c. Air, yang berguna untuk mendinginkan aluminium ingot selama proses
pencetakan.
2.7.3. Uraian proses pengolahan Aluminium Cair Menjadi Aluminium
Batangan Ingot
Berikut uraian proses pengolahan aluminium cair menjadi aluminium
batangan:
1. Charging
Charging adalah proses pengisian metal ke dalam dapur furnance, baik dapur pelebur melting furnance maupun dapur penampung holding furnance,
terdiri atas pengisian cold metal dan pengisian hot metal. Cold metal adalah metal aluminium yang telah membeku, tetapi bukan merupakan produk,
cold metal terdiri atas : out product, ingot sisa, ingot spec out, recovery metal, scrap kutip, scrap lempengan, scum aluminium ball dan scrap lainnya.
Sedangkan hot metal adalah aluminium cair yang diambil dari pot reduksi dan dibawa ke casting shop dengan Metal Transport Car MTC untuk dicetak
menjadi batangan-batangan aluminium ingot. 2.
Cold metal charging Pengisian cold metal dilakukan sebelum pengisian hot metal. Pengisian
cold metal ini dilakukan oleh 2 orang personil, dengan menggunakan peralatan yang disebut dengan ingot charger dan dibantu dengan sebuah
kendaraan forklift untuk menempatkan cold metal pada ingot charger. Jumlah cold metal yang dimasukkan setiap kali charging tidak boleh melebihi
batas yang telah ditetapkan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Untuk Melting furnance, maksimum 5 dari jumlah total aluminium cair
yang dimasukkan. b.
Untuk Holding furnance, maksimum 3,33 dari jumlah total aluminium cair yang dimasukkan.
3. Hot metal charging
Setelah di-tapping dihisap aluminium cair di tampung dalam vacuum ladle yang berkapasitas 7,5 ton aluminium cair, dan dibawa ke casting
shop dengan kendaraan khusus pengangkut aluminium cair, yang disebut Metal Transport Car MTC. MTC ini beserta aluminium cair yang diangkut di
dalam ladle ditimbang pada timbangan truk 40 ton nomor 1, agar diperoleh gross weight atau berat kotornya, dan setelah aluminium cair dalam ladle
diisikan ke dalam dapur, MTC ini ditimbang kembali pada timbangan truk 40 ton nomor 2 untuk mendapatkan tare weight-nya. Dengan demikian akan
diperoleh netto berat bersih cairan aluminium yang telah dituang ke dalam dapur, dimana netto sama dengan gross dikurang tare. Setelah ditimbang MTC
yang membawa aluminium cair itu berhenti tepat di depan pintu pengisian dapur. Pengemudi MTC mengeluarkan launder MTC ke dalam pintu
pengisian dan memeriksa kondisi alat pencekam clamp yang menghubungkan ladle dengan MTC, serta membersihkan lubang nozzle
discharge ladle tersebut. Sementara itu crane man, mengatur kait hoist crane 10 ton ke bagian penggantungan ladle dan kemudian sesuai dengan
tanda peluit dari pengemudi MTC yang telah naik ke atas dapur, ladle diangkat dan aluminium cair dituang ke saluran penuangan launder. Setelah
Universitas Sumatera Utara
operasi pengisian aluminium cair ke dalam dapur, lalu temperatur dapur di set 760
˚C. 4.
Treatment Treatment adalah proses pengolahan perlakuan terhadap aluminium cair
selama berada di dalam dapur, baik dapur pelebur melting furnance maupun dapur penampung holding furnance, yang meliputi :
a. Flux treatment
Proses ini mencakup operasi fluxing dan stirring, yaitu penaburan De-Inclusion flux ke atas permukaan aluminium cair yang disertai
dengan pengadukan untuk penyempurnaan reaksi. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam De-Inclusion flux antara lain :
i. NaCl 45
ii. KCl 30
iii. NaF 15
iv. Na2SiF6 10
b. Holding time
Holding time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan De- Inclusion flux dengan aluminium cair selama ± 2,5 jam pada temperatur
≥ 760
o
C. c.
Skimming off Skimming off adalah operasi pengeluaran dross yang mengapung di
permukaan aluminium cair yang dilakukan kira-kira 30 menit sebelum pencetakan.
Universitas Sumatera Utara
d. Sampling TPM
Sampling TPM merupakan pengambilan sampel Test Product metal TPM untuk dianalisa kadar Fe, Cu, Si yang terkandung di dalam
aluminium cair sebagai dasar penentuan apakah produksi sudah sesuai dengan rencana. Kalau sudah sesuai, pencetakan dapat dilakukan.
Apabila kadar Fe, Cu, Si yang terkandung di dalam aluminium cair belum sesuai dengan grade-nya.
e. Pencetakan Casting
Agar proses pencetakan molten menjadi aluminium ingot berjalan dengan baik, perlu dilakukan beberapa kegiatan pendahuluan, yaitu :
i. Memeriksa jumlah dari aluminium cair yang telah dituang ke dalam
dapur, memeriksa temperatur aluminium cair dan juga nomor lot dari ingot yang akan dicetak.
ii. Menghidupkan switch utama pada panel kontrol dan panel operasi.
iii. Melakukan pemanasan awal dari saluran tuang launder, alat
penuang cetakan pouring device dan scum skimmer. iv.
Mengatur kecepatan pencetakan kecepatan konveyor. v.
Menyemprot bagian cetakan dengan minyak paraffin. vi.
Menyalakan pompa-pompa penyuplai air industri. vii.
Temperatur dapur diset 720
o
C dan kecepatan mesin pencetak casting machine 12 Tjam.
Setelah proses pemanasan awal terhadap launder dan pouring device selesai, maka dapur dimiringkan dan molten akan keluar melalui tap hole
yang mengalir melalui launder ke pouring device, disinilah diatur
Universitas Sumatera Utara
banyaknya penuangan molten ke mould cetakan. Selama mould berjalan dengan alat conveyor casting machine operator mengambil dan menarik
busa logam scum yang mengapung di permukaan Aluminium cair di dalam cetakan dengan alat penarik busa logam scum skimmer.
Pengeluaran busa logam ini dilakukan secara perlahan-lahan sehingga tidak terjadi bentuk-bentuk bergelembung pada permukaan ingot. Aluminium
ingot yang telah tercetak secara mekanis diberi nomor lot oleh alat marking device yang seterusnya mould berjalan menuju hammering device.
Hammering device berfungsi untuk melepaskan ingot dari cetakan pada ujung perputaran di casting machine. Di ujung perputaran casting machine
ingot yang telah terlepas tadi akan membalik dan langsung ditahan oleh ingot retaining roller. Setelah melewati alat ini ingot tersebut akan
ditahan kembali oleh ingot pusher yang sejalan dengan alat ingot retaining roller. Setelah ditahan dengan ingot pusher maka dari bawah
ingot tadi ditampung oleh receiving arm yang secara mekanis akan membawa ingot ke stacking machine.
− Penyusunan
Batangan ingot aluminium yang dikirim dari mesin pencetak ke konveyor didinginkan di cooling chamber. Kemudian ingot dibawa ke line up
untuk disusun sambil diamati secara visual ketebalan masing-masing ingot dan apabila ingot tersebut tidak sesuai harus dikeluarkan melalui
tombol pengeluar ingot gagal. Proses terakhir adalah penyusunan aluminium ingot secara mekanis oleh servo arm. Operasi servo arm ini dilakukan
untuk menyusun setiap tingkatan ingot secara bergantian. Pertama sekali 4
Universitas Sumatera Utara
atau 5 batang ingot yang disusun di atas meja penyusun lalu dijepit oleh servo arm, setelah itu diangkat dan dipindahkan dari sisi meja ke konveyor
pengumpul, kemudian diputar menurut baris hanya dari tingkat 2 hingga tingkat 8 dan diturunkan lalu dilepaskan dari tangan hidrolik di atas
konveyor pengumpul tersebut Setelah disusun oleh operator dengan menggunakan servo arm, dimana satu tumpukan terdiri dari sembilan
tingkatan, tumpukan ini digeser ke ujung stock conveyor secara mekanis sehingga nantinya tumpukan ini dapat diambil dengan forklift untuk
ditimbang terlebih dahulu sebelum dibawa ke ingot cooling yard. −
Pengikatan Bundling Proses bundling dimulai sejak aluminium ingot selesai ditumpuk pada
stock conveyor. Operasi-operasi yang dilakukan yaitu : a.
Weighing penimbangan Tumpukan aluminium ingot yang baru dicetak, diangkut dengan
forklift dari stock conveyor ke timbangan 2 ton. Berat tumpukan ingot harus berada dalam batas yang diizinkan, yaitu : 970 kg – 1030 kg
per tumpuk. b.
Cooling down Pada cooling yard zone tumpukan aluminium ingot yang masih
panas didinginkan dengan memanfaatkan udara bebas selama kurang lebih 24 jam.
c. Marking dan Painting
Sebelum tumpukan ingot diikat terlebih dahulu dilakukan operasi penulisan marking pada tumpukan 44 batang ingot dan operasi
Universitas Sumatera Utara
pengecatan painting, yang merupakan proses pengecatan khusus untuk grade S1-A dan S1-B saja dengan menggunakan cat semprot spray
paint berwarna biru langit pada kedua ujung bundle. d.
Pengikatan Strapping Pengikatan ini dilakukan setelah aluminium ingot didinginkan di cooling
yard selama 24 jam, dan telah melalui operasi marking dan painting. Pengikatan strapping ini dilakukan di bundling house.
Pengikatan ini menggunakan bahan strapping band dan seal yang terbuat dari baja, dan alatnya dinamakan Combination Strapping Tool CS
Tool, yang menggunakan tekanan udara 5,5 – 6,5 kgcm2. −
Operasi Pengolahan Dross Dross Processing Pada saat skimming off diperoleh dross yang ditampung pada cawan
penampung dross disebut crucible. Dross yang tertampung dalam crucible ini akan diolah lagi dengan alat pengolahan dross atau Dross
Processing Equipment DPE untuk memisahkan metal cair yang terikat bersama dross ketika di skimming. Proses pengolahan dross ini terdiri dari
beberapa tahap antara lain : 1. Pemasukan Flux fluxing
2. Pengolahan DPE 3. Penimbangan Recovery metal
4. Pedinginan pada dross cooling yard 5. Pengutipan scrap metal
Output dari pengolahan dross ini adalah Recovery metal RM, scrap kutip dan dross itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, proses pencetakan aluminium
Universitas Sumatera Utara
cair menjadi aluminium batangan ingot dapat dilihat pada gambar blok diagram pada Gambar 2.4.
Pengisian Charging
Pemberian Flux Flux Treatment
Pengadukan Strirring
Waktu Tunggu Holding Time
Skimming off
Sampling TPM
Penuangan Casting
Penimbangan dan Punching
Pendinginan
Marking and Painting
Pengikatan Strapping
Penyimpanan Spray Paint
Marker Hot metal dari
reduction plant
De-Inclusion Flux
Flux 711 HS
Dross
Diproses di DPE
Diproses di DPE Diproses di DPE
Gambar 2.4. Block Diagram Proses Pengolahan Aluminium
Universitas Sumatera Utara
2.8. Mesin dan Peralatan