Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan Pelayanan Publik dan Perekrutan di Bidang Kepegawaian baik secara teori maupun praktek agar jauh
lebih baik lagi
3 Bagi Universitas Sumatera Utara.
Untuk menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa program studi Administrasi Negara pada khusunya, mengenai kontribusi peran dari Badan
Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah BKPPD Kabupaten Dairi dalam pelayanan publik dan mahasiswa Universitas Sumatera Utara pada umumnya .
D. Keaslian Penulisan
Adapun judul skripsi ini adalah
”Implementasi Kebijakan Moratorium Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS Terhadap Efektivitas Program Kerja Pemerintahan
Kabupaten Dairi Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Studi di Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah BKPPD Kabupaten Dairi” merupakan
judul skripsi yang belum pernah ditulis sebelumnya,sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bukti uji bersih dari pihak
fakultas hukum USU. Jika ada Judul skripsi yang hampir sama, hal itu berada di luar sepengetahuan penulis dan substansinya jelas berbeda dengan substansi dari skripsi in
i.
Dengan demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
1. Pengertian Kebijakan Publik
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kebijakan
7
dapat diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Menurut Carl J. Friedrich, kebijakan adalah serangkaian konsep tindakan yang diusulkan oleh seseorang atau pemerintah dalam
satu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan peluang, terhadap pelaksaan usulan tersebut dalam rangka mencapau tujuan tertentu. Carl Friedrich merinci
apa-apa yang pokok dalam suatu kebijakan, yaitu adanya: a.
tujuan goal, b.
sasaran objectives dan c.
kehendak purpose
8
. Kebijakan Publik adalah serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh
pemerintah dengan tujuan tertentu demi kepentingan masyarakat. Jika suatu pemerintah negara melakukan pelayanan dengan berorientasi kepada public interest atau public needs
maka yang harus dipirkan oleh pemerintah itu ialah how to serve the public, sehingga pemerintah itu bertindak sebagai public sevant pealayanan masyarakat yang
menyelenggarakan public service layanan publik
9
.
2. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia , “Pegawai” berarti
orang yang bekerja pada pemerintah perusahaan dan sebagainya sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintahan, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada
pemerintah atau negara.
7
W.J.S, Poerwadaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986 halaman 478; 514
8
Said Zainal Abidin, PhD, Kebijakan Publik, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta, 2004, Halaman 20-21.
9
M. Solly Lubis, Kebijakan Publik, Mandar Maju, Bandung, 2007, Halaman 9.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian Pegawai Negeri menurud Mahmud M.D. dalam buku Hukum Kepegawaaian, terbagi dalam dua bagian yaitu pengertian stipulatif dan pengertian ekstensif
perluasan pengertian. 1.
Pengertian Stipulatif Pengertian yang bersifat stipulatif penetapan tentang makna yang diberikan oleh
Undang-Undang tentang Pegawai Negeri terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999. Pengertian yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1
berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan hukum administrasi, sedangkan dalam pasal 3 ayat 1 berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan pemerintah, atau
mengenal kedudukan pegawai negeri. Pengertian stipulatif tersebut selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1 angka 1 : Pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 3 ayat 1 : Pegawai negeri berkedudukan sebagai aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata
dalam menyelenggarakan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Pengertian diatas berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan-peraturan kepegawaian
dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan perundang-undangan,kecuali diberikan defenisi lain
10
. 2.
Pengertian Ekstensif Selain dari pengertian stipulatif ada beberapa golongan yang sebenarnya bukan
Pegawai Negeri menurut UU Nomor 43 Tahun 1999, tetapi dalam hal tertentu dianggap
10
Sastra Djatmika, Marsono, Op.cit,. halaman 95
Universitas Sumatera Utara
sebagai dan diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, artinya disamping pengertian stipulatif ada pengertian yang hanya berlaku pada hal-hal tertentu
11
. Pengertian stipulatif dan ekstensi merupakan penjabaran atas maksud dari keberadaan
Pegawai Negeri dalam hukum kepegawaian. Pengertian tersebut terbagi dalam bentuk dan format yang berbeda, namun pada akhirnya dapat menjelaskan maksud pemerintah dalam
memposisikan penyelenggara negara dalam sistem hukum yang ada, karena pada dasarnya jabatan negeri akan selalu berkaitan dengan penyelenggara negara yaitu Pegawai Negeri.
Berdasarkan pengertian stimulatif, terdapat unsur-unsur dari pegawai negeri, yaitu sebagai berikut :
1 Warga negaa Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat menurut peraturan
perundang-undangan 2
Diangkat oleh pejabat yang bewenang 3
Diserahi tugas dalam jabatan negeri 4
Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Jenis Pegawai Negeri Sipil
Mengenai jenis pegawai negeri didasarkan pada pasal 2 ayat 1 UU No. 43 Tahun 1999 Pegawai Negeri dibagi menjadi:
1. Pegawai Negeri Sipil,
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat 1 UU No.43 Tahun 1999 tidak menyebutkan apa yang dimaksud dengan penegertian masing-masing bagiannya, namun disini dapat diambil suatu kesimpulan
11
Ibid., halaman 10
Universitas Sumatera Utara
bahwa yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri bukan anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Bedasarkan penjabaran diatas, Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari pegawai negeri yang merupakan aparatur negara. Menurut UU No.43 Tahun 1999 Pasal 2 ayat 2
Pegawai negeri sipil dibagi menjadi: 1.
Pegawai Negeri Sipil Pusat Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri
Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada Depertemen, Lembaga Pemerintah Nondepertemen, Kesekretariatan
Lembaga Negara, Instansi Vertikal di Daerah Provinsi KabupatenKota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lain.
2. Pegawai Negeri Sipil Daerah
Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil daerah ProvinsiKabupatenKota yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada pemerintah daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.
Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan diluar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan
12
. Di samping pegawai negeri sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 2 ayat 1,
pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tetap. Yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan
tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi
12
Penjelasan Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi
13
. Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai diluar PNS dan pegawai lainnya tenaga kerja. Penamaan
pegawai tidak tetap merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap banyaknya kebutuhan pegawai namun dibatasi oleh dana APBDAPBN dalam penggajiannya
14
. Pada dasarnya, kebijakan pengangkatan pegawai tidak tetap diserahkan pada
kebutuhan dari masing-masing instansi, namun sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Homorer Menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil, tanggal 11 November 2005, semua pejabat pembina kepegawaian dan pejabat lain di lingkungan instansi, dilarang mengangkat tenaga honorer atau yang sejenisnya, kecuali
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2005 dilaksanakan sampai tahun anggaran 2009,
namun sampai tahun 2007, dalam hal proses pengangkatannya terdapat berbagai permasalahan yang ternyata tidak sesuai dengan keinginan dari Peraturan Pemerintah No. 48
Tahun 2005. Pasal 3 ayat 1 berbunyi: pengangkatan tenaga honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil diprioritasakan bagi yang melaksanakan tugas sebagai:
1. Tenaga guru;
2. Tenaga kesehatan pada unit pelayanan kesehatan;
3. Tenaga penyuluh dibidang pertanian, periaknan, peternakan; dan
4. Tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan pemerintah.
4. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil
Kedudukan Pegawai Negeri didasarkan pada Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Pasal 3 ayat 1, yaitu Pegawai Negeri sebagai aparatur negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
13
Penjelasan Pasal 2 ayat 3 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
14
Sri Hartini dan Setiajeng Kadarsih, Diktat Hukum Kepegawaian, Fakultas Hukum Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto, 2004, Halaman 26.
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Rumusan kedudukan pegawai negeri didasarkan pada pokok-pokok pikiran bahwa pemerintah tidak hanya
menjalankan fungsi umum pemerintah, tetapi juga harus mampu melaksanakan fungsi pembangunan atau dengan kata lain pemerintah bukan hanya menyelenggarakan tertib
pemerintah, tetapi juga harus mampu menggerakkan dan memperlancar pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak
15
. Dalam konteks hukum publik, Pegawai Negeri Sipil membantu presiden sebagai
kepala pemerintahan dalam memnyelenggarakan pemerintahan, tugas melaksanakan peraturan perundang-undangan, dalam arti kata wajib mengusahakan agar setiap peraturan
perundang-undangan ditaati oleh masyarakat. Didalam melaksanakan peraturan perundang- undangan pada umumnya, kepada pegawai negeri diberikan tugas kedinasan untuk
dilaksanakan sebaik-baiknya. Sebagai abdi negara seorang pegawai negeri juga wajib setia dan taat kepada Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, kepada Undang-Undang
Dasar 1945, kepada negara dan kepada pemerintahan
16
.
5. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 ditetapkan bahwa kewajiban Pegawai Negeri sebagai berikut:
a. Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintahan, serta
wajib menjaga persatuan dan kesatuan b.
Wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran
dan tanggung jawab Pasal 5
15
C.S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Kepegawaian Republik Indonesia, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1979, Halaman 38.
16
Ibid., Halaman 18.
Universitas Sumatera Utara
c. Wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
kepada dan atas perintah jabatan yang berwajib atas kuasa undang-undang Pasal 6 Kewajiban pegawai negeri adalah segala sesuatu yang wajib dilakukan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban pegawai negeri dibagi dalam tiga golongan, yaitu
1. Kewajiban-kewjiban yang ada hubungan dengan tugas dan jabatan.
2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan tugas dalam jabatan,
melainkan dengan kedudukannya sebagai Pegawai Negeri padu umumnya. 3.
Kewajiban-kewajiaban lain
17
.
6. Hak Pegawai Negeri Sipil
Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang merupakan pemacu bagi dirinya untuk memenuhi kebutuhannya, seperti bekerja untuk
memperoleh uang bagi pemenuhan kebutuhan. Manusia dalam kajian ekonomi disebut sebagai sumber daya karena memiliki kecerdasan. Melalui kecerdasan yang semakin
meningkat mengakibatkan manusia dikatakan sebagai homo sapiens, homo politikus, dan homo ekonomikus dan dalam kajian yang lebih mendalam dapat dikatakan pula bahwa
manusia adalah zoon politicon. Berdasarkan perkembangan dunia modern, dalam prosesnya setiap individu akan
berinteraksi dalam masyarakat yang semakin meluas dan perkembangan berikutnya adalah dimulainya konsep organisasi yang melingkupi bidamg pemerintahan, sehingga manusia
dapat dikatakan sebagai homo administratikus dan organization man
18
. Secara umum, tinjuan dari segi sosial ekonomis mengenai pegawai merupakan suatu
kesatuan yang kompleks. Pegawai atau tenaga kerja disebut sebagai human resources adalah manusia dalam usia kerja working ages yang mampu mengerjakan pekerjaan fisik atau pun
17
Sastra Djatmika, Marsono, Op.cit,. halaman 103.
18
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, 1996, Halaman 9.
Universitas Sumatera Utara
mental. Hubungan manusia hendaknya dilihat dari segi objek dan tujuan, yaitu manusia insani yang menjadi tujuan daripada segala usaha, usaha mana yang dilakukan pula oleh
manusia sebagai subjek atau pelaksananya. Manusia merupakan faktor atau sumber produksi yang berkewajiaban memberikan hasil karyanya.
Berdasarkan pembahasan fungsi pegawai dalam konteks kepegawaian, hal ini berkenaan dengan Personnel Administration. Personnel diartikan golongan masyarakat yang
penghidupannya dilakukan dengan bekerja dalam kesatuan organisitorisnya yang salah satunya merupakan kesatuan kerja pemerintah. Administration yang dimaksudkan hal ini
merupakan tata pelaksaan dengan keterangan yang didalamnya termasuk organization, management dan realisasinya. Administration dalam konteks ini berbeda dengan arti
Administratie. Berdasarkan kajiannya, tata administrasi kepegawaian dalam hubungannya dengan Personnel Administration berarti :
a. Tata yang menunjukkan organization dan management;
b. Administrasi yang memberikan pengertian di samping penegertian administratie
dalam bahasa Belanda juga dalam rangka pembinaan organization dan management, sehingga meliputi pengertian usaha, hukum, dan prosedur;
c. Pegawai yang mencakup pengertian Pegawai Negeri Sipi pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah memberikan hak kepada Pegawai Negeri Sipil yang termaktub dalam Pasal 7-10 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan
atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 1999,seperti yang tercantum pada Tabel:
Tabel 1 Hak Pegawai Negeri Sipil Menurut Undang Undang No 43 Tahun 1999
Hak Memperoleh Gaji Pasal 7 1 Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang
adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawabnya. 2 Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu
memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraan. 3 Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak sebagai
mana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Hak Atas Cuti Pasal 8
Setiap Pegawai Negeri berhak atas cuti.
Hak Atas Perawatan, Tunjangan dan Uang
Duka Pasal 9
1 Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya berhak memperoleh perawatan. 2 Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacat jasmani
atau cacat rohani dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkannya tidak dapat
bekerja lagi dalam jabatan apapun juga, berhak memperoleh tunjangan .
3 Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh uang duka.
Hak Atas Pensiun Pasal 10
Setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat- syarat yang telah ditentukan berhak atas pensiun.
Sumber : Undang –Undang nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa analisi mengenai aspek kebutuhan pegawai dihubungkan dengan teori-teori yang ada dapat menjelaskan mengenai hubungan
antara hak dan kewajiban dari pegawai. Hubungan ini meliputi kecenderungan pegawai untuk melaksanakan pekerjaannya berdasarkan kebutuhannya secara umum. Faktor motivasi yang
timbul untuk memberikan prestasi, dipengaruhi oleh hukum tertulis yang membatasi setiap aktivitas dan timbulnya output berupa kontraprestasi yang sepadan terhadap pekerjaan yang
dikerjakannya
19
.
F. Manajemen Kepegawaian