Beban kerja dari sisi fisiologis dihitung menurut kebutuhan kalori berdasarkan energy yang dikeluarkan selama melakukan aktivitas.
3.5. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyutdetak jantung yang dapat dipalpasi diraba dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Denyut nadi
adalah getaran didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi yang optimal untuk setiap orang berbeda-beda, tergantung
pada saat kapan mengukur denyut nadi Brahmapurkar, 2012. Menurut Moeljosoedarma 2008 denyut nadi optimal tenaga kerja
tergantung saat kapan mengukur denyut nadi. Jika pengukuran dilakukan setelah bekerja, maka nadi normal pekerja tersebut adalah 90 denyutmenit. Jika denyut
nadi melebihi 90 denyutmenit setelah 5 menit melakukan pekerjaannya, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan panas di lingkungan kerja mungkin telah
berlebihan dan oleh karenanya perlu dilakukan evaluasi terhadap lingkungan tempat kerja.
1. Jenis denyut nadi a. Nadi Istirahat, yaitu denyut nadi sebelum bekerja.
b. Nadi sedang bekerja, yaitu denyut nadi selama bekerja. c. Nadi kerja, yaitu selisih denyut nadi selama kerja dengan denyut nadi
sebelum bekerja. d. Nadi pemulihan, yaitu total angka denyutan dari akhir kerja sampai masa
pulih tercapai Brahmapurkar, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2. Nadi Kerja Menurut Tingkat Beban Kerja Menurut Tarwaka dkk 2004 kategori beban kerja berdasarkan denyut
nadi kerja dibagi atas beban kerja sangat ringan, ringan, sedang, berat, sangat berat dan sangat berat sekali.
3.6. Penilaian Beban Kerja Fisik
Menurut Astrand dan Rodhal, bahwa penilaian beban kerja dapat dilakukan denga dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian langsung dan
metode penilaian tidak langsung. 1. Metode Penilaian Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Smakin berat beban
kerja akan semakin banyak energi yang diperlikan untuk dikonsumsi. Metode pengukuran asupan oksigen terlihat lebih akurat, namun kenyataannya hanya
dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. Kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme,
respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Konsumsi Energi dan Kategori Beban Kerja Berdasarkan Energi Expenditur
Tingkat Pekerjaan
Energi Expenditur Denyut Jantung
Konsumsi Oksigen Kkalmenit
Kkal8 jam Denyutmenit
Litermenit
Unduly Heavy 12,5
6000 175
2,5 Very Heavy
10-12,5 4800-6000
150-175 2-2,5
Heavy 7,5-10
3600-4800 125-150
1,5-2 Moderate
5-7,5 2400-3600
100-125 1-1,5
Light 2,5-5
1200-2400 60-100
0,5-1 Very Light
2,5 1200
60 0,5
Sumber : Christensen 1991
2. Metode Penilaian Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu metode
untuk menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telenetri dengan menggunakan rangsangan
electro cardia graph ECG. Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut Kilbon,
1992. Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut: denyut nadi denyutmenit =
10 ������
����� ���� ℎ�������
x 60
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah
juga tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliable dan tidak menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa. Denyut nadi
untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Denyut Nadi Istirahat DNI adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.
2. Denyut Nadi Kerja DNK adalah rerata denyut nadi selama bekerja 3. Nadi Kerja NK adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan
denyut nadi kerja. Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting
didalam peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja
maksimum oleh Rodahl 1989 dalam Tarwaka, dkk 2004:101 didefinisikan sebagai Heart Rate Reverse HR Reverse yang diekspresikan dalam presentase
yang dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut. HR Re verse =
���−��� �� ��� −���
X 100
Denyut Nadi Maksimum DNMax adalah: 220 – umur untuk laki-laki dan 200 – umur untuk perempuan
Grandjean 1993 juga menjelaskan bahwa konsumsi energi sendiri tidak cukup untuk mengestimasi beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah
KJ yang di konsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dan meningkatkan deyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih
mudah dan dapat digunakan untuk menghitung indek beban kerja. Astrand Rodhal 1977; Rodhal 1989 menyatakan bahwa denyut nadi mempunyai
hubungan linier yabg tinggi dan asupan oksigen pada waktu kerja. Dan
Universitas Sumatera Utara
salah satu yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan mersakan denyutan pada arteri radialis di pergelangan tangan.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yang didefenisikan oleh Grandjean 1993.
1. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai 2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja
3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum.
Peningkatan yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut oleh rodhal 1989 didefenisikan sebagai heart rate
reserve HR reserve. HR reserve tersebut diekspresikan dalam persentase yang dapat dihitung dengan menggunaksn rumus sebagai berikut.
HR Re serve =
������ ���� ����� −������ ���� ����� ℎ�� ������ ���� �������� −������ ���� ����� ℎ��
x100
Lebih lanjut, Manuaba Vanwonterghem 1996 menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maksimun karena beban kardiovaskuler cardivasculair load = CVL yang dihitung dengan rumus sebagai berikut.
CVL =
100 ������� ���� ����� −������ ���� ����� ℎ��
������ ���� �������� −������ ���� ����� ℎ��
Universitas Sumatera Utara
Dimana denyut nadi maksimum adalah 220-umur untuk laki-laki dan 200-umur untuk wanita. Dari hasil penghitungan CVL tersebut kemudian
dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut. 30 = Tidak terjadi kelelahan
30 s.d. 60 = Diperlukan perbaikan 60 s.d. 80 = Kerja dalam waktu singkat
80 s.d. 100 = Diperlukan tindakan segera 100 = Tidak diperbolehkan beraktivitas
Selain cara tersebut diatas cardiovascular strain dapat diestimasi menggunakan denyut nadi pemulihan atau dikenal dengan metode Brouha.
Keuntungan metode ini adalah sama skali tidak mengganggu atau menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukan setelah subjek berhenti bekerja. Denyut
nadi pemulihan P dihitung pada akhir 30 detik menit pertama, kedua dan ketiga P1, P2, P3. Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan dengan total
cadiac cost dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika P1 – P3 10 atau P1, P2, P3 seluruhnya 90, nadi pemulihan normal
2. Jika rerata P1 yang tercatat 110 atau P1 - P3 10, maka beban kerja tidak berlebihan
3. Jika P1 – P3 10 dan jika P3 90, perlu redesain pekerjaan Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut
nadi pada keterganungan pekerjaan, tingkat kebugaran dan pemaparan lingkungan panas. Jika pemulihan nadi tidak segera tercapai maka diperlukan
redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik. Redesain tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
berupa variabel tunggal maupun variabel keseluruhan dari variabel bebas task tugas, organisasi kerja dan lingkungan kerja yang menyebabkan beban
kerja tambahan.
3.7. Standar Iklim Kerja Panas