artinya orang yang tepat ditugaskan pada tempat yang tepat.
2. Besarnya anggaran negara untuk membiayai belanja pegawai
Pertumbuhan jumlah Pegawai Negeri Sipil dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal ini juga diiringi dengan peningkatan beban belanja pegawai yaitu
membayar gaji Pegawai Negeri Sipil. Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam Anggaran
Pendapatan Belanja Negara APBN. APBN pada dasarnya sebagai bentuk kepercayaan kepada rakyat kepada pemerintah untuk mengelola keuangan negara
sehingga pengelolaan dapat diharapkan memenuhi syarat akuntabilitas, transparan, dan kewajaran. Belanja negara dalam APBN terdiri dari belanja pemerintah pusat dan
transfer ke daerah. Belanja pemerintahan pusat meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, dan lainnya. Belanja pegawai adalah
pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar
negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil sebagai
imbalan. Sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dari pemerintah kepada pegawai yang telah mengabdikan dirinya untuk melaksanakan tugas
pemerintahan dan pembangunan, perlu diberikan gaji yang layak baginya
33
. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Yuddy Chrisnandi
menyatakan, moratorium pegawai negeri sipil PNS masih akan berlaku pada 2016. Alasannya, keterbatasan anggaran negara. Pemerintah tidak memiliki
cukup uang untuk terus menerus menambah pegawainya. Anggaran belanja pegawai pemerintah pusat saat ini telah melebihi 42 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
33
Sri Hartini, Hj.Setiajeng Kadarsih, Tedi Sudrajad, Op.cit,. Halaman 102
Universitas Sumatera Utara
Negara APBN. Sementara, di tingkat daerah ada yang telah mencapai 80, sehingga perlu dilakukan penghematan
.
Oleh karena itu harus penerimaan pegawai negeri sipil PNS harus segera ditunda. Meski demikian, untuk pegawai pada sektor
pendidikan dan kesehatan. Dua bidang kerja itu masih dapat dilakukan penerimaan karena meski dokter jumlahnya sudah banyak, di daerah-daerah terluar dokter masih
dibutuhkan, sekaligus untuk menjaga kedaulatan negara kita, pengangkatan PNS di daerah tertentu juga masih memungkinkan jika ada formasi jabatan yang mendesak
harus diisi untuk kepentingan masyarakat, dengan syarat anggaran pegawai di daerah masih memadai.
Kebijakan moratorium atau penghentian sementara pengangkatan PNS, menurut Yuddy, ditempuh karena jumlah PNS telah mencapai kurang labih 4.517.000
pegawai. Dengan jumlah itu, rasio kepegawaian terhadap jumlah penduduk secara nasional ada pada angka 1,77. Sementara, banyak daerah yang rasio kepegawaiannya
terhadap jumlah penduduk setempat tidak normal yakni mencapai angka 2,5 -3. Dengan rasio yang tinggi, maka belanja anggaran pegawainya juga akan membengkak
tinggi. Setiap pengadaan satu pegawai akan meningkatkan beban belanja barang dan modal yang terkait dengan pegawai. Tidak cuma gaji, pengadaan baju korpri, kertas,
serta belanja barang lainnya ikut membengkak
34
. Yuddy merinci, saat awal merekrut maka PNS akan menerima gaji sebesar Rp
2,8 juta plus tunjangan Rp 2,2 juta. Besaran biaya itu diakui tidak memberatkan negara. Tapi, negara juga harus mengeluarkan uang untuk memberikan baju Korpri
dan kebutuhan lain seperti komputer. Belanja barang beli baju Korpri, berapa juta orang dikasih. Sekretaris beli komputer. Jumlah belanja modal, belanja barang, plus
belanja pegawai itu angkanya sudah mencapai di atas 80. Uang negara yang tersedia dari APBN untuk program-program pembangunan kurang dari 20. Ini postur APBN
34
http:nasional.kompas.comread2015112506421231Menteri.Yuddy.Moratorium.PNS.Masih.B erlaku.pada.2016 diakses pada hari rabu, 24 Agustus 2016
Universitas Sumatera Utara
yang kurang sehat. Menurut pemerintah negara baru akan sehat bila belanja untuk PNS di kisaran 30. Dengan moratorium, belanja barang kebutuhan PNS tentu akan
berkurang
35
.
D. Tujuan Diberlakukannya Moratorium CPNS